Dosen pembimbing :
KELOMPOK 7
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
tugas kelompok ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengombinasikan obat. Gejala dan cara mengatasi keracunan obat dapat berbeda
tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi. Keracunan obat biasanya terjadi pada
pasien yang mengonsumsi lebih dari satu jenis obat sehingga mengalami
efek interaksi obat, pada pasien lansia, anak-anak, atau orang yang memiliki masalah
kejiwaan. Keracunan obat juga dapat terjadi jika seseorang minum obat disertai atau
makanan yang dapat membuat obat tersebut menjadi senyawa beracun, misalnya
alkohol.
Keracunan adalah keadaan darurat yang dapat merusak sel dan sebagian fungsi
Racun adalah suatu zat yang apabila kontak atau masuk kedalam tubuh dalam jumlah
tertentu (dosis toksik) merusak faal tubuh baik secara kimia mauppun fisiologis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Keracunan adalah keadaan darurat yang dapat merusak sel dan sebagian fungsi
Racun adalah suatu zat yang apabila kontak atau masuk kedalam tubuh dalam jumlah
tertentu (dosis toksik) merusak faal tubuh baik secara kimia maupun fisiologis
sehingga menyebabkan sakit atau pun kematian. Keracunan obat adalah kondisi yang
disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaan obat, baik dosis yang berlebihan
keracunan obat dapat berbeda tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi. Keracunan
obat biasanya terjadi pada pasien yang mengonsumsi lebih dari satu jenis obat
yang memiliki masalah kejiwaan. Keracunan obat juga dapat terjadi jika seseorang
minum obat disertai minuman atau makanan yang dapat membuat obat tersebut
Gejala keracunan obat bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis dan dosis obat
yang dikonsumsi, serta kondisi kesehatan orang tersebut ketika mengonsumsi obat.
Gejala keracunan obat juga sering kali berupa efek samping obat tersebut, namun
dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi. Beberapa gejala umum yang dapat
muncul pada seseorang yang mengalami keracunan obat adalah sebagai berikut:
Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah atau muntah darah, sakit perut,
Kejang.
Hilang keseimbangan.
Halusinasi.
Self poisoning
- Minum obat dengan dosis >> tapi dengan pengetahuan dosis ini tidak
berbahaya
- Hanya untuk menarik perhatian, tidak untuk bunuh diri, sering insektisida
Attempted suicide
Accidental poisoning
Jelas kecelakaan, tanpa faktor kesengajaan, sering terjadi pada anak usia <5
tahun
Homicidal poisoning
Tindakan kriminal
Keracunan kronik
ditegakkan
- Manifestasi kronik pada organ tertentu oleh zat kimia dg t ½ pendek akibat
Absorpsi racun ditandai oleh masuknya racun dari tempat paparan menuju
sirkulasi sistemik tubuh atau pembuluh limfe. Absorpsi didefinisikan sebagi jumlah
racun yang mencapai sistem sirkulasi sitemik dalam bentuk tidak berubah. Racun
dapat terabsorpsi umumnya apabila berada dalam bentuk terlarut atau terdispersi
molekular. Jalur utama absorpsi racun adalah salurancerna, paru-paru, dan kulit.
Setelah racun mencapai sistemik, ia bersama darah akan diedarkan ke seluruh tubuh.
Dari sistem sirkulasi sistemik ia akan terdistribusi lebih jauh melewati membran sel
empedu, saluran pencernaan, dan jalur ekskresi lainnya (kelenjar keringat, kelenjar
mamae, kelenjar ludah, dan paru-paru). Jalur eliminasi yang paling penting adalah
a. Lokal
Efek lokal terbatas pada beberapa bagian tubuh yang kontak dengan zat kimia
yaitu kulit, mata, jalur udara, dan usus. Contoh efek racun lokal yakni kulit
terbakar, mata berair dan iritasi pada tenggorokan yang menyebabkan batuk.
Banyak racun yang menyebabkan efek lokal namun ada juga yang tidak.
1) Kulit
sakit ketika kulit disentuh, tapi tidak menyebabkan rasa terbakar ketika sudah
dicuci. Agen korosif dapat dengan cepat menyebabkan rasa sakit dan terbakar
dan membahayakan kulit. Mungkin ada rasa melepuh dan kulit berubah warna
2) Mata
Agen pengiritasi atau agen korosif dapat menyebabkan sakit yang parah ketika
terpapar di mata. Mereka dapat dengan cepat membakar permukaan mata dan
menyebabkan bekas luka bahkan kebutaan. Mata akan terlihat merah dan
berair. Pasien yang terkena racun mungkin tidak ingin membuka matanya dan
3) Usus
Bahan kimia beracun dapat membahayan mulut dan tenggorokan atau usus.
Pasien mungkin merasakan sakit perut, muntah dan diare serta muntah dan
udara bagian atas dan menyebabkan batuk dan terjadi dengan cepat ketika
pasien menghirup zat racun atau ketika setelah 48 jam. Cairan dalam paru-
paru menyebabkan pasien tidak dapat bernafas dengan benar dan harus segera
dibawa ke rumah sakit karena memiliki udema. Beberapa gas beracun seperti
karbon monoksida tidak memiliki efek pada hidung dan tenggorokan. Gas
beracun yang tidak menyebabkan batuk dan tersedak sangat berbahaya karena
pasien tidak tahu ketika sudah menghirup zat tersebut. Ketika saluran udara
pasien tidak menutup, makanan, minuman atau muntah dapat masuk ke paru-
paru dan menghalangi saluran udara atau menyebabkan edema paru. Itulah
5) Lokasi Injeksi
Racun yang mengiritasi yang disuntikkan ke dalam kulit, seperti racun dari
sengatan serangga dan gigitan ular, dapat menyebabkan rasa sakit dan
(WHO, 1997)
b. Sistemik
ginjal atau kulit. Kebanyakan racun memiliki efek lebih besar pada satu
atau dua organ dari pada bagian lain tubuh. Organ yang paling terpengaruh
Efek sistemik hanya terjadi ketika jumlah racun dalam tubuh lebih besar dari
jumlah yang dapat tubuh tangani. Biasanya bila kontak dengan racun berlangsung
hanya dalam waktu singkat (akut), efek terjadi segera setelah terpapar dan tidak
berlangsung lama. Namun dalam beberapa kasus, efek racun yang tidak terlihat
selama beberapa jam atau bahkan hari setelah akut. Ketika paparan racun berlangsung
untuk waktu yang lama (kronis), efek dapat berlangsung untuk waktu yang lama
(WHO, 1997).
bawa ke rumah sakit terdekat, agar dapat diberikan penanganan secepatnya. Sambil
menunggu bantuan medis datang, hal-hal yang dapat Anda lakukan adalah:
jantung paru atau RJP, yaitu pemberian napas buatan dan penekanan pada dada,
bila penderita tidak merespon ketika dipanggil, tidak bernapas, tidak terdengar
menyarankan demikian.
Jika penderita muntah dengan sendirinya, segera bungkus tangan Anda dengan
kain, lalu bersihkan jalan napas (tenggorokan dan mulut) orang tersebut dari
muntahan.
Jika penderita tidak sadarkan diri, jangan memberikan atau memasukkan apa pun
ke dalam mulutnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keracunan obat adalah kondisi yang disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaan obat,
baik dosis yang berlebihan maupun kesalahan dalam mengkombinasikan. Gejala keracunan
obat bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis dan dosis obat yang dikonsumsi, serta kondisi
kesehatan orang tersebut ketika mengonsumsi obat. Gejala keracunan obat juga sering kali
berupa efek samping obat tersebut, namun dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi. Jika
seseorang mengalami keracunan obat, segera hubungi ambulans atau bawa ke rumah sakit
terdekat, agar dapat diberikan penanganan secepatnya. Sambil menunggu bantuan medis
datang, lakukan pertolongan pertama. Hal-hal yang harus diperhatikan pertama kali saat
melakukan pertolongan pertama keracunan adalah gejala yang timbul, usia, dan penyebab
keracunan.
Saran
Makalah ini kami tulis untuk memberikan wawasan tentang keracunan obat dan masih
jauh dari sempurna, sehingga pembaca bisa memvalidasi dengan referensi yang tersedia
untuk mendapatkan teori yang lebih benar. Kritik dan saran pembaca kami harapkan demi
tokopedia.com/blog/contoh-kata-pengantar-edu/
alodokter.com/keracunan-obat-ini-gejala-dan-cara-mengatasinya
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id
UNISSULA
Wirasuta, I Made, A. G, dan Niruri, R. (2006). Buku Ajar Toksikologi Umum. Jurusan