Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Dosen Pembimbing
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah
serta taufik-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Demikian pula makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4
1.3 TUJUAN..................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................6
2.2.1 DEFINISI..............................................................................................................6
2.2.2 ETIOLOGI...........................................................................................................6
2.2.3 PATOFISIOLOGI.................................................................................................7
2.2.4 BAGAN WOC......................................................................................................9
2.2.5 MANIFESTASI KLINIK....................................................................................10
2.2.6 KOMPLIKASI....................................................................................................11
2.2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................11
2.2.8 PENATALAKSANAAN....................................................................................12
BAB 3..............................................................................................................................16
ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................................16
3.1 PENGKAJIAN.......................................................................................................16
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................................20
3.3 Intervensi keperawatan...........................................................................................20
3.4 Implementasi keperawatan.....................................................................................25
3.5 Evaluasi keperawatan.............................................................................................25
BAB IV............................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
A Kesimpulan..............................................................................................................26
B.SARAN....................................................................................................................26
Daftar pustaka..................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
TINJAUAN TEORI
2.2.1 DEFINISI
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada
kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil
menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui
inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan,
merupakan kondisi bahaya yang mengganggu kesehatan bahkan dapat
menimbulkan kematian. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen
kedaruratan datang karena masalah toksik (Sartono,2012).
2.2.2 ETIOLOGI
Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa mulai yang
ringan sampai yang berat. Secara umum yang banyak terjadi di sebabkan oleh :
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d. Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f. Streptokkkus
2. Bahan Kimia
3. Toksin
a. Jamur
b. Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang
2.2.3 PATOFISIOLOGI
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan
akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi
kardiovaskuler mungkin juga terganggu,sebagian karena efek toksik langsung
pada miokard dan pembuluh darah perifer,dan sebagian lagi karena depresi pusat
kardiovaskular diotak.Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung
lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,hipotermia terjadi bila ada depresi
mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak
karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi
akan memperberat syok,asidemia,dan hipoksia (Brunner and Suddarth, 2010).
2.2.4 BAGAN WOC
2.2.5 MANIFESTASI KLINIK
1. Rasa terbakar di tenggorokan dan lambung.
2. Pernafasan yang cepat dan dalam, hilang selera makan, anak terlihat
lemah.
5. Bingung.
7. Reaksi lain yang kadang bisa terjadi : demam tinggi, haus, banyak
berkeringat, bintik merah kecil di kulit dan membran mukosa (Noer
Syaifoellah,2006).
1. Keracunan ringan:
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
f. Pupil miosis
2. Keracunan sedang:
a. Nausea
b. Muntah – muntah
d. Hipersalifa
e. Hiperhidrosis
f. Fasikulasi otot
g. Bradikardi
3. Keracunan berat
a. Diare
c. Sesak nafas
d. Sianosis
e. Edema paru
g. Kovulsi
h. Koma
2.2.6 KOMPLIKASI
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas
2.2.8 PENATALAKSANAAN
A. PRINSIP PENATALAKSANAAN TERHADAP RACUN YANG
TERTELAN
racun. Dekontaminasi lambung tidak menjamin semua bahan racun yang masuk
bisa dikeluarkan, oleh karena itu tindakan dekontaminasi lambung tidak rutin
dilakukan pada kasus keracunan.
1. Keracunan bahan korosif atau senyawa hidrokarbon (minyak tanah, dll) karena
mempunyai risiko terjadi gejala keracunan yang lebih serius
1) Lepaskan semua pakaian dan barang pribadi dan cuci menyeluruh seluruh
daerah yang terkontaminasi dengan air hangat yang banyak. Gunakan
sabun dan air untuk bahan berminyak.
2) Petugas kesehatan yang menolong harus melindungi dirinya terhadap
kontaminasi sekunder dengan menggunakan sarung tangan dan celemek
3) Pakaian dan barang pribadi yang telah dilepas harus diamankan dalam
4) kantung plastik transparan yang dapat disegel, untuk dibersihkan lebih
lanjut atau dibuang.Kontaminasi Mata
5) Bilas mata selama 10-15 menit dengan air bersih yang mengalir atau
garam normal, jaga curahannya tidak masuk ke mata lainnya.
6) Penggunaan obat tetes mata anestetik akan membantu irigasi mata.
7) Balikkan kelopak mata dan pastikan semua permukaannya terbilas. Pada
kasus asam atau alkali irigasi mata hingga pH mata kembali dan tetap
normal (periksa kembali pH mata 15-20 menit setelah irigasi dihentikan).
8) Jika memungkinkan, mata harus diperiksa secara seksama dengan
pengecatan fluorescein untuk mencari tanda kerusakan kornea. Jika ada
kerusakan konjungtiva atau kornea, anak harus diperiksa segera oleh
dokter mata.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu :
pengkajian primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat
darurat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam hidup pasien, barulah
selanjutnya dilakukan survei sekunder. Pengkajian primer bertujuan mengetahui
dengan segera kondisi yang mengancam nyawa pasien. Pengkajian primer
dilakukan secara sekuensial sesuai dengan prioritas. Tetapi dalam prakteknya
dilakukan secara bersamaan dalam tempo waktu yang singkat (kurang dari 10
detik) difokuskan pada Airway Breathing Circulation (ABC).
Sangat penting untuk ditekankan pada waktu melakukan primary survey bahwa
setiap langkah harus dilakukan dalam urutan yang benar dan langkah berikutnya
hanya dilakukan jika langkah sebelumnya telah sepenuhnya dinilai dan berhasil.
b) Pengkajian Airway
1. Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain :
2. Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau
bernafas dengan bebas?
3. Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain:
a) Adanya snoring atau gurgling
b) Stridor atau suara napas tidak normal
c) Agitasi (hipoksia)
d) Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest movements
e) Sianosis
f) Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan
potensial penyebab obstruksi
g) Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien terbuka.
h) Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang
berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
i) Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien sesuai
indikasi
d) Pengkajian Circulation
Pemeriksaan fisik
paralise
e) Gastrointestinal : Muntah, diare
f) Integumen: Berkeringat
3.Hitung kebutuhan
cairan
4.Berikan posisi
modified trendelenburg
5.Berikan asupan
cairan oral
Edukasi
6.Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
7. Anjurkan
menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi
8. Kolaborasi
pemberian cairan IV
issotonis (mis. cairan
NaCl, RL)
9. Kolaborasi
pemberian cairan IV
hipotonis (mis. glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
3.
Gangguan integritas 10.Kolaborasi
kulit berhubungan setelah di lakukan pemberian cairan
dengan nyeri lokal tindakan keperawatan koloid (mis. albumin,
dan selama 3 x 24 jam, maka plasmanate)
Kemerahan di harapkan integritas
kulit dan jaringan PERAWATAN
meningkat dengan INTEGRITAS KULIT
kriteria hasil : (I.11353)
1. elastisitas meningkat
2.kerusakan jaringan Observasi
menurut
3.kemerahan menurun 1.Identifikasi penyebab
gangguan integritas
kulit (mis. Perubahan
sirkulasi, perubahan
status nutrisi,
peneurunan
kelembaban, suhu
lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas)
Terapeutik
2.Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama
periode diare
3. Gunakan produk
berbahan petrolium
atau minyak pada kulit
kering
4.Gunakan produk
berbahan ringan/alami
dan hipoalergik pada
kulit sensitif
5.Hindari produk
berbahan dasar alkohol
pada kulit kering
Edukasi
6.Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis. Lotin,
serum)
8.Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
9.Anjurkan meningkat
asupan buah dan saur
3.4 Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telahdisusun pada tahap perencanaan. Menurut Setiadi (2012),
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan di mana perawat memberikan
intervensikeperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien.
PENUTUP
A Kesimpulan.
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang
menimbulkan gejala klinis. Keracuanan Makanan adalah penyakit yang tiba – tiba
dan mengejutkan yang dapat terjadi setelah menelan makanan / minuman yang
terkontaminasi. (KMB Brunner & Suddarth Vol.3)
B.SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan seperti perawat dapat mengetahui dan
memahami tentang tatalaksana yang tepat bagi klien penderita keracunan
makanan. Sehingga klien dapat diintervensi secara tepat, cepat dan efisien, tanpa
menambah masalah baru yang timbul. Diharapkan juga perawat dapat
memberikan edukasi kepada klien dan keluarga klien tentang masalah yang dapat
ditimbulkan akibat keracunan makanan, serta pembatasan cairan, aktivitas yang
dibatasi sehingga klien dapat tetap mendapatkan perawatan yang terbaik ketika
sudah diperbolehkan pulang ke rumah dan keluarga dapat merawat klien dengan
tepat.
Daftar pustaka
-Suzanne C. Brenda G.2012,Keperawatan Medikal Bedah,EGC,Jakarta
-Widodo, Djoko. 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Pustaka. Jakarta