BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KONDISI OBYEKTIF LOKASI
Siti Hajar Sidoarjo tidak bisa dilepaskan dari organisasi Muslimat NU.
Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo awalnya bernama YKMS (Yayasan
Kesejahteraan Muslimat Sidoarjo). Jadi YKMS atau Badan Pelaksana
Mabarrot (BPM) NU Siti Hajar yang sekarang lebih kita kenal sebagai Rumah
Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo adalah milik PCNU dan banom-banomnya.
Adapun secara global sejarah tentang Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidioarjo:
15 Desember 1963 : Peresmian BKIA
12 Desember 1965 : dibuka Poliklinik Umum
01 September 1989 : Pembangunan gedung tahap I
06 Januari 1991 : Pembangunan gedung tahap II
01 Oktober 1992 : Pembangunan gedung tahap III
04 Nopember 1995 : Pembangunan gedung tahap IV
01 Desember 2000 : Pembangunan gedung tahap V
20 Pebruari 2005 : Pembangunan gedung tahap VI
Izin penyelenggaran RS
20 Januari 1995 s/d 20 Januari 2000
20 Januari 2000 s/d 20 Januari 2005
15 Agustus 2005 s/d 15 Agustus 2010
Akreditasi
Tgl 27 juli 2005 s/d 27 Juli 2008: Terakreditasi Penuh Tingkat
BAB III
PELAKSANAAN PKLI
Jauhar
Maknun
Logistik Rawat Inap Umum BPJS Umum
Septaza
Rahmandika
B. Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi di bagi menjadi 4 ruangan, yaitu, Instalasi Farmasi
Rawat Jalan 1, Instalasi Farmasi Rawat Jalan 2, Instalasi Farmasi Rawat Inap,
dan Logistik Farmasi. Instalasi Farmasi Rawat Jalan 1 merupakan instalasi
farmasi yang digunakan untuk melayani pasien rawat jalan umum. Instalasi
2. Penyiapan Resep
a) Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep.
b) Untuk obat racikan apoteker menyiapkan obat jadi yang
mengandung narkotika atau menimbang bahan baku narkotika.
c) Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya.
d) Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan
permintaan dalam resep.
e) Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan
jumlah obat sesuai permintaan dalam resep.
3. Penyerahan Obat
a) Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulisan etiket
dengan resep sebelum dilakukan penyerahan.
b) Memanggil nama dan nomor tunggu resep .
c) Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima.
d) Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
e) Menanyakan obat yang disertai pemberian informasi obat.
f) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan.
Logistik Farmasi
Kegiatan yang dilaksanakan di Logistik Farmasi antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan persedian obat di Unit Logistik Farmasi RSI Siti Hajar
Sidoarjo dilakukan setiap rabu dan sabtu. Dalam perencanan persediaan
C. Pengajian Rutin
RSI Siti Hajar sebagai rumah sakit yang berlandaskan agama islam
tidak hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan secara jasmaniah saja melainkan
juga memiliki kegiatan kerohanian, salah satunya yaitu pengajian rutin.
Pengajian rutin ini diperuntukkan untuk semua pegawai, staf, dan pelajar atau
mahasiswa yang sedang melaksanakan magang ataupun PKL di RSI Siti Hajar.
Pengajian rutin ini tidak bersifat wajib melainkan hanya dianjurkan untuk
mengikutinya. Pengajian ini dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.30 – 10.00
WIB di Masjid RSI Siti Hajar Sidoarjo.
D. Senam Pagi
Senam pagi merupakan sebuah olahraga kebugaran jasmani yang
menyehatkan sekaligus dapat mecegah dari berbagai macam penyakit.
Memang banyak olahraga yang juga dapat menyehatkan badan dan mencegah
berbagai penyakit, namun olahraga senam ini mungkin berbeda dengan yang
lainnya karena dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk dari kesenian
olahraga. Gerakan yang unik, bervariasi, dan bermacam-macam menjadikan
senam sebagai salah satu olahraga yang paling banyak digemari. Di RSI Siti
Hajar pada setiap hari jumat rutin diadakan senam dengan peserta yaitu para
pegawai dan staf rumah sakit yang berjenis kelamin wanita saja. Selain
memiliki kegiatan senam pagi yang rutin diadakan setiap hari jumat, RSI Siti
Hajar Sidoarjo juga memiliki kegiatan berbagai senam kesehatan yang terbuka
untuk umum, salah satunya yitu senam diabetes. Senam kesehatan tersebut
tidak diadakan secara rutin setiap minggu melainkan diadakan setiap beberapa
minggu sekali.
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011. Semua pasien anak yang diteliti
menerima terapi antibiotik sebanyak 433 (61,24%). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah pasien kebanyakan anak-anak sebanyak 377
(87,07%) pasien, jenis kelamin kebanyakan laki-laki 243 (56,12%). Antibiotik
yang paling banyak digunakan adalah golongan sefalosporin (45,73%), dengan
cefixime (40,65%). Gambaran pemberian dosis amoxicillin, azithromycin,
ciprofloxacin, co-amoxiclav, metronidazol, spiramycin, dan thiampenicol rata-
rata rentang antara 125-500 mg, cefixime dan dibekacin 50-100 mg,
erytromycin 200-500 mg, clindamycin 150-300 mg, rifampicin 300-600 mg,
dan gentamicin 1 g. Cara pemberian antibiotik kebanyakan secara oral 420
(97,00%) pasien. Lama pemberian kebanyakan 7-8 hari (69,75%). Evaluasi
penggunaan antibiotik meliputi jenis antibiotik, ketepatan dosis, cara
pemberian, lama pemberian, kombinasi dan duplikasi antibiotik telah sesuai
dengan Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan PKLI yang telah dilakukan, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut
1. Mahasiswa peserta PKLI dapat mengaplikasikan langsung ilmu yang
diperoleh selama kuliah berupa bekerja langsung di lapangan (Rumah
Sakit).
2. Mahasiswa peserta PKLI secara langsung mengetahui beberapa hal
mengenai dunia kerja seperti disiplin dalam menaati jam mulai kerja dan
pulang kerja, kerjasama tim, saling menghormati sesama pegawai/
tenaga kesehatan, dan memecahkan permasalahan bersama.
3. Mahasiswa peserta PKL meningkat keahliannya dalam menata obat dan
alat kesehatan, menyiapkan obat dan alat kesehatan, meracik obat,
membuat copy resep, menghitung resep, dan memberi etiket.
4. Banyak hal yang diperoleh selama menjalankan PKLI, seperti ilmu
mengenai kelengkapan resep dan manajemen logistik yang kemudian
dapat dijadikan sebagai ide untuk menyusun bahan penelitian maupun
skripsi.
4.2 Saran
Saran yang perlu disampaikan pada program PKLI ini adalah
1. Diperlukan buku panduan PKLI yang khusus untuk program studi farmasi
atau Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, karena buku panduan
PKLI Fakultas Sains dan Teknologi sudah tidak relevan atau tidak sesuai
dengan program studi farmasi.
2. Sebaiknya diadakan pelatihan atau pembekalan sebelum mahasiswa
melaksanakan PKLI agar mahasiswa lebih siap dengan kondisi lapangan
dan bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik.