Anda di halaman 1dari 28

PENYAKIT BAKTERIAL PADA

RUMINANSIA
1. Antrax (radang limpa)
Penyakit sangat menular yang sangat
berbahaya, bisa menyerang semua
ternak dan manusia (zoonosis) dengan
gejala perakut dan akut biasanya pada
sapi, kuda dan domba, kronis pada
babi.

Penyebab : Bacillus
anthracis, gram +,
batang siku, aerob,
dan berspora
Penularan : predisposisi udara
dingin, kurang pakan, keletihan,
tanah tercemar spora. Penularan
melalui tanah yang tercemar bakteri
antrak, masuk melalui luka, udara
atau tertelan. Tanah berkapur/alkalis
merupakan inkubator kuman. Pada
tanah netral spora tumbuh vegetatif
jadi memerlukan lingkungan serasi,
ketersediaan pakan, suhu lembab
untuk dapat berkembang biak. Lalat
Tabanus sp merupakan vektor
penularan. Masa tunas kuman 1-3
hari (dapat  14 hari).
Gejala klinis : tergantung jenis
ternak dan fase infeksi,
demam(41,5oC), gangguan
pernafasan, gangguan pencernaan,
feses dan urin bercampur darah,
kematian mendadak. Pada manusia
terdapat empat bentuk; kulit (lepuh
merah sampai hitam), usus (muntah,
kolaps), pernafasan (pleuritis,
bronkopnemoni) dan gabungan
(infeksi usus, bengkak bagian tubuh
lain).
Gejala patologi anatomi :
bangkai cepat busuk, keluar
darah dari lubang tubuh,
sepsis, mengembung, darah
hitam seperti ter, selaput lendir
kebiruan, rigor mortis negatif.
D. diff. Pasteurella, bengkak
leher pada sapi dan babi.Clos
tridium, mati mendadak pada
sapi dan domba
Anemia, pada kuda
AE dan SE, pada sapi dan
kerbau.
Pengobatan : dengan
antibiotika tetapi hasilnya
kurang memuaskan (karena
mengalami intoksikasi).

Pengendalian : pengobatan
masal, penutupan lokasi,
vaksinasi, managemen
ditingkatkan/diperbaiki.
Penyakit yang sering menyerang
sapi, kambing ,babi dan lain-lain,
juga manusia.
Penyebab : Brucella abortus, B.
melitensis, B. suis, B. ovis, B. canis
dll. Bakteri berbentuk batang, gram -
, non spora dan aerob.
Penularan : melalui makanan,
respirasi, selaput lendir,
perkawinan, insekta, kulit luka,
masa inkubasi pada sapi  2 mg – 8
bulan.
Gejala klinis : abortus(I, II,
III, IV) pada ternak yang
bunting(5-8 bulan), air susu
mengandung kuman,
sterilitas, artritis.

Gejala PA : penebalan D. diff. : kejadian abortus oleh


plasenta, cairan janin kuman lain, misal :
keruh, orkhitis pada C. fetus, terjadi abortus setiap
hewan jantan. saat.
Diagnosa : isolasi dan T. fetus, abortus dini.
Identifikasi kuman, uji L. pomona, tidak terjadi
serologis (MRT, UAS, orkhitis.
CFT dll) dan dari gejala Pencegahan : vaksinasi,
vaksin hidup strain 19, mati
klinis. strain 45/20.
Pengobatan : antibiotika.
3. Boutvuur (radang
paha/ black leg)

Penyakit pada ternak


mamalia yang jarang
sembuh

Penyebab : Clostridium
chauvyi, gram +,
berspora, motil, daging
kering spora masih
virulen, dalam tanah
dapat tahan bertahun-
tahun.
Penularan : melalui luka
pada kulit dan saluran
makanan, tanah yang
tercemar.
Gejala klinis : pincang,
lumpuh, musculus
krepitasi/spons (terdapat
timbunan gas), gangguan
pernafasan, mati dalam 24 –
48 jam.
Pengendalian dan Pencegahan
Vaksinasi umur 6 bulan – 3 tahun
Pengobatan hewan sakit dengan penisilin
dosis besar
Daging hewan penderita tidak boleh
dikonsumsi/harus dimusnahkan
4.Septikaemia Epizootika/SE

Penyebab : bakteri
Pasteurela multocida Penularan : pasteurela
serotipe 6B dan 6E, gram akan bereplikasi pada
negatif, koboid dan daerah tonsil,
bipoler, tidak membentuk sehingga terjadi
spora, non motil. pembengkakan tonsil
Sinonim, Penyakit (gejala awal) kemudian
ngorok, Septikaemia bakteri akan masuk
hemoragika, penyakit dalam
menular pada sapi, sirkulasi/septikemia.
kerbau, babi, domba, Faktor predisposisi
kambing, kuda. Pada pada hewan yang
kejadian akut, kerugian kelelahan, kedinginan,
berupa kematian hewan, anemia.
Gejala klinis : demam
Bentuk SE :
suhu 40 – 41oC, sukar
· Busung, edema yang
bernafas, gemetar,
meluas di daerah leher
mukosa mata
bagian ventral sampai
hiperemik. Anoreksia,
gelambir, kaki muka, 90%
gerak rumen, gerak
mati, ngorok.
usus menurun/hilang,
· Pektoral, batuk kering,
terjadi konstipasi,
leleran hidung, sesak
epistaksis
nafas, frekuensi nafas
(epndarahan hidung),
meningkat. Pada keadaan
hematuria, urtikaria
kronis hewan kurus,
(bentol-bentol).
sering batuk, anoreksia,
diare frekuen/melena.
· Intestinal, terjadi
gastroenteritis.
Diagnosa : berdasarkan gejala
klinis dan hasil pemeriksaan
lab. yaitu isolasi kuman,
pengecatan bakteri (Giemsa,
MB), uji biologis pada kelinci.
D. Diff. : antraks, Blackleg dan
gigitan ular.

Pengobatan dan
pengendalian : penyuntikan
antibiotika (streptomisin,
kloromisetin, teramisin,
aureomisin, sulfametasin.
Pengobatan hanya bisa
dilakukan dalam stadium
penyakit yang masih dini.
5. TBC
Bersifat kronis, zoonosis, menyerang pada
unggas, mamalia dan manusia.

Penularan :
Penyebab :
melalui
Mycobacterium
makanan
tuberculose, ada tiga tipe
dan
yaitu tipe human, bovin
pernafasan.
dan avian; gram +,
batang/filamen/curva,
nonspora, nonmotil,
dinding sel berlapis lilin,
pemanasan 100o C selama
5-10 menit kuman mati.
Gejala klinis : jarang terlihat dengan jelas,
biasanya terjadi gangguan pernafasan dan
hewan jadi kurus. Pada sapi terjadi batuk,
kelenj limpe superfisialis membesar, ambing
mengeras, dan sekret kuman +, pada babi
kel.limpe superfisialis membesar, tulang dan
sendi bengkak.

Gejala patologi anatomi :


tuberkel kecil-kecil pada kel.
limpe dan paru-paru.
Diagnosa : dari gejala dan
uji-uji khusus. Sampel yang
dikirim berupa sputum,
eksudat, cairan
cerebrospinal, air susu, lgl
dll.
Uji Tuberkulin Intradermal,
Metode Rautman : 0,1 ml
tuberkulin disuntikkan
Uji/Reaksi Strauss : pada kulit leher, diamati 48-
suspensi kuman TBC 72 jam, diukur ketebalan
disuntikan sub kutan kulit (kutimeter).
pada marmut jantan,
diamati selama 4
minggu, maka akan
terjadi orkhitis.
D. Diff. : Actinobacillosis, Pleuro
Pneumonia Contagiosa Bovis,
parasit paru.
6.  Mastitis
Gejala klinis :
peradangan pada
ambing, kesakitan
pada saat diperah,
penurunan produksi,
air susu dapat
bercampur
darah/nanah/jaringan.
Demam, lemah, hilang
nafsu makan.

A cow with mastitis undergoing treatment


Diagnosis : gejala klinis
pada ambing dan air susu
(perubahan fisik).
Pemeriksaan dengan uji
Californian Mastitis Test

Pencegahan : pengujian
mastitis secara teratur,
perawatan mesin perah,
sanitasi alat, perbaikan
menejemen
pemerahan/breeding.
Pengobatan : antibiotika.
Strip cup for testing mastitis California mastitis tester
7.  Leptospirosis
Gejala patologi anatomi : anemia dan ikterus pada
organ, pembesaran hati, pembesaran ginjal

Diagnosa : gejala klinis,


kuman dalam sampel. Sampel Pengobatan dan
yang diperiksa; pada saat pengendalian :
demam pada urin, darah susu, antibiotika,
hewan yang telah mati pada vaksinasi dapat
urin dan ren dan jika hewan mencegah 6 –
sudah sembuh kuman bisa 12 bulan,
ditemukan pada urin dan penyingkiran
serum. hewan karier,
D. Diff. : penyakit Babesiosis hewan sakit
(preparat ulas +, terapi +), dilarang
Haemoglobinuria basiler, dipotong.
Anaplasmosis, Clostridium
sp.

Anda mungkin juga menyukai