Dosen Pembimbing :
Poppy Siti Aisyah.S.,Kep.,Ners.,M.Kep
Disusun Oleh :
RIZKI MAULANA RIKMANDA
NIM. 402021068
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S
Tanggal Lahir : 16 Agustus 1982
Usia ; 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Ciheulang Kec. Ciparay
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Status marital : Menikah
Nomor RM : 00404504
Diagnosa Medis : Dengue Hemorrhagic Fever (Dhf)
Tanggal Pengkajian : 29 November 2021
Tanggal Masuk RS : 24 November 2021
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
klien mengatakan badan terasa lemas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
1 minggu SMRS klien mengatakan deman tinggi, badan terasa lemas, mual muntah
bertambah jika pasien makan dan berkurang bila klien minum air hangat. selama di
rumah pasien mengatakan minum obat paracetamol yang di belinya di apotek.
Kemudian pada hari 3 demam pasien mengatakan memeriksa klien ke klinik, dan di
klinik hasil adanya gejala DHF dan di suruh rujuk ke rumah sakit.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu :
klien mengatakan belum pernah di rawat sebelumnya, tidak mempunyai riwayat
hipertensi maupun DM, maupun penyakit menular seperti TB, tidak pernah di
Operasi, tidak memiliki alergi obat-obatan maupun makanan. Tidak ada riwayat
merokok, minum-minuman beralkohol
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan di keluarga tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan klien,
keluarga tidak ada yang menderita asma, DM, Hipertensi, TB Paru maupun
penyakit lainnya
2) Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva terlihat ananemis. Tidak terdapat peningkatan JVP, tidak terlihat
kebiruan pada bagian dada/jantung, tidak terdapat kardiomegali, saat di perkusi
pada daerah lapang jantung terdengar suara dullness, saat dipalpasi tidak
terdapat pulsasi di 4 area katup jantung, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar lub
dub, akral pasien hangat, CRT < 3 detik, TD 156/92 mmHg, HR 96x/menit.
3) Sistem Pencernaan
Warna bibir merah muda, lidah klien bersih, tidak ada luka pada daerah bibir,
bentuk bibir simetris, gigi klien tidak lengkap, terdapat caries. Abdomen
kembung. Tidak terdapat nyeri, ketika bergerak. Tidak terdapat distensi
abdomen, bising usus terdengar, tidak terdapat asites, pasien mengatakan belum
BAB.
4) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening
5) Sistem Perkemihan
Kandung kemih tidak distensi, tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada rasa
nyeri, tidak terjadi inkontensia urine, urine 1000 cc warna kuning jernih.
6) Sistem Persarafan
N1 (Olfaktorius): pasien dapat membedakan bau kopi.
N2 (Optikus): pasien mampu membaca papan nama perawat dalam jarak 30
cm tanpa mengguanakan alat bantu.
N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): Gerak bola mata ke
segala arah, respon pupil miosis (mengecil)
N5 (Trigeminus): mata klien berkedip saat diberi pilinan kapas yang
diusapkan pada kelopak mata, klien dapat membedakan sensasi kasar, halus,
tajam, dan tumpul pada area wajah. Reflek mengedip (+).
N7 (Fasialis): wajah simetris, tidak ada kelumpuhan di muka
N8 (Auditorius): kemempuan mendengar (+) namun harus dengan suara dan
intonasi yang jelas dan agak keras agar dapat mendengar dengan baik.
N9 dan N10 (Glosofaringeus): klien dapat menelan dengan baik saat minum
N11 (Asesorius): klien dapat menoleh ke kanan dan ke kiri dengan normal.
Kekuatan otot sternokleidomastoideus dan trapezius (+).
N12 (Vagus): klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah dengan
bebas.
Pemeriksaan Tanda Meningeal
- Test kaku kuduk (-)
- Test Brudzinski (-)
7) Sistem Muskuloskeletal
Ektremitas atas: ROM kedua tangan kiri dan kanan dapat digerakan dengan
bebas ke segala arah. Dapat melakukan fleksi dan ekstensi pada persendian
tidak ada nyeri pada area tangan. Kekuatan otot kanan dan kiri: 5/5
Ektremitas bawah: akral dingin, tidak ada edema, ROM kedua kaki dapat
bergerak ke segala arah. Kekuatan otot kaki kanan dan kiri: 5/5.
8) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang sedikit pucat, kebersihan kulit bersih, kulit kepala
tampak bersih, rambut sedikit rontok saat di sisir, turgor kulit baik kembali <
2detik
9) Sistem Reproduksi
Tidak ada gangguan pada area genital
DATA PENUNJANG DIAGNOSTIK
Kesan ;
b. Pemeriksaan Laboratorium
No Jenis Nilai rujukan Hasil pemeriksaan
Tgl : 30/11/21 Tgl: 01/12/21
pemeriksaan normal
1 Hemoglobin 12.0 – 16.0 10.6* 8.9*
2 Leukosit 3800 – 10600 5570 3960
3 Eritrosit 3.6 – 5.8 3.61 2.98*
4 Hematrokrit 35 – 47 30.9* 25.8*
5 Trombosit 150000 – 65000* 49000*
440000
c. Program Terapi
B. ANALISA DATA
TanggaL :
No. Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
DX Keperawatan
DX Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Untuk mengetahui perkembangan
1 efektif keperawatan selama 1x24 status kesehatan pasien dan mencegah
1. Monitor pola napas (frekuensi,
berhubungan jam, dapat komplkasi lanjutan
usaha napas)
dengan mempertahankan pola 2. Makna 'gargling' atau 'gurgling' itu
2. Monitor bunyi napas tambahan
hambatan upaya pernafasan normal/efektif bagaikan suara ketika menggelogok
(mis, gurgling, mengi,
napas 3. Wheezing adalah adalah suara
Kriteria Hasil : wheezing, ronkhi basah)
pernapasan frekuensi tinggi nyaring
3. Monitor sputum (jumlah, warna,
1. Kapasitas vital yang terdengar di akhir ekspirasi. Hal
aroma)
meningkat ini disebabkan penyempitan saluran
Terapeutik
2. Dispneu menurun respiratorik distal.
3. Frekuensi napas 4. Posisikan semi fowler atau 4. Mengi adalah adalah istilah untuk
membaik fowler menggambarkan suara bernada tinggi
5. Berikan minum hangat saat bernapas. Suara ini biasanya
6. Berikan oksigen, jika perlu terdengar saat mengembuskan napas
Edukasi 5. karekteristik sputum dapat
menunjukkan barat ringannya
7. Anjurkan asupan cairan 2000
obstruksi
ml/hari, jika tidak
6. sputum adalah adalah mukus yang
kontraindikasi
keluar saat batuk dari saluran
Kolaborasi
pernapasan atas. Dalam dunia
1. Kolaborasi pemberian kedokteran, sampel dahak biasanya
bronkodilator, ekspektoran, digunakan untuk
mukolitik, jika perlu investigasimikrobiologi infeksi
pernapasan dan investigasi sitologi
sistem pernapasan.
7. hin Lift maneuver (tindakan
mengangkat dagu)Jaw thrust
maneuver (tindakan mengangkat
sudut rahang bawah)Head Tilt
maneuver (tindakan menekan dahi)
8. semi flower (setengah duduk) adalah
posisi berbaring dengan menaikan
kepala dan badan 30-45 deraja.
9. Flower adalah posisi berbaring
dengan menaikan kepala dan badan
80-90 derajat
10. Minuman hangat berguna untuk
membantu menjaga daya tahan tubuh
11. Oksigen sangat diperlukan oleh
mahluk hidup untuk bernafas
12. Kontraindikasi adalah pertentangan
dua hal yang sangat berlawanan atau
bertentangan. Pemberian osikgen
kurang dari 40%
13. Tehnik batuk efektif yaitu anjurkan
minum air hangat sebelum memulai
latihan batuk efektif,atur posisi duduk
dengan mencondongkan badan ke
depan,tarik nafas dalam melalui
hidung dan hembuskan melalui mulut
sebanyak 4-5 kali, pada tarikan nafas
dalam yang terakhir, nafas ditahan
selama 1-2 detik.
14. Pemberian bronkodilator dapat di
gunakan untuk meredakan gejala
penyakit obstruktif paru kronis,
bronkodilator bekerja dengan cara
melebarkan bronkus dan merelaksasi
otot-otot pada saluran pernafasan
15. Ekspektoran adalah bahan yang bisa
membantu melonggarkan lendir di
tenggorokan
16. Mukolitik adalah golongan obat yang
bekerja dengan cara memecah ikatan
kimia sehingga dahak menjadi lebih
encer
DX Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Observasi
2 berhubungan keperawatan selama 3 x 24
1. Identifikasi penyebab Mengetahui penyebab hipertermi,
dengan proses jam diharapkan Suhu
hipertermia (mis. Dehidrasi, memastikan suhu tubuh normal
penyakit
tubuh agar tetap berada
terpapar lingkungan panas,
pada rentang normal
penggunaan incubator)
dengan kriteria hasil :
2. Monitor suhu tubuh
1. Menggigil 3. Monitor kadar elektrolit
menurun 4. Monitor haluaran urine
2. Kulit merah Terapeutik
menurun
5. Sediakan lingkungan yang
3. Suhu tubuh
dingin
membaik
6. Longgarkan atau lepaskan
Membantu proses penurunan suhu
4. Tekanan darah
pakaian
membaik
7. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
8. Berikan cairan oral
9. Lakukan pendinginan eksternal
(mis, kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
10. Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
11. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
tidur) terbangun.
Batasi waktu tidur siang, jika 5) Mencegah gangguan pola mapan dan
perlu meningkatkan kenyamanan dan
Fasilitasi menghilangkan relaksasi sebelum tidur.
stres sebelum tidur 6) Pasien Alzeimer Demensia (AD)
Tetapkan jadwal tidur rutin merespon dengan baik terhadap
Lakukan prosedur untuk sentuhan terapeutik.
meningkatkan kenyamanan 7) Menyediakan untuk menyelesaikan
(mis. Pijat, pengaturan posisi, semua tahap tidur yang menghasilkan
terapi akupresur) istirahat restoratif.
Sesuaikan jadwal pemberian 8) Pasien mungkin tidak dapat kembali
obat dan/atau tindakan untuk ke siklus siang-malam “normal”, dan
menunjang siklus tidur- pengasuh harus mengubah pola
terjaga tidurnya sendiri, menyewa pengasuh
selama waktu malam, atau
Edukasi
penempatan dalam fasilitas jangka
Jelaskan pentingnya tidur panjang.
cukup selama sakit 9) Pasien mungkin menganggap dia
Anjurkan menepati kebiasaan seharusnya berpakaian dan pergi ke
waktu tidur suatu tempat.
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis.
Psikologis:gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)