Anda di halaman 1dari 24

Penyakit Snot ( Infectious Corysa),

Surra (Trypanosomiasis), dan Scabies


Kelompok 6
Tatto Kristanto, Yuni Eka. P., Zahro Fanani
Albertus Parjala, Jacob J. Parjer, Otlif Derakay, Adi
Candra. S.
Penyakit Surra
Penyakit surra merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh
protozoa Trypanosoma evansi. Parasit ini hidup dalam darah induk
semang dan memperoleh glukosa sehingga dapat menurunkan kadar
glukosa darah induk semangnya. Menurunnya kondisi tubuh akibat
cekaman misalnya stress, kurang pakan, kelelahan, kedinginan dan
sebagainya merupakan faktor yang memicu kejadian penyakit ini.
Penularan terjadi secara mekanis dengan perantaraan lalat penghisap
darah seperti Tabanidae, Stomoxys, Lyperosia, Charysops dan Hematobia
serta jenis arthropoda yang lain seperti kutu dan pinjal
Gejala klinis
1. Nafsu makan
berkurang
2. Sapi berputar
putar karena saraf
mulai rusak
3. Demam yang tidak
stabil suhunya
4. Selaput lendir
menguning
Siklus Penyakit
Surra
(Penyebaran)
Penanggulangan Dan Pengobatan Penyakit Surra pada ternak sapi :

Penyemprotan insektisida di dalam kandang sapi untuk mencegah dan


menghindari dari datangnya serangga penghisap darah.
Sisa makanan ternak yang tidak habis termakan jangan sampai
membusuk di dalam kandang
Hindari kandang ternak dari tempat yang rawan dijadikan sebagai
sarang serangga (misalnya parit dan tempat lembab)
Jika sapi terluka, jangan dibiarkan infeksi dan jadi makanan bagi lalat
pembawa penyakit
Sapi yang sakit harus dikarantina dan berikan obat berupa atocyl
ataupun artosol, dalam pemberian obat terhadap ternak harus melalui
konsultasi dengan dokter hewan
Gejala Klinis yang dapat diamati :
Gejala Umum meliputi demam, lesu, lemah, nafsu makan berkurang, lekas letih.
Anemia, kurus, bulu rontok, busung daerah dagu dan anggota gerak dan akhirnya akan mati.
Di daerah endemik ternak mungkin terkena infeksi tetapi tidak terlihat adanya gejala.
Keluar getah radang dari hidung dan mata.
Selaput lendir terlihat menguning.
Jalan sempoyongan, kejang dan berputar-putar (mubeng) disebabkan karena parasit berada dalam
cairan Cerebrospinal sehingga terjadi gangguan saraf.
Infeksius Coryza (Snot)
ETIOLOGI
BAKTERI : Haemophilus
paragallinarum
hanya tahan 5 6 jam di luar tbh
hospes
Berbentuk batang, Gram negatif
3 serotype dg antigen yg sama
Teknik diagnosis : gunakan antigen
dari salah satu serotipe.
Cara penularan

Ayam bertindak sebagai


pembawa penyakit (carrier)
Penularan melalui udara yang
dibatukkan atau oleh pakan dan
air minum yang tercemar.
GEJALA KLINIS

Penurunan konsumsi pakan, produksi telur


dan pertumbuhan
Cairan berlendir dikeluarkan dari hidung dan
mata
Conjunctivitis yang disertai dengan perlekatan
kelopak mata
Cairan mengumpul dalam sinus infraorbitalis
secara unilateral atau bilateral : mata
menutup
Terdengar suara ngorok saat bernapas
Kelainan Pasca Mati

Eksudat mengental berwarna putih dan atau


kuning ditemukan di dalam sinus infraorbitalis
dengan bau khas

Penimbunan eksudat seperti keju dalam


kantong conjunctiva.
Timbunan materi seperti keju di dalam sinus
infraorbitalis, kekhasan penderita coryza
(Shane, 1998).
Ternak yang mengalami snot

Snot Pada Anak Ayam (pilek) Snot Pada Ayam Dewasa


PENGENDALIAN DAN PENGOBATAN

Pengendalian
Sanitasi kandang yang bagus, menghindari litter yang
terlalu basah, tidak memelihara ayam dengan umur berbeda
dalam satu flok. Vaksinasi dengan vaksin Coryza penting
dilakukan.
Pengobatan
Pengobatan dengan Sulfathiazole cukup efektif mengatasi
Coryza. Apabila tidak ditemukan preparat ini bisa
digunakan sulfamethazine, sulfamerazine atau
erythromycin.
Pencegahan Penyakit Snot

Setiap ayam harus divaksin 4 kali, pada umur 5


minggu, kemudian setiap 4 minggu. Vaksinasi
berikutnya pada umur 10 bulan, dan setrusnya
setahun 2 kali.
SCABIES (Budug, Manga, Kudis Menular)

Disebabkan oleh Tungau Sarcoptes scabei, Chorioptes bovis serta


kurangya kebersihan kandang dan ternak. Penularan penyakit ini terjadi
melalui kontak langsung ternak sakit dengan sehat atau melalui
peralatan kandang yang tercermar oleh Tungau. Penyakit ini merupakan
penyakit yang bersifat zoonosis
(menular dari hewan ke manusia).
Gejala Klinis yang dapat diamati :

1. Hewan menggosok-gosokkan badan pada dinding kandang


serta menggigit-gigit bagian tubuh yang terserang penyakit
sehingga terjadi luka-luka dan lecet.
2. Lepu-lepuh bernanah pada kulit.
3. Kerak pada permukaan kulit berwarna keabuan.
4. Kerontokan bulu.
5. Penebalan dan kekakuan kulit dapat lokal sampai meluas.
Tindakan Pencegahan
Letakkan kandang jauh dari tempat tinggal.
Sanitasi dan ventilasi kandang yang baik.
Pisahkan hewan sakit dengan hewan sehat.
Menghindari kontak langsung dengan ternak sakit.
Scabies pada
kambing
Scabies pada
anjing
Scabies
pada kelinci
Sarcoptes Scabiei mengalami siklus
hidup mulai dari telur, larva, nimfa
kemudian menjadi jantan dewasa
dan betina dewasa muda dan matang
kelamin.
Pengobatan
Pengobatan secara herbal :
Pemanfaatan Daun Gamal
1. Daun gamal sediakan sebanyak 100 gram
2. Minyak kelapa 200 ml
3. Lakukan pencacahan dan diulek sampai halus
4. Lakukan proses perendaman dengan minyak kelapa kemudian
diaduk hingga merata dan biarkan selama 24 jam
5. Lakukan proses penyaringan (diambil ektrak daun gamal 50%
dengan 2 kali pengobatan jarak waktu 1 minggu.
Matur Suwon

Anda mungkin juga menyukai