Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, hidayat, dan
inayahnya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan
kunjungan industri pada waktu yang telah di tentukan. Laporan kunjungan
industri ini penulis kerjakan berdasarkan pengamatan apa yang penulis lihat dan
tulis yang sehingga menghasilkan data selama waktu kegiatan kunjungan industri
berlangsung.

Laporan ini berisi tentang apa saja yang kami dapat dari Kunjungan
Industri di PT. Victoria Care, Semarang. Industri ini merupakan industri kosmetik
yang memiliki nama dagang Herborist dengan berbagai produk kecantikan
lainnya. Dengan di adakannya kunjungan industri penulis mengucapkn
terimakasih kepada Bapak /Ibu guru dan pihak yang terlibat di dalamnya yang
telah mendampingi kami dalam acara kunjungan industri sehingga kegiatan KI
berjalan dengan lancar.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan


tidak selengkap dengan kegiatan kunjungan industri karna keterbatasan waktu di
tempat KI. oleh karma itu saya mengharapkan saran,kritik dan kemakluman dari
Bapak / Ibu Guru kepada penulis dalam menyusun laporan ini.

Wassalamualaikum wr.wb.

Malang , 10 Desember 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap wanita tentu ingin tampil cantik, dan karena keinginan itulah upaya
perawatan kecantikan dilakukan dari perawatan wajah sampai bagian tubuh
lainnya. Dalam upaya itu pula, kosmetik dan make up menjadi sesuatu yang
sangat di butuhkan. Sebenarnya, untuk menjadi cantik bukanlah hal yang
mudah, dan muncul dalam waktu yang singkat, tetapi harus dapat dirawat dan
di jaga.
Untuk merawat dan menjaga kecantikan dan kebersihan itulah biasanya
wanita menggunakan kosmetik. Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan
yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku,
bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengaubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit.
Saat ini banyak sekali kosmetik yang telah beredar di masyarakat, baik
kosmetik yang baik sesuai dengan ketentuan ataupun kosmetik yang dibuat
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kosmetik yang beredar di
pasaran tersebut sebenarnya harus melewati suatu proses pembuatan yang
harus disesuaikan dengan standar pembuatan kosmetika yaitu Cara Pembuatan
Kosmetika yang Baik (CPKB) (Bangun, 2012).
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Produk
obat yang berkualitas yang dihasilkan industri farmasi harus memperhatikan
faktor-faktor yang terlibat dalam proses produksinya. Untuk menghasilkan
produk obat yang berkualitas tidak hanya ditentukan dari pemeriksaan bahan
awal dan produk akhir namun harus dibangun dari semua aspek produksi.
Agar obat yang dihasilkan berkualitas, mempunyai efikasi yang baik, bermutu,
dan aman serta konsisten maka dibutuhkan suatu pedoman bagi industri
farmasi tentang Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) (Bangun,
2012).
Salah satu aspek dalam CPKB adalah mengenai personalia, yang salah
satunya adalah Apoteker dalam industri farmasi memegang peranan penting
dalam industri farmasi untuk menjamin mutu obat yang dihasilkan.
Kedudukan Apoteker juga diatur dalam CPOB, yaitu sebagai penanggung
jawab produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutu (Bangun, 2012).
Sehingga seorang Apoteker dituntut untuk mempunyai wawasan,
pengetahuan yang luas dan pengalaman praktis yang memadai serta
kemampuan dalam memimpin agar dapat mengatasi permasalahan-
permasalahan yang ada di industri farmasi. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, calon Apoteker harus mendapatkan bekal pengetahuan dan
pengalaman praktis yang cukup yang salah satunya dapat diperoleh melalui
kegiatan praktek kerja profesi di industri farmasi. Dalam rangka pembinaan
terhadap generasi baru di bidang industri farmasi, yaitu tenaga apoteker,
Berdasarkan uraian di atas, peran apoteker perlu sangat dibutuhkan dalam
industry farmasi. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa farmasi, maka dilakukan Kunjungan Industri ke PT. Victoria Care.

1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Kunjungan Industri di PT. Victoria Care adalah sebagai
berikut.
a. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai proses produksi, quality
control, tata letak ruangan, sisten pendistribusian dan marketing, serta segala
aspek tentang CPKB.
b. Memahami peran dan tugas apoteker dalam industri farmasi

1.3 Manfaat
Adapaun manfaat yang didapat adlah sebagai berikut.
a. Mahasiswa mendapatkan wawasan mengenai proses produksi, quality
control, tata letak ruangan, sistem pendistribusian danmarketing, serta
segala aspek mengenai CPKB.
b. Mahasiswa mengetahui peran dan tugas apoteker dalam industry farmasi.

2.1 Pendistribusian dan Marketing di PT. Victoria Care

Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 128-130), setiap alat promosi yaitu
periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat
mempunyai karakteristik dan biaya yang unik. Pemasar harus memahami
karakteristik ini sebelum memilih alat yang akan dipergunakan.
a. Periklanan
Iklan amat ekspresif-dengannya, perusahaan yang bersangkutan
dapat mendramatisasi produk mereka melalui seni menggunakan
gambar, hasil cetakan, suara, dan warna. Di satu pihak, iklan dapat
digunakan untuk membangun citra jangka-panjang suatu produk. Di
lain pihak, periklanan dapat mendongkrak penjualan dengan cepat.
Periklanan juga memiliki beberapa kelemahan. Walaupun dapat
menjangkau banyak orang dengan cepat, iklan tidak menyentuh orang
per orang dan tidak mungkin bisa sepersuasif wiraniaga. Selain itu,
biayanya bisa sangat besar.
b. Penjualan personal
Alat ini melibatkan interaksi pribadi antara dua orang atau lebih,
sehingga setiap orang dapat mengamati kebutuhan dan karakteristik
pihak lain dan melakukan penyesuaian diri dengan cepat. Penjualan
personal juga memungkinkan terjadinya segala bentuk hubungan, mulai
dari hubungan penjualan semata sampai hubungan persahabatan antar
pribadi. Melalui penjualan personal pembeli biasanya semakin merasa
perlu mendengar dan memberi tanggapan, sekalipun tanggapan itu
adalah penolakan yang sopan. Kerugian dari sifat keunikan penjualan
personal adalah seorang wiraniaga memerlukan komitmen jangka
panjang yang lebih lama daripada yang diperlukan oleh periklanan.
Penjualan personal juga merupakan alat promosi perusahaan yang
paling mahal.
c. Promosi penjualan
Promosi penjualan dapat digunakan untuk mendramatisasi tawaran
produk dan mengangkat penjualan yang sedang lesu. Namun demikian,
dampak yang dihasilkan biasanya hanya sebentar dan tidak efektif
dalam pembentukan preferensi merek jangka panjang.
d. Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat memiliki beberapa sifat unik. Perangkat ini
biasanya sangat dipercaya-cerita, fitur, dan berbagai peristiwa tampak
lebih nyata dan lebih terpercaya di mata pembaca daripada apa yang
mereka lihat lewat iklan. Hubungan masyarakat juga dapat menjangkau
calon-calon yang biasanya menjauhi wiraniaga dan iklan-pesan sampai
pada pembeli sebagai “berita” dan bukan sebagai komunikasi yang
bertujuan menjual. Sebagaimana iklan, hubungan masyarakat pun dapat
mendramatisasi suatu perusahaan atau produk.
e. Pemasaran langsung
Terdapat empat karakteristik yang unik pada pemasaran langsung,
antara lain pemasaran langsung bersifat nonpublic (tertutup): pesan
biasanya disampaikan ke orang tertentu. Pemasaran langsung juga
bersifat segera dan khusus: pesan dapat dibuat dengan cepat, dan dapat
disesuaikan agar mengundang ketertarikan konsumen tertentu.
Akhirnya, pemasaran langsung bersifat interaktif: dapat terjadi dialog
antara pemasaran dan konsumen, dan pesan dapat diubah tergantung
pada respon konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Eka N. O., S. Farm. 2012. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di
Pt. Fabindo Sejahtera Kamp. Waru RT. 01/03 Desa Pasir Jaya, Kec. Cikupa,
Banten. FMIPA Universitas Indonesia.

Kotler, Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1.


Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai