Anda di halaman 1dari 67

VEKTOR DAN HOSPES PERANTARA

dr. Diana Natalia, M.Biomed


Departemen Parasitologi FK
UNTAN
ENTOMOLOGI KEDOKTERAN :

Ilmu yang mempelajari tentang vektor,


kelainan dan penyakit yang disebabkan
oleh artropoda (serangga)
Morfologi umum
Badan beruas-ruas
Umbai-umbai beruas-ruas
Mempunyai eksoskelet
Bentuk badan simetris bilateral
Sistem pencernaan
Sistem pernafasan
Sistem saraf
Peredarah darah
Sistem reproduksi
Fungsi eksoskelet

Penguat tubuh
Pelindung alat dalam
Tempat melekat otot
Pengatur penguapan air
Penerus rangsang
Fungsi umbai-umbai

Pada kepala antena dan mandi


bula
Pada toraks kaki dan sayap
Pada abdomen kaki pengayuh
Daur hidup
Hormon juvenile pertumbuhan
Hormon eedyson pengelupasan kulit
Metamorfosis sempurna
Metamorfosis tidak sempurna
Metamorfosis sempurna

Telur larva pupa dewasa


Stadium muda dan dewasa (berbeda
morfologi
Perbedaan biologi (tempat hidup dan
makanan)
Metamorfosis tidak sempurna

Telur larva pupa dewasa


Morfologi & biologi bentuk muda & dewasa
hampir sama
Peran serangga

1. Menularkan penyakit (vektor & hospes


perantara)
2. Menyebabkan penyakit (parasit)
3. Menimbulkan kelainan karena toksin
4. Menyebabkan alergi
5. Menimbulkan entomofobia
Cara menularkan penyakit

Secara mekanik : dari penderita ke orang


lain dengan perantaraan
bagian luar tubuh serangga
(telur cacing, kista protozoa,
bakteri usus)
Secara biologik : parasit mengalami proses
biologik dalam tubuh vektor
Secara biologik
1. Penularan propagatif
Di dalam tubuh vektor parasit hanya membelah diri menjadi
banyak (yersinia pestis dalam pinjal tikus
2. Penularan sikliko propagatif
Di dalam tubuh vektor parasit hanya berubah bentuk menjadi
banyak (plasmodium, leishmania)
3. Penularan sikliko developmental
Di dalam tubuh vektor parasit hanya berubah bentuk menjadi
bentuk infektif (W.bancrofti dalam tubuh culex
4. Penularan transovarians :
Di lakukan oleh stadium muda vektor (chigger)
Parasit berdasarkan habitat

Endoparasit : hidup atau mengembara di


dalam jaringan tubuh (larva
lalat)
Ektoparasit : hidup pada permukaan
tubuh hospes (tungau,
tuma, pinjal, nyamuk)
Parasit berdasarkan lama hidup

Parasit permanen :
seluruh atau sebagian besar hidup ada
pada satu hospes (tungau, kudis, tuma,
pinjal dan sengkenit)

Parasit periodik :
berpindah dari satu hospes ke hospes lain
dalam daur hidupnya (nyamuk)
Cara masuknya toksin
Cara kontak langsung (ulat)
Cara gigitan (kelabang, laba-laba)
Cara sengatan (kalajengking)
Cara tusukan (triatoma)
Gejala akibat toksin

Gatal, urtikaria, lepuh (ulat, kutu busuk)


Hemolisis (kalajengking)
Perdarahan (lebah)
Gangguan saraf (kalajengking)
Alergi (tungau debu, mayfly)
Entomofobia
Vespidae apis mellifera
Dermatophagoides
pteronyssinus
Vektor dan Hospes Perantara

Vektor : suatu jasad (biasanya serangga) yang


dapat menularkan parasit pada manusia
dan hewan (nyamuk)

Hospes perantara :
Hospes tempat parasit hidup menjadi bentuk
infektif yang siap di tularkan kepada manusia
(hospes) udang & kepiting.
Vektor malaria
Genus anopheles
Di dunia 2000 spesies
60 spesies vektor malaria
Di Indonesia 80 spesies
17 spesies vektor malaria
Morfologi Anopheles

Telur :
Di atas permukaan air
Berbentuk perahu
Bawahnya konveks
Di atasnya konkaf
Mempunyai sepasang pelampung
Larva :

Mengapung sejajar air


Spirakel (posterior abdomen)
Tergal plate (bagian tengah)
Bulu palma (bagian lateral)
Pupa :

Tabung pernafasan lebar dan pendek


Dewasa :

Jantan :
Palpus bagian apikal berbentuk gada
Antena lebat ( plumose )

Betina :
palpus ruas opikal mengecil
antena jarang ( pilose )
Sayap :

Kosta & vena bersisik


Ujung sisik sayap tumpul
Daur hidup

Metamorfosis sempurna
Larva pengelupasan 4 kali
Telur dewasa (2-5 minggu)
Tempat Perindukan
Kawasan pantai :
An. Sundaicus
An. Subpictus
Kawasan pedalaman :
An. aconitus
An. barbirostris
An. subpictus
An. nigerimus
An. sinensis
Kawasan kaki gunung :
An. balabacensis
Di Gunung
An. maculatus
Perilaku Anophelini

Aktif mengisap darah (umumnya malam


hari)
Jarak terbang 0,5 3 km
Dapat di pengaruhi transportasi
Umur nyamuk 3-5 minggu (laboratorium)
Penentuan Vektor Malaria
Penemuan sporozoit malaria di kelenjar
liur nyamuk Anophelini yang hidup di alam
bebas
Syarat penentuan vektor

1. Kebiasaan mengisap darah manusia


2. Lama hidup nyamuk betina ( 10 hari)
3. Kepadatan dan dominasi spesies
4. Kemampuan mengembangkan parasit
Pemberantasan malaria

1. Mengobati penderita
2. Menjaga kontak nyamuk manusia
3. Penyuluhan sanitasi lingkungan
Vektor Tripanosomiasis Afrika

Lalat glossina
Ordo : Diptera
Kelas : insecta
Metamorfosis sempurna
Bersifat vivipar
Tipe mulut tusuk isap
Jantan dan betina mengisap darah
Glossina palpalis

Vektor Tripanosoma rhodesiense


(Afrika Timur)
Habitat daerah terbuka (padang
rumput)
Glossina morsitans

Vektor Tripanosoma gambiense


(Afrika Barat)
Habitat : padang pasir
Glossina morsitans
Vektor Tripanosomiasis Amerika

Triatoma rubrofasciata dan Rhodnius prolixus


Vektor biologik T. cruzi
Menyebabkan Tripanosomiasis Amerika
(Chagas)
Ordo hemiptera
Kelas : insecta
Anterior inokulatif posterior kontaminatif
Pipih dorsoventral
Habitat di celah-celah dinding rumah retak
Metamorfosis tidak lengkap
Vektor Leishmaniasis

Phlebotomus longipalpis (lalat pasir)


Ordo Diptera
Kelas Insecta
Metamorfosis sempurna
Tipe mulut tusuk isap
Jantan, betina mengisap darah
Phlebotomus papatasi
Peran P. longipalpis

Vektor biologik :
Leishmania donovani
Leishmania tropica
Leishmania brasiliense
Phlebotomus fever
Bartonelosis
Vektor Penyakit Cacing

Vektor Filariasis Limfatik


Nyamuk Anophelini, Non-Anophelini
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia timori
Vektor Filariasis bancrofti
Culex quinquefasciatus (perkotaan)
An. aconitus
An. bancrofti
An. farauti pedesaan
An. punctulatus
An. subpictus
Aedes kochi
Cx. bitaeniorrhynchus pedesaan
Cx. annulirostris & armigeres
Vektor Filariasis malayi

Anopheles Periodik nokturna


Mansonia
Subperiodik nokturna
Coquilettidia

Vektor filariasis timori


An. barbirostris
Vektor virus, Riketsia
Spiruketa & Bakeri

Vektor virus
1. Penyakit Demam Berdarah Dengue
Peyakit virus yang sangat berbbahaya
Penderita meninggal beberapa hari
DBD masuk Indonesia tahun 1968
Menyebar di seluruh propinsi 1980
Gejala klinis

Demam tinggi 2 7 hari


Bintik-bintik merah (petechiae)
Sindrom syok
Meninggal
Masalah kesehatan masyarakat
Vektor DBD

Aedes aegypti (vektor utama)


Aedes albopictus (vektor potensial)
Morfologi dan daur hidup

Aedes aegypti dewasa :


Warna dasar hitam
Bintik-bintik putih (badan & kaki)
Gambaran lire yang putih (mesonotum)
Telur menyerupai gambaran kain kasa
Larva : gigi sisir berduri lateral
Umur : 10 hari
Tempat perindukan
Tempat berisi air jernih
Tidak lebih 500 meter dari rumah
Tempat perindukan buatan
1. gentong/tempayan
2. penyimpanan air minum/botol
3. bak mandi, pot bunga, kaleng
4. drum, ban bekas
Tempat perindukan alami
1. Pelepah daun, tempurung kelapa
2. Tonggak bambu, lubang pohon
Perilaku Aedes aegypti

Mengisap darah siang hari


Mengisap darah di dalam & di luar rumah
Istirahat di luar & di dalam rumah
Jarak terbang 40 m s/d 2 km
Pengendalian Ae. aegypti

1. Perlindungan perorangan
2. Mengubur benda-benda
3. Mengganti/membersihkan tempat air
4. Abatisasi (temefos)
5. Fogging (malation)
6. Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan Kepadatan Populasi
Ae. aegypti
1. Angka rumah (house index)
presentase rumah yang positif dengan
larva Ae.aegypti
2. Angka tempat perindukan (container index)
presentase tempat perindukan yang positif
dengan larva
3. Angka (Breteau index)
jumlah tempat perindukan yang positif
dengan larva Ae. Aegypti dalam tiap 100
rumah
Vektor Penyakit Virus
Penyakit Etiologi Vektor Gejala Klinis
1. Demam Virus Ae. aegypti Demam tinggi
Ae. Albopictus Petechial
Berdarah
Syok & meninggal
Dengue (DBD)
2. Japanese Virus Cx. Tritaenior demam, sakit
B. encephalitis hynchus kepala, mual
Cx. gelidus Muntah, lemas,
malaise
Mental
disorientation
Kematian 2-4 har

3. Chilkungunya Virus Ae. Aegypti Mirip J.B.


enchepalitis
Nyeri sendi
Nyeri kepala
4. Demam kuning Virus Ae. Aegypti Kepala pusing
Nyeri punggung
Demam, muntah
Kematian 5-8 ha5i
Vektor Penyakit Riketsia
Penyakit Etiologi Vektor Gejala Klinis
Riketsia Leptotrombidium nyeri kepala
1. Demam semak
(R.tsutsugamushi) malaise
(scrub typhus)
limfadenitis
escor
Kematian 1-60%

2. Rocky mountain R. rickettsii D. andersoni Paralisis


Spotted fever D. variabilis pernafasan
A. americanum
R. songuineus
Leptotrombidium deliense
Dermacentor andersoni
Rhipicephalus sanguineus
Vektor Penyakit Bakteri

Penyakit Etiologi Vektor Gejala Klinis

1. Sampar (Pes) Yersinia pestis X. cheopis peradangan


S. cognatus pembesaran
N. sondaica kelenjar limfe
bubonie plaque
kematian 2-3 hari
Xenopsylla cheopis
Hospes Perantara

Cyclops (C. strenuus)


Ordo : copepoda
Kelas : crustacea
Hidup di air asin / tawar
H.p. Gnathostoma spinigerum (Indonesia)
H.p. D. latum (Eropa)
H.p. D. medinensis (India)
Diaptomus (D. gracilis)

Ordo : copepoda
Kelas : crustacea
Habitat air asin / air tawar
H.p. : D. latum (Eropa)
Potamon dan Cambarus

Ordo : decapoda
Kelas : crustacea

P. dehaani & C. virilis


Hidup di air tawar
H.p. P. westermani (Jepang)
Ctenocephalides (pinjal)

Ordo : siphonaptera
Kelas : insecta
Ctenocephalides canis (pinjal anjing)
Ctenocephalides felis (pinjal kucing)
H.p. Diphylidium caninum (Filipina)
C. canis
Tenebrio (kumbang)

Ordo : coleoptera
Kelas : insecta
Tenebrio molitor
H.p. : Hymenolepis diminuta (Jepang)
Tenebrio mollitor
Xenopsylla Neopsylla
H.p. : H. diminuta
Neopsylla fasciatus
Xenopsylla cheopis
Fontaria

Kelas : Diplopoda
Vegetarian
Hidup di kebun-kebun
F. virginiensis
H.p : H. diminuta (India)

Anda mungkin juga menyukai