Anda di halaman 1dari 11

JURNAL BIOMEDIKA Available online at

J. Biomedika http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/biomedika
Volume 12, No. 02, September 2019 P-ISSN : 1979 - 035X & E-ISSN : 2302 - 1306

Perbedaan Derajat Aglutinasi Uji Golongan Darah Berdasarkan


Teknik Penanganan Sampel dalam Pembuatan
Suspensi Sel Darah Merah
Difference of Aglutination Degrees in Blood Grouping Test Based on Sample
Handling Techniques in Making Red Blood Suspension

Lucia Sincu Gunawan* & Rumeyda Chitra Puspita


Program Studi D4 Analis Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta,
Jl. Let. Jend. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta, 57127, Jawa Tengah, Indonesia
*Corresponding Author: sincugunawan@gmail.com

Received: July 4, 2019; Revise: December 5, 2019; Accepted:December 23, 2019


DOI : https://doi.org/10.31001/biomedika.v12i2.546

ABSTRAK
Pemeriksaan laboratorium sebelum pemberian transfusi darah (pretransfusion testing)
merupakan bagian yang sangat vital dalam kegiatan transfusi. Pada beberapa jenis uji pra transfusi
membutuhkan suspensi sel darah merah. Pembuatan suspensi sel bertujuan untuk mengoptimalkan reaksi
antigen-antibodi sehingga reaksi yang muncul dapat diamati dengan jelas. Praktek kerja penentuan
golongan darah menggunakan suspensi sel darah merah, di mana dalam penyediaannya menggunakan
fase pencucian yang memakan waktu. Jenis sampel yang digunakan dapat berupa whole blood dengan
antikoagulan ataupun sampel darah beku. Karena keterbatasan waktu, maka modifikasi dilakukan pada
prosedur baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan derajat aglutinasi uji golongan darah
berdasarkan teknik penanganan sampel dalam pembuatan suspensi sel darah merah. Uji golongan darah
Cell Grouping metode tabung dilakukan pada sampel darah vena dengan teknik penanganan sampel yang
berbeda yaitu, sampel darah beku tanpa antikoagulan dengan penyimpanan, sampel darah segar dengan
langsung penambahan NaCl 0,9%, dan sampel darah antikoagulan EDTA dengan penyimpanan dalam
refrigerator 8 – 24 jam dengan suhu 40C. Jumlah sampel untuk tiap jenis penanganan ada 30 sampel, dan
dilakukan penilaian derajat aglutinasi pada uji golongan darah, dilakukan oleh 2 analis. Hasil mean
derajat agutinasi dibedakan antara 3 teknik pembuatan suspensi dengan sampel NaCl (Mean= 3.88; SD=
0.32), sampel beku (Mean= 3.93; SD= 0.25), dan sampel EDTA (Mean= 3.98; SD= 0.13), namun
perbedaan mean tersebut secara statistik tidak signifikan (p>0.05), sehingga dapat disimpulkan ketiga
jenis sampel bisa digunakan untuk menggantikan satu dengan lainnya sebagai alternatif sampel yang
sebanding dalam pembuatan suspensi sel darah merah untuk menentukan golongan darah ABO metode
cell grouping.
Kata kunci : golongan darah; suspensi sel darah merah; aglutinasi

ABSTRACT
Pre transfusion testing is a very essential part of blood transfusion procedure. In some types of
pretransfusion test, suspension of red blood cells is required. This cell suspension is made to optimize the
antigen-antibody reaction so that the on going reaction can be clearly observed. The practice of
determining blood type needs a suspension of red blood cells, which its washing phase is a time-
consuming. The type of sample used can be whole blood with anticoagulants or frozen blood samples.
Due to time constraints, the standard procedures were modified. This study aimed to determine the
differences in the degree of agglutination of blood type testing based on the handling samples’ techniques
in the manufacture of red blood cell suspensions. Blood group testing was done by the tube method on

"Jurnal Biomedika" is an open access article under the CC BY-SA license


https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
188 | Gunawan, L.S & Puspita R.C. Jurnal Biomedika 12 (2): 187-196, September 2019

venous blood samples with different sample handling techniques: frozen blood samples without
anticoagulants with storage, fresh blood samples with direct addition of 0.9% NaCl, and EDTA
anticoagulant blood samples with refrigerator storage 8 - 24 hours at 40C. The number of samples for
each type of treatment is 30 samples, and an assessment of the degree of agglutination in the blood group
test is carried out by 2 analysts. There were differences in the mean degree of aglutination between the 3
suspensi-making techniques with NaCl samples (Mean = 3.88; SD = 0.32), frozen samples (Mean = 3.93;
SD = 0.25), and EDTA samples (Mean = 3.98; SD = 0.13), but the mean differences was not statistically
significant (p> 0.05), so it can be concluded that the three types of samples could be used to replace one
another as a comparable sample alternative in making red blood cell suspension to measure ABO cell
grouping method.

Keywords: blood type; red blood cell suspension; agglutination

PENDAHULUAN bertujuan untuk mengoptimalkan reaksi


antigen-antibodi sehingga reaksi yang
Transfusi darah merupakan
muncul dapat diamati dengan jelas.
salah satu komponen terapi yang sangat
Beberapa kepustakaan menyebutkan
penting dalam penatalaksanaan pasien.
bahwa suspensi sel 3% banyak dipakai
Pemberian transfusi darah harus
untuk pemeriksaan serologi. Namun,
berpegang pada prinsip bahwa manfaat
berdasarkan Word Health Organization,
yang akan diterima oleh pasien jauh
suspensi sel 5% umum dipakai untuk
lebih besar dibandingkan risiko yang
prosedur serologi (WHO, 2013).
akan ditanggung, sehigga semboyan
Pemeriksaan golongan darah
“Getting the right blood the right
adalah suatu prosedur laboratorium
patient at the right time and right
yang dilakukan untuk menentukan jenis
place” harus benar-benar dilaksanakan
golongan darah. Pada uji pratransfusi,
(Mulyantari, 2017).
pemeriksaan golongan darah minimal
Pemeriksaan laboratorium
yang harus dikerjakan adalah golongan
sebelum pemberian transfusi darah
darah sistem ABO dan Rhesus (D
(pretransfusion testing) merupakan
typing). Pemeriksaan golongan darah
bagian yang sangat vital dalam kegiatan
dilakukan baik pada donor maupun
transfusi. Uji pratransfusi inilah yang
pada pasien (WHO, 2002).
menentukan apakah produk darah yang
Aglutinasi sel darah merah
akan ditransfusikan dapat memberikan
dalam pemeriksaan golongan darah
manfaat yang optimal atau tidak kepada
dapat berlangsung melalui dua tahapan.
pasien. Selain itu, uji pratransfusi juga
Tahap pertama antibodi berikatan
dapat memprediksi apakah transfusi
dengan permukaan sel darah merah,
akan memberikan efek samping yang
tahap kedua antibodi berinteraksi
fatal atau tidak sehingga pencegahan
dengan sel darah merah sehingga sel-sel
terjadinya efek samping pemberian
saling berdekatan dan terjadilah
transfusi dapat lebih awal dilakukan.
aglutinasi. Tahap pertama aglutinasi
(Mulyantari, 2017)
dipengaruhi oleh suhu, pH medium,
Pada beberapa jenis uji
konstanta afinitas antibodi, waktu atau
pratransfusi membutuhkan suspensi sel
lama inkubasi, kekuatan ion pada
darah merah. Pemuatan suspensi sel
188 | Gunawan, L.S & Puspita R.C. Jurnal Biomedika 12 (2): 187-196, September 2019

medium, dan rasio antigen antibodi. menggunakan suspensi sel darah merah,
Tahap kedua aglutinasi dipengaruhi dimana dalam penyediaannya
oleh jarak antar sel, muatan molekul menggunakan fase pencucian yang
dalam suspensi, deformitas membran, memakan waktu. Jenis sampel yang
molekul permukaan membran dan digunakan dapat berupa whole blood
struktur molekul (Mulyantari, 2017). dengan antikoagulan ataupun sampel
Secara garis besar, penyebab darah beku. Karena keterbatasan waktu,
ketidaksesuaian golongan darah terbagi maka beberapa prosedur baku dilakukan
menjadi dua yaitu kesalahan teknis dan modifikasi. Modifikasi ini menimbulkan
permasalahan pada sampel baik sampel pertanyaan apakah akan berpengaruh
eritrosit maupun serum atau plasma. terhadap validitas pemeriksaaan
Sumber discrepancy dari kesalahan golongan darah, sekaligus harus
teknis antara lain kesalahan identifikasi dipertimbangkan pembiasaan kerja
dan dokumentasi, kesalahan pada praktek yang benar akan menimbulkan
reagen dan peralatan, seperti quality memori yang mendalam bagi calon
control reagen tidak dilakukan dengan tenaga analis kesehatan, sehingga di
baik, reagen terkontaminasi dan kemudian hari dapat merupakan acuan
hemolisis, waktu sentrifugasi tidak tepat kerja di dunia kerja yang sesungguhnya.
atau peralatan tidak dikalibrasi dengan Tujuan Penelitian ini adalah untuk
teratur dan kesalahan pada Standard mengetahui perbedaan derajat aglutinasi
Operating Procedure (SOP), seperti uji golongan darah berdasarkan teknik
prosedur tidak sesuai dengan instruksi penanganan sampel dalam pembuatan
dari pabrik reagen, penambahan reagen suspensi sel darah merah. Penelitian
atau sampel yang tidak tepat, yang sejenis ini hanya menggunakan
konsentrasi suspensi sel darah merah perbedaan sel darah yang dicuci dan
tidak tepat, endapan sel pada bagian tidak ataupun menggunakan beberapa
bawah tersuspensi secara komplit jenis suspense dengan konsentrasi yang
sebelum derajat aglutinasi ditentukan berbeda, yang menekankan pada
(Blaney and Howard, 2013). penanganan sampel, sedangkan pada
Pada praktek kerja pendidikan penelitian ini diteliti selain aspek
analis kesehatan salah satu kompetensi penanganan sampel juga penyimpanan
yang harus dimiliki adalah penentuan sampel.
golongan darah. Dalam pelaksanaannya,
maka ketersediaan alat, bahan,
kecukupan waktu dan jumlah
METODE PENELITIAN
mahasiswa dalam setiap kegiatan
praktek di laboratorium akan Alat dan Bahan
menentukan berhasil terlaksananya Alat yang digunakan sebagai
prosedur kerja yang telah ditetapkan berikut; tabung reaksi, centrifuge, spuit,
dan pada akhirnya berpengaruh mikropipet, refrigerator, kapas, plester,
terhadap validitas pemeriksaaan. tip, termometer dan tourniquet. Bahan
Praktek kerja penentuan golongan darah yang digunakan sebagai berikut;
Perbedaan Derajat Aglutinasi Uji Golongan Darah … Gunawan, L.S & Puspita R.C. | 189

suspensi sel darah merah 5%, antisera


A, antisera B, NaCl 0,9% Prosedur Penelitian
Pengambilan darah vena
Obyek Penelitian 1. Menyiapkan alat-alat yang
Obyek dalam penelitian ini diperlukan : Spuit, kapas alkohol
adalah darah vena yang diambil 70%, tali pembendung
dengan spuit pada vena di fossa (torniquete), plester, tabung
cubiti. Sampel pada penelitian reaksi
ini sejumlah 30 sampel darah 2. Memasang jarum pada holder,
vena yang diambil 2 kali pada dipastikan terpasang erat.
hari 1 dan hari 2 pada probandus 3. Melakukan pendekatan pasien
yang sama. Teknik pengambilan dengan tenang dan ramah;
sampel dengan metode quota diusahakan pasien senyaman
sampling. Dikelompokkan mungkin.
dalam tiga kelompok yaitu: 4. Mengidentifikasi pasien
a. Sampel darah beku dengan benar sesuai dengan data
dengan penundaan waktu dilembar permintaan.
(A) adalah sampel darah 5. Memverifikasi keadaan pasien,
vena yang tidak misalnya puasa atau konsumsi
menggunakan obat. dicatat bila pasien minum
antikoagulan, disimpan obat tertentu, tidak puasa dsb.
dalam refrigerator 6. Meminta pasien untuk
dengan suhu 4oC selama meluruskan lengannya, dipilih
8 – 24 jam. lengan yang banyak melakukan
b. Sampel darah lengkap aktivitas.
segar (B) adalah sampel 7. Meminta pasien mengepalkan
darah vena tanpa tangan.
menggunakan 8. Memasang turniquete kira-kira
antikoagulan, dan 10 cm di atas lipat siku.
langsung dicampur 9. Memilih bagian vena mediana
dengan NaCl yang telah cubital atau cephalic. melakukan
disiapkan sebelumnya, perabaan (palpasi) untuk
berumur kurang dari 6 memastikan posisi vena; vena
jam. teraba seperti sebuah pipa kecil,
c. Sampel darah lengkap elastis dan memiliki dinding
dengan penundaan waktu tebal.
(C) adalah sampel darah 10. Membersihkan kulit pada bagian
vena dengan yang akan diambil dengan kapas
antikoagulan EDTA, alkohol 70% dan dibiarkan
disimpan dalam kering. Kulit yang sudah
refrigerator dengan suhu dibersihkan jangan dipegang
4oC selama 8 – 24 jam. lagi.
190 | Gunawan, L.S & Puspita R.C. Jurnal Biomedika 12 (2): 187-196, September 2019

11. Menusuk bagian vena dengan antikoagulan EDTA sebanyak 1


posisi lubang jarum menghadap mg/ 1 mL darah, dihomogenkan
ke atas. dengan baik dan disimpan dalam
12. Menghisap darah secara pelan- refrigerator dengan suhu 4oC
pelan dan sampai dicapai selama 8 – 24 jam.
volume yang diperlukan Pencucian sel
13. Melepas tourniquet dan Pencucian sel darah merah
meminta pasien membuka bertujuan untuk mendapatkan sel darah
kepalan tangannya. Jangan merah yang bebas dari protein/ globulin
menarik jarum sebelum yang dapat mengganggu pemeriksaan
tourniquet dibuka. serologi. Prosedur pencucian sel sebagai
14. Meletakkan kapas ditempat berikut:
suntikan lalu segera 1. Setengah mili liter darah pekat
melepaskan/menarik jarum. dimasukkan ke dalam tabung
Menekan kapas beberapa saat kemudian tambahkan larutan
lalu diplester selama kira-kira 15 salin/ Natrium Clorida 0,9%
menit. sampai mengisi ¾ bagian
Penanganan sampel tabung.
1. Sampel darah beku dengan 2. Lakukan sentrifugasi dengan
penundaan waktu (A). Sampel kecepatan 3000 rpm selama 1
darah vena yang didapat, menit dan buang seluruh
dimasukkan ke dalam tabung supernatant.
melalui dinding tabung dimana 3. Lakukan pencucian sebanyak 3
pada tabung tidak ditambahkan kali dan buang seluruh
antikoagulan, kemudian supernatan pada akhir
disimpan dalam refrigerator pencucian, sehingga hasil
dengan suhu 4oC selama 8 – 24 akhirnya adalah sel darah merah
jam. Pisahkan serum, sebelum yang sudah dicuci (Mulyantari,
pencucian sel. 2017).
2. Sampel darah lengkap segar (B). Pembuatan suspensi darah merah
Sampel darah vena yang didapat 1. Pembuatan suspensi sel
dan berumur kurang dari 6 jam, bertujuan untuk mengoptimalkan
sebanyak 0,5 mL dimasukkan ke reaksi antigen-antibodi sehingga
dalam tabung berisi NaCl 0,9% reaksi yang muncul dapat
yang telah disiapkan diamati dengan jelas.
sebelumnya, kurang lebih Berdasarkan WHO, suspensi sel
mengisi tigaperempat tabung 5% umum dipakai untuk
(bagian dari tahap pencucian sel prosedur serologi (WHO, 2013).
darah merah). 2. Berikan label pada tabung
3. Sampel darah lengkap dengan sampel, teteskan 1 tetes sel darah
penundaan waktu (C). Sampel merah yang sudah dicuci
darah vena ditambahkan dengan
Perbedaan Derajat Aglutinasi Uji Golongan Darah … Gunawan, L.S & Puspita R.C. | 191

tambahkan 19 tetes NaCl 0,9% • 1+ : sejumlah gumpalan kecil


dan homogenkan. dengan supernatan yang
Pemeriksaan golongan darah cell keruh
grouping dengan metode tube • Negatif : suspensi sel halus
1. Teteskan 1 tetes anti-A pada • Hemolisis: hemolisis parsial
tabung yang bersih dan kering, atau komplit, menunjukkan
berikan label pada tabung. reaksi positif, dianggap
2. Teteskan 1 tetes anti-B pada sama dengan 4+
tabung yang bersih dan kering, Pembacaan hasil dilakukan oleh dua
terpisah dari tabung pertama analis kesehatan, dimana pembacaan
kemudian berikan label pada dilakukan secara mandiri dan dicatat
tabung. pada lembar yang berbeda, pada waktu
3. Teteskan 1 tetes anti-AB pada yang sama.
tabung ketiga (tergantung
rekomendasi reagen yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan)
4. Tambahkan pada masing- Sampel darah yang berasal dari
masing tabung 1 tetes suspensi mahasiswa sejumlah 30 sampel yang
sel darah merah 5% memenuhi kriteria penelitian yaitu
5. Campur dengan baik kemudian sampel mencukupi dari volume, tidak
lakukan sentrifugasi dengan lisis dan memenuhi standar penanganan
kecepatan 1000 rpm selama 1 dan penyimpanan sampel. Pada proses
menit pengambilan sampel terdapat beberapa
6. Resuspensi dengan baik sel yang kendala dalam penelitian ini, yaitu vena
mengendap pada dasar tabung, yang sulit diakses dan jumlah volume
lihat ada tidaknya aglutinasi darah yang tidak sesuai, sedangkan pada
7. Baca dan interpretasi hasil serta penanganan dan penyimpanan sampel
lakukan pencatatan hasil reaksi didapatkan penyulit yaitu adanya
pada semua tabung. sampel yang beku dan lisis, sehingga
Interpretasi hasil tidak memenuhi syarat sampel. Tidak
Interpretasi hasil uji golongan semua mahasiswa mengetahui golongan
darah yaitu derajat kekuatan aglutinasi darahnya, dan penelitian ini juga dapat
sel darah merah, yang menandakan memberikan informasi golongan darah
terjadinya reaksi antigen dan antibodi mahasiswa yang menjadi subyek
yang dapat diamati baik secara penelitian, meski demikian pada metode
makroskopik maupun mikroskopik. cell grouping penentuan golongan darah
• 4+ : terdapat satu gumpalan ABO, maka golongan darah O tidak
besar akan menghasilkan aglutinasi baik pada
• 3+ : terdapat 2 atau 3 gumpalan antisera A dan antisera B, sehingga
• 2+ : sejumlah gumpalan kecil sampel darah dengan golongan darah O
dengan supernatan yang tidak dapat digunakan dalam penelitian
jernih ini.
192 | Gunawan, L.S & Puspita R.C. Jurnal Biomedika 12 (2): 187-196, September 2019

Dari tabel 4.1 dapat dilihat, 30 darah segar yang langsung dimasukkan
sampel yang memenuhi syarat, yang dalam tabung berisi NaCl 0,9%, tabung
sudah disiapkan dalam 90 tabung C1 untuk sampel subyek nomer 1
sesuai dengan perlakuan dalam dimana sampel darah dengan
pembuatan suspensi sel darah merah, antikoagulan EDTA disimpan dalam
yaitu tabung A1 untuk sampel subyek refrigerator, dan seterusnya dilakukan
nomer 1 dimana sampel darah beku dan pembuatan suspensi darah dan
disimpan dalam refrigerator, B1 untuk pemeriksaan golongan darah.
sampel subyek nomer 1 dimana sampel

Tabel 4.1 Hasil Uji Golongan Mahasiswa


Sampel segar + Sampel
Golongan Sampel beku
No. NaCl EDTA
Darah
1 2 1 2 1 2
1 A 4 4 4 4 4 4
2 B 4 4 4 4 4 4
3 B 4 4 4 4 4 4
4 B 3 3 4 4 4 4
5 A 4 4 4 4 4 4
6 A 4 4 4 4 4 4
7 B 4 4 4 4 4 4
8 B 4 4 4 4 4 4
9 B 4 4 4 4 4 4
10 B 4 4 4 4 4 4
11 B 4 4 4 4 4 4
12 B 4 4 4 4 4 4
13 B 4 4 4 4 4 4
14 B 4 4 4 4 4 4
15 AB 4 4 4 4 4 4
16 B 4 4 4 3 4 4
17 A 4 4 4 4 4 4
18 A 4 4 4 4 4 4
19 B 4 4 4 4 4 4
20 AB 4 4 4 4 4 4
21 A 4 4 4 4 4 4
22 B 4 3 4 3 4 3
23 B 4 4 4 4 4 4
Perbedaan Derajat Aglutinasi Uji Golongan Darah … Gunawan, L.S & Puspita R.C. | 193

24 B 4 4 3 3 4 4
25 B 4 4 3 3 4 4
26 B 4 3 4 3 4 4
27 A 4 4 4 4 4 4
28 B 4 4 4 4 4 4
29 AB 4 4 4 4 4 4
30 A 4 4 4 4 4 4

Hasil intepretasi uji golongan terdapat korelasi yang cukup kuat dalam
darah dilakukan oleh 2 analis. Uji pengamatan derajat aglutinasi antara
korelasi antara dua analis untuk analis 1 dan analis 2, dan korelasi
mengetahui korelasi hasil pengamatan tersebut secara statistik signfikan (r=
derajat aglutinasi golongan darah, 0.56; p <0.001). Dapat disimpulkan
diharapkan korelasi yang baik antara 2 terdapat kesepakatan yang cukup baik
analis dalam mengamati derajat antara kedua pengamatan tersebut.
aglutinasi dapat dilihat pada tabel 4.2.
Interpretasi hasil dari tabel 4.2 yaitu

Tabel 4.2 Korelasi Antara Hasil Pengamatan Derajat Aglutinasi Antara Analis 1 Dan Analis 2
Analis n Koefisien Korelasi (r) p
Analis 1 90 0.56 <0.001

Analis 2

Tabel 4.3 menunjukkan terdapat (p>0.05). Dapat disimpulkan ketiga


perbedaan Mean derajat agutinasi antara sampel bisa digunakan untuk
3 teknik pembuatan suspensi dengan menggantikan satu dengan lainnya
sampel NaCl (Mean= 3.88; SD= 0.32), sebagai alternatif sampel yang
sampel beku (Mean= 3.93; SD= 0.25), sebanding untuk mengukur derajat
dan sampel EDTA (Mean= 3.98; SD= aglutinasi golongan darah ABO metode
0.13), namun perbedaan mean tersebut cell grouping.
secara statistik tidak signifikan

Tabel 4.3 Perbedaan Mean Derajat Aglutinasi Antara 3 Teknik: NaCl, Beku, Dan EDTA (Diuji
Dengan Oneway Anova)
Metode n Mean SD p
NaCl 60 3.88 0.32 0.090
Beku 60 3.93 0.25
EDTA 60 3.98 0.13
194 | Gunawan, L.S & Puspita R.C. Jurnal Biomedika 12 (2): 187-196, September 2019

Tabel 4.4 menunjukkan terdapat (p>0.05). Dapat disimpulkan ketiga


perbedaan mean derajat agutinasi yang sampel bisa menggantikan satu dengan
sangat kecil antara pasangan-pasangan lainnya sebagai alternatif yang
sampel NaCl, sampel beku, dan sampel sebanding untuk mengukur derajat
EDTA, dan perbedaan mean tersebut aglutinasi.
secara statistik tidak signifikan

Tabel 4.4 Perbedaan Mean Derajat Aglutinasi Pasangan Sampel, Antara Tiga Sampel: NaCl,
Beku, Dan EDTA (Diuji Post-Hoc Test Bonferoni)
Sampel 1 Sampel 2 Beda Mean p
NaCl Beku 0.05 0.545
NaCl EDTA 0.10 0.090
Beku EDTA 0.05 0.545

Tabel 4.3 perbedaan mean frekuensi buka tutup pintu refrigerator.


derajat aglutinasi ketiga teknik Proses penyimpanan sampel,
penanganan dan penyimpanan sampel, merupakan salah satu faktor praanalitik
dapat menjawab pertanyaan perbedaan yang harus diperhatikan analis dalam
derajat aglutinasi dalam penentuan usaha menjamin validitas pemeriksaan.
golongan darah dengan jenis sampel Perbedaaan sampel dalam pembuatan
yang berbeda. Meskipun adanya suspensi sel darah merah dalam
penyulit pada penelitian di awal, hal penelitian ini tidak mempengaruhi
tersebut dapat menjadikan masukan derajat aglutinasi uji golongan darah
dalam praktek kerja sehari-hari di ABO, sehingga ketiga sampel ini dapat
laboratorium hematologi bahwa dipergunakan dalam pembuatan
penyimpanan sampel di refrigerator, suspensi darah.
harus betul memperhatikan suhu,
Pemilihan sampel ini dapat
sehingga tidak merusakkan sampel yang
merujuk kebutuhan tiap laboratorium
disimpan di dalamnya. Pengukuran
yang menyelenggarakan pemeriksaan,
suhu yang menggunakan termometer
dimana sesuai standar operasional yang
sederhana yang diletakkan dalam
ditetapkan sebelumnya penggunaan
refrigerator, hanya sebagai alat ukur
darah segar langsung dicampurkan
yang dapat membantu dalam proses
dengan NaCl 0,9% yang telah
monitoring, tetapi tanpa adanya alarm
dipersiapkan sebelumnya, masih sangat
yang memberikan informasi adanya
memungkinkan dikerjakan pada
ketidaksesuaian suhu yang diinginkan,
laboratorium dan mengandalkan tenaga
termometer tak lagi dapat membantu
analis yang terampil dalam praktek
dalam usaha pencegahan kerusakan
kerja. Pada laboratorium pendidikan,
bahan pemeriksaan. Suhu refrigerator
dimana mahasiswa membutuhkan
dipengaruhi dari pengaturan suhu,
waktu lebih lama dalam pengambilan
jumlah barang yang disimpan, luas
sampel, maka alternatif penggantian
regrigerator, suhu ruangan dan
Perbedaan Derajat Aglutinasi Uji Golongan Darah … Gunawan, L.S & Puspita R.C. | 195

jenis sampel dalam pembuatan suspensi KESIMPULAN


sel darah merah merupakan salah satu Mean derajat aglutinasi antara 3
solusi yang memungkinkan. teknik pembuatan suspensi dengan
Tabel 4.3 menunjukkan terdapat sampel NaCl (Mean= 3.88; SD= 0.32),
perbedaan mean derajat agutinasi antara sampel beku (Mean= 3.93; SD= 0.25),
3 teknik pembuatan suspensi dengan dan sampel EDTA (Mean= 3.98; SD=
sampel NaCl (Mean= 3.88; SD= 0.32), 0.13), namun perbedaan mean tersebut
sampel beku (Mean= 3.93; SD= 0.25), secara statistik tidak signifikan
dan sampel EDTA (Mean= 3.98; SD= (p>0.05), sehingga dapat disimpulkan
0.13), namun perbedaan mean tersebut ketiga jenis sampel bisa digunakan
secara statistik tidak signifikan (p>0.05) untuk menggantikan satu dengan
sehingga dapat disimpulkan ketiga lainnya sebagai alternatif sampel yang
sampel bisa digunakan untuk sebanding dalam pembuatan suspensi
menggantikan satu dengan lainnya sel darah merah untuk mengukur derajat
sebagai alternatif sampel yang aglutinasi golongan darah ABO metode
sebanding untuk mengukur derajat cell grouping.
aglutinasi golongan darah ABO metode
cell grouping. Sebuah metode
pemeriksaan akan lebih menguntungkan
jika lebih sederhana, tidak memakan DAFTAR PUSTAKA
waktu, bisa lebih fleksibel dalam Blaney, K. and Howard, P. 2013. Basic &
Applied Concepts of Blood Banking
pengaturan waktu, dan tidak memakan and Transfusion Practices 3rd Edition.
biaya yang besar dengan penggunaan Tissue Typing Laboratory, Florida
bahan-bahan seperti antikoagulan dan Hospital; OneBlood, Inc., Orlando,
Florida.
sebagainya. Meski demikian pemilihan Handono, J., Wijaya, S.K., Ibrahim, A.S. 2017.
sampel juga dapat terkait dengan Deteksi Aglutinasi Secara Otomatis
Untuk Uji Golongan Darah Tipe ABO
rangkaian pemeriksaan yang harus Berbasis Kertas. Jurnal Sains dan
dilakukan oleh pasien, semisal pasien Teknologi. 1(1):15-25.
membutuhkan pemeriksaan darah rutin Kiswari, R. 2014. Hematologi dan Transfusi.
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
dan juga uji golongan darah, maka Mulyantari, N.K., Yasa W.P.S. 2017.
sediaan darah dengan antikoagulan Laboratorium Pra Transfusi Up Date.
EDTA menjadi sebuah pilihan, Bali: Udayana University Press.
Mutiawati, V.K., 2013. Perbedaan Derajat
sedangkan jika permintaan uji golongan Aglutinasi Pemeriksaan Golongan
darah ini dilakukan dimana sampel yang Darah Antara Eritrosit Tanpa
Pencucian dengan Pencucian pada
tersedia sampel darah beku dengan Penderita Talasemia. Jurnal
penyimpanan 24 jam tetap masih dapat Kedokteran Syiah Kuala. (2): 65-70.
digunakan, tanpa khawatir bahwa hasil NIB. 2013. Guidance Manual on ABO and Rh
Blood Grouping. India: Ministry Of
pemeriksaan akan terpengaruh. Health and Family Welfare.
Riyanto A. 2011. Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Bantul: Nuha
Medika.
196 | Gunawan, L.S & Puspita R.C. Jurnal Biomedika 12 (2): 187-196, September 2019

Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium Klinik. Yogyakarta: Alfa


Hematologi. Yogyakarta: Alfa Media Media & Kana Medika.
& Kana Medika. WHO. 2002. Detection and Identification of
Sukorini, U., Nugroho, D.K., Rizki, M.. 2010. Antibodies. Safe Blood and Blood
Pemantapan Mutu Internal Product. Genewa : WHO.

Anda mungkin juga menyukai