Anda di halaman 1dari 49

1

ANTRAKS PADA
MANUSIA

Dr. Dhani Redhono SpPD KPTI

FK UNS – RS DR. MOEWARDI


JAWA TENGAH
PENDAHULUAN 2

 Antraks adalah penyakit menular yg menyerang


hewan herbivora terutama sapi, kambing, kerbau,
domba, kuda yg dapat ditularkan ke manusia.

 Pada manusia terdapat tiga tipe antraks yaitu :


antraks kulit, antraks inhalasi, dan antraks
gastrointestinal.

 Antraks kulit merupakan bentuk yang paling sering


terjadi .
EPIDEMIOLOGI 3

Kejadian Antraks di Indonesia :


 Tahun 1996, 1997 & 1999 di Purwakarta, Subang,
Bekasi & Karawang.
 Tahun 2000 di kabupaten Purwakarta.
 Tahun 2001 di kabupaten Bogor.
 Kejadian terakhir pada tahun 1992 di Boyolali,
tercatat 25 orang dinyatakan positif terjangkit antraks,
18 orang diantaranya meninggal.
EPIDEMIOLOGI 4

 Pada tahun 2011 telah terjadi wabah Antraks di Kab Boyolali & Kab.

Sragen dengan 15 orang menderita antraks kulit , yang semuanya positif

pada hasil serologi IgG PA antigen.

 Outbreak tahun 2018 di Gunungkidul dengan 15 orang terinfeksi antraks

kulit, kemudian 2 bulan setelah kejadian itu, terjadi outbreak di pacitan,

10 orang dengan antraks kulit.

 Pada tahun 2019 dan 2020 di Kulonprogo, 15 orang positif antraks kulit,

tahun 2020 antraks terjadi di magelang , tahun 2021 di Tulung agung &

tahun 2021 – 2023 d Gunungkidul.


Ciri – ciri Hewan Sakit Antraks 5

1. Demam tinggi pada awal infeksi.


2. Gelisah,
3. Perut yang dampak kembung
4. Kesulitan bernapas,
5. Kejang,
6. Rebah,
7. Darah keluar dari lubang hidung, mulut, telinga, &
anus
8. Bengkak pada leher, dada, abdomen atau kelamin
9. Hewan mati
Hewan Antraks 6
Hewan Antraks 7
Hewan Antraks 8
Siklus Spora Antraks 9
Siklus Penularan 10
Gigitan Lalat

A. Gastrointestinal
Terinfeksi antraks

Sapi antraks
A. Inhalasi
Spora Antraks
Vegetasi

A. Kulit

Modifikasi Redhono 2011 dari Dixon 1999


KRITERIA PENULARAN 11

 Kulit :
kontak langsung dengan spora, kontak
dengan hewan atau produk hewan yang
terinfeksi.
 Inhalasi : menghirup spora.
 Gastrointestinal :
makan daging yang kurang matang,
kulit atau susu hewan yang terinfeksi.

 Belum ada bukti penularan antar manusia.


12

OUTBREAKS ANTRAKS
PADA MANUSIA
13
14
15
16

Sosialisasi
antraks

KLB Antraks
Jawa Tengah tahun
2011
Pengambilan darah 17

Balai Desa
Kandang sapi 18
antraks
Gejala Antraks Pada Manusia 19

1. Demam pada awal infeksi.


2. Nyeri kepala,
3. Gatal dan kemerahan di kulit
4. Ada luka di kulit & warna hitam
5. Batuk & sesak nafas
6. Mual & muntah
7. Muntah & berak hitam
8. Badan lemas, keluhan bertambah parah
9. Syok
20

Kultur : negatif
ELISA : positif
21

Kultur : positif
ELISA : positif
Hari ke 10 pasca paparan 22

Risiko Paparan : Menyembelih sapi


Makan daging
SUSPEK DI KULONPROGO 23
SUSPEK ANTRAKS JAWA TIMUR 24
SUSPEK ANTRAKS 25
GUNUNGKIDUL
26
SUSPEK ANTRAKS WONOGIRI
27
SUSPEK ANTRAKS MAGELANG
28
PENGAMBILAN DARAH KLB Antraks
GK tahun 2021

PEMBERIAN
PROFILAKSIS
29
ANTRAKS CUTANEOUS 30

Masa Inkubasi 3 – 4 hari ( range 1 – 12 hari )

 Kontak langsung antara kulit dan spora hewan atau produk hewan yg
Penularan terinfeksi.

 Munculnya gejala pada kulit setelah kontak langsung dengan spora atau
bentuk vegetative basil antraks
 Munculnya lesi papuler dan gatal
 Berkembang menjadi vesikel disertai dengan edema dan nyeri
Gejala dan tanda  Lesi menjadi nekrosis dan adanya vesikel di sekitar luka
 Lesi berubah menjadi eschar hitam setelah 7 – 14 hari sejak pertama
munculnya lesi.

 Basil terlihat dengan pengecatan gram pada jaringan subcutaneous


Hasil Laborat
 Bakteremia
 Meningitis
Komplikasi  Sepsis
ANTRAKS INHALASI 31

Masa Inkubasi 1 – 6 hari ( range < 1 hari – 8 minggu )

Spora atau basil produk hewan terinfeksi antraks yang terhirup masuk ke dalam
Penularan paru - paru
 Fase Awal : demam tidak tinggi, kedinginan, batuk non produktif, malaise,
fatique, mialgia, berkeringat dan rasa tidak enak di dada.
 Fase Pertengahan : demam tinggi mendadak, dispneu, distres pernafasan,
mual dan muntah.
 Fase lanjut bila tidak diberikan terapi.
Gejala dan tanda  Severe respiratory distress ( dispneu, stridor, sianosis ) yang diawali 1 – 3 hari
Muculnya gejala pada kulit setelah kontak langsung.

 Peningkatan SGOT / SGPT.


 Hipoksemia, Asidosis metabolik.
 Bakteri terlihat pada pengecatan gram di preparat hapusan darah tepi atau
cairan cerebrospinal
Hasil Laborat  Mediastinal widening, effusi pleura ( sering hemoragik dan tampak infiltrat ).
 Lekosistosis dengan peningkatan netrofil.

Komplikasi  Effusi pleura, meningitis, syok dan sepsis


ANTRAKS GASTROINTESTINAL32
Masa Inkubasi 2 – 5 hari

Spora atau basil produk hewan terinfeksi antraks yang ikut masuk dalam
Penularan makanan ( daging setengah matang )

Manifestasi Intestinal
Lokasi di ileum atau cecum yang diikuti limfadenopati regional
Dengan gejala demam tidak tinggi, malaise, mual, muntah anoreksia, yang berkembang
menjadi akut abdomen.

Gejala dan tanda Manifestasi Oropharyngeal


Lokasi awal terjadi ulcer pada mukoda di mulut dan tenggorokan.
Dengan gejala demam, nyeri tenggorokan dan dysphasia yang diikuti dengan edema
cervical dan limfadenopati regional.

 Basil terlihat pada pengecatan gram di cairan asites, ulcer oropharyngeal, hapusan
darah tepi
Hasil Laborat  Lekositosis
 Kultur dari oropharyngeal swab dan spesimen feses.

 Bakteremia --- Sepsis


Komplikasi  Meningitis
ANTRAKS GASTROINTESTINAL33
 Antraks gastrointestinal (GI) muncul setelah menelan daging yang
terkontaminasi.

 Ketika spora berkembang di saluran usus, mereka menyebabkan lesi


ulseratif, perdarahan, obstruksi hingga perforasi.

 Masa inkubasi untuk bentuk gastrointestinal biasanya 2 sampai 5


hari, plg singkat 15 jam, setelah spora tertelan atau vegetative dari
daging setengah matang atau hati hewan yang terinfeksi.
MANIFESTASI KLINIS GI 34

 Fase I, demam ringan, sinkop & malaise.

 Fase II, nyeri perut ringan hingga berat, mual, dan


muntah ( setelah 24 jam ).

 Fase III, ditandai dengan nyeri perut paroksismal,


peningkatan lingkar perut yang cepat, asites, wajah
memerah, konjungtiva merah & syok .
MANIFESTASI KLINIS GI 35

 Adanya ulserasi pada mukosa gastrointestinal, ditandai


dengan Melena disertai adanya gambaran a coffee-
ground appearance.

 Asites berkembang dua sampai empat hari setelah


timbulnya gejala. Munculnya cairan asites mulai
hemoragik hingga purulen dan sering menghasilkan
koloni bacillus anthracis saat dikultur.
MANIFESTASI KLINIS GI 36

 Study di Kazakhistan, dikonfirmasi 29 (55%) pasien mengalami


demam terukur dengan suhu maksimum rata-rata 39 oC, sakit kepala
(25%) & mialgia (43%).

Pewarnaan gram langsung pada


jaringan atau cairan dgn
karakteristik b anthracis yang
terlihat sebagai batang berwarna
merah.
MANIFESTASI KLINIS GI 37

 Lesi terjadi paling sering pada dinding ileum terminal


atau sekum.

 Sampel laboratorium dapat diperoleh dari feses, darah


atau kultur peritoneal, sampel jaringan atau bukti
serologis infeksi.

 Diagnosis dikonfirmasi dengan isolasi B.anthracis dari


darah, asites dan lesi.
38
39
Titer Ig G dan Manifestasi klinik

P < 0,05
40
Faktor Risiko dan Eschar

P < 0,05
41
42

DIAGNOSIS ANTRAKS
DIAGNOSIS ANTRAKS 43

 Pengecatan gram & kultur :


1. Lesi pada kulit
2. Lesi pada ileum
3. Cairan asites
4. Feses
5. Sputum
 Ig G Anti PA Serum
 DFA
 PCR
KLASIFIKASI DIAGNOSIS 44

Suspected : adanya salah satu bentuk klinis & blm ada bukti
lab yang pasti, atau tidak ada bukti epidemiologi antraks
sebelumnya

Probable :
Secara klinik menunjukkan gejala antraks, tetapi belum memenuhi
definisi dikonfirmasi , tetapi menunjukkan salah satu dari berikut :
 Secara Epidemiologi, terdapat paparan lingkungan.
 Bukti DNA B. anthracis yang dikumpulkan dari lesi, biasanya steril
Atau lesi jaringan lain yang terkena dampak
 Ig G ELISA PA Anthrax positif
 Adanya Lethal Factor (LF) pada pemeriksaan spectrometry
Confirmed :
45

Secara klinik menunjukkan gejala antraks yg kompatibel


dengan salah satu dari berikut :

 Menunjukkan B. anthracis antigen dari jaringan


dengan Direct fluorescent antibody assay.
 Terbukti kenaikan 4 x titer antibodi anti-PA IgG ELISA
pada saat masa akut dan 7 – 10 hr setelahnya.
 Menunjukkan B anthracis pemeriksaan PCR.
 Kultur positif B anthracis.

( CDC 2022 )
Langkah Awal Bila Ada Kasus 46

1. Cari aktivitas yang berhubungan dengan hewan


( terutama hewan yang mati ).
2. Disinfektan lingkungan sekitar kandang & tempat sembelih.
3. Cari orang yang kontak langsung dengan hewan terinfeksi.
4. Cari orang yang kontak tidak langsung dengan hewan
terinfeksi.
5. Ambil sampel pada luka utk pemeriksaan gram dan kultur
serta sampel serum darah utk pemeriksaan Antibodi.
6. Pemberian antibiotik.
7. Evaluasi Tanda klinis
Pengobatan Awal Antraks 47

 Amoxicillin 3 x 500 mg atau


 Doxycycline 2 x 100 mg atau
 Clindamycin 2 x 300 mg atau
 Ciprofloxacin 2 x 500 mg atau
 Moxifloxacin 1x 400 mg atau
 Levofloxacin 1 x 500 mg atau

Diberikan selama 5 - 7 hari


Doganay, M., Dinc, G., Kutmanova, A., & Baillie, L. (2023). Human Anthrax: Update of the Diagnosis
and Treatment. Diagnostics (Basel, Switzerland), 13(6), 1056.
https://doi.org/10.3390/diagnostics13061056
Profilaksis antraks 48

1. Orang yg menghirup spora antraks


2. Orang yg kontak langsung dengan hewan antraks
3. Orang yg makan daging terkontaminasi

 Post-Exposure Prophylaxis (PEP) :


 BioThrax® (Anthrax Vaccine Adsorbed) minggu 0, 2, dan 4.
 Amoksisilin 3 x 500 mg atau
 Doksisiklin 2 x 100 mg atau
 Ciprofloksasin 2 x 500 mg atau
 Levoflokasasin 1 x 500 mg
Diberikan selama 3 - 5 hari
Matur nuwun 49

Anda mungkin juga menyukai