Pes atau sampar (plague) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Yersinia pestis pada hewan pengerat liar (contohnya tikus, anjing padang rumput,
tupai, bajing atau kelinci), ditularkan dari satu hewan pengerat ke yang lainnya dan
kadang-kadang dari hewan pengerat ke manusia melalui gigitan kutu. Penyakit ini dikenal
juga dengan istilah wabah hitam (black death). Bakteri ini dapat menyebabkan kematian
jika tidak segera ditangani. Ada tiga jenis pes berdasarkan pada bagian mana dari tubuh
yang terlibat, yaitu :
1. Bubonic plague yang menimbulkan gejala pembesaran getah bening. Pes jenis ini
adalah yang paling umum ditemui.
2. Pneumonic plague disebabkan oleh infeksi bakteri yang telah menyebar hingga
paru-paru. Tipe ini jarang namun paling mematikan.
3. Septicemic plague dimana bakteri berkembang biak dalam darah penderita.
1
Morfologi & ldentifikasi
Yersinia pestis adalah bakteri batang gram negatif yang menunjukkan warna bipolar
yang jelas dengan pewarnaan khusus (Gambar 1). Organisme ini tidak memiliki motil.
Yersinia pestis tumbuh sebagai anaerob fakultatif pada banyak media bakteriologis.
Tumbuh Iebih cepat pada media yang mengandung darah atau cairan jaringan dan paling
cepat pada suhu 30˚C. Sebuah inokulum virulen yang berasal dari jaringan yang terinfeksi,
menghasilkan koloni abu-abu dan liat, tetapi setelah beberapa lama di laboratorium koloni
menjadi ireguler dan kasar. Organisme tersebut mempunyai aktivitas biokimiawi yang
sedikit, dan agak bervariasi.
Gambar 1. Yersinia pestis (panah) dalam darah, pewarnaan Wright-Giemsa. Beberapa Yersinia
pestis mempunyai warna bipolar yang memberikan gambaran seperti jepit rambut.
Pembesaran 1000 x.
2
Pes pneumonia primer berasal dari inhalasi droplet infektif (biasanya dari pasien
yang batuk), disertai konsolidasi hemoragik, sepsis, dan kematian.
Gambaran Klinis
Setelah periode inkubasi 2-7 hari, muncul demam tinggi dan limfadenopati yang
nyeri, biasanya sangat membesar, kelenjar yang nyeri tekan (bubo) pada lipatan paha atau
aksila. Muntah dan diare dapat terjadi pada sepsis awal. Selanjutnya, koagulasi
intravaskular diseminata mengakibatkan hipotensi, gangguan status mental, serta gagal
ginjal dan jantung. Akhirnya, dapat muncul tanda-tanda pneumonia dan meningitis, serta
Yersinia pestis berkembang biak dalam intravaskular dan dapat dilihat pada apusan darah.
1. Spesimen
Darah diambil untuk kultur dan aspirat kelenjar limfe yang membesar untuk
apusan dan kultur. Serum dari masa akut dan penyembuhan dapat diperiksa kadar
antibodinya. Pada pneumonia, sputum dikultur; jika kemungkinan meningitis, cairan
serebrospinal diambil untuk apusan dan kultur.
2. Apusan
Yersinia pestis adalah basil gram negatif kecil yang tampak sebagai sel-sel
tunggal atau sebagai pasangan atau rantai pendek dalam bahan klinis. Pewarnaan
Wright, Giemsa, atau Wayson dapat lebih berguna untuk mewarnai bahan dari bubo
yang dicurigai atau kultur darah positif, karena adanya tampilan bipolar yang jelas
(bentuk pin pengaman) dengan pewarnaan-pewarnaan tersebut yang tidak tampak pada
pewarnaan Gram langsung. Metode pewarnaan langsung yang lebih spesifik) mencakup
penggunaan pewarnaan antibodi fluoresens yang ditujukan terhadap antigen F1
kapsular.
3. Kultur
Semua bahan dikultur pada agar darah, cokelat, dan cawan agar MacConkey serta
kaldu infus otak-jantung. Pertumbuhan pada medium solid mungkin lambat,
membutuhkan waktu lebih dari 48 jam, tetapi kultur darah sering positif daiam 24 jam.
Kultur dapat diidentifikasi sementara dengan reaksi biokimia. Yersinia pestis
menghasilkan koloni yang tidak memfermentasi laktosa pada agar MacConkey, dan
tumbuh lebih baik pada suhu 28˚C daripada 37˚C. Organisme bersifat katalase positif;
indol, oksidase, urease negatif; dan tidak motil. Dua reaksi terakhir berguna dalam
membedakan Yersinia pestis dari yersinia patogenik lainnya. Organisme dengan ciri-
ciri di atas harus dirujuk ke laboratorium kesehatan masyarakat untuk pemeriksaan
konfirmasi lebih lanjut. Identifikasi kultur definitif paling baik dilakukan dengan
imunofluoresens atau dengan lisis menggunakan bakteriofag Yersinia pestis spesifik
(konfirmasi tersedia melalui laboratorium departemen kesehatan negara bagian dan
melalui konsultasi dengan Centers for Disease Control and Prevention, Plague, Branch,
3
Fort Collins, CO). Semua kultur sangat infeksius dan harus ditangani dengan perhatian
ekstra di dalam lemari yang aman secara biologis.
4. Serologi
Pada pasien yangbelum divaksinasi sebelumnya, titer antibodi serum masa
penyembuhan 1:16 atau lebih besar merupakan bukti kemungkinan infeksi Yersinia
pestis. Kenaikan titer dalam dua spesimen berurutan merupakan konfirmasi diagnosis
seroogik.
Terapi
Jika tidak segera diterapi, angka kematian pes mendekati 50% dan pes pneumoni
mendekati 100%. Obat pilihan adalah streptomisin, tetapi aminoglikosida gentamisin yang
lebih mudah didapat menunjukkan efektivitas yang sama. Doksisiklin adalah obat alternatif
dan terkadang diberikan dalam kombinasi dengan streptomisin. Telah tercatat adanya
resistensi obat pada Yersinia pestis.
Referensi :
Brooks GF, Carrol KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. Mikrobiologi kedokteran. Edisi
25. Jakarta; EGC: Hal. 270-2.