TINJAUAN PUSTAKA
3.1.
Imunoglobulin A (IgA).
Appendicular Infiltrat
3.2.1. Definisi
Apendisitis adalah proses peradangan pada apendiks. Appendicular
infiltrate adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat
dibatasi oleh omentum dan usususus dan peritoneum disekitarnya
sehingga membentuk massa (appendiceal mass). Appendicular infiltrat
adalah Appendicular infiltrat adalah infiltrat/massa yang terbentuk akibat
mikro atau makro perforasi dari Appendix yang meradang yang kemudian
ditutupi oleh omentum, usus halus atau usus besar. Umumnya massa
Appendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak
terjadi peritonitis umum. Massa Appendix lebih sering dijumpai pada
pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah
berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan tebal
untuk membungkus proses radang.2
3.2.2. Epidemiologi
Insiden apendisitis akut di negara maju lebih tinggi dari pada
negara berkembang. Namun, dalam tigaempat dasawarsa terakhir
kejadian menurun secara bermakna. Hal ini diduga disebabkan oleh
meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu sehari hari.
Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak
kurang dari satu tahun jarang dilaporkan. Insidens tertinggi pada kelompok
umur 20 30 tahun, setelah itu menurun. Insiden pada lelaki dan
10
11
Bakteriologi
Apendisitis merupakan infeksi polimikroba, dengan beberapa
kasus didapatkan lebih dari 14 jenis bakteri yang berbeda dikultur pada
pasien yang mengalami perforasi. Flora normal pada apendiks sama
dengan bakteri pada Colon normal. Flora pada apendiks akan tetap
konstan seumur hidup kecuali Porphyomonas gingivalis. Bakteri ini hanya
terlihat pada orang dewasa. Bakteri yang umumnya terdapat di apendiks,
Apendisitis akut dan Apendisitis perforasi adalah Eschericia coli dan
Bacteriodes fragilis. Namun berbagai variasi dan bakteri fakultatif dan
anaerob dan Mycobacteria dapat ditemukan.
12
Bakteri Anaerob
Eschericia coli
Bacteroides fragilis
Pseudomonas aeruginosa
Bacteroides sp.
Klebsiella sp.
Fusobacterium sp.
Coccus Gr (+)
Streptococcus anginosus
Clostridium sp.
Streptococcus sp.
Enteococcus sp.
Peptostreptococcus sp.
14
15
16
17
18
Gejala*
Frekuensi (%)
Nyeri perut
100
Anorexia
100
Mual
90
Muntah
75
Nyeri berpindah
50
Gejala
sisa
klasik
anorexia/mual/muntah
(nyeri
kemudian
periumbilikal
nyeri
berpindah
kemudian
ke
RLQ 50
19
20
gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang, pada
apendisitis pelvika akan menimbulkan nyeri.5 Secara klinis, dikenal
beberapa manuver diagnostik:
Rovsings sign
Jika LLQ (Left Lower Quadrant) ditekan, maka terasa nyeri di RLQ
(Right Lower Quadrant). Hal ini menggambarkan iritasi peritoneum.
abdomen.
Obturator sign
Pasien terlentang, tangan kanan pemeriksa berpegangan pada telapak
kaki kanan pasien sedangkan tangan kiri di sendi lututnya. Kemudian
pemeriksa memposisikan sendi lutut pasien dalam posisi fleksi dan
articulatio coxae dalam posisi endorotasi kemudian eksorotasi. Tes ini
positif jika pasien merasa nyeri di hipogastrium saat eksorotasi. Nyeri
pada manuver ini menunjukkan adanya perforasi Apendiks, abscess
lokal, iritasi M. Obturatorius oleh apendisitis letak retrocaecal, atau
adanya hernia obturatoria.11
21
lateral
Dunphys sign (nyeri ketika batuk)
22
transabdominal
maupun
endovagina
agar
dapat
23
Pemeriksaan radiologi
Foto polos abdomen jarang membantu diagnosis apendisitis akut,
tetapi dapat sangat bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Pada pasien apendisitis akut, kadang dapat terlihat gambaran abnormal
udara dalam usus, hal ini merupakan temuan yang tidak spesifik. Adanya
fecalith jarang terlihat pada foto polos, tapi bila ditemukan sangat
mendukung diagnosis. Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anakanak.
24
Tandatanda
peritonitis
kuadran
kanan
bawah.
Gambaran
25
Laparoscopy
Laparoscopy adalah Suatu tindakan dengan menggunakan kamera
fiberoptic
yang
dimasukan
dalam
abdomen,
apendiks
dapat
Gejala Klinik
26
Value
Gejala
Anoreksia
Mual/muntah
Nyeri RLQ
Nyeri lepas
Febris
Leukositosis
Tanda
Lab
Total poin
10
Keterangan:
0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil
5-6 : bukan diagnosis Appendicitis
7-8 : kemungkinan besar Appendicitis
9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis
Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor
>6 maka tindakan bedah sebaiknya dilakukan.
3.2.9. Diagnosis dan Diagnosis Banding
Riwayat klasik apendisitis akut, yang diikuti dengan adanya massa
yang nyeri di region iliaka kanan dan disertai demam, mengarahkan
diagnosis ke massa atau abses apendikuler. Penegakan diagnosis didukung
dengan pemeriksaan fisik maupun penunjang. Kadang keadaan ini sulit
dibedakan dengan karsinoma sekum, penyakit Crohn, amuboma dan
Lymphoma maligna intra abdomen. Perlu juga disingkirkan kemungkinan
aktinomikosis intestinal, enteritis tuberkulosa, dan kelainan ginekolog
seperti Kehamilan Ektopik Terganggu (KET), Adneksitis dan Kista
Ovarium terpuntir . Kunci diagnosis biasanya terletak pada anamnesis
yang khas.5
27
28
29
kemudian
dilakukan
appendectomy.
Perjalanan patologis penyakit dimulai pada saat apendiks menjadi
dilindungi oleh omentum dan gulungan usus halus didekatnya. Mula-mula,
massa yang terbentuk tersusun atas campuran membingungkan bangunanbangunan ini dan jaringan granulasi dan biasanya dapat segera dirasakan
secara klinis. Jika peradangan pada apendiks tidak dapat mengatasi
rintangan-rintangan sehingga penderita terus mengalami peritonitis umum,
massa tadi menjadi terisi nanah, semula dalam jumlah sedikit, tetapi segera
menjadi abses yang jelas batasnya.
Urut-urutan patologis ini merupakan masalah bagi ahli bedah.
Masalah ini adalah bilamana penderita ditemui lewat sekitar 48 jam, ahli
bedah akan mengoperasi untuk membuang apendiks yang mungkin
gangrene dari dalam massa perlekatan ringan yang longgar dan sangat
berbahaya, dan bilamana karena massa ini telah menjadi lebih terfiksasi
30
31
jasmani
dan
kurang dari 100 cc/hari, drai dapat diputar dan ditarik sedikit demi sedikit
sepanjang 1 inci tiap hari. Antibiotik sistemik dilanjutkan sampai minimal
5 hari post operasi. Untuk mengecek pengecilan abses tiap hari penderita
di RT.
Penderita periapendikular infiltrat diobservasi selama 6 minggu
tentang:
LED
Jumlah leukosit
Massa
Appendicular infiltrat dianggap tenang apabila:
1. Anamesa : penderita sudah tidak mengeluh sakit atau nyeri abdomen.
2. Pemeriksaan fisik :
dilakukan.
Bila
ada massa
periapendikular yang fixed, ini berarti sudah terjadi abses dan terapi adalah
drainase.
Pembedahannya adalah dengan appendectomy, yang dapat dicapai
melalui insisi Mc Burney. Tindakan pembedahan pada kasus apendisitis
33
menyeluruh
Suhu tubuh naik tinggi sekali.
Nadi semakin cepat.
Defance Muskular yang menyeluruh
Bising usus berkurang
Perut distended
Akibat lebih jauh dari peritonitis generalisata adalah terbentuknya:
1. Pelvic Abscess
2. Subphrenic absess
3. Intra peritoneal abses lokal.
Peritonitis merupakan infeksi yang berbahaya karena bakteri
34
35