Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Parasitologi
Parasitologi adalah Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad
yang mengambil makanan, dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan
istilah, parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk
sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan organisme lain untuk mengambil
makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme tersebut. Beberapa istilah penting
yang perlu diketahui, antara lain :

1. Simbiose, merupakan bentuk hidup bersama dua jenis organisme yang bersifat
permanen dan tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa jenis simbiose, yaitu :
a. Simbiose mutualisme, yaitu simbiose yang saling menguntungkan bagi kedua
jenis organisme tersebut.
b. Simbiose komensalisme, yaitu simbiose dimana satu pihak mendapat keuntungan
sedangkan yang lain tidak dirugikan.
c. Simbiose parasitisme, yaitu simbiose dimana satu jenis mendapatkan makanan
dan keuntungan, sedangkan yang lain dirugikan bahkan dibunuh.
d. Simbiose obligat, yaitu bentuk simbiose dimana parasitnya tidak dapat hidup tanpa
hospes.
e. Simbiose fakultatif, yaitu simbiose dimana parasitnya dapat hidup walaupun tanpa
hospes.
f. Simbiose monoksen, yaitu simbiose dimana parasitnya hanya dapat hidup pada
satu spesies hospes.
g. Simbiose poliksen, yaitu simbiose yang menghinggapi lebih dari satu spesies.
h. Simbiose parasit permanen, yaitu bnetuk simbiose dimana parasitnya selama
hidupnya tetap pada hospesnya.
i. Simbiose parasit temporer, yaitu bentuk simbiose dimana parasit pada hospesnya
hanya sewaktu-waktu.

2. Hospes, yaitu organisme yang merupakan tempat atau organisme yang dihinggapi
parasit. Dikenal ada beberapa jenis hospes,yaitu :
a. Hospes defenitif, yaitu hospes dimana terdapat parasit dalam stadium dewasa di
dalam tubuh hospes terjadi perkembangbiakan secara seksual.
b. Hospes paratenik, yaitu hospes dimana parasit hanya terdapat dalam stadium
larva dan tidak dapat berkembang menjadi stadium dewasa dan tidak terjadi
perkembangbiakan parasit secara seksual dan parasit ini dapat ditularkan kepada
hospes defenitif karena parasit dalam stadium ini merupakan stadium infektif.
c. Hospes intermediate (perantara), yaitu hospes dimana parasit di dalamnya
menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada hospes/manusia yang lain.
d. Hospes reservoir, yaitu hewan yang mengandung parasit yang sama dengan
parasit manusia dan dapat menjadi sumber infeksi bagi manusia.
e. Hospes obligat, yaitu hospes tunggal yang merupakan satu-satuny spesies yang
dapatmenjadi tuan rumah dari parasite dewasa.
f. Hospes alternatif, yaitu hospes utama yang mengandung parasit namun ada
spesies lain yang dapat sebagai hospes yang mengandung parasite dewasa.
g. Hospes insidental, yaitu bila suatu spesies secara kebetulan dapat mengandung
parasit dewasa, padahal hospes yang sesungguhnya adalah spesies lain.

3. Vektor, yaitu hewan yang di dalam tubuhnya terjadi perkembangbiakan dari parasit,
dan parasit itu dapat ditularkan kepada manusia atau hewan lainnya. Biasanya yang
berperan sebagai vektor adalah serangga.

4. Zoonosis, yaitu parasit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia. Secara umum,
pembagian parasit berdasarkan atas jenis parasit tersebut yaitu kelompok tumbuhan
atau kelompok binatang. Atas dasar ini parasit dibagi menjadi :
a. Zooparasit, yaitu parasit yang berupa makanan. Zooparasit dibagi menjadi 3 yaitu
: protozoa, metazoa (bersel banyak) seperti cacing dan arthropoda (antara lain :
serangga).
b. Fitoparasit, yaitu parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari bakteri
(dianggap tumbuhan) dan fungi/jamur.
c. Spirochaeta dan Virus. Sebagian besar ilmuwan sependapat bahwa kelompok ini
tidak dimasukkan ke dalam kelompok binatang atau tumbuhan.
Selain pembagian tersebut di atas, parasit dapat dibagi berdasarkan letak atau tempat
dimana parasit tersebut hidup. Sehingga dikenal istilah :
a. Endoparasit, yaitu jenis parasit yang hidup di dalam tubuh hospes.
b. Ektoparasit, yaitu jenis parasit yang hidup di luar/dipermukaan tubuh hospes.
Parasitologi yang mempelajari hubungan antara manusia dan penyebab kesakitan atau
kematian bagi manusia disebut Parasitologi kedokteran (Medical parasitologi). Penyebab
kesakitan dan kematian pada manusia tesebut dapat dari protozoa, helminthes (kelompok
cacing), arthropoda, fungi (jamur) dan virus.
Selain pembagian parasit sebagaimana di atas, klasifikasi parasit dapat berdasarkan jenis
organisme parasit, sehingga pembagian parasit sebagai berikut :
1. Protozoa, parasit yang berasal dari protozoa dibagi dalam 4 kelas, yaitu : Sporozoa,
Rhizopoda, Flagellata/Mastighopora, dan Ciliata.
2. Helminthes (Helmin atau kelompok cacing), helmintes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu :
Nemathelmintes,(antara lain Nematoda dan Plathelmintes (termasuk Trematoda dan
Cestoda).
3. Arthropoda. Dimana arthropoda yang penting dalam bidang kesehatan, adalah kelas
Hexapoda (insekta) yang terdiri dari 7 ordo.

B. Protozologi
1. Definisi
Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu yang hidup
sebagai parasit pada manusia. Sedangkan protozoa adalah hewan bersel satu yang
dapat hidup secara mandiri atau berkelompok. Tiap protozoa merupakan satu sel
yang merupakan kesatuan yang lengkap, baik dalam susunan maupun fungsinya.
2. Morfologi
Struktur dari sel protozoa terdiri dari dua bagian, antara lain:
a. Sitoplasma, terdiri dari :
1. Ektoplasma yaitu bagian luar yang terdiri dari hialin yang jernih dan homogen
dengan struktur yang elastis. Fungsinya sebagai : Alat pergerakan, Mengambil
makanan, Ekskresi, Respirasi, dan Mempertahankan diri.
2. Endoplasma adalah bagian dalam dari sel, tidak jernih yang berbutir-butir dan
di dalamnya terdapat inti. Di dalam endoplasma ini terdapat vakuola makanan,
makanan cadangan, vakuola kontraktil, benda asing, dan benda kromatoid.
b. Nukleus atau inti, adalah bagian terpenting yang diperlukan untuk
mempertahankan hidup dan untuk reproduksi serta untuk mengatur metabolisme.
3. Reproduksi/Siklus Hidup
Protozoa mempunyai dua cara reproduksi (berkembang biak), yaitu :
a. Cara aseksual (berkembang biak tanpa perkawinan/membelah diri)
b. Cara seksual (berkembang biak melalui perkawinan antara mikrogamet dan
makrogamet)
4. Klasifikasi
Protozoa yang berperan sebagai parasit pada manusia dalam bidang kesehatan dibagi
kedalam 4 kelas besar yaitu :
a. Kelas Rhizopoda
Protozoa yang bergerak dengan kaki semu/palsu (pseudopodia). Istilah
Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata rhizo yang berarti akar, dan
kata pod yang berarti kaki. Rhizopoda disebut juga dengan Sarcodina. Sedangkan
istilah Pseudopodia dalam bahasa Yunani adalah pseudes yaitu palsu, dan pod
yang berarti kaki. Pseudopodia merupakan penjuluran sitoplasma terbentuk saat
bergerak untuk mendekati sumber makanan. Pseupodia dapat muncul di
permukaan sel bagian manapun. Manusia merupakan hospes dari 7 spesies
Rhizopoda yang 6 diantaranya berhabitat di rongga usus besar, yaitu : E.
histolytica, E. coli, E. hartmani ,E.nana, I. butschili, dan D. fragilis, sedangkan
satu spesies yaitu E. gynggivalis hidup di rongga mulut manusia. Dari 7 spesies
ini hanya Entamoeba histolytica yang patogen sedang 6 spesies lainnya tidak
patogen dan hidup komensal pada manusia. Terdapat juga Amoeba yang hidup
bebas dan patogen, yaitu spesies Naegleria fauleri dari genus Naegleria dan
Achanthanoeba culbertsoni dati genus Achanthanoeba.
b. Kelas Ciliata
Kelas ciliata adalah golongan protozoa yang mempunyai badan yang diliputi oleh
silia, terdiri dari benang yang berasal dari ektoplasma yang pendek dan halus dan
sama panjang. Silia ini merupakan bulu getar yang dapat bergerak. Dari kelas ini
hanya satu genus dan satu spesies yang penting dalam ilmu kedokteran, yaitu
Balantidium coli.
c. Kelas Mastigophora/Flagellata
Parasit dari kelas ini merupakan protozoa yang mempunyai satu atau lebih flagel
yang mempunyai kekuatan untuk bergerak. Salah satu contohnya adalah
Trichomonas Vaginalis dan Trypanosoma
d. Kelas Sporozoa
Parasit yang termasuk kelas sporozoa ini berkembangbiak bergantian secara
seksual dan aseksual. Perkembangbiakan ini dapat terjadi dalam satu hospes yang
ditemukan pada Coccidia, sedang pada Haemosporidia diperlukan dua macam
hospes yang berlainan jenis. Perkembangbiakan secara aseksual disebut
Schizogoni dan perkembangbiakan secara seksual disebut Sporogoni. Parasite ini
dapat hidup di dalam atau di luar berbagai macam vertebrata dan invertebrata.
Spesies dari sporozoa yang dapat menginfeksi manusia salah satu contohnya
adalah Toxoplasma dan Plasmodium.

C. Helmintologi (Cacing)
1. Definisi
Helmintologi, diadopsi dari kata helmintos yang artinya cacing, dan logos yang
artinya ilmu. Sementara Parasitologi berasal dari kata parasitos yang artinya
organisme yangmengambil makan, dan logos yang artinya ilmu,telaah. Dalam kaitan
dengan masalah kesehatan, maka parasitologi medik mempelajari parasit yang
menghinggapi manusia dapat menyebabkan penyakit dan bahkan kematian
2. Morfologi
Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang
panjangnya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu
jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang
meruncing. Dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada
cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi
untuk melindungi diri dari enzim pencernaan inang. Tidak memiliki pembuluh darah.
Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom tidak memiliki
sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ
reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.
3. Reproduksi/Siklus Hidup
umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat
gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang
berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk
kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
Atau dapat melalui reproduksi secara aseksual dengan cara membelah dirinya atau
fragmentasi dan diikuti regenerasi.
4. Klasifikasi
Parasit yang berupa cacing berdasarkan taksonomi helmint dibagi menjadi :
a. Nemathelminthes (Cacing gilik) : Kelas Nematoda
b. Platyhelminthes (Cacing pipih) : Kelas Trematoda dan kelas Cestoda
Ada pula beberapa perbedaan pada setiap kelas cacing ini yaitu :
Tabel 2.1 Perbedaan Kelas Cacing
No Nematoda Cestoda Trematoda
1 Bentuk Bulat,panjang,silindres , Pipih, Seperti daun, tak
tak bersegmen. bersegmen, bersegmen.
seperti pita.
2 Jenis kelamin Terpisah (ada jantan dan Tak terpisah Umumnya
betina). (hermaprodit) terpisah kecuali
schistosoma.

3 Bagian kepala Tak punya hook dan Punya hook dan Punya sucker, tak
sucker, punya kapsula sucker. punya hook.
buccalis.
4 Saluran Sempurna (mulut, Tak punya. Punya, tapi tak
pencernaan oesophagus, dan sempurna.
seterusnya)
5 Rongga tubuh Ada. Tak ada Tak ada
Keterangan :
Sucker : alat penghisap.
Hook : alat pengkait.
a. Kelas Nematoda
Terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Nematoda Usus, contoh diantaranya adalah :
a. Ascaris lumbricoides
b. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
c. Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum
d. Trichuris trichiura
e. Strongyloides stercoralis
f. Enterobius vermicularis/Oxyuris vermicularis

2. Nematoda jaringan yang termasuk filaria limfatik, contoh diantaranya adalah :


a. Wuchereria bancrofti (cacing penyebab filariasis)
b. Brugia malayi (cacing penyebab filariasis malayi)
c. Brugia timori (cacing penyebab filariasis timori)

3. Nematoda jaringan yang termasuk non filaria limfatik, contoh diantaranya


adalah :
a. Loa-loa
b. Onchocerca volvulus
c. Trichinella spiralis
d. Toxocara canis dan Toxocara cati
b. Kelas Cestoda
Cacing pipa termasuk subkelas Cestoda, kelas Cestoidea, filum platyhelminthes.
Bentuk badan cacing dewasa memanjang menyerupai pita, biasanya pipih
desoventral, tidak mempunyai alat cerna atau saluran vaskular dan biasanya
terbagi dalam segmen segmen yang disebut proklotida yang bila dewasa berisi
alat reproduksi jantan dan betina.
Ujung bagian anterior berubah menjadi alat pekat disesbut skoleks yang
dilengkapi dengan alat isap dan kait kait. Spesies penting yang menimbulkan
kelainan pada manusia umumnya adalah:
1. Tanea sagitana
2. Tanea solium
3. Diphyllobothrium latum
4. Hymenolepis nana
5. Echinococcus granulosus
6. Echinococcus multilocularis
Manusia merupakan hospes Cestoda ini dalam bentuk cacing dewasa.
c. Kelas Trematoda
Adalah cacing yang termasuk kelas trematoda filum Platyhelmintes dan hidup
sebagai parasit, Pada umumnya cacing ini bersifat hemafrodit, kecuali cacing
Schistosoma Spesies yang merupakan parasit pada manusia termasuk subkelas
Digenea, yang hidup sebagai endoparasit.
Hospes : berbagai macam hewan dapat berperan sebagai hospes definitif cacing
trematoda antara lain: kucing, anjing, kambing, sapi, babi, tikus, burung, musang,
harimau dan manusia. Menurut tempat hidup cacing dewasa dalam tubuh hospes,
maka trematoda dapat dibagi dalam:
1. Trematoda hati (Liver Flukes): Clonorchis sinensis, Opisthorchis viverrini
dan Fasciola
2. Treamatoda usus (intestinal flukes): Fasciolopsis basuki,
Echinostomatidae dan Heterophyidae
3. Trematoda paru (lung flukes): Schistomona japanicum, Schistomona
mansoni dan Schistomona haematobium
D. Entomologi (Serangga)
1. Definisi
Secara terbatas, Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga. Akan tetapi, arti ini
seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari artropoda (hewan beruas-
ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta
luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda). Istilah ini berasal dari dua perkataan
Latin - entomon bermakna serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan.
2. Morfologi
Serangga pada umumnya mempunyai 4 tanda morfologi yang khas, yaitu :

a. Badan beruas-ruas

b. Umbai-umbai (appendages) beruas-ruas

c. Mempunyai eksoskelet

d. Bentuk badan simetris bilateral

Bentuk badan yang beruas-ruas itu disebelah luar dilapisi oleh lapisan khitin yang

pada bagian tertentu mengeras dan membentuk eksoskelet yang berfungsi sebagai

penguat tubuh dan pelindung alat dalam serta tempat melekatnya otot, pengaturan

penguapan air, dan penerus rangsangan yang berasal dari luar dan pengatur suhu

tubuh. Umbai-umbai yang beruas-ruas akan tumbuh menurut fungsinya, kepala akan

tumbuh menjadi antenna dan mandibular. Pada thorax tumbuh menjadi kaki dan pada

abdomen tumbuh menjadi kaki pengayuh yang disebut swimmerets.

Arthropoda ini juga mempunyai saluran pencernaan, saluran pernapasan yang disebut
trakea, dan saraf yang terdiri dari otak dan ganglion, perdaran darah terbuka, dan
sistem reproduksi dengan jenis kelamin terpisah jantan dan betina.
3. Reproduksi/Siklus Hidup
Dalam proses pertumbuhanya Arthropoda menjadi lebih besar, sehingga eksoskelet
yang membungkus tubuhnya akan terdesak dan pecah lalu terjadi pengelupasan kulit
dan tumbuh eksoskelet yang baru. Untuk pertumbuhan serangga ini dipengaruhi oleh
hormon “juvenile” dan untuk pengelupasan kulit dipengaruhi oleh “ecdyson”. Selama
masa pertumbuhannya, serangga mengalami perubahan brntuk yang disebut
metamorfosis, yang dibagi menjadi dua yaitu :
a. Metamorfosis sempurna yang terdiri dari stadium: telur – larva – pupa – dewasa.
b. Metamorfosis tidak sempurna yang terdiri dari stadium: telur – larva – nimfa –
dewasa.
4. Klasifikasi
a. Kelas Insecta
b. Kelas Arachnida
c. Kelas Crustacea
d. Kelas Chilopoda
e. Kelas Diplopoda
Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
Vektor perantara penyakit bagi manusia, Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam
berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor
penyakit tifus. Menimbulkan gangguan pada manusia, Misalnya caplak penyebab
kudis, kutu kepala, dan kutu busuk.

E. Defnisi Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil
(diamater kurang dari 0,1 mm) yang tak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan
suatu peralatan khusus. Mikrobiologi meliputi berbagai disiplin ilmu seperti bakteriologi,
imunologi, virologi, mikologi dan parasitologi. Ilmu-ilmu ini telah berkembang dengan
pesatnya dari tahun ke tahun, sehingga merupakan disiplin-disiplin yang terpisah dan
berdiri sendiri-sendiri.
Dalam mikrobiologi kedokteran, dipelajari mikroorganisme yang ada kaitannya
dengan penyakit (infeksi); dan dicari jalan bagaimana cara pencegahan, penanggulangan
serta pemberantasannya. Ilmu ini terus berkembang tanpa hentinya karena
mikroorganisme sebagai makhluk hidup mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya yang baru, sehingga hal ini akan tetap merupakan tantangan bagi ilmu
kedokteran.

F. Bakteri
1. Definisi
Bakteri merupakan kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel atau
disebut dengan prokariot. Bakteri termasuk ke dalam domain prokariota serta
memiliki ukuran yang sangat kecil atau mikroskopik. Bakteri juga memiliki peran
besar dalam kehidupan. Beberapa kelompok bakteri lebih dikenal sebagai penyebab
infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok bakteri yang lainnya dapat memberikan
berbagai manfaat dibidang pangan, pengobatan, serta industri.
2. Morfologi / Struktur
Susunan sel bakteri terdiri dari : struktur eksternal dan struktur internal bakteri. Ada
tiga macam bentuk dasar bakteri, yaitu: bentuk bulat (tunggal: coccus, jamak: cocci),
bentuk batang atau silinder (tunggal: baccilus, jamak: baccili), dan spiral yaitu
berbentuk batang melengkung atau melingkar-lingkar.
a. Struktur Eksternal Bakteri meliputi :
1. Glikokaliks (selubung gula) adalah substansi yang mengelilingi sel atau
digambarkan sebagai kapsul. Kapsul ini merupakan struktur yang sangat
terorganisasi dan tidak mudah dihilangkan. fungsinya bagi bakteri, antara lain:
sebagai perlekatan bakteri pada permukaan, pelindung sel bakteri terhadap
kekeringan, perangkap nutrisi, dan proteksi bakteri. Kapsul melindungi bakteri
patogen dari fagositosis sel inang dan pada spesies tertentu berperan pada
virulensi.
2. Flagela merupakan filamen yang mencuat dari sel bakteri dan berfungsi untuk
pergerakan bakteri. Flagela berbentuk panjang dan ramping. Panjang flagela pada
umumnya beberapa kali panjang sel dengan garis tengah berkisar 12-30µm. Ada
5 macam tipe bakteri. Berdasarkan jumlah dan letak flagelnya, yaitu atrikus
(bakteri yang tidak memiliki flagela), monotrikus (1 flagela), lofotrikus (1 lebih
flagela pada satu ujung sel), amfrikus (sekelompok flagela pada masing-masing
ujung sel), dan peritrikus (flagela menyebar diseluruh permukaan sel).
3. Filamen aksial (endoflagela) adalah kumpulan benang yang muncul pada ujung
sel di bawah selaput luar sel dan berpilin membentuk spiral di sekeliling sel.
Rotasi filamen menimbulkan pergerakan selaput luar sel dan memungkinkan arah
gerak bakteri berbentuk spiral. Contohnya pada Treponema pallidum dan
Leptospira interragants.
4. Fimbria (jamak: fimbriae) termasuk golongan protein yang disebut lektin yang
dapat mengenali dan terikat pada residu gula khusus pada polisakarida permukaan
sel. Hal ini menyebabkan bakteri berfimbria cenderung saling melekat satu sama
lain atau melekat pada sel hewan. Fimbria umumnya menyebar diseluruh
permukaan sel.
5. Pili (tunggal pilus) secara morfologis sama dengan fimbria, umumnya pili lebih
panjang. Pili berperan khusus dalam transfer molekul genetik (DNA) dari satu
bakteri ke bakteri lainnya pada peristiwa konjugasi.
6. Dinding sel Dinding sel bakteri merupakan struktur kompleks dan berfungsi
sebagai penentu bentuk sel, pelindung sel dari kemungkinan pecah ketika tekanan
air di dalam sel lebih besar, serta pelindung isi sel dari perubahan lingkungan di
luar sel.
b. Struktur Internal Bakteri meliputi :
Struktur di dalam sel bakteri disebut struktur internal sel bakteri. Di dalam dinding
sel bakteri terdapat sitoplasma yang merupakan substansi yang menempati ruang sel
bagian dalam. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai enzim, air (80%), protein,
karbohidrat, asam nukleat, dan lipid yang membentuk sistem koloid yang secara
optik bersifat homogen.
3. Reproduksi / Siklus Hidup
Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan penting
antara bakteri (prokariot) dengan sel eukariot. Bakteri mengadakan pembiakan
dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual
dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara
transformasi, transduksi, dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual
berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak
ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya
berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara
pembiakan bakteri dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
a. Rekombinasi Genetik
Adalah pemindahan secara langsung bahan genetik (DNA/ADN) di antara dua sel
bakteri melalui proses berikut :
1. Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri
yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas
sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak
terjadi melalui kontak langsung.
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan
perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel
bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri).
3. Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk
jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari
sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan
melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut.
Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan
(transfer faktor =faktor F).
b. Pembelahan Biner
Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya.
Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Bedanya, pembelahan biner pada
sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan biner dapat
dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut :
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera
berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap
bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
4. Klasifikasi
Klasifikasi bakteri didasarkan pada berbagi ciri, antara lain: bentuk bakteri,
kemampuan membentuk spora, cara memproduksi energi (anaerobik dan aerobik),
dan reaksi terhadap pewarnaan Gram (Gram positif/negatif). Pewarnaan Gram
ditemukan oleh Christian Gram (1884) seorang bakteriologist Denmark. Mula-mula
sel diwarnai dengan pewarna ungu yang disebut violet kristal. Kemudian preparat
diberi alkohol atau aseton, yang mencuci violet kristal dari sel-sel Gram negatif.
Untuk dapat melihatnya perlu penggunaan warna tandingan dengan warna lain
(misalnya merah jambu safranin). Bakteri yang tidak luntur warnanya oleh alkohol
disebut Gram positif.
Gambar 2.1 Skema pewarnaan Gram (Ryan Kenneth, 2004)

G. Virus
1. Definisi
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasit
mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara umum virus merupakan
partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam
nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang
dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh
inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat
hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau
RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel
inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan
dicairkan.Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.
2. Morfologi / Struktur
Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Bentuk
virus ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada juga yang
berbentuk T. Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar
dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran
virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer
dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya
terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang
hanya berukuran 28 nm. Adapun susunan dari bagian virus adalah :
a. Kapsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein.
Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain.
Fungsi :
1. Memberi bentuk virus
2. Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
3. Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
b. Isi
Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul pembawa sifat
keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja
yaitu satu DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering
bergabung dengan protein disebut nukleoprotein. Virus tanaman/ hewan berisi
RNA/ DNA, virus fage berisi DNA.
c. Kepala
Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun
oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.
d. Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan
tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Struktur virus
ada 2 macam yaitu virus telanjang dan virus terselubung (bila terdapat selubung
luar (envelope) yang terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung
bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang
menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.
3. Reproduksi / Siklus Hidup
Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis protein virus
dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat sedikit dapat banyak.
Untuk tujuan diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan dalam biakan sel, baik
turunan sel sekunder atau kontinu; pemakaian telur embrionik dan hewan percobaan
untuk membiakan virus hanya dilakukan untuk investigasi khusus. Jenis biakan sel
untuk mengembangbiakan virus sering berasal dari jaringan tumor, yang dapat
digunakan secara terus menerus. Replikasi virus dalam biakan sel dapat di deteksi
dengan Tahap-tahap replikasi :
a. Peletakan/ Adsorpsi adalah tahap penempelan virus pada dinding sel inang. Virus
menempelkan sisi tempel/ reseptor site ke dinding sel bakteri
b. Penetrasi (injeksi) dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.
c. Tahap Awal Replikasi (Eklipse) dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini
mesin bioseintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam nukleat
virus, enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam tahap ini.
d. Replikasi dari asam nukleat virus
e. Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
f. Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran pada
virus bermembran) kedalam partikel virus.
g. Pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).
4. Klasifikasi
Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran virinae
Nama akhiran genus diberi akhiran virus. Lwoff, Horne & Tournier adalah ahli
dalam taksonomi virus, berdasarkan kriteria
1. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/ tunggal
2. Ukuran & morfologi termasuk tipe simetri kapsid
3. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang penting bagi
replikasi genom
4. Kepekaan terhadap zat kimia & keadaan fisik
5. Cara penyebaran alamiah
6. Gejala yang timbul
7. Ada tidaknya selubung
8. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/ diameter nukleokapsid untuk
virus helikoidal
Adapula yang mengklasifikasinya menurut inang yang di infeksinya dan jenis asam
nukleat yang terkandungnya contoh diantaranya adalah :
1. Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi, seperti :
a. virus tanaman contoh: Tobacco mozaic virus (TMV) sejenis virus yang
menyerang daun tembakau, Potato Yellow dwarf virus (virus kentang kuning)
b. virus hewan, contoh : Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada anjing,
NCD (New Castle Disease) yang menyebabkan penyakit tetelo pada unggas
c. virus manusia, seperti, polio, influenza, hepatitis, AIDS , SARS dan flu
burung.
d. virus bakteri: bakteriofage T4
2. Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus:
a. virus RNA, contoh:virus influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS),
virus H5N1 (penyebab flu burung) dsb.
b. Virus DNA, seperti poxvirus, herpesvirus, adenovirus dsb.

H. Fungi / Jamur
1. Definisi
Fungi adalah organisme kemoheterotrof yang memerlukan senyawa organik untuk
nutrisinya (sumber karbon dan energi). Bila sumber nutrisi tersebut diperoleh dari
bahan organik mati, maka fungi tersebut bersifat saprofit. Fungi saprofit
mendekomposisi sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya
menjadi zat yang lebih sederhana. Dalam hal ini, fungi bersifat menguntungkan
sebagai elemen daur ulang yang vital. Beberapa fungi dapat bersifat parasit dengan
memperoleh senyawa organik dari organisme hidup. Dalam hal ini, fungi bersifat
merugikan karena menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, maupun tanaman
2. Morfologi / Struktur
Jamur mencakup: a) khamir atau ragi, yaitu sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong
atau memanjang yang berkembang biak membentuk tunas dan membentuk koloni
yang basah atau berlendir; dan b) kapang, yang terdiri atas sel-sel memanjang dan
bercabang yang disebut hifa. Anyaman dari hifa, baik yang multiseluler atau
senositik, disebut miselium. Bentuk miselium bercabang dan pola percabangan ini
membantu identifikasi morfologi. Kapang membentuk koloni yang menyerupai kapas
atau padat. Bentuk kapang atau khamir tidak mutlak karena terdapat jamur yang
dapat membentuk kedua sifat tersebut dalam keadaan yang berbeda dan disebut
sebagai jamur yang dimorfik. Spora dapat dibentuk secara aseksual atau seksual.
Spora seksual disebut talospora (thallospora), yaitu spora yang langsung dibentuk
dari hifa reprodukitf. Spora yang termasuk talospora adalah: blatospora, artrospora,
klamidospora, aleuriospora, dan sporangiospora. Spora seksual dibentuk oleh dua sel
atau hifa. Spora seksual antara lain: zigospora, oospora, askospora, dan basidiospora.
3. Reproduksi / Siklus Hidup
Berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual pada
jamur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu dengan fragmentasi miselium,
pembelahan (fission) dari sel-sel somatik menjadi sel-sel anakan. Tunas (budding)
dari sel-sel somatik atau spora, tiap tunas membentuk individu baru, pembentukan
spora aseksual, tiap spora akan berkecambah membentuk hifa yang selanjutnya
berkembang menjadi miselium. Reproduksi secara seksual melibatkan peleburan
dua inti sel yang kompatibel. Proses reproduksi secara seksual terdiri dari tiga fase
yaitu plasmogami, kariogami dan meiosis. Plasmogami merupakan proses penyatuan
antara dua protoplasma yang segera diikuti oleh proses kariogami (persatuan antara
dua inti). Fase meiosis menempati fase terakhir sebelum terbentuk spora. Pada fase
tersebut dihasilkan masing-masing sel dengan kromosom yang bersifat haploid
4. Klasifikasi
Jamur yang penting dalam kesehatan ada empat filum, yaitu:
a. Ascomycota, reproduksi seksual dalam kantong (saccus) disebut ascus
dengan menghasilkan ascopspora.
b. Basidiomycota, reproduksi seksual dalam kantong disebut basidium dengan
menghasilkan basidiospora.
c. Zygomycota, reproduksi seksual dengan gamet dan reproduksi aseksual
dengan pembentukan zygospora.
d. Mitosporic Jamur (Fungi Imperfecti), tidak ada bentuk yang dikenali
reproduksi seksual. Termasuk jamur yang paling patogen.
5. Penyakit Akibat Jamur
Fungi ada yang berguna dan ada yang merugikan. Penyakit yang disebabkan jamur
pada manusia disebut mikosis. Ada empat jenis penyakit mikotik, yaitu:
a. Hipersensitivitas, reaksi alergi terhadap jamur dan spora.
b. Mikotoksikosis, keracunan manusia dan hewan oleh produk makanan yang
terkontaminasi oleh jamur yang memproduksi racun dari substrat biji-bijian.
c. Misetismus, menelan toksin (keracunan jamur).
d. Infeksi, invasi jaringan dengan respon host.
Kali ini kita hanya akan membahas dengan jenis terakhir yaitu jamur patogen yang
menyebabkan infeksi. Sebagian besar jamur patogen tidak menghasilkan racun tetapi
menyebabkan modifikasi fisiologis selama infeksi parasit (misalnya: peningkatan
tingkat metabolisme, modifikasi jalur metabolisme, dan modifikasi struktur dinding
sel). Infeksi jamur atau mycoses diklasifikasikan berdasarkan derajat keterlibatan
jaringan dan cara masuk ke dalam host, yaitu:
a. Superficial, infeksi kulit, rambut, dan kuku.
b. Subkutan, infeksi terbatas pada dermis, jaringan bawah kulit atau struktur
yang berdekatan.
c. Sistemik, infeksi dalam organ internal.
d. Oportunistik, menyebabkan infeksi hanya di immunocompromised.
Contoh – contoh jamur yang menjadi parasit pada manusia diantaranya adalah :
a. Tinea Capitis
b. Dermatophytosis (Tinea pedis, Athlete foot)
c. Tinea Versicolor (Panu)
d. Otomycosis (myringomicosis) infeksi pada lubang telinga
e. Nocardia penyebab penyakit paru atau abses pada otak di daerah AS
f. Candida penyebab penyakit kandidia
Daftar sumber untuk bab 2
Padoli.2016.Mikrobiologi Dan Parasitologi Keperawatan.Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia:Jakarta

Arcari M, Baxendine A and Bennett.2000.Diagnosing Medical Parasites Through


Coprological Techniques, University of Southampton.

Nugraha Budy, Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi, Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Mitra Kencana Tasik Malaya
.
Prasetyo Heru.2005.Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran edisi 2, Airlangga
University Press.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta).


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

dinus.ac.id/repository/docs/ajar/BAB_IV_virus.pdf

https://ideakardamia.wordpress.com/2014/12/14/mikrobiologi-jamur-fungi/
https://www.scribd.com/doc/117290827
http://silvinanda.blogspot.co.id/2014/08/konsep-dasar-helmintologi.html
https://karyatulisilmiah.com/?s=Helmintologi
www.academia.edu/9701693/Makalah_Helmintologi_Pembimbing_Dr._Grido_Handoko_
repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/ikm-des2006-10%20%2812.pdf

Anda mungkin juga menyukai