Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KASUS PENYAKIT INFEKSI

TUBECULOSIS (TBC)

Dosen Pembimbing :

dr.Wisnaningsih Surdjoseputro

Penyusun :

Nova Dwi Puspowati

30519089

D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021/2022
A. PENDAHULUAN

Tuberculosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium Tuberculosis. Infeksi TB berkembang ketika bakteri masuk

melalui droplet di udara. TB bisa berakibat fatal, tetapi dalam banyak kasus, TB

dapat dicegah dan diobati. TB adalah penyebab utama kematian di seluruh

dunia. Setelah perbaikan dalam terapi dan perkembangan antibiotik, prevalensi

TB turun secara dramatis di negara-negara industri. [ CITATION BEM21 \l 1033 ]

Penyakit Tuberculosis menempati peringkat 10 penyebab kematian

tertinggi di dunia berdasarkan laporan Pusdatin Kemkes 2018. Setiap hari 4.000

orang meninggal dan 28.000 penderita dikarenakan tuberculosis, sedangkan

perkiraan setiap tahun dapat mencapai 10 juta penderita dengan 3 juta kematian

tuberculosis. Namun, tenaga kesehatan untuk memerangi penyakit TBC,

mengupayakan unit-unit kesehatan di dunia untuk menyelamatkan 63 juta jiwa

sejak tahun 2020.[ CITATION SDi21 \l 1057 ]

Berdasarkan data Kemenkes 2020, penderita Tuberculosis di Indonesia

sudah mencapai 845.000 orang dengan penderita yang meninggal sebanyak

98.000 orang sehingga membuat Indonesia sebagai negara tertinggi peringkat

ke 3 di dunia yang memiliki kasus Tuberculosis setelah India dan China dengan

jumlah pasien sekitar 10% dari total penderita TBC di dunia. Hal ini sangat

menimbulkan masalah kesehatan di Indonesia.

Tingginya kasus Tuberculosis, sampai menyebar di beberapa daerah

Kabupaten Kediri, Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes), tahun 2019

penderita TBC mencapai 1874 yang sudah selesai pengobatan dengan jangka

waktu 6 bulan. 21 penderita dengan kategori TBC RO (Resisten Obat) yang


pasti lama dalam pengobatannya. Dari 1.874 kasus TB di Kabupaten Kediri ini

baru mencapai target 68,1 persen. Target awal 2.753 kasus yang harus

ditemukan. Kemudian untuk yang sudah selesai pengobatan atau sudah sembuh

untuk pasien 2018 mencapai 92,5 persen. Sehingga tak lebih dari 10 persen

mereka yang berhenti pengobatan atau ada yang meninggal dunia. [ CITATION

Adi20 \l 1033 ]. Khususnya pada Kecamatan Wates, menurut data Puskesmas

Wates terdapat 12 orang penderita kasus TBC mulai Januari 2021 positif

Tuberculosis RO maupun TCM. Berdasarkan keterangan dan penjelasan diatas

merupakan alasan saya mengambil kasus infeksi Tuberculosis.

B. ETIOLOGY
Penyakit Tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

Tuberculosis, yang pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24

Maret 1882[ CITATION Ava \l 1033 ] . Bakteri ini berbentuk batang yang tahan asam

atau sering disebut sebagai basil tahan asam, intraseluler, dan bersifat aerob.

Myobacteruim tuberculosis umumnya menyerang paru dan sebagian kecil organ

tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada

pewarnaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis.

Sehingga disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Myobacteruim tuberculosis

cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat

yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman dapat dormant (tertidur

sampai beberapa tahun). [ CITATION Fat15 \l 1033 ]

Penyebab utama meningkatnya masalah TB antara lain adalah

kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara yan sedang

berkembang, tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan, tidak


memadainya organisasi pelayanan TB ( kurang terakses oleh masyarakat,

penemuan kasus/diagnosis yang tidak standar, obat tidak terjamin

penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang

terstandar, dan sebagainya), tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan

panduan obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang didiagnosis),

salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG, infrastruktur kesehatan

yang buruk pada Negara-negara yang mengalami krisis ekonomi atau pergolakan

masyarakat, dan perubahan demografi karena meningkatnya penduduk dunia

serta perubahan struktur umur kependudukan dan dampak pandemik HIV.

(Depkes 2007)

C. PATHOGENESIS (Proses Terjadinya Penyakit)

Penderita bakteri TBC ini menyebar di udara melalui percikan ludah

penderita, disaat berbicara, batuk, atau bersin. Meski demikian, penularan TBC

membutuhkan kontak yang cukup dekat dan cukup lama dengan penderita, tidak

semudah penyebaran flu.

Saat pendertita TBC batuk atau bersin, dapat menyebarkan

kuman/bakteri yang ada dalam dahak ke udara. Dalam sekali batuk, penderita

TBC dapat mengeluarkan sekitar 3000 percikan dahak. Bakteri TBC yang

berada di udara bisa bertahan berjam-jam, terutama jika ruangan gelap dan

lembab, sebelum akhirnya terhirup oleh orang lain. Penularan terjadi umumnya

dalam ruangan di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.

Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penularan TBC adalah mereka

yang sering bertemu atau berdiam di tempat yang sama dengan penderita TBC,

seperti keluarga, teman sekantor, atau teman sekelas. Pada dasarnya penularan
TBC tidak semudah yang dibayangkan. Tidak semua orang yang menghirup

udara yang mengandung bakteri TB akan langsung menderita TBC. Kebanyakan

kasus, bakteri yang terhirup ini akan berdiam di paru-paru tanpa menimbulkan

penyakit atau menginfeksi orang lain. Bakteri tetap ada di dalam tubuh sambil

menunggu saat yang tepat untuk menginfeksi, yaitu ketika daya tahan tubuh

sedang lemah.[ CITATION drK19 \l 1033 ]

D. PERUBAHAN MORPHOLOGIS
Mikobakteria memiliki struktur dinding sel dengan kandungan asam

mikolat rapat. Akibat struktur tersebut, Mycobacterium Tuberculosis memiliki

perlindungan efisien dan kapasitas luar biasa untuk menahan berbagai tekanan

dari luar. Selain itu, dinding sel mikobakteri menunjukkan struktur dinamis.

Struktur tersebut dapat diperbarui sepanjang pertumbuhan bakteria pada

lingkungan berbeda. Namun, pada kondisi lingkungan yang tidak disukai oleh

mikobakteria, misalnya ketika terpapar mekanisme pertahanan hospes,

mikobakteri akan memproduksi bentuk defisiensi dinding sel atau disebut

sebagai Lform (Markova dkk., 2012). Kemampuan mikobakteri dalam

membentuk L-form berhasil didemonstrasikan oleh Markova (2012).

Perubahan morfologi M. tuberculosis dari acid fast menjadi non-acidfast

dan bentuk coccoid pada berbagai ukuran. Microbacterium Tuberculosis

biasanya berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung berwarna merah pada

Ziehl-Neelsen. Namun, Lform menunjukan polimorfisme dan variabilitas hasil

pewarnaan. Lform kehilangan karankteristik L-form dan menyerupai morfologi

beberapa bakteri lain. Bakteri dalam bentuk L-form dapat bertahan hidup dalam

jangka waktu lama dalam kondisi dormant di dalam makroorganisme (hiospes).


L-form dapat menginduksi manifestasi penyakit setelah diaktivasi oleh berbagai

faktor tekanan (Domingue dan Woody, 1997).

Saat ini terdapat lebih dari 150 spesies yang memenuhi standar untuk

menjadi bagian dari genus Mycobacterium. Spesies ini biasanya dikelompokkan

ke dalam 2 divisi utama, yaitu pertumbuhan lambat dan pertumbuhan cepat.

Dasar yang digunakan adalah waktu yang diperlukan agar koloni visibel muncul

pada media padat setelah penanaman suspensi bakteri. Penanaman suspensi

tersebut dilakukan dengan benar sehingga koloni terpisah dengan baik (asumsi

koloni yang muncul berupa sel tunggal). Kemunculan koloni membutuhkan

waktu kurang dari 7 hari untuk pertumbuhan cepat dan lebih dari 7 hari untuk

pertumbuhan lambat. [CITATION DrR16 \l 1033 ]

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Symptom (Gejala)

Terdapat beberapa jenis Tuberculosis, tergantung dimana bakteri

menginfeksi dan menimbulkan gejala yang tidak jauh berdeda. Berikut

gejala yang biasa terjadi pada penderita Tuberculosis: [ CITATION drT19 \l 1033

a) Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih), biasanya

berdahak.

Hampir semua penyakit yang menyerang saluran pernapasan

akan menimbulkan gejala batuk, begitu pun dengan penyakit

tuberkulosis. Hal ini karena adanya infeksi yang mengganggu


jalannya pernapasan. Infeksi tuberkulosis akan menyebabkan

produksi lendir berlebih sehingga menyebabkan batuk berdahak.

b) Demam dan menggigil.

Demam menandakan bahwa sistem imun sedang bereaksi

melawan infeksi bakteri. Ini sebabnya penderita TBC kerap

merasakan demam dalam tahap awal infeksi aktif. Ciri TBC yang

satu ini kemudian hilang dan kambuh dalam beberapa waktu.

Demam yang menjadi tanda penyakit TBC biasanya bisa dirasakan

dalam waktu lebih dari 3 minggu.

c) Tidak nafsu makan.

Semua ciri-ciri TBC yang muncul bisa membuat penderitanya

tidak nafsu makan. Batuk TBC yang terus-menerus bahkan bisa

menyulitkan penderita untuk menelan makanan.

Tidak semua kuman TBC yang masuk ke paru-paru langsung

menimbulkan gejala. Kuman TBC bisa saja hanya bersembunyi sampai suatu

hari berubah menjadi aktif dan menimbulkan gejala. Kondisi ini dikenal sebagai

TBC laten. Selain tidak menimbulkan gejala, TBC laten juga tidak menular.

Selain menyerang paru-paru, kuman TBC juga dapat menyerang organ lainnya,

seperti ginjal, usus, otak, atau TBC kelenjar. Penyakit TBC pada organ selain

paru-paru sering terjadi pada orang dengan kekebalan tubuh rendah, misalnya

penderita AIDS.

2. Sign (Tanda)
Penderita tuberculosis juga akan mengalami tanda klinis, lakukan

pemeriksaan apabila selama 2 minggu berturut-turut gejala yang dialami

tidak cepat sembuh dan mengalami tanda sebagai berikut:

a) Batuk mengeluarkan darah.

b) Nyeri dada saat bernapas atau batuk.

c) Berkeringat pada malam hari.

d) Penurunan berat badan.

e) Lemas.

Berdasarkan penjelasan mengenai perjalanan penyakit tuberculosis diatas, dari

perubahan morfologi, struktur anatomi dan berdasarkan manifestasi klinis yang

dijelaskan, maka dapat ditetapkan kode diagnosis pasien yaitu Tuberculosis.

1. Penetapan Diagnosa

Diagnosis : Tuberculosis

Volume 3

Leadterm : Tuberculosis

Tuberculosis, tubercular, tuberculous (caseous) (degenaration) (gangrene)

(necrosis) A16.9 halaman 627

Volume 1

A16.9 Respiratory tuberculosis unspecified, without mention of

bacteriological or histological confirmation

- Respiratory tuberculosis NOS, halaman 107

- Tuberculosis NOS
DAFTAR PUSTAKA

Andrian, d. K. (2019, Aguatus 14). Proses Terjadinya Penularan TBC. Retrieved from
Alodokter: https://www.alodokter.com/proses-terjadinya-penularan-tbc

Andryanto, S. D. (2021, Maret 24). Hari Tuberkulosis Sedunia, Indonesia Urutan ke-3
Kasus TBC di Dunia. Retrieved from Nasional Tempo:
https://nasional.tempo.co/read/1445477/hari-tuberkulosis-sedunia-indonesia-
urutan-ke-3-kasus-tbc-di-dunia

Dr. Rer. nat. T. Irianti, M. S., & dkk. (2016, Desember 7). Mengenal Anti-Tuberkulosis.
Retrieved from Respiratory UGM: https://repository.ugm.ac.id/273526/1/Draft
%20Buku%20Antituberkulosis%2014%20Desember.pdf

Firdaus, F. (2015, Nopember 16). MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT


MENULAR TUBERKULOSIS. Retrieved from Academia:
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/40100929/FATWA_FIRDAUS_20137100
38_EPM-with-cover-page-v2.pdf?
Expires=1631619973&Signature=RAo8ETcM6ePf6eDrtwA44RxXi3Wt~ZeITz
qLx6yrn1Cq~pD~UeVJ7KNpQg7rkYaG31c1AxIBkj8wlcnZL8mkSbqaettn0zJ0
37Rh-D75bmd~znncm-JDvxJp6Zeyc~h

Imelda, A. (n.d.). Makalah Tuberculosis. Retrieved from Academia:


https://www.academia.edu/42285190/MAKALAH_TUBERKULOSIS

Nugroho, A. (2020, Maret 25). TBC di Kediri: Jangan Sampai Jadi Resisten Obat.
Retrieved from Radar Kediri Jawa Pos:
https://radarkediri.jawapos.com/read/2020/03/25/185460/tbc-di-kediri-jangan-
sampai-jadi-resisten-obat

UMM, B. (2021, Maret 24). World Tuberculosis (TB) 2021. Retrieved from Bemu
UMM: https://bemu.umm.ac.id/id/berita/world-tuberculosis-tb-2021-baca-
selengkapnya-di-artikel-sejarah-hari-tuberkulosis-sedunia-tema-world-tb-day-
tahun-ini-httpstirtoidgbpp.html

Willy, d. T. (2019, Februari 28). TBC (Tuberkulosis). Retrieved from Alodokter:


https://www.alodokter.com/tuberkulosis/gejala

Anda mungkin juga menyukai