Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEAMANAN PANGAN

“KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN MAKANAN PADA ACARA PERAYAAN


ULANG TAHUN DI DESA KAROYA KECAMATAN CIPICUNG KABUPATEN
KUNINGAN: STUDI KOHORT RETROSPEKTIF”

Dosen Pengampu:

Dr. Dra. Mellova Amir, MSc,, Apt.

Disusun Oleh:

Kelompok 1 KJ001

1. Ani Vivi Listiyowati (20180311078)


2. Alifia Amanda Glesia (20180311098)
3. Iswatul Fauzizah (20190311051)
4. Shafira Adinda Pratiwi (20190311053)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya pulalah makalah tentang “Kejadian luar biasa keracunan makanan pada acara
perayaan ulang tahun di desa karoya kecamatan cipicung kabupaten kuningan: studi kohort
retrospektif 2014” ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan. Adapun tujuan disusunnya makalah
ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keamanan Pangan”. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis
dan bagi para pembaca agar mampu memahami dan menerapkannya di kemudian hari

Semoga makalah sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Kami menyadari bahwa di
dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini pada masa yang
akan datang. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 1 Juli 2022

Tim Penyusun

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................... 6
2.1. Keamanan Pangan .............................................................................................................. 6
2.2. Kejadian Luar Biasa ........................................................................................................... 7
2.3. Keracunan Makanan ........................................................................................................... 8
2.4. Escherichia Coli ................................................................................................................. 8
2.5. Faktor Berkonstribusi pada Potensi Bahaya dan Makanan .................................................. 9
2.6. Pencegahan Masalah Keamanan ....................................................................................... 10
BAB III KRONOLOGI KEJADIAN DAN METODOLOGI PENELITIAN .............................. 12
3.1. Kronologi Kejadian .......................................................................................................... 12
3.2. Metode Penelitian ............................................................................................................ 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 14
4.1. Hasil ................................................................................................................................ 14
4.1.1. Pemastian Diagnosa.................................................................................................. 14
4.1.2. Penetapan Kejadian Luar Biasa................................................................................. 15
4.1.3. Deskripsi Kejadian Luar Biasa .................................................................................. 15
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 20
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................................... 20
5.2. Saran................................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan pangan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan toxin yang
diproduksi oleh mikroba patogen. Bahan pangan juga dapat mengandung racun
akibat proses pembusukan atau pencampuran bahan kimia yang berbahaya yang
dapat menyebabkan kesakitan dan keracunan. Pada umumnya, keracunan pangan
atau makanan terjadi pada suatu keadaan dimana orang secara bersamaan atau
hampir bersamaan terpapar dengan jenis makanan atau minuman tertentu yang
menyebabkan keracunan.
Keracunan makanan merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dan
pemecahannya secepat mungkin. Oleh karena itu perlu upaya segera untuk
menanggulangi dan mencegah meluasnya kejadian, serta mencegah kejadian tersebut
tidak terulang kembali. Identifikasi apa yang menjadi penyebab kejadian tersebut
perlu dilaksanakan secara sistematis dan cepat. Kejadian luar biasa (KLB) keracunan
makanan pada umumnya terjadi pada suatu keadaan dimana orang secara bersamaan
atau hampir bersamaan pada waktu yang sama terpapar dengan jenis makanan atau
minuman tertentu.
Kejadian Luar biasa (KLB) adalah suatu kejadian kesakitan/kematian dan
meningkatnya suatu kejadian atau kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu, termasuk
kejadian kesakitan/kematian yang disebabkan oleh penyakit menular maupun yang
tidak menular dan kejadian bencana alam yang disertai wabah penyakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan keamanan pangan?


2. Apa yang dimaksud dengan kejadian luar biasa?
3. Apa yang dimaksud dengan keracunan makanan?
4. Apa yang dimaksud dengan Escherichia Coli?
5. Faktor-faktor apa saja yang berkontribusi pada potensi bahaya dalam
makanan?
6. Bagaimana cara pencegahan untuk masalah keamanan pangan?
7. Bagaimana kronologi terjadinya kasus kejadian luar biasa keracunan
makanan pada acara perayaan ulang tahun di desa karoya kecamatan cipicung
kabupaten kuningan: studi kohort retrospektif 2014?
8. Bagaimana metode penyelidikan yang digunakan dalam kasus kejadian luar
biasa keracunan makanan pada acara perayaan ulang tahun di desa karoya
kecamatan cipicung kabupaten kuningan: studi kohort retrospektif 2014?

4
9. Bagaimana hasil dan pembahasan dari analisis kasus kejadian luar biasa
keracunan makanan pada acara perayaan ulang tahun di desa karoya
kecamatan cipicung kabupaten kuningan: studi kohort retrospektif 2014?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari keamanan pangan.


2. Untuk mengetahui definisi dari kejadian luar biasa
3. Untuk mengetahui definisi dari keracunan makanan
4. Untuk mengetahui definisi dari Escherichia Coli
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi pada potensi bahaya
dalam makanan.
6. Untuk mengetahui cara pencegahan untuk masalah keamanan pangan.
7. Untuk mengetahui kronologi terjadinya kasus kejadian luar biasa keracunan
makanan pada acara perayaan ulang tahun di desa karoya kecamatan cipicung
kabupaten kuningan: studi kohort retrospektif 2014.
8. Untuk mengetahui metode penyelidikan yang digunakan dalam kasus
kejadian luar biasa keracunan makanan pada acara perayaan ulang tahun di
desa karoya kecamatan cipicung kabupaten kuningan: studi kohort
retrospektif 2014.
9. Untuk mengetahui hasil dan pembahasan dari analisis kasus kejadian luar
biasa keracunan makanan pada acara perayaan ulang tahun di desa karoya
kecamatan cipicung kabupaten kuningan: studi kohort retrospektif 2014
tersebut.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.Keamanan Pangan
Pangan merupakan makanan dan minuman yang mengandung sumber energi bagi
tubuh agar dapat beraktivitas. Jika tubuh kekurangan energi, maka tubuh akan lemas dan
mudah lelah. Selain itu, makanan dan minuman juga berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh, pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh yang telah rusak atau tua,
pengaturan metabolisme tubuh, pemeliharaan keseimbangan cairan tubuh, serta
pertahanan tubuh terhadap penyakit. Makanan dan minuman yang baik bagi tubuh adalah
makanan dan minuman yang bersih/higienis, sehat dan bergizi seimbang (mengandung
karbohidrat, lemak protein, vitamin, mineral, dan air), serta tidak mengandung bahan-
bahan yang membahayakan kesehatan tubuh. Oleh karena itu, penting adanya keamanan
pangan bagi kesehatan tubuh, karena keamanan pangan merupakan persyaratan mutlak
untuk suatu produk pangan (Lestari, 2020).

Menurut WHO, keamanan pangan (food safety) adalah suatu ilmu yang membahas
tentang persiapan, penanganan, dan penyimpanan makanan atau minuman agar tidak
terkontaminasi oleh bahan fisik, biologi, dan kimia. Tujuan utama keamanan pangan
adalah untuk mencegah makanan dan minuman agar tidak terkontaminasi oleh zat asing
baik fisik, biologi, maupun kimia sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya sakit
akibat bahaya pangan. Kontaminasi fisik adalah benda asing yang masuk ke dalam
makanan atau minuman. Contohnya rambut, logam, plastik, kotoran, debu, kuku, dan
lainnya. Arti dari kontaminasi biologi adalah suatu zat yang diproduksi oleh makhluk
hidup (seperti manusia, tikus, kecoa, dan lainnya) yang masuk ke dalam makanan atau
minuman. Kontaminasi kimia meliputi herbisida, pestisida, serta obatobatan hewan.
Kontaminasi kimia ada juga yang bersumber dari lingkungan seperti udara atau tanah
serta polusi air. Ada juga migrasi dari kemasan makanan, penggunaan zat adiktif atau
racun alami, serta kontaminasi silang yang terjadi selama makanan diproses (Lestari,
2020).

Keamanan pangan merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan


sistem pangan. Pada ketentuan umum Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019
tentang Keamanan Pangan, penyelenggaraan keamanan pangan ditujukan agar negara

6
dapat memberikan perlindungan kepada rakyat untuk mengonsumsi pangan yang aman
bagi kesehatan dan keselamatan jiwa. Ada lima faktor teknis yang direkomendasikan oleh
WHO dalam penyediaan pangan yang aman, yaitu: menjaga kebersihan, mencegah
terjadinya pencemaran, menyimpan makanan pada suhu yang aman, memanaskan
makanan pada suhu yang tepat, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman
dikonsumsi (Lestari, 2020).

2.2.Kejadian Luar Biasa


Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. Disamping
penyakit menular, penyakit yang juga dapat menimbulkan kejadian luar biasa adalah
penyakit tidak menular, dan keracunan. Keadaan tertentu yang rentan terjadinya (Puhilan,
2020). Ada beberapa kriteria yang menjadikan suatu daerah ditetapkan dalam keadaan
KLB, antara lain (Muktiadi & Kusumadewi, 2018):
a) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah.
b) Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu dalam
jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
c) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
d) Jumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun
sebelumnya.
e) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan ratarata jumlah kejadian
kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
f) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam satu kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka
kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama. 7

7
g) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama

2.3.Keracunan Makanan
Keracunan makanan merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dan
pemecahannya secepat mungkin. Oleh karena itu perlu upaya segera untuk
menanggulangi dan mencegah meluasnya kejadian, serta mencegah kejadian tersebut
tidak terulang kembali. Identifikasi apa yang menjadi penyebab kejadian tersebut perlu
dilaksanakan secara sistematis dan cepat.
Keracunan makanan adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala dan tanda
keracunan yang disebabkan oleh mengkonsumsi makanan yang diduga mengandung
cemaran biologis atau kimia (Permenkes RI No. 2 Tahun 2013). Penyakit akibat
keracunan makanan turut meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas seluruh dunia.
Peningkatan insiden keracunan makanan di seluruh dunia terus dilaporkan dan sering
dihubungkan dengan kontaminasi makanan yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat
global.
Menurut Gupta (2018), 3 bakteri penyebab keracunan makanan adalah E. Coli,
Salmonella dan listeria. E. Coli merupakan bakteri yang paling berbahaya, biasanya
ditemukan pada makanan yang terkontaminasi, makanan (Fitriana, 2021)yang dimasak
belum terlalu matang. Tanda keracunan E.Coli sendiri adalah diare tanpa demam, dengan
5% kasus kejadian memburuk menjadi gagal ginjal. Tanda keracunan makanan karena
Salmonella bisa tanpa tanda gejala, naun bisa juga mengalami mual, muntah sampai
diare.
Keracunan merupakan suatu kondisi yang dapat mengancam nyawa, segera tangani
dengan benar. Oleh karena itu, setiap orang harus mampu melakukan pertolongan
pertama Namun sebelumnya dalam keadaan darurat umum Orang sering panik,
kekacauan dan ketidaktahuan yang histeris ,ketidaktahuan apa yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan permasalah tersebut. keraguan ini muncul di antara keduanya
karena ketidaktahuan dan ketakutan akan konsekuensi penyebabnya. (Fitriana, 2021)

2.4. Escherichia Coli


Escherichia coli (juga dikenal sebagai E. coli) adalah bakteri Gram-negatif, anaerob
fakultatif, berbentuk batang dari genus Escherichia yang umumnya ditemukan di usus bagian

8
bawah organisme berdarah panas (endoterm). Sel biasanya berbentuk batang, dan panjangnya
sekitar 2,0 mikrometer (μm) dan diameter 0,25-1,0 m, dengan volume sel 0,6-0,7 m.3. E. coli
sering disebut sebagai organisme hidup bebas terbaik atau paling banyak dipelajari. Lebih
dari 700 serotipe E. coli telah diidentifikasi. Antigen “O” dan “H” pada bakteri dan
flagelanya membedakan serotipe yang berbeda. ItuE. coliyang bertanggung jawab atas
banyak laporan makanan dan minuman yang terkontaminasi adalah mereka yang
menghasilkan toksin Shiga, disebut demikian karena toksinnya hampir identik dengan yang
dihasilkan olehShigelladisentri tipe 1. Yang paling terkenal dan juga paling terkenal E.
colibakteri yang menghasilkan toksin Shiga adalah E. coliO157:H7 (Panchangam, 2015)

Gejala Infeksi E.Coli Kolitis yang disebabkan oleh Escherichia coli (E. coli) O157:H7
ditandai dengan kram perut yang parah, diare yang biasanya berubah menjadi berdarah dalam
waktu 24 jam, dan terkadang demam. Inkubasi dalam wabah biasanya dilaporkan 3 sampai 4
hari, tetapi mungkin sesingkat 1 hari atau selama 10 hari. Infeksi dapat terjadi pada orang-
orang dari segala usia tetapi paling sering terjadi pada anak-anak

2.5. Faktor Berkonstribusi pada Potensi Bahaya dan Makanan


Faktor-faktor yang berkontribusi pada potensi bahaya dalam makanan, antara
lain (Amir, 2021):
a. Praktik pertanian yang tidak tepat
b. Kebersihan yang buruk di semua tahap rantai makanan
c. Kurangnya kontrol preventif dalam pengolahan makanan dan operasi persiapan
d. Penyalahgunaan bahan kimia.
e. Bahan baku, bahan mentah, bahan tambahan dan air yang terkontaminasi
f. Penyimpanan tidak memadai atau tidak tepat.

Makanan yang aman atau makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah makanan
tanpa adanya (Amir, 2021):
 Kontaminan mikroba.
 Mikotoksin.
 Penyalahgunaan aditif makanan.

9
 Pencemar lingkungan.
 Residu bahan kimia pertanian.
 Residu obat hewan (Veterinary drugs residues).
 Modifikasi gen yang tidak aman.
 Pemalsuan (Adulteration).

2.6. Pencegahan Masalah Keamanan


Dalam menjaga keamanan pangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna
mencegah terjadinya masalah dalam keamanan pangan (seperti keracunanan makanan),
yaitu (Lestari, 2020):
1) Pemeliharaan bahan dasar atau bahan baku makanan dan minuman. Pemilihan
bahan baku merupakan upaya pertama yang dilakukan untuk mencegah makanan
dan minuman dari kontaminasi. Bahan baku harus terlindungi dari zat-zat asing
yang dapat masuk ke dalam makanan.
2) Penyimpanan bahan baku makanan. Hal ini juga harus diperhatikan karena sangat
berpengaruh pada kualitas bahan baku. Jika penyimpanan bahan baku makanan ini
tidak diperhatikan, dapat menimbulkan kerusakan seperti tercemar oleh bakteri
dan dapat juga menimbulkan kerusakan mekanisme seperti tekanan, benturan,
gesekan, dan lainnya.
3) Pengolahan bahan baku, merupakan suatu proses pengubahan dari bahan mentah
men- jadi matang atau siap santap. Pada fase ini harus benar-benar diperhatikan
baik cara maupun peralatan yang digunakan.
4) Penyajian. Pada saat disajikan harus sudah teruji secara klinis sehingga layak
untuk dikonsumsi. Wadah yang digunakannya pun harus terbebas dari
kontaminasi zat asing.

Jika merujuk pada WHO, ada lima faktor yang perlu diperhatikan untuk penyediaan
pangan yang aman agar masalah keamanan pangan dapat dicegah, antara lain (Lestari,
2020):
1) Menjaga kebersihan. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih
sebelum memasak atau menyediakan pangan. Hindari sentuhan tangan karena
melalui sentuhan tangan, umumnya akan terjadi pencemaran makanan.
Mikroorganisme yang melekat pada tangan akan berpindah ke makanan dan
berkembang biak dalam makanan, terutama pada makanan jadi. Gunakan sarung

10
tangan atau alat bantu seperti sendok dan lainnya pada saat akan bersentuhan
dengan makanan.
2) Jaga makanan dari peluang terjadinya pencemaran. Pangan atau bahan pangan
harus disimpan di tempat yang tertutup dan terbungkus dengan baik agar tidak
berpeluang terkena debu. Pisahkan pangan mentah dengan yang matang dan
berdasarkan jenisnya, demikian juga untuk peralatannya.
3) Simpan makanan pada suhu yang aman, seperti di lemari es jika memang
makanan atau bahan makanan seharusnya disimpan dalam lemari es sehingga
tidak mudah rusak atau busuk. Jangan simpan makan dalam jangka waktu terlalu
lama. Makanan yang sudah matang sebaiknya jangan disimpan dalam suhu
ruangan melebihi waktu 4 jam karena dikhawatirkan adanya bakteri yang
berkembang biak.
4) Lakukan proses pemanasan makan dalam suhu yang benar-benar panas sebelum
di- konsumsi agar mikroorganisme tidak tumbuh dan berkembang biak dengan
cepat. 5) Gunakan air dan bahan baku yang aman yaitu yang tidak berwarna dan
tak berbau.

11
BAB III
KRONOLOGI KEJADIAN DAN METODELOGI PENELITIAN

3.1. Kronologi Kejadian


Pada tanggal 20 Februari 2014 pukul 17.00 WIB Puskesmas Cipicung menerima
kunjungan pasien sebanyak 5 orang dan dalam waktu 1 jam meningkat menjadi 25 orang.
Dikarenakan daya tampung tempat perawatan yang terbatas akhirnya pasien dirujuk ke
Rumah Sakit Kuningan Medical Center (KMC), ElSyifa dan Wijayakusuma Kuningan.
Pada hari yang sama pukul 21.00 WIB, RS KMC menerima rujukan pasien sebanyak 34
pasien, 13 orang di Rumah Sakit Elsyifa, dan 6 orang di Rumah Sakit Wijaya Kusuma
dengan gejala : Mual, Muntah – muntah, disertai pusing dan diare. Kemudian unit
Survailens Puskesmas Cipicung mencari informasi awal terkait penyebabnya pada
beberapa warga Desa Karoya, dan didapatkan informasi sementara diduga penyebabnya
adalah mengkonsumsi bingkisan Nasi Kuning pada acara pesta ulang tahun seorang anak
di Desa Karoya. Setelah mendapatkan informasi sementara tersebut, unit Survailens
Puskesmas Cipicung melaporkan kejadian tersebut ke Bagian Pencegahan dan
Pemberantasan dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kab. Kuningan.
Setelah itu, dilakukan koordinasi di bagian P2PL dan akhirnya diputuskan akan dilakukan
investigasi ke lapangan pada hari itu juga yang dilakukan oleh Tim Gerak Cepat Bagian
P2PL Dinas Kesehatan, puskesmas dan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kuningan (STIKKU). Kemudian hal ini disampaikan ke Puskesmas Cipicung,
dan berkoordinasi dengan pemerintahan Desa Karoya dan pihak Kecamatan Cipicung.

3.2. Metode Penelitian


Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan Kohort Retrospektif.
Paparan adalah bahan makanan yang dikonsumsi oleh warga yang mengikuti pesta ulang
tahun anak di Desa Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuninngan pada tanggal 20
Februari 2014. Jenis makanan adalah Nasi Kuning yang terdiri dari Nasi Kuning, Olahan
Mie dan Cincang Ayam. Efek atau Kasus adalah semua orang yang sedang sakit atau baru
mengalami sakit dengan gejala klinis utama Mual, Muntah, Demam Megigil, Nyeri Perut,
dan Sakit Kepala setelah mengkonsumsi makanan yang sama, berupa makanan Nasi
Kuning dan Olahan Mie di Desa Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten. Kuningan.
Sampel adalaha semua penderita atau yang pernah memiliki riwayat menderita gejala
klinis utama, Mual, Muntah, Demam Megigil, dan Sakit Kepala setelah mengkonsumsi
makanan yang sama, berupa makanan Nasi Kuning, Olahan Mie dan Cincang Ayam

12
sedangkan kontrol diambil dari warga yang tidak sakit setelah mengkonsumsi makanan
yang sama. Analisa data yaitu univarait dan bivariat yang dilakukan dengan menyusun
tabel 2x2 untuk menghitung keterkaiatan besar risiko dengan menggunakan Relative Risk
(RR), uji kemaknaan statistik yang digunakan adalah uji statistik chi quadrat (X2).

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Pemastian Diagnosa
Diagnosis KLB keracunan makanan di Desa Karoya Kecamatan
Cipicung Kabupaten Kuningan adalah berdasarkan gejala klinis berupa Mual,
Muntah, Demam Menggigil dan Sakit Kepala, berdasarkan pelaksanaan
Penyelidikan Epidemiologi (PE) pada tanggal 21-24 Februari 2014, diperoleh
97 orang yang diwawancarai. Dari 97 orang yang diwawancarai, yang
mengalami gejala keracunan sebanyak 87 orang. Sebanyak 10 orang makan
tapi tidak sakit. Jadi analisis penderita menurut Orang, Waktu, dan Tempat
hanya 87 orang yang sakit. Dari hasil wawancara terhadap 87 kasus
didapatkan gejala klinis sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sampel makanan yang dilakukan


oleh Labkesda Kab. Kuningan Hasil pemeriksaan mikroba pada sampel makanan
yang berasal dari rumah ibu Eci di Dusun Empat RT/RW 17/08 Desa Karoya Kec.
Cipicung Kab. Kuningan menunjukkan hasil positif 100 % (2 sampel dari 3
sampel) Nasi Kuning dan Olahan Mie terinfeksi bakteri Escherichia Coli O157:H7,
Pencemaran dapat berasal dari air yang tercemar kotoran hewan atau kotoran
manusia. Infeksi Escherichia Coli tersebut kemungkinan terjadi ketika proses
memasak makanan yang tidak benar dan mencuci alat – alat yang digunakan dari
sumber air yang tercemar Escherichia Coli Disamping itu berkaitan dengan sumber
infeksi dan lokasi, berdasarkan penyelidikan di dusun empat desa karoya di
RT/RW 17/08. Ada 12 (Dua belas) Kepala Keluarga yang tidak memiliki tempat

14
pembuangan limbah manusia, dari 12 (KK) tersebut untuk melakukan aktivitas
pembuangan limbah hanya memanfaatkan saluran irigasi kecil yang berada di
belakang rumah Ibu Eci. Kemungkinan besar terjadi pencemaran bakteri
Escherichia Coli pada air di lingkungan sekitar kejadian luar biasa di Desa Karoya.

4.1.2. Penetapan Kejadian Luar Biasa


Menindaklanjuti informasi dari Puskemas Cipicung tanggal 20 Februri
2014, mengenai adanya kejadian yang diduga keracunan makanan, maka
dilakukan konfirmasi kejadian tersebut kepada Bidan Desa , pada hari yang
sama oleh Tim Gerak Cepat Bagian P2PL Dinas Kesehatan dan puskesmas.
Informasi awal didapatkan bahwa dugaan awal kejadian keracunan makanan
berawal dari makanan yang dibagikan pada saat acara perayaan ulang tahun
seorang anak warga Desa Karoya Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan.
Pada hari Kamis tanggal 20 Februari 2014 dimulai pada pukul 15.00 WIB
sampai dengan pukul 16.00. Maka pihak Puskesmas Cipicung menghubungi
Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan. Selanjutnya petugas surveilans Dinas
Kesehatan Puskesmas langsung mengamankan sisa makanan yang tersisa yaitu
bingkisan Nasi Kuning, yang terdiri dari Nasi Kuning, Olahan Mie Dan
Cincang Ayam.
Pada hari Jum’at – Senin tanggal 21-24 Februari 2014, dilakukan
pemeriksaan kesehatan dan Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh Mahasiswa
STIKes Kuningan, Dinas Kesehatan, Petugas Surveilans Puskemas. Pada hari
yang sama, makanan nasi kuning diamankan oleh petugas survailans Dinas
Kesehatan dan diserahkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Kuningan untuk dianalisis Laboratorium sebelum dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi (PE).
4.1.3. Deskripsi Kejadian Luar Biasa
1. Daftar Kasus.
Hasil penyelidikan di lapangan diketahui bahwa kasus KLB
keracunan makanan di Desa Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten
Kuningan pertama kali timbul gejala pada tanggal 20 Februari 2014
pukul 18.00 WIB. Jumlah kasus yang mengalami tanda gejala
sebanyak 87 orang.
2. Deskripsi Kasus Berdasarkan Variabel Tempat, Orang dan Waktu.
a) Deskripsi Kasus Berdasarkan Variabel Tempat
Kejadian luar biasa keracunan makanan terjadi di
dusun Empat RT/RW 17/08 Desa Karoya Kecamatan Cipicung
Kabupaten Kuningan Tahun 2014.

15
Berdasarkan gambar di atas, penderita yang mengalami
keracunan terbanyak berasal dari Dusun Empat Desa Karoya
Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan sebanyak 80 kasus,
Desa Lebaksiu Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan 5
kasus dan Desa Pasayangan Kecamatan Ciawigebang
Kabupaten Kuningan 2 kasus. Distribusi kasus KLB keracunan
makanan berdasarkan variabel tempat asal penderita, terjadi di
Dusun Empat Desa Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten
Kuningan, Desa Lebaksiu Kecamatan Ciawigebang Kabupaten
Kuningan dan Desa Pasayangan Kecamatan Ciawigebang
Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada tabel berikut:

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah


penderita KLB keracunan makanan di Desa Karoya lebih
banyak dibanding di Desa Lebaksiu dan Desa Pasayangan yaitu
sebesar 80 penderita dengan Persentase 91,95% dan attack rate
sebesar 2,50% dengan CFR 0.

16
b) Deskripsi Kasus Berdasarkan Variabel Orang
Kasus kejadian luar biasa keracunan makanan di Desa
Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan menurut
variabel orang yaitu berdasarkan jenis kelamin dan umur dapat
digambarkan sebagai berikut :

Berdasarkan tabel di atas, penderita keracunan makanan


lebih banyak perempuan 46 orang dengan Persentase 52,87%
daripada laki-laki 41 orang dengan Persentase 47,12%. Attack
rate lebih besar pada perempuan yaitu 2.81% dengan CFR 0.
Selain jenis kelamin variabel yang dianggap mempunyai
pengaruh paling besar terhadap kejadian penyakit adalah umur.
Dibandingkan dengan karakteristik individu yang lain umur
mempunyai lebih banyak efek pengganggu atau dengan kata
lain umur merupakan determinan perbedaan yang paling
signifikan diantara semua variabel manusia (Timmreck, 2005).

Berdasarkan gambar dan tabel di atas, kelompok umur


yang banyak menderita gejala keracunan adalah >5-15 tahun
dengan 37 penderita, dan Attack Rate tertinggi pada kelompok
umu >5-15 tahun yaitu 1,15%.

Distribusi kasus KLB keracunan makanan menurut


kelompok umur di Desa Karoya Kec. Cipicung Kab. Kuningan
dapat dilihat pada tabel berikut :

17
c) Deskripsi Kasus Berdasarkan Variabel Waktu
Waktu merupakan variabel yang menggambarkan masa
inkubasi yaitu waktu dari infeksi sampai munculnya gejala.
Disamping itu waktu juga dapat menjelaskan mengenai durasi
atau perjalanan alamiah suatu penyakit.

Berdasarkan gambar kurva epidemik di atas, sebagian


besar penderita baru merasakan gejala pada jam ke – 18.00
setelah makan. Tipe kurva ini merupakan tipe common source
yang artinya sumber penularan hanya satu sumber yaitu dari
makanan yang mengandung bakteri Escherichia Coli yang di
konsumsi pada saat acara ulang tahun anak di Desa Karoya
Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan pada tanggal 20
februari 2014.

3. Lama Pemaparan
Kejadian luar biasa keracunan makanan yang berlangsung di
Desa Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan berlangsung
selama lebih kurang 2 (Dua) hari dimulai pada tanggal 20 Februari
2014 Pukul, 16.30 sampai dengan Pukul, 16.30 tanggal 23 Februari
2014 atau selama 72 jam, dengan puncak kasus terjadi pada jam ke –
18.00 setelah mengkonsumsi makanan tanggal 20 Februari 2014.
4. Hasil Analisis Bivariat

18
Hasil uji statistik chi quadrat (X2) p value = 0,0001 < Alfa =
0,05 Ho di tolak artinya ada hubungan antara Nasi Kuning terhadap
status kesehatan korban KLB di desa karoya. Hasil uji statistik chi
quadrat (X2) p value = 0,0006 < Alfa = 0,05 Ho di tolak artinya ada
hubungan antara Olahan Mie terhadap status kesehatan korban KLB di
desa karoya. Hasil uji statistik chi quadrat (X2) p value = 0,1348 >
Alfa = 0,05, Ho di trima artinya tidak ada hubungan antara Cincang
Ayam terhadap status kesehatan korban KLB di desa karoya.
5. Attack rate menurut golongan umur
Attack rate dari jumlah kasus adalah 100% sedangkan AR yang
lebih besar terjadi pada kelompok usia >5-15 tahun yaitu 1,15% dan
terkecil pada kelompok umur >60 tahun yaitu 0,06%. Hal ini
menunjukan kasus lebih banyak terjadi pada kelompok umur >5-15
tahun.
6. Populasi risiko tinggi
Berdasarkan deskripsi KLB keracunan makanan yang
berlangsung di Desa Karoya Kecamatan Cipicung Kabupaten
Kuningan menurut orang, tempat, dan waktu maka populasi yang
dianggap berisiko tinggi adalah :
a) Berdasarkan variabel orang, populasi yang memiliki risiko
tinggi terkena keracunan makanan adalah orang yang
mengkonsumsi makanan dan jenis kelamin perempuan (attack
rate = 2,81%) serta golongan umur >5-15 tahun (attack rate =
1,15%).
b) Berdasarkan variabel tempat, populasi yang memiliki risiko
tinggi kasus keracunan makanan adalah warga dusun empat
desa karoya (attack rate = 2,50%).
c) Berdasarkan variabel waktu, populasi yang memiliki risiko
tinggi kasus keracunan makanan di Desa Karoya, Kecamatan
Cipicung Kabupaten Kuningan terjadi pada pada jam ke –
18.00 setelah mengkonsumsi makanan tanggal 20 Februari
2014 yang merupakan puncak kasus.

19
BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan di Desa Karoya Kecamatan
Cipicung Kabupaten Kuningan pada tanggal 20 Februri 2014, Penularan terjadi secara
Common Source karena adanya satu sumber penularan yaitu mengkonsumsi makanan dalam
waktu yang hampir bersamaan. Masa inkubasi yang pendek menunjukkan adanya
kontaminasi oleh bakteri yang menghasilkan toksin.

5.2.Saran
Sumber Agent penyebab keracuanan dipastikan adalah adanya bakteri Escherichia
Coli yang terdapat pada Nasi Kuning dan Olahan Mie yang dikonsumsi warga Desa Karoya.
Hal ini terjadi karena air untuk proses memasak tercemar bakteri Escherichia Coli.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Sartono (2002) Racun dan Keracunan, Jakarta:Widya Medika.

2. Arisman, M. B., & Kes, M. (2009). Keracunan Makanan Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC.

3. Dinas Kesehatan kabupaten Kuningan (2014) Laporan Kejadian Luar Biasa

4. http://www.kuningankab.go.id/sites/de fault/files/peta_kecamatan/cipicung.jp g

5. Timmreck, T. C. (2002). An introduction to epidemiology. Jones & Bartlett Learning.

6. BPS (2014) Kuningan dalam Angka, Kuningan, Jawa barat:BPS Kab. Kuningan.

7. Bres (1995) Tindakan Darurat Kesehatan masyarakat pada Kejadian Luar Biasa,
Yogyakarta:UGM Press

8. Gregg, M. (2008) Field epidemiology:Oxford University Press, USA

9. Fitriana, N. F. (2021, September). Gambaran pengetahuan pertolongan pertama


keracunan makanan. Volume 2, Nomor 3( 2774-0524), 1-6.

10. Panchangam, S. C. (2015,September). Escherichia coli (E.Coli). 1-4.


doi:10.13140/RG.2.1.5159.9846

21

Anda mungkin juga menyukai