Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Parasitologi
Kata” parasit” berasal dari bahasa Yunani yaitu para yang bermakna
disamping dan sitos yang berarti makanan.1 Berdasarkan makna tersebut, maka
parasit adalah organisme yang kebutuhan makannya baik dalam seluruh daur
hidupnya atau sebagian dari daur hidupnya bergantung pada organisme lain.
Organisne yang memberikan makanan pada parasit disebut sebagai inang.
Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang organise parasit disebut
parasitologi.2 Pada dasarnya, parasitologi merupakan perkembangan khusus
atau cabang khusus dari ilmu biologi yang disebut ekologi.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara faktor biotik
(makhluk hidup) dengan faktor abiotik ( tidak hidup, seperti tanah, air, batu,
dan lainnya). Salah satu kaidah ekologi yang senantiasa terkait dengan parasit
adalah kemampuan penyebarannya (distribusi). Ke luar tubuh inang yang di
infeksinya atau disebut penyebaran, sangat diperlukan oleh organisme parasit
karena merupakan usaha untuk melestarikan keturunannya, dan mengifeksi
inang, inangnya dapat berasal dari jenis yang sama atau berbeda.

B. Perkembangan Parasitologi
Teori heterologous, menyatakan bahwa organisme parasit semula berasal
dari organisme bebas atau organisme yang hiduonya mandiri, tetapi karena
sesuatu hal maka berubah menjadi organisme parasit. Teori lain, yaitu teori
homologous, menyatakan bahwa organisme parasit yang sekarang ini (ada),
berasal dari organisme yang sejak awal mulanya memang merupakan
organisme parasit.3

1
Bambang Heru Budianto, Pengantar Parasitologi, Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 2006,
h.1.
2
Ibid,
3
Wardarto, Parasitologi: Biologi Parasit Hewan (terjemahan dari Parasitology: The Biology
of Animal Parasit by Elmer R. Noble and Glenn A. Noble. : Yogyakarta: Fakultas Hewan, UI,
1989, h.15.
Cacing dan serangga telah dikenal oleh nenek moyang kita sejak mereka
hidup secara nomaden. Begitu pula cacing parasit telah lama dikenal sebagai
penyebab penyakit di dalam pencernaan. Oleh sebab itu, cacing sebagai
penyebab penyakit telah dikenal oleh nenenk moyang kita jauh sebelum
mereka mengenal bakteri dan protozoa. Hewan – hewan parasit telah dikenal
dan dibicarakan semenjak zaman Hippocrates ( 460-377 SM) dan Aristoteles
(384-322 SM) di Yunani, tetapi ilmu parasit baru berkembang setelah manusia
menyadari pentingnya ilmu tersebut di dalam pengetahuan eksekta biologi.
Diduga orang pertama yang berjasa mengembangkan ilmu parasit adalah
Redi (1626-1698 M), seorang ahli ilmu alam berkebangsaan Italia. Ia
menemukan larva di dalam daging membusuk yang kemudian menjadi lalat.
Pada tahun 1752 Swammerdam dari Jerman membuktikan bahwa kutu berasal
dari telur.4 Oleh karena masih kuatnya pengaruh ajaran gereja dan dogma-
dogma lain dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu, kedua penemu
tersebut tidak berani mengemukakan pendapatnya.
Dengan ditemukannya mikroskop oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-
1723 M) dari Belanda, berbagai jenis hewan parasit bersel satu pun (protozoa)
mulai terindentifikasi sehingga teori abiogenesis mulai ditinggalkan. Pada
tahun 1831 Mehlis mengamati proses menetasnya larva dari telur cacing daun
(Trematoda).5 Semenjak itu daur hidup berbagai parasit dapat dipelajari.
Kuchen Meister pada tahun 1852 membuktikan bahwa Cysticercus cellulosae
merupakan stadium peralihan (intermedier) dari cacing pita pada manusia.
Dikemukan pula, bahwa Cysticercus cellulosae dapat ditemukan dalam daging
babi, sedangkan proses penularan oleh cacing pita pada manusia disebabkan
penderita mengomsumsi daging babi yang mengandung cacing stadium
peralihan tersebut.6 Namun demikian, pembuktian Kuchen Meister disangkal
oleh Von Siebold yang berpendapat bahwa Cysticercus merupakan cacing pita
yang mengalami degenerasi hidrophis.

4
Bambang Heru Budianto, op.cit., h.6.
5
Barliah Ideham & Suhintam Pusarawati, Penuntun Praktis Parasitologi Kedokteran,
Surabaya: Unair Press, 2009, h.22.
6
Ibid,
Degenerasi hidrophis bisasa terdapat pada inang abnormal. Dengan
demikian, pembuktian secara eksak yang dikemukakan oleh Kuchen Meister
adalah hal yang benar.
Lebih lanjut Pasteur (1822-1895 M) dari Prancis berkerja sama dengan
Koch (1843-1910) dari Jerman mengemukakan adanya penyakit yang
ditimbulkan oleh bakteri, kemudian keduanya juga menyusun dasar teori
kekebalan (imunologi). Dalam perkembangan lebih lanjut parasit atau
parasitologi tidak terlepas dari ilmu –ilmu eksak yang lain. Di antaranya
imunologi, biokimia, dan fisiologi.7

C. Klasifikasi Parasitologi
Parasit yang penting dalam kedokteran berada dibawah kingdom protista
dan Animalia. Protista termasuk eukariotik bersel tunggal mikroskopis yang
dikenal sebagai protozoa.8 Sebaliknya, cacing yang multiseluler memiliki
jaringan yang dapat dibedakan dengan baik dan organ kompleks merupaka
animalia. Parasitologi medis umumnya diklasifikasikan menjadi:
1. Protozoologi medik, berkaitan dengan studi protozoa yang penting secara
medis.
Parasit protozoa merupakan organisme dari sel tunggal yang secara
morfologis dan fungsional dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Protozoa
parasit memiliki organ yang ditransformasi dari stadium aktif (trozooit) ke
tahap tidak aktif, kehilangan daya motilitas dan membungkus dirinya sendiri
dalam dinding kuat.9 Tubuh protoplasma yang terbentuk dikenal sebaga
stadium kista. Pata stadium kista parasit kehilangan kekuatan untuk tumbuh
dan berkembang biak. Kista adalah stadium bertahan parasit dan stadium bagi
host mamalia.
Protozoa diklasifikasikan menjadi 4 jenis berdasarkan alat geraknya.
Klasifikasi ini meliputi: Rhizopoda (Amoeba), Flagellata (Mestigopora),
Ciliata (Ciliapora) dan Sporozoa.

7
Ibid, h.7.
8
Padoli, Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan, Jakarta: Kemenkes RI, 2016, h.63.
9
Ibid,
Tabel.1 Klasifikasi parasit Protozoa yang penting bagi kesehatan
Protozoa Alat Gerak (lokomosi) Genus/Spesies
Rhizopoda Pseudopodia Entamoeba: Entamoeba histolytica
Sarcodina/Amoeb (kaki semu) Endolimax: Endolimax nana
a Lodameba: lodameba butchill
Dientmeba: Dientameba fragilis
Mastigopora Flasgella Giardia : Giardia lamblia
(Flagelata) Trichomonas : Trichomonas vaginalis
Trypanosoma : Trypanosoma brucci
Leismania: Leismania Donavani
Ciliata Silia Balantidium Coli
(Chilipora)
Sporozoa Tidak ada, Plasmodium: Plasmodium falciparum
Taxoplasma: Taxoplasma gandii
Crytosporidium : Crytosporidium parvum
Isospora : Isospora beli

b. Helmitologi medik, berkaitan dengan studi parasit cacing yang


mempengaruhi manusia.
Parasit cacing merupakan hewan banyak sel, bilateral simetris, dan
memiliki tiga lapisan germinal.10 Parasit cacing yang penting bagi manusia
dibagi tiga kelompok utama dengan kekhususan kategori yang berbeda,
dijelaskan sebagai berikut:11
Tabel. 2 Klasifikasi pada cacing yang penting bagi manusia
Metazoa (Helmiths)
Ciri-ciri
Cestode Trematode Nematode
Bentuk Pipik seperti pita, Pipih seperti daun, Panjang bulat
bersegmen tidak bersegmen
(silindrik)
Seks Tidak terpisah Tidak terpisah Terpisah (diecious)
(monocious) hermaprodit (monocious) kecuali
cacing tanah yang
diacious
Ujung kepala Pengisap, dengan kait Pengisap tidak ada Tidak ada pengisap
kait
Saluran Tidak ada Ada tetapi tidak Ada dan lengkap
pembuangan lengkap

10
Ibid, h.64
11
Ibid,
Rongga tubuh Tidak ada Tidak ada ada
Contoh  Diphylobotrium : D.  Schistosoma:  Nematoda usus:
Latum S.mansani A. Lumbricoides
 Taenia: T.Saginata,  Fasciola : F.  Nematoda
T.solium hepatica jaringan tubuh:
 Echinococus: E. W.bancrofti
granulosus
 Hymenolepsis:
H.nana

Anda mungkin juga menyukai