Anda di halaman 1dari 22

1.

 FASCIOLIASIS/DISTOMATOSIS

Penyebab : Fasciola hepatica


dan F. gigantica .
Penularan : memakan rumput
yang tercemari metaserkaria
cacing hati. Pada domba dan
kambing.
Kejadian kronis, pada sapi dan
kerbau, terjadi gangguan
pencernaan, menjadi lemah dan
depresi , selaput lendir menjadi
pucat/ anemis, busung diantara
sudut dagu/bottle jaw dan
bawah perut/ edema, produksi
turun.
Kejadian akut, pada kambing
dan Domba, hewan mati
mendadak, keluar darah dari
hidung/epistaksis dan anus/
melena. Kejadian kronis pada
Domba/Kambing, hewan
menjadi gemuk, lemah/ lamban,
penurunan berat badan, anemis,
bottle jaw, bulu rontok/botak.

Gejala patologi anatomi : bentuk akut,


kerusakan sel parenkim hati (bengkak,
ptekie) dan sel-sel epitel dinding
pembuluh empedu hati, kantung
empedu berisi darah.
Bentuk kronis, penebalan dinding saluran
empedu, ditemukan parasit, batu.

Pencegahan dan pengobatan : dibuat selokan


selokan pembuangan air yang baik, pengendalian
populasi siput air tawar dengan copper sulfat,
pengobatan dengan antelmetika.
Penyebab : cacing gilig
(Nematoda) yang disebut
Haemonchus contortus.
Penularan : melalui larva
yang terdapat pada padang
pangonan.

Gejala klinis :
berkurangnya berat badan,
kelemahan dan kepucatan
selaput lendir,
pembengkakan pada
rahang/bottle jaw.
Gejala patologi anatomi : selaput lendir lambung
terlihat bengkak dan tertutup oleh perdarahan
ptekie dengan luka yang dangkal.
Pencegahan dan pengobatan : Sanitasi,
antelmentika
 3.  Ascaris

Penyebab : Strongyloides
papillosus,
Trichostrongylus .
Penularan : memakan
rumput yang tercemari
larva cacing ascaris
Gejala klinis : dermatitis, selaput
lendir menjadi pucat, penurunan
bobot badan, diare, kelemahan,
anoreksia.

Gejala patologi anatomi : radang


usus, kerusakan selaput lendir
usus , meradang, terkelupas.

Pencegahan dan pengobatan :


sanitasi lingkungan, penyabitan
atau penggembalaan jangan terlalu
pagi, pemberian antelmetika.
4.  TAENIASIS

Penyebab : Cysticercus
bovis yang sering
disebut sebagai cacing
gelembung.

Penularan : memakan
bungkul yang berasal
dari induk semang
antara yang
mengandung cacing
gelembung.
Gejala patologi anatomi :
measly, yaitu suatu
keadaan dimana otot
dipenuhi parasit
Cysticercus bovis.

Pencegahan dan
pengobatan : tersedianya
WC manusia yang sesuai
dengan standar kesehatan
yang higienik.
 5. SCABIES/KUDIS
Penyebab : tungau yaitu
Psoroptes equi, Sarcoptes
scabei, Chorioptes bovis,
Demodex sp.
Penularan : melalui kontak
langsung, gizi hewan yang
rendah.
Gejala klinis :
menimbulkan iritasi dan
gatal, luka, tedapat
perdarahan, kerak,
lepuh, nanah. Kulit
menebal/keras, berlipat-
lipat.

Gejala patologi anatomi :


kerusakan kulit.
Pencegahan dan
pengobatan : hewan
sehat perlu
dikarantina, ternak
sakit diobati dengan
larutan
insektisida/dipping.
 6.Myiasis/BELATUNGAN
Infestasi larva lalat pada jaringan
tubuh hewan hidup, myiasis
fakultatif jika dapat hidup diluar
tubuh hewan hidup, myiasis
obligat jika parasit membutuhkan
hewan hidup sebagai habitatnya.
Penyebab : Larva lalat hijau,
famili Calliphoridae. Chysomya
bezziana dan Cochliomyia
hominivorax, Booponus
microplus(pada kuku), Musca
domestica,Sarcophaga.
LARVA LALAT PADA OTOT

Penularan : tidak menular,
predisposisi pada gigitan caplak.
Gejala klinis : mengalami
pendarahan/luka segar dan
mengeluarkan bau busuk, yang
akan mengundang lalat lain
untuk bertelur di situ.
Gejala patologi anatomi : luka
yang busuk dan banyak larva
lalat di dalamnya
Pencegahan dan pengobatan :
insektisida organo fosfat, Gusanex
(dichlorfention) 0,1 %. Supona
(salep Chlorfenvinphos 0,5 %),
bahan semprot Caumaphos (Coral)
3 %.). Serbuk Negasunt 3 %,
Neguvon ( cairan trichlorphon) 0,12
%. Ivermectin. Mengurangi caplak,
isolasi, istirahat dan terapi pada
hewan penderita agar
pemberantasan efektif.
 7. TRIPANOSOMIASIS
Penyebab : protozoa
Tripanosoma . T. evansi, T.
brucei.

Penularan : melalui lalat


Tsetse dari genus Glossina,
Tabanus dan lalat rusa
(Chrysops).

Gejala klinis : edema akibat


eksudasi cairan limfe dan
infiltrasi limfosit. Anemia,
kelemahan menahun dan
kehilangan berat badan.
Gejala patologi anatomi :
kelenjar limfe odematosa, hati
mengalami kongesti, sumsum
tulang panjang sangat rapuh,
dan terdapat pendarahan di
dalam jantung, ginjal dan organ
lain.

Pencegahan dan pengobatan : penyingkiran terhadap


induk semang, pengobatan dengan Dimenazene
aceturate (Berenil), senyawa-senyawa homidin (Novidium
dan Ethidium) atau Suramin (Naganol).
 8. RING WORM/KADAS

Penyebab : Sapi, Trichophiton mentagrophytes,


T. verrucosum, T. rubrum, T. violeceum.
Domba, T. verrucosum,
Kambing, Trichophyton spp.
Penularan : kontak langsung dengan penderita atau
secara tidak langsung melalui peralatan.
Gejala klinis : kulit menjadi
belang-belang berwarna
putih kasar , timbul jejas
pada kulit yang kemudian
akan tertutupi oleh kerak
berwarna abu-abu
menebal. Umumnya di
kepala, leher dan perut.
Pencegahan dan pengobatan :
merawat ternak dengan baik,
sering dimandikan, lingkungan
kandang harus bersih.

Pengobatan menggunakan Na
kaprilat 20 % atau jodium yang
dioleskan. Obat antibiotika
yang paling dikenal adalah
griseofulvin . Dapat pula diberi
preparat Captan (Orthocide
Garden Fungicide, 50 %
Captan)

Anda mungkin juga menyukai