Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Transfusi darah adalah salah satu komponen terapi yang sangat penting

dalam penatalaksanaan pasien. Pemeriksaan laboratorium sebelum pemberian

transfusi darah (pretransfusion testing) merupakan bagian yang sangat vital

dalam kegiatan transfusi. Uji pratransfusi inilah yang menentukan apakah

produk darah yang akan ditransfusikan dapat memberikan manfaat yang

optimal atau tidak kepada pasien. Selain itu, uji pratransfusi juga dapat

memprediksi apakah transfusi akan memberikan efek samping yang fatal atau

tidak sehingga pencegahan terjadinya efek samping pemberian transfusi dapat

lebih awal dilakukan (dr. Mulyantari dan dr. wayan. 2017).

Serologi golongan darah merupakan salah satu cabang ilmu dari transfusi

darah yang berperan sangat penting sebelum darah sampai ke pasien yang

akan menggunakan darah. Pemeriksaan serologi golongan darah kadang kala

sering dianggap remeh oleh para petugas di lapangan, dimana kesalahan yang

terjadi cukup besar dan menimbulkan resiko lebih lanjut yang dapat

membahayakan pasien. Kasus seperti kesalahan dalam menentukan golongan

darah masih saja terjadi. Awal abad kedua puluh, suatu penemuan yang

penting telah terjadi dalam ilmu imunohematologi darah, ketika Karl

Landstainer mempertunjukkan bahwa dengan uji silang setetes sampel darah

dengan yang lainnya, beberapa dapat berhasil berbaur tanpa ada terlihat

reaksi, sedangkan lainnya akan bereaksi secara kuat menimbulkan aglutinasi

pada sel-sel darah merah (Oktari dan silvia. 2016).


Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya

perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah

merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat

(kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah

(Handono, dkk. 2017).

Pada beberapa jenis uji pratransfusi membutuhkan suspensi sel darah

merah. Pembuatan suspensi sel bertujuan untuk mengoptimalkan reaksi

antigen-antibodi sehingga reaksi yang muncul dapat diamati dengan jelas.

Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa suspensi sel 3% banyak dipakai

untuk pemeriksaan serologi. Namun, berdasarkan Word Health Organization,

suspensi sel 5% umum dipakai untuk prosedur serologi (WHO, 2013).

Pembuatan susensi, biasanya digunakan untuk pemeriksaan serum typing

membutuhkan suspensi, dimana sel darah merah dicuci dengan NaCl 0,9 %.

Tujuan dari pencucian ini yaitu untuk mendapatkan sel darah yang bebas dari

protein dan globulin. Disanping itu, tujuan dari pembuatan serum typing yaitu

untuk memeriksa antibodi di dalam serum dengan cara memeriksanya dengan

suspensi golongan darh A,B dan O.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu, bagaimana cara

pembuatan suspensi sel darah 5 %, 10 % dan 40 %.

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah dapat mengetahui cara

pembuatan suspensi sel darah 5 %, 10 % dan 40 % serta fungsi dari masing-

masing suspensi 5 %, 10 % dan 40 %.


1.4 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini, mahasiswa dapat mengetahui cara

pembuatan suspensi 5 %, 10 %, dan 40 %, serta dapat mengetahui fungsi dari

masing-masing suspensi.
DAFTAR PUSTAKA

dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK, Dr.dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, Msi. 2017.
Laboratorium Pratransfusi Up Date. Udayana University Press : Denpasar.

Handono Juli, Dkk. 2017. Deteksi Aglutinasi Secara Otomatis Untuk Uji
Golongan Darah Tipe ABO Berbasis Kertas. Sains dan Teknologi. Vol.1
No.1.

Oktari, A., & Silvia, N. D. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO
Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A , B , O. Teknolab,
5(2), 49–54.

WHO, 2013. Standar Operating Prosedure for Blood Transfusion. Genewa:WHO.


p. 18-20.

Anda mungkin juga menyukai