Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu yang
hidup sebagai parasit pada manusia yang tinggal di permukaan atau di dalam
tubuh organisme lain dapat bersifat sementara waktu atau selama hidupnya,
dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari
organisme lain tersebut, hingga organisme lain tersebut dirugikan. Organisme
atau makhluk hidup yang menumpang disebut dengan parasit. Organisme
atau makhluk hidup yang ditumpangi biasanya lebih besar daripada parasit
disebut Host atau Hospes, yang memberi makanan dan perlindungan fisik
kepada parasit.
Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap
kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan
pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat
diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit yang
bersangkutan selengkapnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Parasitologi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Parasitologi Kedokteran?
3. Apa pengertian dari protozoologi ?
4. Apa saja klasifikasi dari protozooa?
5. Apa saja klasifikasi dari Helminthes / Helmintologi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan klasifikasi parasit adalah untuk
mengetahui : macam-macam parasit, tempat dimana parasit tersebut tinggal,
istilah dari parasit dan bagian dari parasit.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Parasitologi


Kata parasitologi berasal dari kata “Parasitos” yang berarti jasad yang
mengambil makanan, dan “Logos” yang berarti ilmu.
Berdasarkan istilah Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme
yang hidup untuk sementara ataupun tetap pada permukaan organisme untuk
mengambil makanan dari organisme tersebut.
Beberapa istilah penting yang perlu diketahui, antara lain :
1. Simbiose, merupakan bentuk hidup bersama dua jenis organisme yang
bersifat permanen dan tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa jenis simbiose,
yaitu :
a. Simbiose mutualisme, yaitu simbiose yang saling menguntungkan bagi
kedua jenis organisme tersebut.
b. Simbiose komensalisme, yaitu simbiose dimana satu pihak mendapat
keuntungan sedangkan yang lain tidak dirugikan.
c. Simbiose parasitisme, yaitu simbiose dimana satu jenis mendapatkan
makanan dan keuntungan, sedangkan yang lain dirugikan bahkan
dibunuh.
d. Simbiose obligat, yaitu bentuk simbiose dimana parasitnya tidak dapat
hidup tanpa hospes.
e. Simbiose fakultatif, yaitu simbiose dimana parasitnya dapat hidup
walaupun tanpa hospes.
f. Simbiose monoksen, yaitu simbiose dimana parasitnya hanya dapat
hidup pada satu spesies hospes.
g. Simbiose poliksen, yaitu simbiose yang menghinggapi lebih dari satu
spesies.
h. Simbiose parasit permanen, yaitu bnetuk simbiose dimana parasitnya
selama hidupnya tetap pada hospesnya.
i. Simbiose parasit temporer, yaitu bentuk simbiose dimana parasit pada
hospesnya hanya sewaktu-waktu.

2
2. Hospes, yaitu organisme yang merupakan tempat atau organisme yang
dihinggapi parasit. Dikenal ada beberapa jenis hospes,yaitu :
a. Hospes defenitif, yaitu hospes dimana terdapat parasit dalam stadium
dewasa di dalam tubuh hospes terjadi perkembangbiakan secara
seksual.
b. Hospes paratenik, yaitu hospes dimana parasit hanya terdapat dalam
stadium larva dan tidak dapat berkembang menjadi stadium dewasa dan
tidak terjadi perkembangbiakan parasit secara seksual dan parasit ini
dapat ditularkan kepada hospes defenitif karena parasit dalam stadium
ini merupakan stadium infektif.
c. Hospes intermediate (perantara), yaitu hospes dimana parasit di
dalamnya menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada
hospes/manusia yang lain.
d. Hospes reservoir, yaitu hewan yang mengandung parasit yang sama
dengan parasit manusia dan dapat menjadi sumber infeksi bagi manusia.
e. Hospes obligat, yaitu hospes tunggal yang merupakan satu-satuny
spesies yang dapatmenjadi tuan rumah dari parasite dewasa.
f. Hospes alternatif, yaitu hospes utama yang mengandung parasit namun
ada spesies lain yang dapat sebagai hospes yang mengandung parasite
dewasa.
g. Hospes insidental, yaitu bila suatu spesies secara kebetulan dapat
mengandung parasit dewasa, padahal hospes yang sesungguhnya adalah
spesies lain.
3. Vektor, yaitu hewan yang didalam tubuhnya terjadi perkembangbiakan
dari parasit, dan parasit itu dapat ditularkan kepada manusia atau hewan
lainnya. Biasanya yang berperan sebagai vektor adalah sersangga.
4. Zoonosis, yaitu parasit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia.
Secara umum, pembagian parasit berdasarkan atas jenis, dibagi menjadi
2 yaitu:
a. Zooparasit , yaitu parasit yang berupa makanan. Zooparasit dibagi
menjadi 3 yaitu : Protozoa, Metazoa (bersel banyak) seperti cacing dan
arthopoda antara lain serangga.

3
b. Fitoparasit yaitu parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari
bakteri dan fungi/jamur
Selain pembagian tersebut, parasit dapat dibagi berdasarankan letak atau
tempat dimana parasit tersebut hidup yaitu ;
1. Endoparasit : jenis parasit yang hidup di dalam tubuh hospes
2. Ektoparasit : jenis parasit yang hidup diluar/permukaan tubuh hospes.
2.2 Pengertian Parasitologi Kedokteran
Ialah ilmu yang berisi kajian khusus mengenai parasit yang ada
hubungannya dengan manusia sebagai hospes, serta segala akibat yang di
timbulkan oleh hubungan tersebut pada manusia, dan bagimana cara
penanggulannya dari akibat yang terjadi karena hubungan ini.
Dalam parasitologi kedokteran, yang paling penting di pelajari adalah
Zooparasit yang terdiri dari :
a. Protozoa, parasit yang berasal dari protozoa yang di bagi dalam 4 kelas
yaitu: Sporozoa, Rhizopoda, flagelata/mastigopora dan ciliata
b. Helminthes (kelompok cacing) yang dibagi dalam 2 kelas yaitu:
Nemathelminthes (Nematoda) dan plathleminthes (Trematoda dan
Cestoda)
c. Artropoda yaitu antara lain adalah serangga.
2.3 Pengertian Protozoologi
Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu
yang hidup sebagai parasit pada manusia. Sedangkan protozoa adalah hewan
bersel satu yang dapat hidup secara mandiri atau berkelompok.
2.4 Klasifikasi Protozoa
Protozoa yang berperan sebagai parasit pada manusia dalam dunia
kedokteran dibagi dalam 4 kelas, yaitu :
a) Kelas Rhizopoda
b) Kelas Ciliata
c) Kelas Mastigophora (Flageliata)
d) Kelas Sporozoa

4
2.4.1 Kelas Rhizopoda
Dari kelas Rhizopoda ini dapat dibagi menjadi 4 genus berdasarkan
morfologi dari intinya, yaitu :
1. Genus entamoeba dengan inti Entamoeba
Inti entamoeba, yaitu kariosom kecil terletak dibagian tengah inti
(eksentris atau sentris), disekeliling membran inti terdapat banyak
granula kromatin. Yang termasuk dalam genus ini ada beberapa
spesies, yaitu :
a. Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit anaerob, bagian
genus Entamoeba.
b. Entamoeba coli
Escherichia coli adalah salah satu jenis bakteri yang secara
normal hidup dalam saluran pencernaan baik manusia maupun
hewan yang sehat.
c. Entamoeba hartmanni
Entamoeba Hartmanni adalah protozoa non-patogen, dapat
ditemukan dengan pemeriksaan tinja dan morfologinya hampir
sama seperti E. Histolitica.
d. Entamoeba gingivalis
Entamoeba gingivalis adalah protozoa non-patogen dan
diketahui sebagai amoeba pertama dalam manusia yang
dideskripsikan. Entamoebagingivalis merupakan parasit pada gusi
dan gigi manusia.
2. Genus Endolimax dengan inti Endolima
Inti endolimax, kariosomnya besar dibagian tengah inti, bentuk
tidak beraturan dan dihubungkan dengan membran inti oleh serabut
akromatik, tidak mempunyai kariosom perifer. Yang termasuk genus
ini adalah spesies Endolimax nana
3. Genus Iodamoeba dengan inti Iodamoeba

5
Inti iodamoeba, kariosomnya besar terletak di bagian tengah inti
dikelilingi butir-butir akromatik, kromatin perifer tidak ada. Yang
termasuk genus ini adalah spesies Iodamoeba butschili.
4. Genus Dientamoeba
Parasit kecil, hanya terdapat stadium trofozoit yang mempunyai
2 inti dientamoeba, kariosomnya di bagian tengah inti terdiri dari
beberapa granula kromatin dan membentuk lingkaran yang
dihubungkan dengan membran inti oleh serabut akromatik. Yang
termasuk genus ini adalah spesiesDientamoeba fragilis.
2.4.2 Kelas Ciliata
Kelas ciliata adalah golongan protozoa yang mempunyai badan yang
diliputi oleh silia, terdiri dari benang yang berasal dari ektoplasma yang
pendek dan halus dan sama panjang. Silia ini merupakan bulu getar yang
dapat bergerak. Dari kelas ini hanya satu genus dan satu spesies yang
penting dalam ilmu kedokteran, yaitu Balantidium coli.
a. Balantidium Coli
Balantidium coli merupakan satu satunya protozoa usus manusia
yang terbesar yang bersifat parasit dari golongan cilliata yang
menimbulakan penyakit Ciliata Desentri atau Balantidiasis pada
manusia.
2.4.3 Kelas Mastigophora (Flagellata)
Parasit dari kelas ini merupakan protozoa yang mempunyai satu atau
lebih flagel yang mempunyai kekuatan untuk bergerak. Parasite ini
dibagi menjadi dua golongan berdasarkan habitatnya, yaitu :
a. Flagellata intestinalis, oral, dan genital yang menginfeksi saluran
pencernaan, rongga mulut, dan trctus urogenital. Dari golongan ini
yang patogen hanya ada dua spesies, yaitu :
1. Giardia lamblia
Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi
pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama
kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama
lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia

6
doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia,
protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing,
burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.
2. Trichomonas vaginalis
Trichomonas Vaginalis adalah protozoa parasit anaerobik
berflagela dan agen penyebab Trikomoniasis. Hal itu adalah infeksi
protzoa patogenik paling umum pada manusia di negara industri.
b. Flagellata darah dan jaringan, yang menginfeksi sistem vaskular
danbermacam jaringan tubuh. Dari golongan ini yang patogen terdapat
dua genus, yaitu :
1. Genus Leishmania yang terdiri dari spesies L. donovani, L. tropica,
dan L. brasiliensis.
2. Genus Trypanosoma, yang terdiri dari spesies T. rhodesiense, T.
gambiense, dan T. cruzi.
2.4.4 Kelas Sporozoa
Parasit yang termasuk kelas sporozoa ini berkembangbiak bergantian
secara seksual dan aseksual. Kelas sporozoa terdiri dari :
a. Plasmodium Falciparum
P. Falciparum adalah protozoa parasit, salah satu spesies
Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria Tropikana pada
manusia. Yang disebabkan oleh nyamuk betina Anopheles.
b. Plasmodium Vivax
P. Vivax merupakan spesies parasit yang menyebabkan penyakit
malaria Tertiana yang menyerang manusia. Penyakit ini disebabkan
oleh nyamuk Anopheles.
c. Plasmodium Malariae
P. Malariae adalah penyebab malaria malariae atau malaria
kuartana, karena serangan demam berulang pada hari keempat.
Penyakit ini disebabkan oleh nyamuk Anopheles Sp. Betina.
d. Plasmodium Ovale
P. Ovale adalah parasit yang menyebabkan penyakit malaria ovale.

7
2.5 Klasifikasi Helminthes / Helmintologi
Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari tentang cacing baik yang
hidup secara parasit maupun yang hidup bebas. Helminthes (kelompok
cacing) yang dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Nemathelminthes (Nematoda)
b. Platyhelminthes (Trematoda dan Cestoda)
2.5.1 Nemathelminthes
Nemathelminthes adalah kelompok hewan cacing yang
mempunyai tubuh bulat panjang dengan ujung yang runcing. Secara
bahasa, kata Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani, yakni
“Nema” yang artinya benang, dan “helmintes” adalah cacing.
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yakni sebagai berikut :
a. Nematoda Usus
1. Ascaris Lumricoides
Cacing dewasa hidup pada usus halus manusia dengan panjang
20-40 cm, dan diameter 0,5 cm. Telur cacing yang keluar bersama
feses akan masuk ke saluran pencernaan. manusia melalui
makanan yang tidak higienis. Selanjutnya, telur berkembang
menjadi larva yang menembus dinding usus dan mengikuti
peredaran darah manusia sampai ke paru-paru, trakea
(tenggorokan), faring (kerongkongan, dan kembali ke usus hingga
dewasa, kemudian menetas telur 200.000 / hari cacing betina
berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan. Dalam
keadaan hidup, tubuhnya berwarna putih susu dengan kutikula
bergaris-garis. Pada hewan jantan, dekat lubang anal terdapat
tonjolan yang disebut penial setae untuk melakukan perkawinan.
Pada cacing betina lubang kelamin terletak di 1/3 panjang tubuh
dari ujung anteriornya. Cacing betina lebih lurus, sedangkan
cacing jantan melengkung.

8
Gambar 2.5.1 Ascaris Lumricoides

2. Necator Americanus (cacing tambang pada manusia)


Cacing tambang parasit dalam usus manusia. Panjang
tubuhnya 1-1,5 cm. Saat menggigit dinding usus penderita, cacing
ini mengeluarkan zat antipembekuan darah (zat antikoagulasi) dan
darah terus-menerus diisapnya sehingga penderita dapat
mengalami anemia.Telur yang keluar bersama feses akan menetas
di tempat becek membentuk larva rabditiform (filariform). Larva
dapat menembus kulit telapak kaki manusia dan mengikuti
peredaran darah sampai ke paru-paru, trakea (tenggorokan), faring
(kerongkongan), dan kembali ke usus sampai dewasa.

Gambar 2.5.2 Necator Americanus (cacing tambang pada manusia)


3. Ancylostoma Duodenale
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus manusia, dengan
mulut yang melekat pada mukosa dinding usus. Ancylostoma
duodenale ukurannya lebih besar dari Necator americanus. Yang
betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm, yang jantan 8-11 x 0,5
mm, bentuknya menyerupai huruf C, Necator americanus
berbentuk huruf S,A.duodenale betina dalam satu hari dapat
bertelur 10.000 butir, Seekor cacing tambang dapat menyebabkan

9
kehilangan darah sebanyak 0,2 ml setiap harinya. Seekor cacing
tambang dewasa dapat bertelur antara 10.000-30.000 telur per 24
jam. Telur ini akan bertahan lama di tanah yang lembab, sejuk
dan di sekitar pohon yang rindang yang biasanya terdapat di
daerah perkebunan.Untuk telur cacing tambang akan dikeluarkan
bersama feses. Ketika berada di dalam tanah akan menetas dalam
waktu 1-2 hari dan kemudian akan menjadi larva “Rabditiiti
Form”. Pada hari ke-3 “Rabeniti Forem” akan menjadi “Filari
Form”. Dalam bentuk ini dapat hidup di tanah selama 8 minggu.
Dalam waktu kisaran tersebut akan terinjak kaki dan akan
menembus kulit dan menujuke kapiler darah.

Gambar 2.5.3 Ancylostoma Duodenale


4. Trichuris Trichiura
Cacing Cambuk. Dalam bahasa latin cacing cambuk disebut
Trichuris trichiura. Nama penyakit yang ditimbulkannya disebut
trikuriasis. Trichuris trichiura (cacing cambuk) adalah salah satu
cacing penyebab penyakit cacingan pada manusia.Cacingan
merupakan penyakit yang endemik dan kronik. Tidak mematikan,
tetapi mengganggu kesehatan tubuh manusia dan dapat
menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Cacing betina panjangnya hingga mencapai kira-kira 5 cm,
sedangkan untuk cacing jantan kira-kira 4 cm. pada bagian
anterior dari cacing ini memiliki seperti cambuk yang panjangnya
3/5 dari panjang tubuh cacing ini. Bagian posterior cacing ini
bentuknya lebih gemuk, sedangkan pada cacing betina bentuknya
membulat dan tumpul. Pada cacing jantan melingkar dan terdapat
satu spikulum. Hidup cacing ini pada manusia terdapat di colon
asendens dan sekumdengan bagian anteriornya yang seperti

10
cambuk masuk ke dalam mukosa usus. Cacing betina dapat
menghasilkan telur setiap harinya hingga berkisar antara 3000-
10.000 butir. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, yang
memiliki bentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan
yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna
kekuning-kuningan dengan bagian dalamnya yang jernih. Telur
yang dibuahi dikeluarkan dari hospes dari tinja hospes. Telur akan
menjadi matang setelah 3 – 6 minggu pada kondisi lingkungan
yang sesuai pada tanah dan lembab serta daerah yang teduh. Telur
yang matang merupakan telur yang didalamnya berisi larva dan
merupakan bentuk infektifnya. Cara infektif langsung hanya bila
secara kebetulan hospes tertelan telur matang. Larva keluar
melalui dinding telur dan kemudian akan masuk ke dalam usus
halus. Setelah cacing ini dewasa maka cacing ini akan turun ke
usus bagian distal dan akan masuk kedalam kolon yaitu terutama
sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Lamanya
waktu yang dibutuhkan telur ini tumbuh dari telur ini tertelan
sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kira-kira 30-90
hari.

Gambar 2.5.4 Trichuris Trichiura


5. Strongloides Stercoralis
Cacing Strongyloides stercoralis merupakan salah satu cacing
jenis STH (cacing perut). Cacing ini dapat menyerang dinding
alat-alat pencernaan, manusia merupakan hospes utama cacing
ini. cacing ini dapat menyebabkan penyakit Strongilodiasis.cacing
ini terdapat didaerah tropik dan subtropik,jarang sekali ditemui
didaerah yang beriklim dingin. Cacing ini berbentuk filform.

11
Halus, idak berwarna, panjangnya sekitar 2 mm, cara berkembang
biaknya dengan bertelur kemudian menetas menjadi larva. Infeksi
ringan dari cacing ini umumnya terjadi tanpa diketahui karena
tidak adanya gejala-gejala. Salah satu obat yang sering digunakan
untuk mengobati infeksi cacing ini adalah tiabenzanol.

Gambar 2.5.5 Strongloides Stercoralis


6. Trichinella Spiralis
Trichinella spiralis atau disebut juga cacing otot adalah
hewan dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filum nematode. Cacing ini menyebabkan penyakit
trikinosis pada manusia,babi,atau tikus. Bentuk dewasanya halus
seperti rambut, yang betina panjangnya 3-4mm, sedangkan yang
jantan kira-kira 1,5 mm. unjug depannya halus sedangkan pada
cacing betina ekornya membundar, sedangkan pada cacing jantan
ekornya melengkung.

Gambar 2.5.6 Trichinella Spiralis


b. Nematoda Jaringan
1. Wucheria Bancrofti
Wucheria Bancrofti (cacing vilaria) menyebabkan penyakit
filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan

12
elepheantiasis adalah penyakit menular dan menahun yang
disebabkan oleh infeksi cacing filarial yg ditularkan melalui
gigitan berbagai spesies nyamuk.

Gambar 2.5.7 Wucheria Bancrofti (cacing vilaria)


2. Brugia malayi
Cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan
pembulu limfe. Bentuknya halus seperti benang dan berwarna
putih susu. Brugia malayi adalah salah satu agen penyebab
filariasis limfatik.penyakit yang disebabkan oleh brugia malayi
disebut filariasis malayi.

Gambar 2.5.8 Brugia malayi


3. Brugia Timori
Peyakit yang disebabkan oleh brugia timori disebut sebagai
fliariasis brugia.

Gambar 2.5.8 Brugia Timori

13
4. Loa-loa
Loa-loa adalah salah satu nematode jaringan yang bisa
menyebabkan penyakit loiasis. Loiasis adalah penyakit kronis
yang ditandai dengan proses inflamasi dan pembengkakkan
subkutan yang cepat terbentuk dan bersifat sementara yang
disebut dengan calabar swelling.

Gambar 2.5.9 Loa-loa


5. Oncohocerca Volvulus
Oncohoerca volvulus adalah salah
satu nematoda jaringan yang dapat
menimbulkan penyakit Onchocerciasis.
parasit ini disebut dengan filarial
volvus. hospes definitive dari parasite
ini adalah manusia sedagkan hospes
perantaranya adalah lalat.
Gambar 2.5.10 Oncohocerca Volvulus
2.5.2 Plathyhelminthes
a. Trematoda Hati
1. Fasciola Hepatica
Fasiolosis adlah penyakit yang umumnya dijumpai pada
ternak herbivore yang disebabkan oleh fasciola hepatica. Cacing
ini hidup pada habitat air tawar dan tempat-tempat yang lembab
dan basah. Cacing memang memerlukan kondisi lingkungan yang
basah, artinya cacing tersebut bisa tumbuh dan berkembang biak
dengan baik bila tempat hidupnya berada pada kondisi yang
basa dan lembab. Pada kondisi lingkungan yang basah atau
lembab, perlu juga diwaspadai kehadiran siput air tawar yang

14
menjadi inang perantara cacing sebelum masuk ke tubuh
ternak. Pada umumnya Fasciola hepatica hidup di dalam hati,
usus, paru-paru, ginjal, kantong empedu, dan pembuluh darah
ruminansia maupun manusia.

Gambar 2.5.11 Fasciola Hepatica


2. Clonorchis Sinesis
Cara penularan dan Manusia terinfeksi karena memakan ikan
air-tawar contoh makanan yang mentah atau kurang matang yang
mengandung terlibat dalam KLB larva berbentuk kista
(metaserkaria). Penyait yang disebabkan oleeh clonorchis sinesis
adalah Clonorchiasis.

Gambar 2.5.12 Clonorchis Sinesis


3. Opistorschis SP
Opisthorchis felineus adalah salah satu trematoda hati yang
bersifat hermaprodit yang dapat menimbulkan penyakit
opisthorchiasis. Patologi dan gejala klinis cacing Opistorchis
felineus yaitu cacing Opistorchis felineus umumnya tidak
mengalami gejala, tetapi dapat juga menimbulkan pembesaran
hati, pembengkakan saluran dan kandung empedu. Pada infeksi
kronis kadang-kadang menyebabkan karsinoma saluran empedu
dan pangkreas.

15
b. Trematoda Paru
1. Parogenimus Westermani
Paragonimus westermani adalah salah satu trematoda paru-
paru yang bersifat hermaprodit yang dapat menimbulkan penyakit
paragonimiasis. Paragonimus westermani merupakan cacing paru
yang berasal dari kelas Trematoda, dimana bagian tubuh yang
paling utama diserang adalah bagian paru. Paragonimus
westermani ini pertama kali ditemukan terdapat pada tubuh dua
harimau yang mati, yang berada di benua Eropa pada tahun 1878,
dan pada beberapa tahun kemudian barulah cacing paru ini
terinfeksi pada manusia yang ditemukan di Formosa, banyak cara
bagaimana cacing paru tersebut dapat menular pada manusia,dan
penyebarannya pun yang sangat beranekaragam.

Gambar 2.5.13 Parogenimus Westermani


c. Trematoda Usus
1. Fasciolopsi Buski
Fasciolopsis buski adalah salah satu trematoda usus yang
bersifat hermaprodit yang dapat menimbulkan penyakit
fasciolopsiasis.

Gambar 2.5.14 Fasciolopsi Buski

16
2. Eschinostomatidae
Cacing trematoda fasciolopsis buski adalah suatu trematoda
yang di dapatkan pada manusia atu hewan.trematoda tersebut
mempunyai ukuran terbesar di antara treramatoda lain yang di
temukan pada manusia.Cacing ini pertama kali di temukan oleh
busk (1843) pada otoupsi seorang pelaut yang meninggal di
London Kecuali manusia dan babi yang dapat menjadi hospes
definitif cacing tersebut,hewan lain seperti anjing dan kelinci juga
dapat di hinggapi.penyakit yang di sebabkan cacing ini di sebut
;fasiolopsiasis.

Gambar 2.5.15 Eschinostomatidae


d. Trematoda Darah
1. Schistosoma Japonicum
Schistosoma japonicum adalah salah satu spesies trematoda
darah yang bersifat anhermaprodit yang dapat menimbulkan
penyakit Schistosomiasis japonicum. Schistosoma japonicum
jantan panjangnya ± 1,5 cm, tubuhnya lebih besar atau gemuk,
memiliki 6-8 buah testis, memiliki batil isap kepala dan batil isap
perut, intergumen halus, kanalis ginekoforus. Schistosoma
japonicum betina panjangnya ± 1,9 cm, tubuh lebih langsing dari
jantan, ovarium di tengah, uterus berisi telur, kelnjar vitelaria di
pasterios, terletak dalam kanalis ginekoforus cacing jantan.
Telurnya berukuran ± 90 x 70 mikron, memiliki duri kecil,
berisi mirasidium.

17
Gambar 2.5.16 Schistosoma Japonicum
2. Schistosoma Haematobium
Schistosoma haematobium adalah salah satu spesies
trematoda darah yang bersifat anhermaprodit yang dapat
menimbulkan penyakit Schistosomiasis haematobium.
3. Schistosoma mansoni
Schistosoma mansoni adalah salah satu spesies trematoda
darah yang bersifat anhermaprodit yang dapat menimbulkan
penyakit Schistosomiasis mansoni.
e. Cestoda usus
1. Diphyllobatrium Latum
Diphyllobothrium Latumd isebut juga dengan Infeksi Cacing
Pita Ikan (Difilobatriasis )merupaka ninfeksi usus karena cacing
pita dewasa Diphyllobothriumlatum. Infeksi ini banyak
ditemukan di Eropa (terutamaSkandinavia), Jepang, Afrika,
Amerika Selatan, KanadadanAmerika (terutama Alaska
dandaerah Great Lake).Infeksi sering terjadi akibat memakanikan
air tawar mentah atau dimasak belum sampai matang.

Gambar 2.5.17 Diphyllobatrium Latum


2. Taenia Saginata
Taenia saginata merupakan parasit yang termasuk dalam
kelas cestoda yang hidup dalam usus manusia dan dapat
menyebabkan penyakit Taeniasis saginata.

18
3. Taenia Solium
Taenia solium merupakan parasit yang termasuk dalam kelas
cestoda yang hidup dalam usus manusia dan dapat menyebabkan
penyakit Taeniasis solium dan larvanya menyebabkan penyakit
cysticercosis cellulosae.

Gambar 2.5.18 Taenia Solium


4. Echinococus Granulosus
Kista didalam tubuh bisa
tetap hidup atau mati terurai
menjadi calcium. Mereka bisa
dideteksi lewat sinar X.
Prognosis umumnya bagus dan
tergantung wilayah dan potensi
Gambar 2.5.19 Echinococus Granulosus luka dan penyebaran organ dalam
tubuh. Kista yang tiba tiba pecah sebelum waktunya bisa
menyebabkan alergi, Pasien yang kistanya sudah mati dan
berubah menjadi kalsium masih memiliki infeksi aktif dalam
dirinya.Cacing Echinococcus granulosus. Cacing ini mempunyai
3 sampai 5 ruas, cacing ini termasuk cacing yang berukuran
pendek. Cacing dewasa terdapat dalam usus halus anjing, serigala,
fox dan beberapa binatang liar pemakan daging. Larvanya disebut
kista hydatid yang umumnya terdapat di dalam hati, paru-paru,
jeroan lain dan jaringan-jaringan lain dari manusia, sapi, domba,
babi yang ketularan larva cacing pita ini karena kemasukan telur
cacing dan telur tersebut akan menetas dalam usus manusia atau
hewan-hewan tersebut akan menetas dalam usus manusia atau

19
hewan-hewan tersebut kemudian berimigrasi dan tumbuh menjadi
larva (kista hydatid).
5. Hymonolepis Nana
Hymenolepis nana adalah cestoda yang tersebar di seluruh
dunia baik (kosmopolit) di daerah beriklim tropis maupun
sedang. Seperti Mesir, Sudan, Thailand, India, Jepang, Amerika
Selatan, Eropa Selatan, dan juga ditemukan di Indonesia. Infeksi
dari Hymenolepis nanaditemukan banyak terdapat pada orang-
orang dengan sanitasi yang buruk dan padat. Penularan
tergantung pada kontak langsung, karena telurnya yang
resistennya lemah, yang tidak tahan terhadap panas dan
pengeringan, tidak dapat hidup lama diluar hospes. Infeksi
ditularkan langsung dari tangan ke mulut (fecal-oral route) dan
makanan atau air yang terkontaminasi.

Gambar 2.5.20 Hymonolepis Nana

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang
mengambil makanan, dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan istilah,
parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk
sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan organisme lain untuk
mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme tersebut.
Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu
yang hidup sebagai parasit pada manusia. Sedangkan protozoa adalah hewan
bersel satu yang dapat hidup secara mandiri atau berkelompok.
Helmintologi kedokteran adalah ilmu yang berisi kajian tentang parasit
yang hidup pada manusia yang berupa cacing. Berdasrkan taksonomi, parasit
cacing yang hidup pada manusia dibagi menjadi dua yaitu nemathelmintes
dan Platyhelminthes.
Entomologi berasal dari dua kata Latin yaitu entomonbermakna serangga
dan logos bermakna ilmu pengetahuan.Jadi, entomologi kedokteran adalah
ilmu yang berisi kajian tentang serangga dan hewan yang termasuk filum
Arthropoda yang mempunyai hubungan dengan ilmu kedokteran serta
bagaimana cara pemberantasannya.
3.2 Saran
Terhadap akibat dari gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia,
maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya.
Maka dari itu, sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan
organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, H. 2015 http://www.gurupendidikan.co.id/nemathelminthes-pengertian-


ciri-struktur-tubuh-dan-klasifikasi-beserta-peranannya-lengkap/ (Diakses
pada tanggal 15 maret 2018)

ADAM, Syamsunir. 1992. Dasar-dasar mikrobiologi parasitologi untuk perawat.


Jakarta: EGC

Firanuudianhusada.blogspot.com/p/parasitologi-a.html (Diakses pada tanggal 13


maret 2018)

Harty-parasitologi.blogspot.com/ (Diakses pada tanggal 13 maret 2018)

id.wikipedia.org/wiki/Entomologi (Diakses pada tanggal 13 maret 2018)

Id.wikipedia.org/wiki/Parasitologi (Diakses pada tanggal 13 maret 2018)

M. Hasyimi. 2010. Mikrobiologi parasitologi untuk mahasiswa keperawatan.


Jakarta: TIM

Rosdiana safar, Hj. 2009. Parasitologi kedokteran. Yrama widya

Vitasernavianti.wordpress.com/2013/10/27/makalah-entomologi/ (Diakses pada


tanggal 13 maret 2018)

22

Anda mungkin juga menyukai