Biomed
Bagian Parasitologi
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Nyamuk
Demam kuning
Colorado tick fever
FESSE (far eastern spring
summer ensephalitis)
Lalat
Papatasi fever
Sengkenit
Gejala Klinis
Demam 2-7 hari
manifestasi perdarahan: petechiae, hematom,
Morfologi vektor
Dewasa: - warna dasar hitam,
Telur:
Larva:
belang putih
- mesonotum: lyre
- pada dinding container
- permukaan spt kain kasa
- pelana terbuka
- gigi sisir berduri lateral
Siklus Hidup
2-3
hari
Metamorfosis sempurna
telur 1-2 hari (100 butir
6
hari
Aedes aegypti
1-2
hari
telur/x)
siklus gonotropik 9 hari
Ae. Albopictus
17.00
Tempat istirahat: semak, tanaman, pakaian
tergantung, gorden
umur nyamuk 10 hari
jarak terbang 40 m
Bak mandi
tanki air
vas bunga
botol bekas, ban bekas, kaleng bekas
Air bersih
Epidemiologi
Ditemukan di desa dan kota
Dapat mengembangkan virus dengue (masa inkubasi 3-
10 hari)
Pengendalian:
- pemberantasan nyamuk dewasa
insektisida: temefos, malation
- pemberantasan jentik PSN kimia, biologi dan
fisik
- mencegah kontak/gigitan nyamuk
Japanese B encephalitis
Ditemukan di Asia Tenggara (Filipina,
Gejala klinis
Demam, sakit kepala
Mual, muntah
malaise, disorientasi
kematian 2-4 hari setelah infeksi
Chikungunya
Indonesia (+), belum banyak dipelajari
isolasi virus positif
gejala mirip Jap B (demam, sakit kepala,
Demam kuning
Ditemukan di Amerika Selatan dan Afrika
Selatan (Ind -)
Gejala: pusing, nyeri punggung, demam, muntah
Kematian 5-8 hari setelah infeksi
Vektor: Ae.aegypti
Malaysia, India
Vektor: D.pictus, D.marginatus, Ixodes
persulcatus
Cara Penularan : propagatif
Cara infeksi: gigitan sengkenit
Phlebotomus fever/
papatasi fever
Ditemukan di sekitar laut tengah, daerah
Sengkenit
Demam semak
Morfologi Vektor
Tungau dewasa 1 mm
kaki 4 pasang
badan berbulu
larva: 3 pasang kaki
Epidemiologi
R.tsutsugamushi hidup sebagai parasit tikus
ladang
larva Leptotrombidium mendapat infeksi
karena mengisap darah (daun telinga, hidung
atau pangkal ekor hospes)
pencegahan: jangan kontak
- repellent
- kloramfenikol 500 mg/hari, 10 hari
anjing.
Etiologi : Rickettsia rickettsii
Vektor : Dermacentor andersoni
Dermacentor variabilis
Amblyomma americanum
Rhipicephalus sanguineus
Cara infeksi :
Gigitan sengkenit yang infektif (anterior
inoculative)
Kontaminasi kulit dengan jaringan sengkenit
yang infektif (crushing)
sengkenit
Boutonneuse Fever
Hospes : Manusia, anjing
Etiologi : Rickettsia conorii
Vektor : Rhipicephalus sanguineus
Cara infeksi :
Gigitan sengkenit yang infektif (anterior
inoculative)
inoculative)
Kontaminasi kulit dengan tinja sengkenit (posterior
kontaminative)
Q fever
Hospes : Manusia, hewan mengerat, kambing,
domba.
Etiologi : Coxiella burnetti
Vektor : Dermacentor andersoni
Amblyomma americanum
Cara infeksi :
Inhalasi debu
Minum susu yang mengandung bentuk infektif
Gigitan sengkenit yang infektif (anterior
inoculative)
Epidemic typhus
Hospes : Manusia
Etiologi : Rickettsia prowazecki
Vektor : Pediculus humanus corporis
Cara infeksi :
Gigitan tuma yang infektif (anterior
inoculative)
Trench fever
Hospes : Manusia
Etiologi : Rickettsia quintana
Vektor : Pediculus humanus corporis
Cara infeksi :
kontaminative)
Kontaminasi kulit dengan jaringan tuma yang hancur
(crushing)
Inokulasi dengan air liur tuma yang infektif
(anterior inoculative)
Relapsing Fever
Etiologi : Borellia duttoni
Vektor : Ornithodorus moubata
O.terrusi
O.tholazani
O.turricata
Cara infeksi :
- gigitan sengkenit yang infektif
- kontaminasi kulit dengan sekret kelenjar
sengkenit karena sengkenit terbunuh
Cara Penularan : Transovarian
(crushing)
Penyakit sampar/pes/plaque
Etiologi : Yersinia pestis
Epidemiologi
Pes
: zoonosis
pemberantasan tikus: - mekanik
- rodentisida
*pertahankan populasi tikus
minimal
*dipantau dg indeks pinjal
Tularemia
Ditemukan di Amerika utara, Eropa, Asia.
Indonesia (-).
Etiologi : Bakteri Pasteurella tularensis
Vektor :
D. andersoni
D. variabilis
D. silvarum
Cara infeksi : a.i/crushing
Cara penularan : transovarian
Bartonelosis
Ditemukan di Pengunungan Ades (Peru, Equador