Anda di halaman 1dari 4

PES

Pes atau sampar (plague) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Yersinia pestis pada hewan pengerat liar (contohnya tikus, anjing padang rumput,
tupai, bajing atau kelinci), ditularkan dari satu hewan pengerat ke yang lainnya dan
kadang-kadang dari hewan pengerat ke manusia melalui gigitan kutu. Penyakit ini dikenal
juga dengan istilah wabah hitam (black death). Bakteri ini dapat menyebabkan kematian
jika tidak segera ditangani. Ada tiga jenis pes berdasarkan pada bagian mana dari tubuh
yang terlibat, yaitu :

1. Bubonic plague yang menimbulkan gejala pembesaran getah bening. Pes jenis ini
adalah yang paling umum ditemui.
2. Pneumonic plague disebabkan oleh infeksi bakteri yang telah menyebar hingga
paru-paru. Tipe ini jarang namun paling mematikan.
3. Septicemic plague dimana bakteri berkembang biak dalam darah penderita.

Epidemiologi & Pengendalian


Pes adalah infeksi hewan pengerat liar (tikus sawah, gerbil, tikus rnondok, sigung,
hewan lainnya) yang terjadi di berbagai belahan dunia. Daerah enzootik utama adalah
India, Asia Tenggara (terutama Vietnam), Afrika, serta Amerika Utara dan Selatan.
Negara bagian di barat Amerika Serikat dan Meksiko selalu mempunyai reservoar infeksi.
Epizootik dengan angka kematian tinggi terjadi secara intermiten; pada saat itu, infeksi
dapat menyebar ke hewan pengerat domestik (misalnya, tikus) dan hewan lainnya
(misalnya, kucing), dan manusia dapat terinfeksi oleh gigitan kutu atau melalui kontak.
Vektor pes paling sering adalah kutu tikus (Xenopsylla cheopis), tetapi kutu lainnya dapat
juga menularkan infeksi.
Pengendalian pes memerlukan penelitian hewan yang terinfeksi, vektor, dan kontak
manusia di Amerika Serikat hal ini dilakukan oleh agen wilayah dan negara bagian dengan
dukungan dari Bagian Pes Centers for Disease Control and Prevention serta melalui
pemusnahan hewan yang terinfeksi pes. Jika sebuah kasus manusia terdiagnosis, otoritas
kesehatan harus segera diberitahu. Semua pasien yang dicurigai menderita pes harus
diisolasi, terutama jika keterlibatan paru belum disingkirkan. Semua spesimen harus
diperlakukan dengan perhatian ekstra. Kontak dengan pasien pneumonia yang dicurigai
pes harus diberikan doksisiklin, sebagai kemoprofilaksis.
Vaksin sel utuh yang dimatikan tidak lagi tersedia. Oleh karena kekhawatiran
terhadap bioterorisme, berbagai vaksin saat ini sedang dikembangkan.

1
Morfologi & ldentifikasi
Yersinia pestis adalah bakteri batang gram negatif yang menunjukkan warna bipolar
yang jelas dengan pewarnaan khusus (Gambar 1). Organisme ini tidak memiliki motil.
Yersinia pestis tumbuh sebagai anaerob fakultatif pada banyak media bakteriologis.
Tumbuh Iebih cepat pada media yang mengandung darah atau cairan jaringan dan paling
cepat pada suhu 30˚C. Sebuah inokulum virulen yang berasal dari jaringan yang terinfeksi,
menghasilkan koloni abu-abu dan liat, tetapi setelah beberapa lama di laboratorium koloni
menjadi ireguler dan kasar. Organisme tersebut mempunyai aktivitas biokimiawi yang
sedikit, dan agak bervariasi.

Gambar 1. Yersinia pestis (panah) dalam darah, pewarnaan Wright-Giemsa. Beberapa Yersinia
pestis mempunyai warna bipolar yang memberikan gambaran seperti jepit rambut.
Pembesaran 1000 x.

Patogenesis & Patologi


Ketika kutu menggigit hewan pengerat yang terinfeksi Yersinia pestis, organisme
yang masuk berkembang biak di dalam usus kutu, dan dibantu oleh koagulase, memblok
pra-gasternya sehingga tidak ada makanan yang dapat lewat. Selanjutnya, kutu yang
“terblok” dan lapar tersebut menggigit dengan ganas dan darah yang diaspirasi,
terkontaminasi dengan Yersinia pestis dan kutu, dimuntahkan ke luka gigitan. Organisme
yang diinokulasi dapat difagositosis oleh sel PMN dan makrofag. Organisme Yersinia
pestis dibunuh oleh sel PMN, tetapi memperbanyak diri di dalam makrofag; karena bakteri
memperbanyak diri pada suhu 37˚C, bakteri tersebut menghasilkan protein antifagositik
dan selanjutnya dapat menahan fagositosis. Patogen ini mencapai pembuluh limfe dengan
cepat dan inflamasi hemoragik hebat terjadi pada kelenjar limfe yang membesar yang
dapat mengalami nekrosis dan menjadi fluktuatif. Sementara invasi dapat berhenti di sana,
organisme Yersinia pestis sering mencapai aliran darah dan menjadi tersebar luas. Lesi
hemoragik dan nekrotik dapat terjadi pada semua organ; meningitis, pneumonia dan
pieuroperikarditis serosanguinosa merupakan gambaran yang menonjol.

2
Pes pneumonia primer berasal dari inhalasi droplet infektif (biasanya dari pasien
yang batuk), disertai konsolidasi hemoragik, sepsis, dan kematian.

Gambaran Klinis
Setelah periode inkubasi 2-7 hari, muncul demam tinggi dan limfadenopati yang
nyeri, biasanya sangat membesar, kelenjar yang nyeri tekan (bubo) pada lipatan paha atau
aksila. Muntah dan diare dapat terjadi pada sepsis awal. Selanjutnya, koagulasi
intravaskular diseminata mengakibatkan hipotensi, gangguan status mental, serta gagal
ginjal dan jantung. Akhirnya, dapat muncul tanda-tanda pneumonia dan meningitis, serta
Yersinia pestis berkembang biak dalam intravaskular dan dapat dilihat pada apusan darah.

Pemeriksaan Laboratorium Diagnostik

1. Spesimen
Darah diambil untuk kultur dan aspirat kelenjar limfe yang membesar untuk
apusan dan kultur. Serum dari masa akut dan penyembuhan dapat diperiksa kadar
antibodinya. Pada pneumonia, sputum dikultur; jika kemungkinan meningitis, cairan
serebrospinal diambil untuk apusan dan kultur.
2. Apusan
Yersinia pestis adalah basil gram negatif kecil yang tampak sebagai sel-sel
tunggal atau sebagai pasangan atau rantai pendek dalam bahan klinis. Pewarnaan
Wright, Giemsa, atau Wayson dapat lebih berguna untuk mewarnai bahan dari bubo
yang dicurigai atau kultur darah positif, karena adanya tampilan bipolar yang jelas
(bentuk pin pengaman) dengan pewarnaan-pewarnaan tersebut yang tidak tampak pada
pewarnaan Gram langsung. Metode pewarnaan langsung yang lebih spesifik) mencakup
penggunaan pewarnaan antibodi fluoresens yang ditujukan terhadap antigen F1
kapsular.
3. Kultur
Semua bahan dikultur pada agar darah, cokelat, dan cawan agar MacConkey serta
kaldu infus otak-jantung. Pertumbuhan pada medium solid mungkin lambat,
membutuhkan waktu lebih dari 48 jam, tetapi kultur darah sering positif daiam 24 jam.
Kultur dapat diidentifikasi sementara dengan reaksi biokimia. Yersinia pestis
menghasilkan koloni yang tidak memfermentasi laktosa pada agar MacConkey, dan
tumbuh lebih baik pada suhu 28˚C daripada 37˚C. Organisme bersifat katalase positif;
indol, oksidase, urease negatif; dan tidak motil. Dua reaksi terakhir berguna dalam
membedakan Yersinia pestis dari yersinia patogenik lainnya. Organisme dengan ciri-
ciri di atas harus dirujuk ke laboratorium kesehatan masyarakat untuk pemeriksaan
konfirmasi lebih lanjut. Identifikasi kultur definitif paling baik dilakukan dengan
imunofluoresens atau dengan lisis menggunakan bakteriofag Yersinia pestis spesifik
(konfirmasi tersedia melalui laboratorium departemen kesehatan negara bagian dan
melalui konsultasi dengan Centers for Disease Control and Prevention, Plague, Branch,

3
Fort Collins, CO). Semua kultur sangat infeksius dan harus ditangani dengan perhatian
ekstra di dalam lemari yang aman secara biologis.
4. Serologi
Pada pasien yangbelum divaksinasi sebelumnya, titer antibodi serum masa
penyembuhan 1:16 atau lebih besar merupakan bukti kemungkinan infeksi Yersinia
pestis. Kenaikan titer dalam dua spesimen berurutan merupakan konfirmasi diagnosis
seroogik.

Terapi
Jika tidak segera diterapi, angka kematian pes mendekati 50% dan pes pneumoni
mendekati 100%. Obat pilihan adalah streptomisin, tetapi aminoglikosida gentamisin yang
lebih mudah didapat menunjukkan efektivitas yang sama. Doksisiklin adalah obat alternatif
dan terkadang diberikan dalam kombinasi dengan streptomisin. Telah tercatat adanya
resistensi obat pada Yersinia pestis.

Referensi :
Brooks GF, Carrol KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. Mikrobiologi kedokteran. Edisi
25. Jakarta; EGC: Hal. 270-2.

Anda mungkin juga menyukai