Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEQUALE KERACUNAN OBAT

Dosen pembimbing :

Dr. Ronald Aprianto Parubak

KELOMPOK 7

1. Mohammad Imanu Husna `(30519075)

2. Nova Dwi Puspowati (30519089)

3. Ratna Sari Lintang Pramesti (30519095)

4. Salfa Kamilatun Nahwa (30519104)

5. Sindy Setyani (30519109)

6. Sulung Rachmawan Rakasiwi (30519114)

7. Wan Dinda Enggar Budi Lestari (30519118)

D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
tugas kelompok ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 29 Agustus 2021

Hormat kami, kelompok 7


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2

D. Manfaat Penulisan .............................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Keracunan Obat................................................................................................ 3

B. Gejala Keracunan Obat ...................................................................................................... 3

C. Klasifikasi Keracunan Obat................................................................................................ 4

D. Mekanisme Terjadinya Keracunan ................................................................................... 6

E. Efek Racun Terhadap Tubuh ............................................................................................. 6

F. Pengobatan dan Cara Mengatasi Keracunan Obat .......................................................... 9

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan dan Saran .......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keracunan obat adalah kondisi yang disebabkan oleh kesalahan dalam

penggunaan obat, baik dosis yang berlebihan maupun kesalahan dalam

mengombinasikan obat. Gejala dan cara mengatasi keracunan obat dapat berbeda

tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi. Keracunan obat biasanya terjadi pada

pasien yang mengonsumsi lebih dari satu jenis obat sehingga mengalami

efek interaksi obat, pada pasien lansia, anak-anak, atau orang yang memiliki masalah

kejiwaan. Keracunan obat juga dapat terjadi jika seseorang minum obat disertai atau

makanan yang dapat membuat obat tersebut menjadi senyawa beracun, misalnya

alkohol.

Keracunan adalah keadaan darurat yang dapat merusak sel dan sebagian fungsi

tubuh akibat masuknya suatu zat atau makanan yang mengandung racun,

berasal dari bahan beracun yang terbentuk akibat pembusukan makanan dan bakteri.

Racun adalah suatu zat yang apabila kontak atau masuk kedalam tubuh dalam jumlah

tertentu (dosis toksik) merusak faal tubuh baik secara kimia mauppun fisiologis

sehingga menyebabkan sakit atau pun kematian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian keracunan obat ?

2. Apa gejala keracunan obat ?

3. Apa saja klasifikasi keracunan obat ?

4. Bagaimana mekanisme terjadinya keracunan ?


5. Bagaimana efek racun terhadap tubuh

6. Bagaimana pengobatan dan cara mengatasi keracunan obat ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan tentang pengertian keracunan obat

2. Menjelaskan gejala keracunan obat.

3. Menjelaskan pengobatan dan cara mengatasi keracunan obat.

D. Manfaat

1. Dapat memahami pengertian, keracunan obat

2. Dapat memahami gejala yang timbul dalam keracunan obat

3. Dapat memahami pengobatan dan cara mengatasi keracunan obat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keracunan Obat

Keracunan adalah keadaan darurat yang dapat merusak sel dan sebagian fungsi

tubuh akibat masuknya suatu zat atau makanan yang mengandung racun,

berasal dari bahan beracun yang terbentuk akibat pembusukan makanan dan bakteri.

Racun adalah suatu zat yang apabila kontak atau masuk kedalam tubuh dalam jumlah

tertentu (dosis toksik) merusak faal tubuh baik secara kimia maupun fisiologis

sehingga menyebabkan sakit atau pun kematian. Keracunan obat adalah kondisi yang

disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaan obat, baik dosis yang berlebihan

maupun kesalahan dalam mengombinasikan obat. Gejala dan cara mengatasi

keracunan obat dapat berbeda tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi. Keracunan

obat biasanya terjadi pada pasien yang mengonsumsi lebih dari satu jenis obat

sehingga mengalami efek interaksi obat, pada pasien lansia, anak-anak, atau orang

yang memiliki masalah kejiwaan. Keracunan obat juga dapat terjadi jika seseorang

minum obat disertai minuman atau makanan yang dapat membuat obat tersebut

menjadi senyawa beracun, misalnya alkohol.

B. Gejala Keracunan Obat

Gejala keracunan obat bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis dan dosis obat

yang dikonsumsi, serta kondisi kesehatan orang tersebut ketika mengonsumsi obat.

Gejala keracunan obat juga sering kali berupa efek samping obat tersebut, namun

dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi. Beberapa gejala umum yang dapat

muncul pada seseorang yang mengalami keracunan obat adalah sebagai berikut:

 Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah atau muntah darah, sakit perut,

diare, dan perdarahan pada saluran cerna.


 Nyeri dada.

 Detak jantung lebih cepat (dada berdebar).

 Sulit bernapas atau sesak napas.

 Pusing atau sakit kepala.

 Kejang.

 Penurunan kesadaran, bahkan hingga koma.

 Kulit atau bibir kebiruan.

 Hilang keseimbangan.

 Kebingungan atau gelisah.

 Halusinasi.

C. Klasifikasi Keracunan Obat

1. Klasifikasi keracunan menurut cara terjadinya

 Self poisoning

- Minum obat dengan dosis >> tapi dengan pengetahuan dosis ini tidak

berbahaya

- Hanya untuk menarik perhatian, tidak untuk bunuh diri, sering insektisida

 Attempted suicide

Ada maksud untuk bunuh diri, sering barbiturat & hipnotik-sedatif

 Accidental poisoning

Jelas kecelakaan, tanpa faktor kesengajaan, sering terjadi pada anak usia <5

tahun

 Homicidal poisoning

Tindakan kriminal

2. Klasifikasi keracunan menurut mula waktu terjadinya


 Keracunan akut

- Terjadi mendadak → diagnosa lebih mudah ditegakkan

- Sering mengenai banyak orang

- Gejala sering menyerupai sindrom penyakit (toxidrom)

 Keracunan kronik

- Gejala timbul perlahan & lama sesudah pajanan → diagnosis sulit

ditegakkan

- Ciri khas : zat penyebab diekskresi >24 jam, t1/2panjang → akumulasi

- Manifestasi kronik pada organ tertentu oleh zat kimia dg t ½ pendek akibat

akumulasi (ex : nekrosis papila ginjal akibat analgesik)

D. Mekanisme Terjadinya Keracunan

Absorpsi racun ditandai oleh masuknya racun dari tempat paparan menuju

sirkulasi sistemik tubuh atau pembuluh limfe. Absorpsi didefinisikan sebagi jumlah

racun yang mencapai sistem sirkulasi sitemik dalam bentuk tidak berubah. Racun

dapat terabsorpsi umumnya apabila berada dalam bentuk terlarut atau terdispersi

molekular. Jalur utama absorpsi racun adalah salurancerna, paru-paru, dan kulit.

Setelah racun mencapai sistemik, ia bersama darah akan diedarkan ke seluruh tubuh.

Dari sistem sirkulasi sistemik ia akan terdistribusi lebih jauh melewati membran sel

menuju sistem organ atau ke jaringan-jaringan tubuh. Selanjutnya racun akan

mengalami reaksi biotransformasi (metabolisme) dan ekskresi racun melalui ginjal,

empedu, saluran pencernaan, dan jalur ekskresi lainnya (kelenjar keringat, kelenjar

mamae, kelenjar ludah, dan paru-paru). Jalur eliminasi yang paling penting adalah

eliminasi melalui hati ( reaksi metabolisme) dan ekskresi melalui ginjal


E. Efek Racun Terhadap Tubuh

a. Lokal

Efek lokal terbatas pada beberapa bagian tubuh yang kontak dengan zat kimia

yaitu kulit, mata, jalur udara, dan usus. Contoh efek racun lokal yakni kulit

terbakar, mata berair dan iritasi pada tenggorokan yang menyebabkan batuk.

Banyak racun yang menyebabkan efek lokal namun ada juga yang tidak.

1) Kulit

Bahan-bahan kimia yang membahayakan kulit menyebabkan kulit memerah,

sakit ketika kulit disentuh, tapi tidak menyebabkan rasa terbakar ketika sudah

dicuci. Agen korosif dapat dengan cepat menyebabkan rasa sakit dan terbakar

dan membahayakan kulit. Mungkin ada rasa melepuh dan kulit berubah warna

menjadi abu- abu-putih atau coklat (WHO, 1997).

2) Mata

Agen pengiritasi atau agen korosif dapat menyebabkan sakit yang parah ketika

terpapar di mata. Mereka dapat dengan cepat membakar permukaan mata dan

menyebabkan bekas luka bahkan kebutaan. Mata akan terlihat merah dan

berair. Pasien yang terkena racun mungkin tidak ingin membuka matanya dan

cahaya akan menyebabkan rasa sakit di mata (WHO, 1997).

3) Usus

Bahan kimia beracun dapat membahayan mulut dan tenggorokan atau usus.

Pasien mungkin merasakan sakit perut, muntah dan diare serta muntah dan

fesesnya mungkin mengandung darah. Jika tenggorokan terbakar maka dengan

cepat membengkak dan menyebakan pasien sulit bernafas (WHO,1997)

4) Saluran Udara dan Paru-paru


Beberapa gas dan uap dapat mengiritasi hidung, tenggorokan dan saluran

udara bagian atas dan menyebabkan batuk dan terjadi dengan cepat ketika

pasien menghirup zat racun atau ketika setelah 48 jam. Cairan dalam paru-

paru menyebabkan pasien tidak dapat bernafas dengan benar dan harus segera

dibawa ke rumah sakit karena memiliki udema. Beberapa gas beracun seperti

karbon monoksida tidak memiliki efek pada hidung dan tenggorokan. Gas

beracun yang tidak menyebabkan batuk dan tersedak sangat berbahaya karena

pasien tidak tahu ketika sudah menghirup zat tersebut. Ketika saluran udara

pasien tidak menutup, makanan, minuman atau muntah dapat masuk ke paru-

paru dan menghalangi saluran udara atau menyebabkan edema paru. Itulah

mengapa sangat berbahaya untuk memberikan makanan, minuman atau obat-

obatan untuk pasien yang sadar (WHO, 1997).

5) Lokasi Injeksi

Racun yang mengiritasi yang disuntikkan ke dalam kulit, seperti racun dari

sengatan serangga dan gigitan ular, dapat menyebabkan rasa sakit dan

bengkak di tempat mereka disuntikkan. Pasien-pasien yang sengaja

menyuntikkan diri dengan produk hewan mungkin mendapatkan efek lokal

(WHO, 1997)

b. Sistemik

Ada banyak cara di mana racun dapat menyebabkan kerusakan:

1) Dengan merusak organ-organ seperti otak, saraf, jantung, hati, paru-paru,

ginjal atau kulit. Kebanyakan racun memiliki efek lebih besar pada satu

atau dua organ dari pada bagian lain tubuh. Organ yang paling terpengaruh

disebut organ sasaran.

2) Dengan memblokir pesan antara saraf.


3) Dengan menghentikan tubuh bekerja dengan baik misalnya, dengan

memblokir pasokan energi atau suplai oksigen.

Efek sistemik hanya terjadi ketika jumlah racun dalam tubuh lebih besar dari

jumlah yang dapat tubuh tangani. Biasanya bila kontak dengan racun berlangsung

hanya dalam waktu singkat (akut), efek terjadi segera setelah terpapar dan tidak

berlangsung lama. Namun dalam beberapa kasus, efek racun yang tidak terlihat

selama beberapa jam atau bahkan hari setelah akut. Ketika paparan racun berlangsung

untuk waktu yang lama (kronis), efek dapat berlangsung untuk waktu yang lama

(WHO, 1997).

F. Pengobatan dan Cara Mengatasi Keracunan Obat

Jika seseorang mengalami keracunan obat, segeralah hubungi ambulans atau

bawa ke rumah sakit terdekat, agar dapat diberikan penanganan secepatnya. Sambil

menunggu bantuan medis datang, hal-hal yang dapat Anda lakukan adalah:

 Cek denyut nadi, pola napas, dan saluran pernapasannya. Lakukan resusitasi

jantung paru atau RJP, yaitu pemberian napas buatan dan penekanan pada dada,

bila penderita tidak merespon ketika dipanggil, tidak bernapas, tidak terdengar

detak jantung, serta tidak teraba denyut nadi.

 Jangan biarkan atau menyuruh penderita muntah, kecuali petugas medis

menyarankan demikian.

 Jika penderita muntah dengan sendirinya, segera bungkus tangan Anda dengan

kain, lalu bersihkan jalan napas (tenggorokan dan mulut) orang tersebut dari

muntahan.

 Sebelum paramedis datang, baringkan tubuh penderita menghadap ke kiri, dan

buatlah penderita berada pada posisi yang cukup nyaman.


 Jangan memberikan penderita makanan atau minuman apapun yang dianggap

mampu menetralisir racun, seperti cuka, susu, atau jus lemon.

 Jika penderita tidak sadarkan diri, jangan memberikan atau memasukkan apa pun

ke dalam mulutnya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keracunan obat adalah kondisi yang disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaan obat,

baik dosis yang berlebihan maupun kesalahan dalam mengkombinasikan. Gejala keracunan

obat bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis dan dosis obat yang dikonsumsi, serta kondisi

kesehatan orang tersebut ketika mengonsumsi obat. Gejala keracunan obat juga sering kali

berupa efek samping obat tersebut, namun dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi. Jika

seseorang mengalami keracunan obat, segera hubungi ambulans atau bawa ke rumah sakit

terdekat, agar dapat diberikan penanganan secepatnya. Sambil menunggu bantuan medis

datang, lakukan pertolongan pertama. Hal-hal yang harus diperhatikan pertama kali saat

melakukan pertolongan pertama keracunan adalah gejala yang timbul, usia, dan penyebab

keracunan.

Saran

Makalah ini kami tulis untuk memberikan wawasan tentang keracunan obat dan masih

jauh dari sempurna, sehingga pembaca bisa memvalidasi dengan referensi yang tersedia

untuk mendapatkan teori yang lebih benar. Kritik dan saran pembaca kami harapkan demi

perbaikan makalah yang memuat keracunan obat ini.


DAFTAR PUSTAKA

tokopedia.com/blog/contoh-kata-pengantar-edu/

alodokter.com/keracunan-obat-ini-gejala-dan-cara-mengatasinya

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id

pharmacology of poisons & antidotes departemen farmakologi fakultas kedokteran

UNISSULA

Wirasuta, I Made, A. G, dan Niruri, R. (2006). Buku Ajar Toksikologi Umum. Jurusan

Farmasi. Universitas Udayana. hal 124.

Anda mungkin juga menyukai