Anda di halaman 1dari 11

Efek Ambulasi Dini, Tiga Jam Versus Lima Jam Setelah Katerisasi Jantung

Transfemoral

“Effect of Early Ambulation, Three versus Five hours after Transfemoral diagnostic
Cardiac Catherization”

Journal Review
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Profesi Stase
Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh :
Yessy Lela Sari J230 170 073
Oktavia Muninggar W J230 170 110

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
ANALISIS JURNAL

Judul jurnal : Efek Ambulasi Dini, Tiga Jam Versus Lima Jam Setelah
Katerisasi Jantung Transfemoral
Judul jurnal asli : Effect of Early Ambulation, Three versus Five hours after
Transfemoral diagnostic Cardiac Catherization
Penulis : Rehan Abdelhamed Abdelmawla Elsaid, Hanan Mohamed
Mohamed Soliman, Houda Mohamad Sobh, Abdul Razzek
Abdul Lateef Maaty
Dipublikasikan : 2015

A. Latar Belakang
1. Latar Belakang Pemilihan Jurnal
Katerisasi jantung adalah prosedur yang dilakukan untuk melihat kondisi
kesehatan jantung. Terkadang, beberapa jenis penyakit jantung terjadi akibat
kelainan fungsi atau struktur jantung yang biasanya tidak menimbulkan gejala
atau tanda apapun. Oleh karena itu, katerisasi ini dilakukan dengan cara
memasukan alat ke dalam tubuh yang disebut kateter dan melihat langsung
kondisi jantung. Biasanya, kateterisasi jantung dianjurkan bagi orang yang
memiliki risiko terserang penyakit jantung. Prosedur ini adalah salah satu metode
pemeriksaan yang akan memudahkan dokter untuk mengevaluasi keadaan
jantung dengan lebih mendetail.
ICVCU merupakan suatu bagian dari rumah sakit, dengan staf dan
perlengkapan khusus yang ditujukan untuk merawat serta memantau secara ketat
pasien pasien jantung atau dengan penyakit penyulit, baik yang mengancam jiwa
atau berpotensi mengancam nyawa. Peningkatan jumlah pasien yang diberi
tindakan bedah jantung, mengakibatkan jumlah pasien pasca operasi jantung yang
dirawat di ICVCU meningkat dan menimbulkan variasi lama penyembuhan dari
masing-masing operasi jantung rata-rata lama rawat pasien pasca operasi jantung
4 sampai 6 hari.
Pada umumnya pasien post operasi katerisasi jantung dibatasi tidur selama 8
sampai dengan 10 jam pada posisi datar. Sedangkan pada jurnal ini mengangkat
penelitian tentang ambulasi dini membandingkan dua kelompok penelitian dengan
memberikan dua perlakuan yang berbeda dimana kelompok pertama dengan
ambulasi tiga jam dan kelompok kedua lima jam post katerisasi jantung.
2. Latar Belakang Penelitian Dalam Jurnal
Katerisasi jantung merupakan alternatif yang paling direkomendasikan untuk
pasien dengan diagnosa medis jantung koroner. Komplikasi yang paling umum
pasca prosedur katerisasi jantung adalah perdarahan dan hematoma. Maka, untuk
meminimalkan komplikasi pasca prosedur katerisasi jantung, pasien dibatasi tidur
selama 8 sampai dengan 24 jam pada posisi datar.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ambulasi dini
tiga jam lawan lima jam setelah katerisasi jantung transfemoral pada komplikasi
vaskular dan tingkat nyeri.
C. Metode
1. Sampel dalam penelitian
Sampel dalam penelitian menggunakan semua pasien, sejumlah 164 baik pasien
laki-laki maupun perempuan dewasa (usia 18 s.d 60 tahun) post pemasangan
katerisasi jantung transfemoral.
2. Waktu dan tempat pelaksanaan
Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari s.d April 2015. Penelitian
dilakukan di unit katerisasi jantung di departemen kardiologi Rumah Sakit
Universitas Mansoura.
3. Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, dimulai pada bulan Februari
2015, data dikumpulkan tiga hari dalam seminggu dari jam 8.00 pagi sampai
22.00. selama periode kriteria responden memenuhi syarat untuk
dimasukkan dalam penelitian ini, mereka dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama diperbolehkan ambulasi 3 jam setelah katerisasi jantung,
sedangkan kelompok kedua diperbolehkan ambulasi 5 jam setelah katerisasi
jantung. Memonitor tingkat nyeri dan jumlah perdarahan serta hematoma
tetap dilakukan berkala setelah prosedur katerisasi.
b. Analisa data
Data dikumpulkan dan dianalisis dengan komputer yang diprogramkan SPSS
(ver.16) Data disajikan dengan menggunakan statistik deskriptif berupa
frekuensi dan persentase untuk variabel kualitatif, dan sarana dan standar
deviasi untuk variabel kualitatif. Variabel kualitatif dibandingkan dengan uji
chi-square terhadap menentukan signifikansi untuk variabel non parametrik.
Nilai kritis dari tes "P" dipertimbangkan signifikan secara statistik bila P
kurang dari 0,05.
D. Hasil
1. Karakteristik
Perbandingan antara kedua kelompok penelitian kaitannya dengan data
demografi disampaikan pada tabel berikut ini
Hasil data kesehatan yang relevan dari kedua kelompok tersebut, disajikan
dalam tabel berikut ini

Perbandingan komplikasi katerisasi jantung pada kedua kelompok penelitian


pada saat ambulasi dan sesudahnya disajikan pada tabel berikut
Hubungan antara indeks massa tubuh dua kelompok penelitian dan komplikasi
jantung di tampilkan pada tabel berikut

Hubungan antara indeks massa tubuh dua kelompok penelitian dan komplikasi
katerisasi jantung setelah satu minggu dari ambulasi, di tampilkan pada tabel
berikut

2. Hasil klinis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas tiga atau lima
jam awal ambulasi setelah kateterisasi jantung melalui arteri femoralis pada
komplikasi vaskular (hematoma & pendarahan) dan tingkat nyeri punggung.
Dihipotesiskan bahwa kedua kelompok penelitian memiliki tingkat yang sama
dan rendah. Dari penelitian ini bahwa mayoritas kelompok pertama berada pada
kelompok usia 50 sampai 60 tahun tua dan mayoritas kelompok kedua berada di
kelompok usia 40 sampai 49 dan kebanyakan pasien pada kedua kelompok
adalah laki-laki. Hal ini dapat dikaitkan dengan paparan stres kehidupan yang
lebih tinggi, dan hormon wanita melindungi perempuan dari CAD.
Hasilnya menunjukkan 45,7% peserta adalah perempuan dan 54,3% adalah
pria dengan usia rata-rata 55,77 (7,87). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pasien dalam dua kelompok belajar yang serupa di usia mereka, indeks jenis
kelamin dan tubuh tanpa perbedaan yang signifikan secara statistik di antara
mereka. Ini Parameter penting untuk didistribusikan secara merata di antara
kedua kelompok penelitian karena kemungkinannya berhubungan dengan
terjadinya komplikasi vaskular.
E. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas tiga atau lima jam
awal ambulasi setelah kateterisasi jantung diagnostik melalui arteri femoralis pada
komplikasi vaskular (hematoma & pendarahan) dan tingkat nyeri punggung.
Dihipotesiskan bahwa kedua kelompok studi memiliki tingkat yang sama dan
rendah. Komplikasi vaskular (hematoma & perdarahan), dan intensitas nyeri
punggung kurang. Jelas dari penelitian ini bahwa mayoritas kelompok pertama
berada pada kelompok usia 50 sampai 60 tahun tua dan mayoritas kelompok kedua
berada di kelompok usia 40 sampai 49 dan kebanyakan pasien pada kedua kelompok
adalah laki-laki. Hal ini dapat dikaitkan dengan paparan stres kehidupan yang lebih
tinggi, dan hormon wanita melindungi perempuan dari CAD. Ini sesuai dengan
abdollahi (2015) hasilnya menunjukkan 45,7% peserta adalah perempuan dan 54,3%
adalah pria dengan usia rata-rata 55,77 (7,87). 20 Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pasien dalam dua kelompok belajar yang serupa di usia mereka, indeks jenis
kelamin dan tubuh tanpa perbedaan yang signifikan secara statistik di antara mereka.
Parameter ini penting untuk didistribusikan secara merata di antara kedua kelompok
studi karena kemungkinannya hubungan dengan terjadinya komplikasi vaskular. Hal
ini sesuai dengan Hamner (2010) yang memiliki melaporkan bahwa usia, tinggi dan
berat badan, serta jenis kelamin diketahui merupakan prediktor komplikasi vaskular.
Dan juga kesesuaian dengan Kobrossi (2014) yang melaporkan bahwa ada
perbedaan antara kedua kelompok sehubungan dengan usia, jenis kelamin, indeks
massa tubuh.
Hasilnya menunjukkan bahwa ambulasi dini setelah kateterisasi femoralis tidak
memiliki statistik efek signifikan pada kejadian komplikasi vaskular termasuk
perdarahan dan hematoma dalam dua penelitian kelompok. Temuan ini sesuai
dengan Mohammady (2014) yang melaporkan bahwa pasien bisa ambulasi setelah
2-3 jam setelah kateterisasi transfemoral, dan bahwa ambulasi awal tidak
berpengaruh signifikan pada kejadian komplikasi vaskular 23 & ini juga kongruen
dengan Mahgoub (2013) yang melaporkan bahwa, tidak ada perbedaan statistik
yang signifikan dimasukkan ke dalam bukti antara kedua kelompok yang dipelajari
dalam hal vaskular komplikasi. Dan ambulasi dini aman dan layak untuk pasien
yang menjalani PCI dan CA. tambahan Sabzaligol (2010) melaporkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan secara statistik antara intervensi dan kelompok kontrol di
tingkat perdarahan setelah 6 jam, 24 jam, dan tujuh hari kateterisasi (P> 0,05).
Sakit punggung merupakan masalah bagi pasien yang dituntut untuk tetap
berada di tempat tidur postur kateterisasi jantung femoralis. Hasilnya menunjukkan
bahwa, ambulasi dini dikaitkan dengan tingkat nyeri punggung yang lebih rendah
intensitas dalam kategori 3 jam versus kategori 5 jam. Hal ini sesuai dengan Burn
(2012) siapa melaporkan bahwa mobilisasi dini sebelum empat jam aman dan
memiliki efek yang terbukti pada pengurangan nyeri punggung. ini juga kongruensi
dengan Mohammady (2014) yang melaporkan bahwa ambulasi dini dikaitkan
dengan yang lebih rendah tingkat intensitas nyeri punggung pada kategori 2-4 jam
vs kategori 6 jam setelah follow up 2, 4 dan 6 jam. Dan juga kesesuaian dengan
Sabzaligol (2010) yang melaporkan bahwa intensitas Kembali rasa sakit lebih
rendah pada intervensi kelompok dari yang kontrol setelah 6 dan 24 jam kateterisasi
(P <0,001).
Menurut penelitian Panggabean (2011) tentang perbedaan pengaruh ambulasi
dini 2 jam dengan ambulasi 8 jam terhadap kejadian perdarahan pada pasien
pascaangiografi koroner diagnostik di RSUP Haji Adam Malik Medan, di dapatkan
hasil tidak ada perbedaan kejadian perdarahan ambulasi dini 2 jam dan 8 jam pasca
angiografi kororner diagnostik. Tidak ada pengaruh obat-obatan antiplatelet
terhadap kejadian perdarahan pascaangiografi koroner diagnostik. Tidak ada
pengaruh IMT terhadap terhadap kejadian perdarahan pascaangiografi koroner
diagnostik. Tidak ada pengaruh tekanan darah terhadap kejadian perdarahan
pascaangiografi koroner diagnostik. Tidak ada pengaruh penyakit penyerta terhadap
kejadian perdarahan pascaangiografi koroner diagnostik. Tidak ada pengaruh
pendidkan terhadap kejadian perdarahan pascaangiografi koroner diagnostik. Tidak
ada perbedaan kejadian perdarahan sebelum dan setelah ambulasi dini 2 jam
pascaangiografi koroner diagnostik. Tidak ada perbedaan kejadian perdarahan
sebelum dan sesudah ambulasi 8 jam pascaangiografi koroner diagnostik. Tidak ada
perbedaan kejadian perdarahan sebelum ambulasi dini 2 jam dan 8 jam
pascaangiografi koroner diagnostik. Tidak ada perbedaan kejadian perdarahan
setelah ambulasi dini 2 jam dan 8 jam pascaangiografi koroner diagnostik.
Rezaie, et al (2008) telah meneliti efek dari tiga posisi yang diberikan kepada
pasien setelah katerisasi jantung pada denyut jantung, tekanan darah dan komplikasi
pembuluh darah setelah katerisasi jantung. Terdapat 105 responden dibagi dalam
kelompok 3, 6 dan 8 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata denyut
jantung dan tekanan darah pasien di kelompok intervensi pada 6 dan 8 jam pertama
lebih rendah dibandingkan pasien di kelompok kontrol. Selain itu juga didapatkan
bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada kejadian komplikasi perdarahan pada 3,
6 dan 8 jam setelah katerisasi jantung.

F. Analisa jurnal
1. Kelebihan Jurnal
a. Pasien aman untuk dilakukan mobilisasi awal pada 3 jam atau 5 jam setelah
dilakukan kateterisasi jantung femoralis.
b. Kejadian komplikasi hematoma, perdarahan, dan nyeri punggung 90% tidak
terjadi, kejadian minimal.
2. Kekurangan Jurnal
a. Tidak ada pengaruh signifikan terhadap kejadian komplikasi vaskular
termasuk pendarahan, hematoma.

G. Implikasi di Rumah Sakit


1. Unit kateterisasi jantung perlu mendorong kebijakan dan meningkatkan
ambulasi awal pasca kateterisasi jantung.
2. Memberikan kenyamanan pasien dan perencanaan pulang pasien awal dari
rumah sakit.
3. Studi keperawatan lebih lanjut harus dilakukan untuk menyelidiki efek jangka
panjang dari awal dan akhir ambulasi dengan memperluas periode tindak lanjut.
H. Kesimpulan
Studi ini mendukung hipotesis kami bahwa kedua kelompok studi memiliki
tingkat vaskuler yang sama dan rendah komplikasi (hematoma & pendarahan), dan
intensitas nyeri punggung bawah. Apalagi ambulasi awal setelah kateterisasi jantung
diagnostik tidak berpengaruh signifikan terhadap kejadian komplikasi vaskular
termasuk pendarahan, hematoma. Namun, ambulasi awal dikaitkan dengan tingkat
intensitas nyeri punggung yang lebih rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pasien dapat ambulasi 3-5 jam setelah pengangkatan selubung.

I. Saran
Perlu disusun standar operasional prosedur yang abru dalam melaksanakan ambulasi
dini 3 jam pasca katerisasi jantung transfemoral. Hasil penelitian membuktikan tidak
ada perbedaan yang signifikan ambulasi dini 3 jam vs 5 jam setelah pemasangan
katerisasi jantung transfemoral.
DAFTAR PUSTAKA

Panggabean, H, A. (2011). Perbedaan Pengaruh Ambulasi Dini 2 Jam dengan


Ambulasi 8 Jam terhadap Kejadian Perdarahan pada Pasien Pascaangiografi
Koroner Diagnostik di Rsup Haji Adam Malik Medan. Tesis: FIK UI
Rezaei, et al. (2006). The effect of three positioning methods on patient outcome after
cardiac catheterization. Journal of Advenced Nursing 65, (2), 417 – 424.
Schiks, Ingrid, E. J. M., et al. (2008). Ambulation after femoral sheat removal in
percutaneous caranary intervention: a prospective comparison of early vs. Late
ambulation. Journal of Clinical Nursing, 18, 1862 – 1870.

Anda mungkin juga menyukai