Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 1 KJ001
JAKARTA
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya pulalah makalah tentang “Kejadian luar biasa keracunan makanan pada acara
perayaan ulang tahun di desa karoya kecamatan cipicung kabupaten kuningan: studi kohort
retrospektif 2014” ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan. Adapun tujuan disusunnya makalah
ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keamanan Pangan”. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis
dan bagi para pembaca agar mampu memahami dan menerapkannya di kemudian hari
Semoga makalah sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Kami menyadari bahwa di
dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini pada masa yang
akan datang. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
9. Bagaimana hasil dan pembahasan dari analisis kasus kejadian luar biasa
keracunan makanan pada acara perayaan ulang tahun di desa karoya
kecamatan cipicung kabupaten kuningan: studi kohort retrospektif 2014?
1.3 Tujuan
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.Keamanan Pangan
Pangan merupakan makanan dan minuman yang mengandung sumber energi bagi
tubuh agar dapat beraktivitas. Jika tubuh kekurangan energi, maka tubuh akan lemas dan
mudah lelah. Selain itu, makanan dan minuman juga berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh, pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh yang telah rusak atau tua,
pengaturan metabolisme tubuh, pemeliharaan keseimbangan cairan tubuh, serta
pertahanan tubuh terhadap penyakit. Makanan dan minuman yang baik bagi tubuh adalah
makanan dan minuman yang bersih/higienis, sehat dan bergizi seimbang (mengandung
karbohidrat, lemak protein, vitamin, mineral, dan air), serta tidak mengandung bahan-
bahan yang membahayakan kesehatan tubuh. Oleh karena itu, penting adanya keamanan
pangan bagi kesehatan tubuh, karena keamanan pangan merupakan persyaratan mutlak
untuk suatu produk pangan (Lestari, 2020).
Menurut WHO, keamanan pangan (food safety) adalah suatu ilmu yang membahas
tentang persiapan, penanganan, dan penyimpanan makanan atau minuman agar tidak
terkontaminasi oleh bahan fisik, biologi, dan kimia. Tujuan utama keamanan pangan
adalah untuk mencegah makanan dan minuman agar tidak terkontaminasi oleh zat asing
baik fisik, biologi, maupun kimia sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya sakit
akibat bahaya pangan. Kontaminasi fisik adalah benda asing yang masuk ke dalam
makanan atau minuman. Contohnya rambut, logam, plastik, kotoran, debu, kuku, dan
lainnya. Arti dari kontaminasi biologi adalah suatu zat yang diproduksi oleh makhluk
hidup (seperti manusia, tikus, kecoa, dan lainnya) yang masuk ke dalam makanan atau
minuman. Kontaminasi kimia meliputi herbisida, pestisida, serta obatobatan hewan.
Kontaminasi kimia ada juga yang bersumber dari lingkungan seperti udara atau tanah
serta polusi air. Ada juga migrasi dari kemasan makanan, penggunaan zat adiktif atau
racun alami, serta kontaminasi silang yang terjadi selama makanan diproses (Lestari,
2020).
6
dapat memberikan perlindungan kepada rakyat untuk mengonsumsi pangan yang aman
bagi kesehatan dan keselamatan jiwa. Ada lima faktor teknis yang direkomendasikan oleh
WHO dalam penyediaan pangan yang aman, yaitu: menjaga kebersihan, mencegah
terjadinya pencemaran, menyimpan makanan pada suhu yang aman, memanaskan
makanan pada suhu yang tepat, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman
dikonsumsi (Lestari, 2020).
7
g) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama
2.3.Keracunan Makanan
Keracunan makanan merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dan
pemecahannya secepat mungkin. Oleh karena itu perlu upaya segera untuk
menanggulangi dan mencegah meluasnya kejadian, serta mencegah kejadian tersebut
tidak terulang kembali. Identifikasi apa yang menjadi penyebab kejadian tersebut perlu
dilaksanakan secara sistematis dan cepat.
Keracunan makanan adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala dan tanda
keracunan yang disebabkan oleh mengkonsumsi makanan yang diduga mengandung
cemaran biologis atau kimia (Permenkes RI No. 2 Tahun 2013). Penyakit akibat
keracunan makanan turut meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas seluruh dunia.
Peningkatan insiden keracunan makanan di seluruh dunia terus dilaporkan dan sering
dihubungkan dengan kontaminasi makanan yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat
global.
Menurut Gupta (2018), 3 bakteri penyebab keracunan makanan adalah E. Coli,
Salmonella dan listeria. E. Coli merupakan bakteri yang paling berbahaya, biasanya
ditemukan pada makanan yang terkontaminasi, makanan (Fitriana, 2021)yang dimasak
belum terlalu matang. Tanda keracunan E.Coli sendiri adalah diare tanpa demam, dengan
5% kasus kejadian memburuk menjadi gagal ginjal. Tanda keracunan makanan karena
Salmonella bisa tanpa tanda gejala, naun bisa juga mengalami mual, muntah sampai
diare.
Keracunan merupakan suatu kondisi yang dapat mengancam nyawa, segera tangani
dengan benar. Oleh karena itu, setiap orang harus mampu melakukan pertolongan
pertama Namun sebelumnya dalam keadaan darurat umum Orang sering panik,
kekacauan dan ketidaktahuan yang histeris ,ketidaktahuan apa yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan permasalah tersebut. keraguan ini muncul di antara keduanya
karena ketidaktahuan dan ketakutan akan konsekuensi penyebabnya. (Fitriana, 2021)
8
bawah organisme berdarah panas (endoterm). Sel biasanya berbentuk batang, dan panjangnya
sekitar 2,0 mikrometer (μm) dan diameter 0,25-1,0 m, dengan volume sel 0,6-0,7 m.3. E. coli
sering disebut sebagai organisme hidup bebas terbaik atau paling banyak dipelajari. Lebih
dari 700 serotipe E. coli telah diidentifikasi. Antigen “O” dan “H” pada bakteri dan
flagelanya membedakan serotipe yang berbeda. ItuE. coliyang bertanggung jawab atas
banyak laporan makanan dan minuman yang terkontaminasi adalah mereka yang
menghasilkan toksin Shiga, disebut demikian karena toksinnya hampir identik dengan yang
dihasilkan olehShigelladisentri tipe 1. Yang paling terkenal dan juga paling terkenal E.
colibakteri yang menghasilkan toksin Shiga adalah E. coliO157:H7 (Panchangam, 2015)
Gejala Infeksi E.Coli Kolitis yang disebabkan oleh Escherichia coli (E. coli) O157:H7
ditandai dengan kram perut yang parah, diare yang biasanya berubah menjadi berdarah dalam
waktu 24 jam, dan terkadang demam. Inkubasi dalam wabah biasanya dilaporkan 3 sampai 4
hari, tetapi mungkin sesingkat 1 hari atau selama 10 hari. Infeksi dapat terjadi pada orang-
orang dari segala usia tetapi paling sering terjadi pada anak-anak
Makanan yang aman atau makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah makanan
tanpa adanya (Amir, 2021):
Kontaminan mikroba.
Mikotoksin.
Penyalahgunaan aditif makanan.
9
Pencemar lingkungan.
Residu bahan kimia pertanian.
Residu obat hewan (Veterinary drugs residues).
Modifikasi gen yang tidak aman.
Pemalsuan (Adulteration).
Jika merujuk pada WHO, ada lima faktor yang perlu diperhatikan untuk penyediaan
pangan yang aman agar masalah keamanan pangan dapat dicegah, antara lain (Lestari,
2020):
1) Menjaga kebersihan. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih
sebelum memasak atau menyediakan pangan. Hindari sentuhan tangan karena
melalui sentuhan tangan, umumnya akan terjadi pencemaran makanan.
Mikroorganisme yang melekat pada tangan akan berpindah ke makanan dan
berkembang biak dalam makanan, terutama pada makanan jadi. Gunakan sarung
10
tangan atau alat bantu seperti sendok dan lainnya pada saat akan bersentuhan
dengan makanan.
2) Jaga makanan dari peluang terjadinya pencemaran. Pangan atau bahan pangan
harus disimpan di tempat yang tertutup dan terbungkus dengan baik agar tidak
berpeluang terkena debu. Pisahkan pangan mentah dengan yang matang dan
berdasarkan jenisnya, demikian juga untuk peralatannya.
3) Simpan makanan pada suhu yang aman, seperti di lemari es jika memang
makanan atau bahan makanan seharusnya disimpan dalam lemari es sehingga
tidak mudah rusak atau busuk. Jangan simpan makan dalam jangka waktu terlalu
lama. Makanan yang sudah matang sebaiknya jangan disimpan dalam suhu
ruangan melebihi waktu 4 jam karena dikhawatirkan adanya bakteri yang
berkembang biak.
4) Lakukan proses pemanasan makan dalam suhu yang benar-benar panas sebelum
di- konsumsi agar mikroorganisme tidak tumbuh dan berkembang biak dengan
cepat. 5) Gunakan air dan bahan baku yang aman yaitu yang tidak berwarna dan
tak berbau.
11
BAB III
KRONOLOGI KEJADIAN DAN METODELOGI PENELITIAN
12
sedangkan kontrol diambil dari warga yang tidak sakit setelah mengkonsumsi makanan
yang sama. Analisa data yaitu univarait dan bivariat yang dilakukan dengan menyusun
tabel 2x2 untuk menghitung keterkaiatan besar risiko dengan menggunakan Relative Risk
(RR), uji kemaknaan statistik yang digunakan adalah uji statistik chi quadrat (X2).
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Pemastian Diagnosa
Diagnosis KLB keracunan makanan di Desa Karoya Kecamatan
Cipicung Kabupaten Kuningan adalah berdasarkan gejala klinis berupa Mual,
Muntah, Demam Menggigil dan Sakit Kepala, berdasarkan pelaksanaan
Penyelidikan Epidemiologi (PE) pada tanggal 21-24 Februari 2014, diperoleh
97 orang yang diwawancarai. Dari 97 orang yang diwawancarai, yang
mengalami gejala keracunan sebanyak 87 orang. Sebanyak 10 orang makan
tapi tidak sakit. Jadi analisis penderita menurut Orang, Waktu, dan Tempat
hanya 87 orang yang sakit. Dari hasil wawancara terhadap 87 kasus
didapatkan gejala klinis sebagai berikut:
14
pembuangan limbah manusia, dari 12 (KK) tersebut untuk melakukan aktivitas
pembuangan limbah hanya memanfaatkan saluran irigasi kecil yang berada di
belakang rumah Ibu Eci. Kemungkinan besar terjadi pencemaran bakteri
Escherichia Coli pada air di lingkungan sekitar kejadian luar biasa di Desa Karoya.
15
Berdasarkan gambar di atas, penderita yang mengalami
keracunan terbanyak berasal dari Dusun Empat Desa Karoya
Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan sebanyak 80 kasus,
Desa Lebaksiu Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan 5
kasus dan Desa Pasayangan Kecamatan Ciawigebang
Kabupaten Kuningan 2 kasus. Distribusi kasus KLB keracunan
makanan berdasarkan variabel tempat asal penderita, terjadi di
Dusun Empat Desa Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten
Kuningan, Desa Lebaksiu Kecamatan Ciawigebang Kabupaten
Kuningan dan Desa Pasayangan Kecamatan Ciawigebang
Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada tabel berikut:
16
b) Deskripsi Kasus Berdasarkan Variabel Orang
Kasus kejadian luar biasa keracunan makanan di Desa
Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan menurut
variabel orang yaitu berdasarkan jenis kelamin dan umur dapat
digambarkan sebagai berikut :
17
c) Deskripsi Kasus Berdasarkan Variabel Waktu
Waktu merupakan variabel yang menggambarkan masa
inkubasi yaitu waktu dari infeksi sampai munculnya gejala.
Disamping itu waktu juga dapat menjelaskan mengenai durasi
atau perjalanan alamiah suatu penyakit.
3. Lama Pemaparan
Kejadian luar biasa keracunan makanan yang berlangsung di
Desa Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan berlangsung
selama lebih kurang 2 (Dua) hari dimulai pada tanggal 20 Februari
2014 Pukul, 16.30 sampai dengan Pukul, 16.30 tanggal 23 Februari
2014 atau selama 72 jam, dengan puncak kasus terjadi pada jam ke –
18.00 setelah mengkonsumsi makanan tanggal 20 Februari 2014.
4. Hasil Analisis Bivariat
18
Hasil uji statistik chi quadrat (X2) p value = 0,0001 < Alfa =
0,05 Ho di tolak artinya ada hubungan antara Nasi Kuning terhadap
status kesehatan korban KLB di desa karoya. Hasil uji statistik chi
quadrat (X2) p value = 0,0006 < Alfa = 0,05 Ho di tolak artinya ada
hubungan antara Olahan Mie terhadap status kesehatan korban KLB di
desa karoya. Hasil uji statistik chi quadrat (X2) p value = 0,1348 >
Alfa = 0,05, Ho di trima artinya tidak ada hubungan antara Cincang
Ayam terhadap status kesehatan korban KLB di desa karoya.
5. Attack rate menurut golongan umur
Attack rate dari jumlah kasus adalah 100% sedangkan AR yang
lebih besar terjadi pada kelompok usia >5-15 tahun yaitu 1,15% dan
terkecil pada kelompok umur >60 tahun yaitu 0,06%. Hal ini
menunjukan kasus lebih banyak terjadi pada kelompok umur >5-15
tahun.
6. Populasi risiko tinggi
Berdasarkan deskripsi KLB keracunan makanan yang
berlangsung di Desa Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten
Kuningan menurut orang, tempat, dan waktu maka populasi yang
dianggap berisiko tinggi adalah :
a) Berdasarkan variabel orang, populasi yang memiliki risiko
tinggi terkena keracunan makanan adalah orang yang
mengkonsumsi makanan dan jenis kelamin perempuan (attack
rate = 2,81%) serta golongan umur >5-15 tahun (attack rate =
1,15%).
b) Berdasarkan variabel tempat, populasi yang memiliki risiko
tinggi kasus keracunan makanan adalah warga dusun empat
desa karoya (attack rate = 2,50%).
c) Berdasarkan variabel waktu, populasi yang memiliki risiko
tinggi kasus keracunan makanan di Desa Karoya, Kecamatan
Cipicung Kabupaten Kuningan terjadi pada pada jam ke –
18.00 setelah mengkonsumsi makanan tanggal 20 Februari
2014 yang merupakan puncak kasus.
19
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan di Desa Karoya Kecamatan
Cipicung Kabupaten Kuningan pada tanggal 20 Februri 2014, Penularan terjadi secara
Common Source karena adanya satu sumber penularan yaitu mengkonsumsi makanan dalam
waktu yang hampir bersamaan. Masa inkubasi yang pendek menunjukkan adanya
kontaminasi oleh bakteri yang menghasilkan toksin.
5.2.Saran
Sumber Agent penyebab keracuanan dipastikan adalah adanya bakteri Escherichia
Coli yang terdapat pada Nasi Kuning dan Olahan Mie yang dikonsumsi warga Desa Karoya.
Hal ini terjadi karena air untuk proses memasak tercemar bakteri Escherichia Coli.
20
DAFTAR PUSTAKA
2. Arisman, M. B., & Kes, M. (2009). Keracunan Makanan Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC.
4. http://www.kuningankab.go.id/sites/de fault/files/peta_kecamatan/cipicung.jp g
6. BPS (2014) Kuningan dalam Angka, Kuningan, Jawa barat:BPS Kab. Kuningan.
7. Bres (1995) Tindakan Darurat Kesehatan masyarakat pada Kejadian Luar Biasa,
Yogyakarta:UGM Press
21