Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus Ny.

S (39 Tahun) dengan Diagnosa


Dengue Hemorrhagic Fever (Dhf)
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah stase keperawatan Medikal
Bedah islami

Dosen Pembimbing :
Poppy Siti Aisyah.S.,Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :
RIZKI MAULANA RIKMANDA
NIM. 402021068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S (39 TAHUN)
DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)
DI RUANG ZAITUN 2 RSUD AL-IHSAN BANDUNG

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S
Tanggal Lahir : 16 Agustus 1982
Usia ; 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Ciheulang Kec. Ciparay
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Status marital : Menikah
Nomor RM : 00404504
Diagnosa Medis : Dengue Hemorrhagic Fever (Dhf)
Tanggal Pengkajian : 29 November 2021
Tanggal Masuk RS : 24 November 2021

2. Identitas Penanggung Jawab Pasien


Nama : TN. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Hubungan dengan Pasien : Suami
Alamat : Kp. Ciheulang Kec. Ciparay

3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
klien mengatakan badan terasa lemas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
1 minggu SMRS klien mengatakan deman tinggi, badan terasa lemas, mual muntah
bertambah jika pasien makan dan berkurang bila klien minum air hangat. selama di
rumah pasien mengatakan minum obat paracetamol yang di belinya di apotek.
Kemudian pada hari 3 demam pasien mengatakan memeriksa klien ke klinik, dan di
klinik hasil adanya gejala DHF dan di suruh rujuk ke rumah sakit.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu :
klien mengatakan belum pernah di rawat sebelumnya, tidak mempunyai riwayat
hipertensi maupun DM, maupun penyakit menular seperti TB, tidak pernah di
Operasi, tidak memiliki alergi obat-obatan maupun makanan. Tidak ada riwayat
merokok, minum-minuman beralkohol
d. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan di keluarga tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan klien,
keluarga tidak ada yang menderita asma, DM, Hipertensi, TB Paru maupun
penyakit lainnya

4. Data psikologis, sosial dan spiritual


a. Data Psikologis :
Klien juga mengatakan merasa bingung terkadang cemas dengan kondisinya saat
ini. Klien bisa diajak berkomunikasi secara kooperatif dengan perawat selama
pengkajian tetapi cara nada bicaranya pelan dan kadang kurang jelas.
b. Data Sosial :
Klien merupakan seorang ibu rumah tangga, memiliki seorang suami yang berkerja
sebagai ibu rumah tangga dan memiliki satu orang anak. Aktivitas sehari-hari yaitu
membereskan pekerjaan rumah dan berkebun. Klien mengikuti kegiatan kegaamaan
dilingkungannya
c. Data Spiritual
1) Praktik ibadah saat di rumah
Klien mengatakan sholat 5 waktu tidak tertinggal, berdoa setiap sesudah sholat.
2) Praktik ibadah saat di rumah sakit
Klien mengatakan selama di rawat tidak masih melakukan sholat atau kegiatan
beribadah lainnya.
5. POLA AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI ( ACTIVITY DAILY LIVING)

No Kebiasaan di rumah di rumah sa kit


1 Nutrisi
Makan
 Jenis  Nasi, sayur, ayam  Mengkonsumsi
 Frekuensi ikan makanan dari RS
 Porsi  3 x/hari  3 x/hari
 Keluhan  1 porsi habis  1/2 porsi kadang
 Tidak ada keluhan habis
 Tidak Ada
Minum
 Jenis  Air putih, Susu, teh  Air Putih
 Frekuensi  8 Gelas/Hari  1 botol 1,5 L
 Jumlah (cc)  1500 cc/Hari
 900-1500cc Kurang
 Keluhan lebih  Tidak ada
 Tidak Ada
2 Eliminasi
BAB
 Frekuensi  2 x/hari  Belum BAB
 Warna  Kuning  Belum
 Konsistensi  Berbentuk  Belum
 Keluhan  Tidak Ada  Tidak Ada
BAK
 Sering  Tidak Tau
 Frekuensi
 Kuning pekat
 Kuning  500 cc
 Warna
 Banyak  Tidak Ada
 Jumlah (cc)
 Tidak Ada
 Keluhan
3 Istirahat dan tidur
 Waktu tidur
o Malam,  Tidak tentu  Malam tidak bisa
pukul tidur

o Siang, pukul  Tidak tentu  Selalu


 Lamanya  1 – 2 Jam  3-4 jam
 Keluhan  Tidak Ada  Sulit Tidur saat
Malam Hari
4 Kebiasaan diri
 Mandi  3x/hari  belum
 Perawatan  1 Minggu sekali  belum
rambut  3x/hari  Belum
 Perawatan  Tidak tentu  Belum
kuku  Gigi Pasien Kotor,
 Perawatan gigi klien tidak bau badan,
 Tingkat Rambut klien lengket
Ketergantungan  mandiri dan kusam
 Kebiasaan  tidak merokok  Mandiri
merokok  jarang  tidak merokok
 Tidak bisa
 Kebiasaan beraktivitas
olahraga

6. DATA PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Kesehatan Umum


Penampilan umum :
Kesadaran : Compos mentis
GCS 15 ( E 4 M 6 V 5 )
Tanda-tanda vital : TD = 156/92 mmHg
HR = 96 kali/menit
RR = 22 kali/menit
S = 38,7 OC
Status Antopometri : BB = 70 kg
TB = 165 cm
IMT =

b. Hasil Pemeriksaan Sistem :


1) Sistem Pernapasan
Hidung pasien bersih, terdapat pernapasan cuping hidung, nafas cepat dan
dangkal, ada penggunaan otot bantu napas tambahan, bentuk dada simetris,
pengembangan dada seimbang, vocal fremitus seimbang kanan kiri. Tidak
terdapat nyeri tekan di area dada. Terdengar suara resonan di area dada,
terdengar bunyi vesikuler di sekitar area paru, saat di auskultasi tidak terdengar
wheezing (-/-), RR 22x/menit, saturasi oksigen 89 %. Dan terpasang oksigen 2
L

2) Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva terlihat ananemis. Tidak terdapat peningkatan JVP, tidak terlihat
kebiruan pada bagian dada/jantung, tidak terdapat kardiomegali, saat di perkusi
pada daerah lapang jantung terdengar suara dullness, saat dipalpasi tidak
terdapat pulsasi di 4 area katup jantung, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar lub
dub, akral pasien hangat, CRT < 3 detik, TD 156/92 mmHg, HR 96x/menit.

3) Sistem Pencernaan
Warna bibir merah muda, lidah klien bersih, tidak ada luka pada daerah bibir,
bentuk bibir simetris, gigi klien tidak lengkap, terdapat caries. Abdomen
kembung. Tidak terdapat nyeri, ketika bergerak. Tidak terdapat distensi
abdomen, bising usus terdengar, tidak terdapat asites, pasien mengatakan belum
BAB.

4) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening

5) Sistem Perkemihan
Kandung kemih tidak distensi, tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada rasa
nyeri, tidak terjadi inkontensia urine, urine 1000 cc warna kuning jernih.

6) Sistem Persarafan
 N1 (Olfaktorius): pasien dapat membedakan bau kopi.
 N2 (Optikus): pasien mampu membaca papan nama perawat dalam jarak 30
cm tanpa mengguanakan alat bantu.
 N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): Gerak bola mata ke
segala arah, respon pupil miosis (mengecil)
 N5 (Trigeminus): mata klien berkedip saat diberi pilinan kapas yang
diusapkan pada kelopak mata, klien dapat membedakan sensasi kasar, halus,
tajam, dan tumpul pada area wajah. Reflek mengedip (+).
 N7 (Fasialis): wajah simetris, tidak ada kelumpuhan di muka
 N8 (Auditorius): kemempuan mendengar (+) namun harus dengan suara dan
intonasi yang jelas dan agak keras agar dapat mendengar dengan baik.
 N9 dan N10 (Glosofaringeus): klien dapat menelan dengan baik saat minum
 N11 (Asesorius): klien dapat menoleh ke kanan dan ke kiri dengan normal.
Kekuatan otot sternokleidomastoideus dan trapezius (+).
 N12 (Vagus): klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah dengan
bebas.
 Pemeriksaan Tanda Meningeal
- Test kaku kuduk (-)
- Test Brudzinski (-)

7) Sistem Muskuloskeletal
Ektremitas atas: ROM kedua tangan kiri dan kanan dapat digerakan dengan
bebas ke segala arah. Dapat melakukan fleksi dan ekstensi pada persendian
tidak ada nyeri pada area tangan. Kekuatan otot kanan dan kiri: 5/5
Ektremitas bawah: akral dingin, tidak ada edema, ROM kedua kaki dapat
bergerak ke segala arah. Kekuatan otot kaki kanan dan kiri: 5/5.

8) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang sedikit pucat, kebersihan kulit bersih, kulit kepala
tampak bersih, rambut sedikit rontok saat di sisir, turgor kulit baik kembali <
2detik

9) Sistem Reproduksi
Tidak ada gangguan pada area genital
DATA PENUNJANG DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan Thorak foto


Tanggal pemeriksaan :

Kesan ;

b. Pemeriksaan Laboratorium
No Jenis Nilai rujukan Hasil pemeriksaan
Tgl : 30/11/21 Tgl: 01/12/21
pemeriksaan normal
1 Hemoglobin 12.0 – 16.0 10.6* 8.9*
2 Leukosit 3800 – 10600 5570 3960
3 Eritrosit 3.6 – 5.8 3.61 2.98*
4 Hematrokrit 35 – 47 30.9* 25.8*
5 Trombosit 150000 – 65000* 49000*
440000

c. Program Terapi

Nama obat Cara pemberian Dosis Jam pemberian


Ketorolak IV 3x1 06.00 – 13.00 – 18.00
Ceptriaxone IV 1x1 18.00
Pantoprazole IV 2x1 06.00 – 18.00
Ondan IV 2x1 06.00 – 18.00
Meropenen IV 3x1 06.00 – 13.00 – 18.00
Pct plast IV 3x1 06.00 – 13.00 – 18.00
Ksr Oral 3x1 06.00 – 13.00 – 18.00

B. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Problem/Masalah


1 Ds: Gigitan nyamuk aedis aegty Pola napas tidak
 Pasien ↓ efektif
mengatakan sesak
Do : Masuknya virus ke dalam
tubuh
 Terdapat cuping
hidung ↓
 Terpasang Nc 2L Kontak dengan anti body
 RR : 24 x/mnt

Virus beraksi dengan anti
body

Breath

Mengaktifkan komplemen

Pelepasan antifilatoksin

Meningkatkan did]nding
pembuluh darah

Menghilangnya plasma
melalui endotel dinding
pembuluh darah

Kebocoran plasma

Penumpukan plasma pada
pleura

Pola nafas tidak efektif
2 Ds : Gigitan nyamuk aedis aegty Hipertermi
 Pasien ↓
mengatakan
badannya panas Masuknya virus ke dalam
Do: tubuh

 S : 38,7 c
Kontak dengan anti body
 Td : 156/92
mmHg ↓
 HR = 96
kali/menit Virus beraksi dengan anti
 Badan terasa panas body
 Mukosa bibir ↓
kering
Blood

Virus masuk ke pembuluh
darah

Menstimulasi si sel host
inflamasi ( seperti mikrofag
dan neutrophil )

Memproduksi endogenus
pirogen

Edothelium hipotalamus
meningkatkan produksi
prostglanin dan neutransmiter

Demam

Hipertermi
3 Ds: Demam Gangguan pola
tidur
 Pasien ↓
mengatakan sulit
pada malam hari Rangsangan berupa
peningkatan frekuensi nafas
Do: ↓
 Td : 156/92 Merangsang susunan saraf
mmHg

 HR = 96
kali/menit Meningkatkan kerja organ

REM menurun

Pasien terjaga

Gangguan pola tidur
4 Ds: Gigitan nyamuk aedis aegty Defisit nutrisi
 Pasien ↓
mengatakan tidak
nafsu makan Masuknya virus ke dalam
tubuh
Do: ↓
 Makan tidak habis Kontak dengan anti body
 Otot menelan
lemah ↓
Virus beraksi dengan anti
body

Bowel

Mendesak lambung

HCL meningkat

Mual muntah , nafsu makan
menurun

Masukan nutrisi kurang

Deficit nutrisi
5. Ds: Gigitan nyamuk aedis aegty Intoleransi aktivitas
 Pasien ↓
mengatakan lemas
Masuknya virus ke dalam
Do: tubuh

 Dispnea
 merasa lemah Kontak dengan anti body

Virus beraksi dengan anti
body

Bone

Perpindahan cairan ke
ekstavaskuler

Penurunan kebutuhan O2,
nutrisi

Metabolisme menurun

Lemah, pusing, frekuensi
nadi dan pernafasan menurun

Intoleransi aktivitas
6. Ds : Kondisi pasien sakit Hambatan distress
 klien mengatakan ↓ spiritual
selama sakit tidak
Pasien tidak melakukan
solat atau ibadah
lainnya ibadah sholat
do :

 -
Hambatan distress spiritual
7. Ds : Gigitan nyamuk aedis aegty Resiko pendarahan
 - ↓
Do:
Masuknya virus ke dalam
 Hemoglobin 8.9* tubuh
 Eritrosit 2.98*

 Hematrokrit 25.8*
 Trombosit 49000* Kontak dengan anti body

Virus beraksi dengan anti
body

Blood

Agregasi trombosit

Melepas edonosin di phostat
(APD)

Thrombosit mengalami
kerusakan metamorphosis

Trombositopenin

Resiko pendarahan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas


2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
3. Gangguan pola tidur b.d proses penyakit
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan)
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
6. Hambatan religiositas
7. Resiko pendarahan
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S Ruangan : zaitun 2

No. Medrek : 0001678390 Diagnosa Medis : DHF

TanggaL :

No. Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
DX Keperawatan
DX Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Untuk mengetahui perkembangan
1 efektif keperawatan selama 1x24 status kesehatan pasien dan mencegah
1. Monitor pola napas (frekuensi,
berhubungan jam, dapat komplkasi lanjutan
usaha napas)
dengan mempertahankan pola 2. Makna 'gargling' atau 'gurgling' itu
2. Monitor bunyi napas tambahan
hambatan upaya pernafasan normal/efektif bagaikan suara ketika menggelogok
(mis, gurgling, mengi,
napas 3. Wheezing adalah adalah suara
Kriteria Hasil : wheezing, ronkhi basah)
pernapasan frekuensi tinggi nyaring
3. Monitor sputum (jumlah, warna,
1. Kapasitas vital yang terdengar di akhir ekspirasi. Hal
aroma)
meningkat ini disebabkan penyempitan saluran
Terapeutik
2. Dispneu menurun respiratorik distal.
3. Frekuensi napas 4. Posisikan semi fowler atau 4. Mengi adalah adalah istilah untuk
membaik fowler menggambarkan suara bernada tinggi
5. Berikan minum hangat saat bernapas. Suara ini biasanya
6. Berikan oksigen, jika perlu terdengar saat mengembuskan napas
Edukasi 5. karekteristik sputum dapat
menunjukkan barat ringannya
7. Anjurkan asupan cairan 2000
obstruksi
ml/hari, jika tidak
6. sputum adalah adalah mukus yang
kontraindikasi
keluar saat batuk dari saluran
Kolaborasi
pernapasan atas. Dalam dunia
1. Kolaborasi pemberian kedokteran, sampel dahak biasanya
bronkodilator, ekspektoran, digunakan untuk
mukolitik, jika perlu investigasimikrobiologi infeksi
pernapasan dan investigasi sitologi
sistem pernapasan.
7. hin Lift maneuver (tindakan
mengangkat dagu)Jaw thrust
maneuver (tindakan mengangkat
sudut rahang bawah)Head Tilt
maneuver (tindakan menekan dahi)
8. semi flower (setengah duduk) adalah
posisi berbaring dengan menaikan
kepala dan badan 30-45 deraja.
9. Flower adalah posisi berbaring
dengan menaikan kepala dan badan
80-90 derajat
10. Minuman hangat berguna untuk
membantu menjaga daya tahan tubuh
11. Oksigen sangat diperlukan oleh
mahluk hidup untuk bernafas
12. Kontraindikasi adalah pertentangan
dua hal yang sangat berlawanan atau
bertentangan. Pemberian osikgen
kurang dari 40%
13. Tehnik batuk efektif yaitu anjurkan
minum air hangat sebelum memulai
latihan batuk efektif,atur posisi duduk
dengan mencondongkan badan ke
depan,tarik nafas dalam melalui
hidung dan hembuskan melalui mulut
sebanyak 4-5 kali, pada tarikan nafas
dalam yang terakhir, nafas ditahan
selama 1-2 detik.
14. Pemberian bronkodilator dapat di
gunakan untuk meredakan gejala
penyakit obstruktif paru kronis,
bronkodilator bekerja dengan cara
melebarkan bronkus dan merelaksasi
otot-otot pada saluran pernafasan
15. Ekspektoran adalah bahan yang bisa
membantu melonggarkan lendir di
tenggorokan
16. Mukolitik adalah golongan obat yang
bekerja dengan cara memecah ikatan
kimia sehingga dahak menjadi lebih
encer
DX Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Observasi
2 berhubungan keperawatan selama 3 x 24
1. Identifikasi penyebab Mengetahui penyebab hipertermi,
dengan proses jam diharapkan Suhu
hipertermia (mis. Dehidrasi, memastikan suhu tubuh normal
penyakit
tubuh agar tetap berada
terpapar lingkungan panas,
pada rentang normal
penggunaan incubator)
dengan kriteria hasil :
2. Monitor suhu tubuh
1. Menggigil 3. Monitor kadar elektrolit
menurun 4. Monitor haluaran urine
2. Kulit merah Terapeutik
menurun
5. Sediakan lingkungan yang
3. Suhu tubuh
dingin
membaik
6. Longgarkan atau lepaskan
Membantu proses penurunan suhu
4. Tekanan darah
pakaian
membaik
7. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
8. Berikan cairan oral
9. Lakukan pendinginan eksternal
(mis, kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
10. Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
11. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi

12. Anjurkan tirah baring


Kolaborasi

Kolaborasi pemberian cairan dan


elektrolit intravena, jika perlu

Memberi kenyamanan, membantu proses


penyembuha

Menghindari dehidrasi dan menurunkan


suhu dengan cepat
DX Gangguan pola Diharapkan bisa tertidur Dukungan Tidur Dukungan tidur
3 tidur pulas setelah dilakukan
Observasi: 1) Berikan informasi yang menetapkan
tindakan keperawatan
rencana perawatan untuk koreksi
selama 3×24, dengan  Identifikasi pola aktivitas dan
kurang tidur. Jika pasien tidur di siang
Kriteria Hasil : tidur
hari, sindrom Sundowning mungkin
 Identifikasi faktor
1. Keluhan sulit tidur menjadi masalah, dengan siang dan
pengganggu tidur (fisik
menurun malam hari pasien bercampur. Dengan
dan/atau psikologis)
2. Keluhan sering terjaga menjaga pasien di siang hari, tidur di
 Identifikasi makanan dan
menurun malam hari dapat kembali.
minuman yang mengganggu
3. Keluhan pola tidur 2) Mungkin penyebab sering terbangun
tidur (mis. Kopi, teh, alkohol,
berubah menurun dan gangguan siklus tidur.
makanan mendekati waktu
4. Keluhan istirahat tidak 3) Obat-obatan ini dapat mengubah tidur
tidur, minum banyak air
cukup menurun REM, yang dapat menyebabkan
sebelum tidur)
5. Kemampuan iritabilitas dan kelesuan. Tindakan
 Identifikasi obat tidur yang
beraktivitas meningkat obat, penyerapan dan ekskresi dapat
dikonsumsi
tertunda pada pasien lanjut usia, dan
Terapeutik: toksisitas dapat menempatkan pasien

 Modifikasi lingkungan (mis. pada risiko.

Pencahayaan, kebisingan, 4) Rangsangan eksternal dapat

suhu, matras, dan tempat mengganggu tidur dengan sering

tidur) terbangun.

 Batasi waktu tidur siang, jika 5) Mencegah gangguan pola mapan dan
perlu meningkatkan kenyamanan dan
 Fasilitasi menghilangkan relaksasi sebelum tidur.
stres sebelum tidur 6) Pasien Alzeimer Demensia (AD)
 Tetapkan jadwal tidur rutin merespon dengan baik terhadap
 Lakukan prosedur untuk sentuhan terapeutik.
meningkatkan kenyamanan 7) Menyediakan untuk menyelesaikan
(mis. Pijat, pengaturan posisi, semua tahap tidur yang menghasilkan
terapi akupresur) istirahat restoratif.
 Sesuaikan jadwal pemberian 8) Pasien mungkin tidak dapat kembali
obat dan/atau tindakan untuk ke siklus siang-malam “normal”, dan
menunjang siklus tidur- pengasuh harus mengubah pola
terjaga tidurnya sendiri, menyewa pengasuh
selama waktu malam, atau
Edukasi
penempatan dalam fasilitas jangka
 Jelaskan pentingnya tidur panjang.
cukup selama sakit 9) Pasien mungkin menganggap dia
 Anjurkan menepati kebiasaan seharusnya berpakaian dan pergi ke
waktu tidur suatu tempat.
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis.
Psikologis:gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)

Ajarkan relaksasi otot autogenik atau


cara nonfarmakologi lainnya
DX Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Mengetahui status nutrisi dan
4 berhubungan keperawatan selam 3 x 24 tingkat keberhasilan perbaikan
1. Identifikasi status nutrisi
dengan faktor jam diharapkan nutrisi
2. Monitor asupan makan
psikologis diharapkan anoreksia dan 2. Mengidetifikasi kenaikan dan
3. Monitor berat badan
(keengganan kebutuhan nutrisi dapat penurunan BB
Terapeutik
teratasi dengan kriteria 3. Mengindentifikasi asupan nutrisi
untuk makan)
hasil : 4. Berikan terapi aromaterapi jahe yang masuk ke dalam tubuh
selam 15-30 menit/8 4. Aroma jahe bekerja menghambat
1. Porsi makanan yang
Edukasi reseptor serotonin dan
dihabiskan meningkat
5. Ajarkan keluarga cara memberi meninmbukan efek antiemetic pada
2. Frekuensi makan
makan lewat selang NGT system gastroinstestinal dan system
membaik
Kolaborasi susunan saraf pusat sehingga dapat
Nafsu makan membaik
menurunkan perasaan mual dan
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
muntah (kinasih 2018)
untuk menentukan jumlah kalori 5. Mengedukasi membuat keluarga
dan jenis nutrient yang mandiri ketika memberikan makan
dibutuhkan, jika perlu melalui NGT
6. Ahli gizi lebih professional untuk
menentukan kebutuhan nutrisi
pasien
DX Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Untuk menjaga pola dan jam tidur
5 aktivitas keperawatan selam 3 x 24 2. Untuk menjaga kenyamanan pasien
1. Monitor pola dan jam tidur
berhubungan jam diharapkan 3. Untuk dapat menangkan pasien
Terapeutik
dengan diharapkan aktivitas 4. Untuk menghindari pasien agar tidak
kelemahan sehari-hari klien kembali 2. Sediakan lingkungan nyaman kelelahan
normal dengan kriteria dan rendah stimulus (mis, 5. Agar pasien dapat melakukan

hasil : cahaya, suara, kunjungan) aktivitas secara bertahap


3. Berikan aktivitas distraksi 6. Untuk mengurangi kelelahan
1. Frekuensi nadi
yang menenangkan 7. Untuk memenuhi kebutuhan energi
meningkat
Edukasi bagi tubuh
2. Kemudahan dalam
melakukan 4. Anjurkan tirah baring

aktivitas sehari- 5. Anjurkan melakukan

hari meningkat aktivitas secara bertahap

3. Frekuensi napas 6. Anjurkan menghubungi

membaik perawat jika tanda dan gejala


kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi

7. Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan
DX Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien mengikuti 1. kegiatan keagamaan merupakan upaya
6 religiositas keperawatan selama 1x24 kegiatan keagamaan meningkatkan religiositas
jam, maka Hambatan 2. Motivasi klien untuk mengikuti 2. ritual keagamaan dapat menambah
religiositas Membaik, kegiatan keagamaan keyakinan dalam beragama seseorang
dengan Kriteria Hasil : 3. Beri dorongan pada klien untuk 3. berkumpul dengan komunitas
1. Verbalisasi makna dan berkumpul dengsn komunitas keagamaannya berguna untuk
tujuan hidup : 5 kepercayaannya meningkatkan keyakinan dalam
2. Verbalisasi kepuasan 4. Kolaborasi dengan ahli beragama
terhadap makna keagamaan 4. ahli keagamaan adalah seseorang
hidup : 5 yang mendalami dan mengamalkan
3. Kemampuan beribadah agama yang di anutnya.
:5
DX Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Perdarahan Pencegahan Perdarahan (I.02067)
7 pendarahan keperawatan 3x24 Observasi: Observasi
kehilangan darah baik
1. Monitor tanda dan gejala Pendarahan atau hemoragi (bahasa
internal maupun eksternal
perdarahan Inggris: hemorrhage, exsanguination;
menurun dengan kriteria
2. Monitor nilai bahasa Latin: exsanguinātus, tanpa darah)
hasil :
1. Hemoglobin hemoglobin/hematokrit sebelum merupakan istilah kedokteran yang
dan setelah kehilangan darah digunakan untuk menjelaskan
membaik 3. Monitor tanda-tanda vita ekstravasasi atau keluarnya darah dari
2. Hematokrit membaik ortostatik tempatnya semula.
3. Tekanan darah 4. Monitor koagulasi - Hematokrit, juga dikenal dengan
normal Terapeutik beberapa nama lain, adalah persentase
4. Suhu tubuh normal volume sel darah merah dalam darah,
5. Batasi tindakan invasif, jika
yang diukur sebagai bagian dari tes
perlu
darah. Pengukuran tergantung pada
6. Pertahankan bedrest selama
jumlah dan ukuran sel darah merah.
perdarahan
Biasanya 40,7% -50,3% untuk pria dan
7. Gunakan kasur pencegah
36,1% -44,3% untuk wanita.
dekubitus
Terapeutik
8. Hindari pengukuran suhu rektal
Tirah baring adalah perawatan
9. Pemberian angkak (beras
kedokteran yang melibatkan
merah)
berbaringnya pasien di tempat tidur untuk
Edukasi
suatu jangka yang sinambung. Perawatan
10. Jelaskan tanda dan gejala
ini diperlakukan untuk suatu penyakit
perdarahan
atau kondisi medis tertentu
11. Anjurkan meningkatkan asupan
Pengukuran suhu tubuh biasanya diukur
cairan untuk menghindari
dengan alat suhu yang dimasukkan pada
konstipasi
atau ke dalam rektum, mulut, aksila (di
12. Anjurkan menghindari aspirin
bawah ketiak), kulit, atau telinga
atau antikoagulan
(termometer telinga). Suhu rektal, bila
13. Anjurkan meningkatkan asupan
makan dan vitamin K dibandingkan dengan suhu oral yang
14. Anjurkan segera melapor jika diambil pada saat bersamaan, sekitar
terjadi perdarahan 1,8°F (0,6°C) lebih tinggi
Kolaborasi Menurut jurnal syifa Raihan pemberian
15. Kolaborasi pemberian obat angkak (beras merah ) dapat
pengontrol perdarahan, jika meningkatkan kadar trombosit,
perlu Peningkatan kadar trombosit dengan
16. Anjurkan pemberian produk pemberian angkak terjadi karena
darah, jika perlu beberapa mekanisme yang dilakukan oleh
17. Anjurkan pemberian pelunak berbagai zat yang terkandung pada
tinja, jika perlu angkak seperti
pigmen merah (rubropuntamine),
isoflavon, serta lovastatin. (Syifa Raihan,
2021)
Edukasi
Pendarahan atau hemoragi (bahasa
Inggris: hemorrhage, exsanguination;
bahasa Latin: exsanguinātus, tanpa darah)
merupakan istilah kedokteran yang
digunakan untuk menjelaskan
ekstravasasi atau keluarnya darah dari
tempatnya semula.
Konstipasi atau sering disebut sembelit
adalah gangguan pada sistem pencernaan
di mana seorang manusia (atau mungkin
juga pada hewan) mengalami pengerasan
tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk
dibuang atau dikeluarkan dan dapat
menyebabkan kesakitan yang hebat pada
penderitanya
Antikoagulan adalah golongan obat yang
dipakai untuk menghambat pembekuan
darah. Obat-obat ini tidak melarutkan
bekuan darah seperti trombolotik, tetapi
bekerja sebagai pencegah pembentukan
bekuan baru.
Vitamin K merujuk pada sekelompok
vitamin lipofilik dan hidrofobik yang
dibutuhkan untuk modifikasi
pascatranslasi dari berbagai macam
protein, seperti dalam proses pembekuan
darah. Secara kimia vitamin ini adalah
turunan 2-metil-1,4naftokuinona.
Untuk mengantisipasi terjadinya
pendarahan.
Kolaborasi
Obat adalah zat apa pun yang
menyebabkan perubahan fisiologi atau
psikologi organisme saat dikonsumsi.
Obat-obatan biasanya dibedakan dari
makanan dan zat yang menyediakan
nutrisi. Konsumsi obat dapat dilakukan
melalui inhalasi, injeksi, merokok,
ingesti, absorpsi melalui kulit, atau
disolusi di bawah lidah.
Darah adalah cairan yang terdapat pada
semua mahkluk hidup yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : Ny. S Ruangan : Zaitun 2


No. Medrek : 00404504 Diagnosa Medis : DHF

Dx Implementasi dan Catatan


Hari/Tanggal Waktu Evaluasi Paraf
Perkembangan
29/11/2021 14.00 1 1. Mengukur tanda tanda vital , R/ BP : Pukul 14.00 Dx.1
156/96 mmhg, RR: 24 x/menit, nadi 80 S : klien mengatakan masih
x/menit lemas, dan sesak
16.00 2 2. Pengkajian atau asesmen awal O:
18.00 3. Pemberian ketorolak, pantoprazole, A : masalah belum teratasi
ondan P : lanjutkan intervensi no 1, 2, rizki
3, 4,5 ,6,7

30/11/2021 14.00 1. Mengukur tanda tanda vital , R/ BP : Pukul 14.00 Dx.


153/103 mmhg, RR: 24 x/menit, nadi S:
97 x/menit, suhu 37,3 oC O : ku tenang kes. Cm akral
18.00 2. Pemberian ketorolak, pantoprazole, hangat nadi terasa kuat
ondan DC hari – 5 rizki
TR 65000
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Dx Implementasi dan Catatan
Hari/Tanggal Waktu Evaluasi Paraf
Perkembangan
1/12/21 14.00 1. Mengukur tanda tanda vital , R/ BP : Pukul 14.00 Dx.
151/95 mmhg, RR: 23 x/menit, nadi S:
107 x/menit, suhu 37,8 oC O : ku tenang kes. Cm akral
2. Pemberian ketorolak, pantoprazole, hangat nadi terasa kuat
ondan A : masalah belum teratasi rizki
P : lanjutkan intervensi

2/12/21 07.00 1. Mengukur tanda tanda vital , R/ BP : Pukul 14.00 Dx.


151/95 mmhg, RR: 24 x/menit, nadi S:
101 x/menit, suhu 36,3 oC O : ku tenang kes. Cm akral
hangat nadi terasa kuat
TR 49000 rizki
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai