Anda di halaman 1dari 11

NAMA : PRILIYAWATI D.

AS’ALI
NIM : 821318112
KELAS : C D 3 2018
TUGAS : FARMASI KLINIK

Soal :
1. Bagaimana prosedur pemeriksaan sel darah putih ?
2. Gambarkan jenis-jenis sel darah putih dan jelaskan perbedaanya ?!

Jawaban :
1. a.) secara otomatis
Pemeriksaan hitung jenis leukosit dengan cara otomatis yang menggunakan
alat hematology analyzer bekerja berdasarkan prinsip impedance, pada impedance,
jenis-jenis leukosit dibedakan menurut ukurannya saja, sehingga hanya bisa
membedakan 3 (tiga) jenis leukosit yaitu sel yangberukuran kecil dimasukkan
dalam kelompok limfosit, sel yang berukuran besar dimasukkankelompok
granulosit dan sel yang berukuran sedang dimasukkan dalam kelompok mid-cells,
medium sel terdiri dari basofil eosinofil dan monosit. (Wahid, 2015)
b.) secara manual
Pemeriksaan hitung jumlah eritrosit secara manual dengan alat
Hemositometer merupakan metode yang paling umum digunakan karena lebih
murah (Herrera, 2015). Metode ini biasanya digunakan pada rumah sakit dan
laboratorium klinik berskala kecil dengan beban kerja yang tidak terlalu besar
(Ranjan, 2016). Pada metode ini, eritrosit dihitung dengan bantuan mikroskop.
Namun hitung jumlah eritrosit dengan metode ini membutuhkan waktu yang
cukup lama dan rumit. Selain itu akurasi hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh faktor
subyektif seperti pengalaman dan keahlian dari teknisi laboratorium, dan faktor
kelelahan dari teknisi terutama jika sampel pemeriksaan dalam jumlah yang sangat
besar. Metode otomatis digunakan sebagai solusi masalah tersebut karena lebih
efektif dan efisien (Pandit, 2015).

2. a.) Basofil
Basofil adalah granulosit dengan populasi paling sedikit, sekitar 0-1% dari
jumlah leukosit. Basofil mengandung banyak granula kasar dengan 2 lobus yang
berwarna ungu atau biru tua, dan seringkali menutupi inti. Granula basofil
mengandung heparin, dan histamin. Basofil juga berperan dalam reaksi sensitivitas
yang berhubungan dengan IgE (Kiswari, 2010).

b.) Eosinofil
Eosinofil berperan dalam sistem kekebalan dengan melawan parasit
multiseluler. Ciri-cirinya granula kasar yang berwarna merah-orange, jumlah
eosinofil sekitar 2-4% dari jumlah leukosit, dan dapat meningkat bila terjadi reaksi
alergi atau infeksi parasit. Eosinofil berukuran 12-17 mikrometer (Benedicta,
2014). Eosinofil dapat bertahan dalam sirkulasi selama 8-12 hari dalam sirkulasi
apabila tidak terdapat stimulasi (Kiswari, 2010).
c.) Neutrofil
Netrofil adalah jenis leukosit yang paling banyak diantara jenis leukosit lain,
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu netrofil segmen dan netrofil batang. Netrofil segmen
sering disebut netrofil polimorfonuklear, karena intinya terdiri dari beberapa lobus
dan masing-masing lobus dihubungkan oleh benang kromatin. Jumlah segmen
antara 3-6 lobus, bila lebih dari 6 lobus disebut hipersegmen. Netrofil segmen
mempunyai jumlah paling banyak sekitar 50-70% dari jumlah leukosit. Fungsi
utama dari netrofil adalah fagosit terutama terhadap bakteri. Netrofil bersirkulasi
di dalam darah kira-kira 10 jam dan dapat hidup selama 1- 4 hari saat ada di
jaringan (Kiswari, 2010).

d.) Limfosit
Limfosit berukuran relatif kecil dari sel makrofag dan netrofil, yaitu 6-8
mikrometer, jenis leukosit yang jumlahnya yaitu 20-30% dari jumlah leukosit.
Ciri-cirinya memiliki inti yang relatif besar, bulat, sedikit cekung pada satu sisi.
Limfosit dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: limfosit B dan limfosit T. Limfosit B
berasal dari stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel plasma yang
menghasilkan antibodi. Limfosit T terbentuk jika sel sistem dari sumsum tulang
pindah ke kelenjar timus, dimana mengalami pembelahan dan pematangan
(Kiswari, 2010).
e.) Monosit
Monosit merupakan sel leukosit yang memiliki ukuran paling besar dengan
diameter 9-10 mikrometer. Jumlah monosit kira-kira 3-8% dari total leukosit. Di
dalam darah setelah 8-14 jam, monosit yang menuju ke jaringan disebut makrofag.
Inti sel dari monosit mempunyai granula kromatin yang halus, menekuk seperti
biji kacang . Monosit mempunyai 2 fungsi, yaitu sebagai fagosit mikroorganisme
(jamur, bakteri) serta benda asing, dan sebagai reaksi immunitas (Benedicta,
2014).
DAFTAR PUSTAKA

Benedicta, Giaanni. 2014. Perbedaan Hasil Hitung Lekosit yang Langsung Diperiksa
dan Ditunda 2 Jam. Ph.D skripsi, Universitas 17 Agustus Semarang.

Herrera DC, DeLara- Esparza JE, RamírezIbañez ND, Carlos A. Morales L, Pérez
NO, Flores-Ortiz LF, & Medina-Rivero E. (2015). Validation of three
viable-cell counting methods:Manual, semiautomated, and automated.
Elsevier: Biotechnology Reports, 7, 9–16.

Kiswari, Rukman. 2010. Hematologi Teori Dan Praktikum. Semaran

Pandit A, Kolhar S, & Patil P. (2015). Survey on Automatic RBC Detection and
Counting. International Journal of Ad

Ranjan R, Singh RK, & Rigvardhan. (2016). Cost effectiveness & accuracy analysis
of mannual versus automated methods of estimation of basic
haematological parameters in a resource poor setting. Indian Journal of
Basic and Applied Medical Research, 5(4), 121–127.

Wahid, A., Purwaganda, W., 2015, Perbandingan Hasil Pemeriksaan Hitung Jenis
Leukosit Menggunakan Metode Manual dengan Laser-Base
Flowcytometry, V, 24–27
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai