Oleh :
MARIA ERNI WATI GELU OLA
R014202008
PRESEPTOR
2021
Sumber:
https://journals.lww.com/aenjournal/Abstract/2018/04000/Ocular_Chemical_Burns_Secondary_to_Accidental.5.aspx
Transportasi ke IGD :
Ambulance √ Kendaraan sendiri Kendaraan umum Lainnya …………………
Hasil AGD : 5.
Data Lainnya : 3.
Faktor Risiko:
………………..………………. 4.
…………………………………
………………………………… 5.
Faktor Risiko:
………………..……………….
…………………………………
…………………………………
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat alergi
Tidak Ya ………………………….
2. Obat yang di konsumsi sebelum masuk RS?
Tidak ada
3. Riwayat Penyakit
Tidak ada DM PJK
HPT Asma Lainnya: ulserasi kornea ringan
4. Riwayat hospitalisasi?
Tidak Ya, Kapan : …………………………………..
c. Dada
Tidak dijelaskan pada kasus
f. Extremitas
Tidak dijelaskan pada kasus
Mekanisme koping
Merusak diri Perilaku kekerasan
Menarik diri/Isolasi sosial
Konsep diri
Gangguan citra diri Harga diri rendah
Lainnya: ……………………………………..
Kalsifikasi trauma akibat bahan kimia pada mata: klasifikasi Roper-Hall dan klasifikasi Dua. Klasifikasi Roper-
Hall didasarkan pada tingkat keterlibatan kornea dan iskemia limbal. Sedangkan klasifikasi Dua didasarkan pada
perkiraan keterlibatan limbal dan persentase keterlibatan konjungtiva.
b. X-ray
c. Lainnya
Pemeriksaan pH mata kiri sebelum irigasi menggunakan strip pH okular: pH 8 (pH cairan rokok
elektrik adalah 8,5)
Pemeriksaan dengan pewarnaan Fluorescein: serapan pewarna berbentuk lonjong berukuran
besar di seluruh kornea yang menutupi bagian bawah iris berukuran 1 cm x 0,2 cm yang
menunjukan luka bakar kornea.
Pemeriksaan pH mata kiri setelah irigasi : antara 7 dan 7,5
No.
Diagnosa keperawatan Kriteria Objektif Intervensi keperawatan
Dx
1 Risiko cedera Tidak terjadi kejadian 1. Identifikasi lingkungan yang
Faktor risiko: cedera pada pasien selama berpotensi menyebabkan cedera
- Pemeriksaan visus: masa perawatan dengan 2. Sediakan pencahayaan yang
Oculus Dextra: 20/20 kriteria hasil: memadai
Oculus Sinistra : 20/30
- Tidak ada laporan 3. Anjurkan menggunakan lampu tidur
- Pemeriksaan: Fluorescein menunjukan
kejadian cedera selama jam tidur
luka bakar kornea
- Ketajaman penglihatan 4. Anjurkan menggunakan sendal
meningkat antislip
- Pemeriksaan visus 5. Diskusikan bersama anggota
OS: 20/20
keluarga yang dapat mendampingi
pasien
2 Ansietas berhubungan dengan kurang informasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda ansietas
yang ditandai dengan: keperawatan ansietas dapat 2. Ciptakan suasana terapeutik untuk
DS: berkurang sampai hilang menumbuhkan kepercayaan
- Pasien mengatakan agak merasa cemas dengan kriteria hasil: 3. Temani pasien untuk mengurangi
tetapi tidak tertekan - Tidak ada lagi kecemasan
DO: - ungkapan khawatir 4. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
akan kondisi yang yang mungkin dialami (saat dilakukan
dihadapi irigasi dengan menggunakan Morgan
- Pasien tampak tenang Lens)
5. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
Sumber : (Herdman, 2018), (PPNI, 2018), (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
Bizrah, M., Yusuf, A., & Ahmad, S. (2019). An update on chemical eye burns. Eye, 1362–1377.
https://doi.org/10.1038/s41433-019-0456-5
Herdman, T. H. & K. S. (2018). NANDA-I Diagnosis keperawatan :Defenisi dan Klasifikasi 2018-2020. (Ester
Monica, Ed.) (11th ed.). jakarta: EGC.
Jordan, K. S., & Mccague, Y. (2018). Cases of note: Ocular Chemical Burns Secondary to Accidental Administration
of e-Cigarette Liquid, 40(2), 104–109. https://doi.org/10.1097/TME.0000000000000183
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
(II). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indinesia.