Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BIOMEDIK DASAR

Tentang
PARASITOLOGI

Disusun Oleh :

1. Ranaldi Mulyo Sandi (201604046)

2. Maratus Sholikha (201604022)

3. Nindia Nurlaila Rizqi (201604071)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2016

i
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH BIOMEDIK DASAR........................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

2.1. Parasitologi.........................................................................................................2

2.2. Helmintologi.......................................................................................................5

A. Defenisi...............................................................................................................5

B. Cacing yang hidup dalam tubuh manusia...........................................................5

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................11

3.2. Saran................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme (jasad
hidup), yang hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme lain dapat
bersifat sementara waktu atau selama hidupnya, dengan cara mengambil
sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari organisme lain tersebut, hingga
organisme lain tersebut dirugikan. Organisme atau makhluk hidup yang
menumpang disebut dengan parasit. Organisme atau makhluk hidup yang
ditumpangi biasanya lebih besar daripada parasit disebut Host atau Hospes,
yang memberi makanan dan perlindungan fisik kepada parasit.
Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit
terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan
pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat
diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit yang
bersangkutan selengkapnya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan parasitologi serta klasifikasinya?
2. Apakah yang dimaksud dengan protozoologi?
3. Apakah yang dimaksud dengan helmintologi?
4. Apakah yang dimaksud dengan entomologi?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa (i) mengetahui pengertian dari parasitologi serta klasifikasinya.
2. Mahasiswa (i) mengetahui pengertian dari protozoologi.
3. Mahasiswa (i) mengetahui pengertian dari helmintologi.
4. Mahasiswa (i) mengertahui pengertian dari entomologi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Parasitologi
Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang
mengambil makanan, dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan istilah,
parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk
sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan organisme lain untuk
mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme
tersebut.Beberapa istilah penting yang perlu diketahui, antara lain :
1. Simbiose, merupakan bentuk hidup bersama dua jenis organisme yang
bersifat permanen dan tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa jenis simbiose,
yaitu :
a. Simbiose mutualisme, yaitu simbiose yang saling menguntungkan bagi
kedua jenis organisme tersebut.
b. Simbiose komensalisme, yaitu simbiose dimana satu pihak mendapat
keuntungan sedangkan yang lain tidak dirugikan.
c. Simbiose parasitisme, yaitu simbiose dimana satu jenis mendapatkan
makanan dan keuntungan, sedangkan yang lain dirugikan bahkan
dibunuh.
d. Simbiose obligat, yaitu bentuk simbiose dimana parasitnya tidak dapat
hidup tanpa hospes.
e. Simbiose fakultatif, yaitu simbiose dimana parasitnya dapat hidup
walaupun tanpa hospes.
f. Simbiose monoksen, yaitu simbiose dimana parasitnya hanya dapat
hidup pada satu spesies hospes.
g. Simbiose poliksen, yaitu simbiose yang menghinggapi lebih dari satu
spesies.
h. Simbiose parasit permanen, yaitu bnetuk simbiose dimana parasitnya
selama hidupnya tetap pada hospesnya.

2
i. Simbiose parasit temporer, yaitu bentuk simbiose dimana parasit pada
hospesnya hanya sewaktu-waktu.
2. Hospes, yaitu organisme yang merupakan tempat atau organisme yang
dihinggapi parasit. Dikenal ada beberapa jenis hospes,yaitu :
a. Hospes defenitif, yaitu hospes dimana terdapat parasit dalam stadium
dewasa di dalam tubuh hospes terjadi perkembangbiakan secara
seksual.
b. Hospes paratenik, yaitu hospes dimana parasit hanya terdapat dalam
stadium larva dan tidak dapat berkembang menjadi stadium dewasa
dan tidak terjadi perkembangbiakan parasit secara seksual dan parasit
ini dapat ditularkan kepada hospes defenitif karena parasit dalam
stadium ini merupakan stadium infektif.
c. Hospes intermediate (perantara), yaitu hospes dimana parasit di
dalamnya menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada
hospes/manusia yang lain.
d. Hospes reservoir, yaitu hewan yang mengandung parasit yang sama
dengan parasit manusia dan dapat menjadi sumber infeksi bagi
manusia.
e. Hospes obligat, yaitu hospes tunggal yang merupakan satu-satuny
spesies yang dapatmenjadi tuan rumah dari parasite dewasa.
f. Hospes alternatif, yaitu hospes utama yang mengandung parasit
namun ada spesies lain yang dapat sebagai hospes yang mengandung
parasite dewasa.
g. Hospes insidental, yaitu bila suatu spesies secara kebetulan dapat
mengandung parasit dewasa, padahal hospes yang sesungguhnya
adalah spesies lain.
3. Vektor, yaitu hewan yang di dalam tubuhnya terjadi perkembangbiakan
dari parasit, dan parasit itu dapat ditularkan kepada manusia atau hewan
lainnya. Biasanya yang berperan sebagai vektor adalah serangga.
4. Zoonosis, yaitu parasit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia.

3
Secara umum, pembagian parasit berdasarkan atas jenis parasit tersebut
yaitu kelompok tumbuhan atau kelompok binatang. Atas dasar ini parasit
dibagi menjadi :
1. Zooparasit, yaitu parasit yang berupa makanan. Zooparasit dibagi menjadi
3 yaitu : protozoa, metazoa (bersel banyak) seperti cacing dan arthropoda
(antara lain : serangga).
2. Fitoparasit, yaitu parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari
bakteri (dianggap tumbuhan) dan fungi/jamur.
3. Spirochaeta dan Virus. Sebagian besar ilmuwan sependapat bahwa
kelompok ini tidak dimasukkan ke dalam kelompok binatang atau
tumbuhan.
Selain pembagian tersebut di atas, parasit dapat dibagi berdasarkan letak
atau tempat dimana parasit tersebut hidup. Sehingga dikenal istilah :
Endoparasit, yaitu jenis parasit yang hidup di dalam tubuh hospes.
Ektoparasit, yaitu jenis parasit yang hidup di luar/dipermukaan tubuh
hospes.
Parasitologi yang mempelajari hubungan antara manusia dan penyebab
kesakitan atau kematian bagi manusia disebut Parasitologi kedokteran
(Medical parasitologi). Penyebab kesakitan dan kematian pada manusia
tesebut dapat dari protozoa, helminthes (kelompok cacing), arthropoda, fungi
(jamur) dan virus.
Selain pembagian parasit sebagaimana di atas, klasifikasi parasit dapat
berdasarkan jenis organisme parasit, sehingga pembagian parasit sebagai
berikut :
1. Protozoa, parasit yang berasal dari protozoa dibagi dalam 4 kelas, yaitu :
Sporozoa, Rhizopoda, Flagellata/Mastighopora, dan Ciliata.
2. Helminthes (Helmin atau kelompok cacing), helmintes dibagi menjadi 2
kelas, yaitu : Nemathelmintes,(antara lain Nematoda dan Plathelmintes
(termasuk Trematoda dan Cestoda).
3. Fungi/Jamur
4. Arthropoda. Dimana arthropoda yang penting dalam bidang kesehatan,
adalah kelas Hexapoda (insekta) yang terdiri dari 7 ordo.

4
2.2. Protozoologi
1. Defenisi Protozoologi
Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu yang

hidup sebagai parasit pada manusia. Sedangkan protozoa adalah hewan bersel

satu yang dapat hidup secara mandiri atau berkelompok. Tiap protozoa

merupakan satu sel yang merupakan kesatuan yang lengkap, baik dalam

susunan maupun fungsinya.

2. Morfologi

Struktur dari sel protozoa terdiri dari dua bagian,antara lain:

A. Sitoplasma, terdiri dari :


a. Ektoplasma yaitu bagian luar yang terdiri dari hialin yang jernih dan

homogen dengan struktur yang elastis. Fungsinya sebagai :


Alat pergerakan,
Mengambil makanan,
Ekskresi,
Respirasi, dan
Mempertahankan diri.
b. Endoplasma adalah bagian dalam dari sel, tidak jernih yang berbutir-

butir dan di dalamnya terdapat inti. Di dalam endoplasma ini terdapat

vakuola makanan, makanan cadangan, vakuola kontraktil, benda asing,

dan benda kromatoid.


B. Nukleus atau inti, adalah bagian terpenting yang diperlukan untuk

mempertahankan hidup dan untuk reproduksi serta untuk mengatur

metabolisme.

3. Reproduksi
Protozoa mempunyai dua cara reproduksi (berkembang biak), yaitu :

a. Cara aseksual (berkembang biak tanpa perkawinan)

5
b. Cara seksual (berkembang biak melalui perkawinan antara mikrogamet

dan makrogamet)

4. Klasifikasi Protozoa

Protozoa yang berperan sebagai parasit pada manusia dalam dunia kedokteran

dibagi dalam 4 kelas, yaitu :

A. Kelas Rhizopoda
Dari kelas Rhizopoda ini dapat dibagi menjadi 4 genus berdasarkan

morfologi dari intinya, yaitu :


1. Genus entamoeba dengan inti Entamoeba
Inti entamoeba, yaitu kariosom kecil terletak dibagian tengah inti

(eksentris atau sentris), disekeliling membran inti terdapat banyak

granula kromatin. Yang termasuk dalam genus ini ada beberapa

spesies, yaitu :
Entamoeba histolytica
Entamoeba coli
Entamoeba hartmani
Entamoeba gynggivalis

2. Genus Endolimax dengan inti Endolimax


Inti endolimax, kariosomnya besar dibagian tengah inti, bentuk tidak

beraturan dan dihubungkan dengan membran inti oleh serabut

akromatik, tidak mempunyai kariosom perifer. Yang termasuk genus

ini adalah spesies Endolimax nana.


3. Genus Iodamoeba dengan inti Iodamoeba
Inti iodamoeba, kariosomnya besar terletak di bagian tengah inti

dikelilingi butir-butir akromatik, kromatin perifer tidak ada. Yang

termasuk genus ini adalah spesies Iodamoeba butschili.


4. Genus Dientamoeba
Parasit kecil, hanya terdapat stadium trofozoit yang mempunyai 2 inti

dientamoeba, kariosomnya di bagian tengah inti terdiri dari beberapa

6
granula kromatin dan membentuk lingkaran yang dihubungkan dengan

membran inti oleh serabut akromatik. Yang termasuk genus ini adalah

spesies Dientamoeba fragilis.


Manusia merupakan hospes dari 7 spesies Rhizopoda yang 6

diantaranya berhabitat di rongga usus besar, yaitu : E. histolytica, E.

coli, E. hartmani ,E.nana, I. butschili, dan D. fragilis, sedangkan satu

spesies yaitu E. gynggivalis hidup di rongga mulut manusia. Dari 7

spesies ini hanya Entamoeba histolytica yang patogen sedang 6 spesies

lainnya tidak patogen dan hidup komensal pada manusia. Terdapat juga

Amoeba yang hidup bebas dan patogen, yaitu spesies Naegleria fauleri

dari genus Naegleria dan Achanthanoeba culbertsoni dati genus

Achanthanoeba.
B. Kelas Ciliata
Kelas ciliata adalah golongan protozoa yang mempunyai badan yang

diliputi oleh silia, terdiri dari benang yang berasal dari ektoplasma yang

pendek dan halus dan sama panjang. Silia ini merupakan bulu getar yang

dapat bergerak. Dari kelas ini hanya satu genus dan satu spesies yang

penting dalam ilmu kedokteran, yaitu Balantidium coli.


C. Kelas Mastigophora (Flagellata)
Parasit dari kelas ini merupakan protozoa yang mempunyai satu atau lebih

flagel yang mempunyai kekuatan untuk bergerak. Parasite ini dibagi

menjadi dua golongan berdasarkan habitatnya, yaitu :


1. Flagellata intestinalis, oral, dan genital yang menginfeksi saluran

pencernaan, rongga mulut, dan tractus urogenital. Dari golongan ini

yang patogen hanya ada dua spesies, yaitu :


a. Giardia lamblia
b. Trichomonas vaginalis

7
2. Flagellata darah dan jaringan, yang menginfeksi sistem vaskular dan

bermacam jaringan tubuh. Dari golongan ini yang patogen terdapat dua

genus, yaitu :
a. Genus Leishmania yang terdiri dari spesies L. donovani, L. tropica,

dan L. brasiliensis.
b. Genus Trypanosoma, yang terdiri dari spesies T. rhodesiense, T.

gambiense, dan T. cruzi.

Hampir semua golongan flagellata mempunyai stadium

trofozoit dan stadium kista, kecuali genus Trichomonas, yang

hanya mempunyai stadium trofozoi. Stadium trofozoit mempunyai

beberapa flagel yang keluar dari bleparoplas. Juga terdapat

membran bergelombang yang mempunyai dasar costa. Kadang-

kadang ada struktur yang tampak sebagai garis dari anterior ke

posterior yang disebut axostyl. Ada beberapa flagellata yang

mempunyai sitosoma. Cara berkembangbiak dari protozoa ini

secara aseksual dengan belah pasang longitudinal.

D. Kelas Sporozoa
Parasit yang termasuk kelas sporozoa ini berkembangbiak bergantian

secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan ini dapat terjadi dalam satu

hospes yang ditemukan pada Coccidia, sedang pada Haemosporidia

diperlukan dua macam hospes yang berlainan jenis. Perkembangbiakan secara

aseksual disebut Schizogoni dan perkembangbiakan secara seksual disebut

Sporogoni. Parasite ini dapat hidup di dalam atau di luar berbagai macam

vertebrata dan invertebrata. Spesies dari sporozoa yang dapat menginfeksi

manusia terdiri dari :

8
1) Coccidia, yang terdiri dari :
a) Genus Eimeria
b) Genus Isospora
c) Genus Toxoplasma
2) Haemosporidia, yang terdiri dari :
a) Plasmodium

5. Protozoa yang menginfeksi manusia

a. Entamoeba histolytica
1) Defenisi
Parasit ini pertama kali ditemukan oleh Lambl tahun 1859, sedang 1875

Losch membuktikan sifat patogen dari parasit ini, dan Schaudinn (1903)

dapat membedakan jenis Amoeba yang patogen dan yang apatogen.


Domain : Eukaryota
Filum : Amoebozoa
Kelas : Archamoebae
Ordo : Amoebida
Genus : Entamoeba
Spesies : Entamoeba histolytica
Parasit ini tersebar luas di seluruh dunia, tapi lebih banyak di daerah tropis

dan subtropis daripada di daerah beriklim sedang. Hospes dari parasit ini

adalah manusia dan kera. Di Cina, anjing dan tikus liar merupakan sumber

infeksi bagi manusia. Walaupun bukan merupakan faktor penting dalam

penyebaran penyakit pada manusia, maka hewan-hewan ini dianggap sebagai

hospes reservoir dari E. histolytica.


Bila kista matang tertelan, kista tersebut sampai di lambung dengan

keadaan utuh karena dinding kista tahan terhadap asam lambung. Namun pada

ph netral atau alkali, organisme dalam kista akan aktif untuk kemudian

berkembang menjadi 4 tropozoit metakistik. Stadium ini kemudian

berkembang lebih lanjut menjadi tropozoit di dalam usus besar. Dirongga usus

halus dinding kista dihancurkan , terjadi ekskistasi dan keluarlah bentuk-

bentuk minuta yang yang masuk kerongga usus besar. Bentuk minuta dapat

9
berubah menjadi bentuk histilytica yang patogen dan hidup di mukosa usus

besar dan dapat menimbulkan gejala. Dengan aliran darah, bentuk histolytica

dapat tersebar ke hati, paru-paru, dan otak.


2) Patologi dan Gejala Klinik
Masa inkubasi dari infeksi E. histolytica ini berkisar antara 4 sampai 5

hari. Saat stadium histolytica dari parasit ini memasuki mukosa usus besar,

maka pada stadium ini akan mengeluarkan enzim histolisin yang akan

menghancurkan jaringan, lalu stadium histolytica ini akan memasuki lapisan

submukosa setelah menembus lapisan muskularis mukosa. Di lapisan

submukosa, Amoeba ini akan memperbanyak diri dengan cara pembelahan

menjadi jumlah yang banyak dan membentuk koloni dan menghancurkan

jaringan di sekitarnya dan menjadi bahan yang sudah dihancurkannya menjadi

makanan. Kemudian Amoeba akan bergerak ke segala arah dan

menghancurkan daerah submukosa dan akan membentuk abses yang akhirnya

pecah dan menimbulkan ulkus. Lesi yang terjadi merupakan ulkus-ulkus kecil

yang menyebar di mukosa usus. Ulkus ini pada irisan vertical mempunyai

gambaran seperti botol, yaitu dengan lubang yang sempit di lapisan mukosa,

tapi melebar pada dasarnya di lapisan submukosa. Tepi ulkus ini tidak teratur

agak meninggi bergerigi dan dasarnya bergaung.


Stadium histolytica akan ditemukan pada dasar dinding ulkus. Bila terjadi

peristaltik usus maka stadium ini akan dikeluarkan bersama isi ulkus ke

rongga usus dan dapat menyerang mukosa usus di sekitarnya dan dapat pula

keluar dari tubuh manusia bersama tinja. Tinja yang dikeluarkan dari tubuh

penderita akan bercampur dengan lender dan darah. Tempat yang sering

10
dihinggapi oleh parasite ini adalah sekum, rektum, dan kolon sigmoid. Bila

infeksi berat maka dapat mengenai seluruh kolon dan rektum.


Disentri amoeba merupakan bentuk dari amoebiasis. Gejala yang

ditimbulkan seperti buang air besar disertai darah atau lendir, sakit perut,

hilangnya selera makan, berat badan turun, demam dan rasa dingin.
3) Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan :
a) Diagnosis klinik,
b) Diagnosis laboratorium,
c) Radio foto, dan
d) Tes immunologi.
Diagnosis untuk Amoebiasis histolytica dapat dibagi :
1) Amoebiasis intestinal akut
Amoebiasis intestinal akut terjadi jika seseorang mengalami gejala yang

berat dan berlangsung dalam waktu kurang dari 1 bulan. Hal ini teradi karena

peradangan akut di kolon dengan adanya ulkus yang menimbulkan gejala yang

dikenal syndrome disentri. Gejala tersebut merupakan gejala yang terdiri dari

diare encer dengan tinja yang bercampur darah dan lendir.


Amoebiasis intestinal akut, dapat ditegakkan dengan :
a) Gejala klinik, yaitu diare yang terjadi sekitar 10 kali sehari disertai demam

dan sindroma disentri.


b) Laboratorium, ditemukan E. histolytica stadium histolytica pada tinja encer

yang bercampur darah. Pada pemeriksaan darah terjadi leukositosis.


2) Amoebiasis intestinal kronis
Biasanya berupa gejala ringan tanpa demam, ada rasa tidak nyaman di

perut dan rasa mual disertai diare yang bergantian dengan obstipasi. Tinja

yang dikeluarkan biasanya padat, kadang-kadang diliputi darah dan lendir

yang tidak merata. Amoebiasis intestinal kronis dapat ditegakkan dengan :


a) Gejala klinik, diare bergantian dengan obstipasi. Bila terjadi eksa serbasi

akut, biasanya terjadi sindroma disentri.


b) Laboratorium, menemukan E. hisolytica stadium kista pada tinja yang agak

padat. Pada pemeriksaan ini lebih sulit untuk menemukan parasite ini, maka

11
perlu dilakukan pemeriksaan tinja berulang sampai 3 kali. Dapat pula

dilakukan sigmoidoskopi dan reaksi serologi.


3) Amoebiasis hepatis
a) Pemeriksaan klinik, penderita datang dengan kesakitan, membungkuk seperti

menggendong perut sebelah kanan, disertai demam, berat badan menurun, dan

nafsu makan berkurang atau sama sekali tidak ada nafsu makan. Pada palpasi

teraba hati yang membesar dengan nyeri tekan.


b) Laboratorium, dalam darah ditemukan leukositosis. Pada biopsy dasar abses

ditemukan E. histolytica stadium histolytica. Bila E. histolytica tidak

ditemukan maka dapat dilakukan tes serologi seperti:


Tes haemaglutinasi
Tes immunologi

Pada rontgen foto biasanya ditemukan peninggian diafragma.

4) Amoebiasis paru (Pulmonary amoebiasis)


a) Pemeriksaan klinik, sukar dibedakan dengan infeksi paru lainnya, hal ini

karena tidak ada laporan mengenai gejala klinik yang khas dari Pulmonary

amoebiasis.
b) Laboratorium, sputum penderita yang berasal dari penyebaran amoebiasis

secara hematogen akan ditemukan E. histolytica stadium histolytica.


4) Pengobatan
Drug of choise dari E. histolytica stadium histolytica pada dinding usus

besar, hati, dan lesi pada alat yang terkena penyebaran adalah :
a) Emetin hydro chlorida dan Dehydroemetin secara parenteral
Emetin hydro chloride efektif terhadap bentuk histolytika. Dan tidak

dianjurkan pada wanita hamil dan penderita gangguan ginjal dan jantung.

DHE kurang toksik dibandingkan Emetin Hydro chlorida. Pemberian oral

toksisitasnya tinggi dan absorpsinya rendah.


Dosis :
Dewasa : 65 mg/hari
Anak > 8 tahun : < 20 mg/hari selama 4-6 hari atau 5-7 hari
Anak < 8 tahun : < 10 mg / hari

12
b) Metronidazol
Metronidazol efektif terhadap bentuk histolytika dan kista. Absorbsi pada

pemberian oral baik, serta waktu paruh obat ini 8 10 jam. Metronodazol di

ekskresikan malalui urin, air liur, ASI, cairan vagina, dan cairan seminal.
Dosis :
Dewasa : 3 x 750 mg / hari selama 5-10 hari
Anak : 35 50 mg / KgBB / hari dalam 3 dosis

c) Iodochlor hydroxiquin atau Clioquinol


Efektif untuk bentuk kista. Hanya efektif untuk Amoebiasis Intestinal.

Pada pemberian oral, sebagian obat akan diserap dari yang diberikan dan

ditemukan di dalam urine.


Dosis :
Sediaan tablet 250 mg
Dosis Dewasa : 3 x 650 mg selama 20 hari
Dosis anak : 30 - 40 mg / KgBB / hari, terbagi dalam
tiga dosis
d) Paromomycin
Paromomycin termasuk dalam golongan aminoglycoside dan bersifat

amoebicida secara invitro maupun invivo. Bekerja langsung terhadap Amoeba

serta bersifat anti bakteri baik terhadap organisme normal maupun patogen

dalam usus. Pemberian oral hanya sedikit yang di absorbs dan sangat toksik

terhadap ginjal.
Dosis :
25 35 mg / KgBB / hari, dan terbagi dalm 3 dosis. Diberikan bersama

makanan selama 5 10 hari.


5) Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan secara perorangan seperti mencuci tangan dengan
sabun sesudah mencuci anus, dan kebersihan lingkungan seperti membiasakan
memasak makanan dan minuman dengan sempurna, menghindari makanan
dan minuman yang terkontaminasi dengan kotoran manusia. Tidak memakai
tinja manusia sebagai pupuk. Membuang tinja dan kotoran pada tempat yang
tidak akan terkontaminasi dengan makanan.

13
2.2. Helmintologi
A. Defenisi
Helmintologi kedokteran adalah ilmu yang berisi kajian tentang parasit yang
hidup pada manusia yang berupa cacing. Berdasrkan taksonomi, parasit cacing
yang hidup pada manusia dibagi menjadi :
a) Nemathelminthes = cacing benang, yaitu yang berbadan bulat panjang
(silindris), mempunyai rongga badan,dan berjenis kelamin terpisah (jantan
dan betina),terdiri dari :
1. Nematoda intestinal
2. Nematode jaringan
b) Plathyhelminthes = cacing pipih, tidak mempunyai rongga badan, dan
biasanya mempunyai alat kelamin ganda atau hermafrodit, terdiri dari :
1. Trematoda (cacing daun)
Berbentuk daun
Tidak bersegmen
Mempunyai alat pencernaan
2. Cestoda (cacing pita)
Berbentuk pita
Badan beruas-ruas (bersegmen)
Tidak mempunyai alat pencernaan
B. Cacing yang hidup dalam tubuh manusia
Nematoda merupakan jumlah spesies yang terbesar di antara cacing yang
hidup sebagai parasit pada manusia. Cacing yang hidup sebagai parasit pada
manusia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tidak bersegmen, berbentuk bulat seperti benang, tubuh dilipiti kutikula.
b. Ukuran besar dan panjang berbeda-beda dari 2 mm sampai lebih dari 1
meter.
c. Mempunyai kepala, ekor, dinding dan rongga badan, saluran pencernaan,
sistem saraf, sisten ekskresi, dan sistem reproduksi yang terpisah
d. Pada umumnya bertelur, adapula yang vivipara atau berkembangbiak
secara partogenesis.
e. Bentuk yang sudah dewasa tidak bertambah banyak dalam tubuh manusia.
f. Pada umumnya mempunyai fase di luar tubuh hospes dengan atau tanpa
hospes perantara.

14
g. Telur atau larva yang dikeluarkan daritubuh hospes dengan berbagai cara,
sedangkan jumlah telur yang dikeluarkan dari tubuh hospes bervariasi
antara 20 200.000 butir sehari.
h. Larva dalam kehidupannya menglami pertumbuhan dengan pergantian
kulit
i. Stadium infektif masuk ke dalam tubuh manusia dapat secara aktif tertelan
atau dimasukkan oleh vector dengan tusukan, gigitan, dan sebagainya.
3. Klasifikasi Parasit Cacing
a. Nemathelminthes (cacing benang)
1) Nematoda intestinal
Nematoda intestinal adalah nematoda yang berhabitat di saluran pencernaan
manusi dan hewan. Diantara nematoda intestinal ini terdapat bebrapa spesies yang
tergolong Soil Transmitted Helminth, yaitu nematode yang dalam siklus
hidupnya untuk mencapai stadium infektif,memerlukan tanah dengan kondisi
tertentu, diantaranya Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma
duodenale, Trichuris trichuria, Strongiloides stercoralis, dan beberapa spesies
Trichostrogylus. Sedangkan yang tidak memerlukan tergolong Soil Transmitted
Helminth adalah Oxyuris vermicularis dan Trichinella spiralis

2) Nematoda jaringan
Dalam mempelajari nematode jaringan, perlu diketahui istilah yang penting
yaitu Periodisitas. Periodisitas adalah istilah yang dipakai untuk menegakkan
diagnosis dari infeksi nematoda jaringan pada manusia. Periodisitas adalah
periode saat mikrofilaria (larva dari nematoda jaringan) berada dalam darah tepi.
Periodisitas ini ada beberapa macam, yaitu :
a) Periodisitas nocturna yaitu saat mikrofilaria berada dalam darah tepi pada malam
hari
b) Periodisitas diurnal yaitu saat mikrofilaria berada dalam darah tepi pada siang
hari.
c) Sub-periodisitas nocturna, yaitu saat mikrofilaria berada dalam darah tepi malam
hari lebih banyak dari pada siang hari.
d) Sub-periodisitas diurna, yaitu saat mikrofilaria berada dalam darah tepi siang hari
lebih banyak daripada malam hari.
e) Non-periodik, yaitu saat mikrofilaria berada dalam darah tepi sama siang dan
malam, jadi setiap saat mikrofilaria dapat ditemukan dalam darah tepi.

15
Diantara nematoda jaringan yang penting dalam dunia kedokteran, ada
beberapa spesies, yaitu :
a) Wuchereria bancrofti
b) Bruhia malayi
c) Brugia timori
d) Loa-loa
e) Oncocerca volvulus
f) Dipetalonema perstans
b. Plathyhelminthes (cacing pipih)
1) Trematoda (cacing daun)
Pembagian trematoda berdasarkan habitatnya, antara lain :
a) Trematoda hati (liver flukes)
- Clonorchis sinensis
- Opisthorchis felinus
- Opisthorchis viverini
- Fasciola hepatica
b) Trematoda usus (intestinal flukes)
- Fasciolapsis buski
- Heterophyes heterophyes
- Watsonius watsoni
- Metogonimus yocogaway
- Gastrodiscoides hominis
- Echino stomatidae
c) Trematoda paru-paru (lung flukes)
- Paragonius westermani

d) Trematoda darah
- Schistosoma japonicum
- Schistosoma mansoni
- Schistosoma haematobium
2) Cestoda (cacing pita)
Cestoda terbagi dalam 2 ordo, yaitu :
a) Ordo Pseudophyllidea
b) Ordo Cyclophillidea
Bentuk badan seperti pita dan terdiri dari skolek, leher antara skolek dan
badan, serta strobila. Cyclophillidea umumnya mempunyai satu hospes perantara,
sedang Pseudophyllidea mempunyai dua hospes perantara.
4. Cacing yang menginfeksi manusia
a. Oxyuris vermicularis (Enterobius vermicularis, Linnaeus 1758)
1) Defenisi
Taksonomi Enterobius vermicularis menurut Jeffry dan Leach adalah sebagai
berikut :

16
Kingdom : Metazoa
Philum : Nemathelmintes
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Plasmidia
Ordo : Rhabditia
Famili : Oxyuroidea
Genus : Enterobius
Spesies : Enterobius vermicularis
Cacing ini hidup di bagian akhir dari usus halus, didekat usus besar. Cacing
ini berukuran 8-13 mm pada betina dan 2-5 mm pada jantan, mulut mempunyai
pelebaran seperti sayap disebut alae, bulbus esofagusnya jelas, ekor runcing, dan
badan kaku, uterus gravid penuh berisi telur. Cacing betina dalam sehari dapat
menghasilkan telur sebanyak 10.000-11.000 butir. Telur lonjong asimetris dengan
dinding dua lapis. Dalam waktu 6 jam telur dilipatan anus akan menjadi infektif.
Manusia akan terinfeksi dengan termakannya telur secara autoinfeksi dan retro
infeksi.
Infeksi biasanya terjadi melalui 2 tahap. Tahap pertama, telur cacing
berpindah dari daerah sekitar anus penderita ke pakaian, sprei, dan mainan.
Kemudian melalui jari-jari tangan, telur cacing pindah ke mulut anak dan
akhirnya tertelan. Telur cacing juga dapat terhirup dari udara kemudian tertelan.
Setelah telur cacing tertelan, lalu larvanya menetas di dalam usus halus dan
tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam usus besar (proses pematangan ini
memakan waktu 2-6 minggu). Cacing dewasa betina bergerak ke daerah di
sekitar anus (biasanya pada malam hari) untuk menyimpan telurnya di dalam
lipatan kulit anus penderita. Telur tersimpan dalam suatu bahan yang lengket.
Bahan ini dan gerakan dari cacing betina inilah yang menyebabkan gatal-gatal.
Telur dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia selama 3 minggu pada suhu
ruangan yang normal. Tetapi telur bisa menetas lebih cepat dan cacing muda dapat
masuk kembali ke dalam rektum dan usus besar bagian bawah.
2) Patologi dan Gejala Klinik
Gejala terpenting adalah pruritus ani yang disebabkan karena cacing betina
yang bermigrasi ke daerah anus sehingga penderita merasa gatal dan menggaruk
sehingga menimbulkan luka disekitar anus. Keadaan ini sering terjadi pada waktu
malam hari hingga penderita terganggu tidurnya dan menjadi lemah.

17
Selain pruritus ani, gejala lainnya yaitu berkurangnya nafsu makan, berat
badan menurun, aktivitas meninggi, enuresis, cepat marah, gigi menggertak dan
insomnia.
3) Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan dengan cara anal swab, yaitu pemeriksaan dengan
mengadakan hapus anus penderita dengan menggunakan kertas selofan, kemudian
kertas dihapuskan ke kaca benda object glass untuk dibuat preparat, disini baru
akan dapat terlihat telur cacing tersebut. Guna menghindari hasil negatif palsu
hendaknya specimen apusan perianal ini diambil sebelum daerah perianal terpapar
air dalam pencucian.
4) Pengobatan
Pada pengobatan dianjurkan seluruh keluarga dari penderita diberi
pengobatan pyrantel pamoat, mebendazole, albendazole, memiliki efektifitas yang
tinggi untuk mengobati infeksi cacing ini. Albendazole diberikan dengan dosis
400 mg per oral dosis tunggal pada anak > 2 tahun. Anak < 2 tahun diberikan 100
mg. mebendazole diberikan dengan dosis 100 mg per oral dosis tunggal. Pyrantel
pamoat diberikan dengan dosis 10 mg / KgBB. Keseluruhan obat jika diperlukan
dapat diulangi 2 4 minggu kemudian.
5) Pencegahan
Menjaga kebersihan kuku dan pakaian, membiasakan makan makanan yang
terlindungi dari pencemaran, membiasakan anak selalu mengganti pakaian setelah
mandi, serta membersihkan lantai rumah setiap hari dan tidak memakai alas kaki
ke dalam rumah.

18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang
mengambil makanan, dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan istilah,
parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk
sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan organisme lain untuk
mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme tersebut.
Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu
yang hidup sebagai parasit pada manusia. Sedangkan protozoa adalah hewan
bersel satu yang dapat hidup secara mandiri atau berkelompok.
Helmintologi kedokteran adalah ilmu yang berisi kajian tentang parasit
yang hidup pada manusia yang berupa cacing. Berdasrkan taksonomi, parasit
cacing yang hidup pada manusia dibagi menjadi dua yaitu nemathelmintes dan
Platyhelminthes.
Entomologi berasal dari dua kata Latin yaitu entomon bermakna serangga
dan logos bermakna ilmu pengetahuan. Jadi, entomologi kedokteran adalah ilmu
yang berisi kajian tentang serangga dan hewan yang termasuk filum Arthropoda
yang mempunyai hubungan dengan ilmu kedokteran serta bagaimana cara
pemberantasannya.

3.2. Saran
Terhadap akibat dari gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia,
maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Maka
dari itu, sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit
yang bersangkutan selengkapnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai