DI RUANG IGD PUSAT JANTUNG TERPADU RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
OLEH :
R014212001
2022
Level Triage:
P2
Cara datang :
Sendiri Rujukan Lainnya
Transportasi ke IGD :
Ambulance Kendaraan sendiri Kendaraan umum Lainnya …………………
Riwayat Keluhan Utama : Pasien mengatakan merasakan sesak napas dirasakan secara tiba-tiba. Pasien merasakan sesak
napas saat istirahat. Pasien memiliki riwayat batuk 1 minggu. Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi 5 tahun
yang llau dan jarang minum obat. Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit pada 2 bulan yang lalu dengan
penyakit yang sama dan 1 bulan yang lalu pernah dirawat dengan Community Acquired Pneumonia (CAP). Pasien
mengatakan sebelum merasakan sesak pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan naik tangga.
PENGKAJIAN PRIMER
PH = 7.331
PO2 = 77.1 mmHg
PCO2 = 55.2 mmHg
HCO3 = 29.4 mmol/l
BE = 3.3 mmol/l
Hasil : Asidosis Respiratorik Terkompensasi
Sebagian
Q ………………………………………… 1.
R ………………………………………… 2.
S ………………………………………… 3.
T ………………………………………… 4.
Adanya tanda-tanda Sindrom
Kompartemen (5 P’s):
Pain Pallor
Pulseless Paralysis
Paresthesia
Data Lainnya ……………………………….
Faktor Risiko:
………………..……………….
…………………………………
…………………………………
PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat alergi (Allergie)
Tidak Ya ………………………….
2. Obat yang di konsumsi sebelum masuk RS (Medication) ?
Pasien mengatakan mengonsumsi obat antihipertensi amlodipine 10 mg/24 jam/oral.
3. Riwayat Penyakit
Tidak ada DM PJK
Hipertensi Asma Lainnya : Community Acquired Pneumonia (CAP)
4. Riwayat hospitalisasi?
Tidak Ya, Kapan : 1 bulan yang lalu dengan diagnose CAP
7. Pengkajian fisik:
a. Kepala dan wajah
Inspeksi : Tampak rambut pasien jarang dan mengalami kebotakan pada daerah medial, tampak tidak
ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bibir tampak tidak simetris pada bagian kiri.
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan
b. Leher dan cervical spine
Inspeksi : tidak tampak adanya kelainan, tidak tampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran tyroid. Tidak ada nyeri tekan
c. Dada
Inspeksi : bentuk dada tampak simetris, pengembangan dada tampak sama antara kiri dan kanan,
tidak tampak adanya benjolan/massa
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, vocal fremitus
sama antara paru kiri dan kanan
Perkusi : Sonor pada kedua paru, pekak pada daerah jantung
Auskultasi :
- Paru : Bunyi napas ronchi bilateral
- Jantung : bunyi jantung s1 dan s2 normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop
d. Perut dan pinggang (flanks)
Inspeksi : Tidak tampak adanya kelainan pada perut, tidak tampak adanya benjolan/massa
Auskultasi : Bising usus dalam batas normal
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran hepar dan lien, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Tympani pada seluruh daerah perut
e. Pelvis dan perineum
Inspeksi : Tidak tampak adanya kelainan, tampak pelvis simetris antara kiri dan kanan, tidak dilakukan
pemeriksaan pada perineum
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan/massa, tidak ada keluhan pasien
f. Extremitas
Inspeksi : Tampak tidak ada kelainan
Kekuatan otot :
5 5
5 5
g. Punggung & tulang belakang
Inspeksi : Tidak tampak adanya kelainan pada punggung dan tulang belakang
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan
8. Psikososial
Kecemasan dan ketakutan
Ringan Berat
Sedang Panik
Mekanisme koping
Merusak diri Perilaku kekerasan
Menarik diri/Isolasi sosial
Konsep diri
Gangguan citra diri Harga diri rendah
Lainnya: ……………………………………..
Koagulasi
PT 9.8 10-14 Detik
INR 0.94 --
APTT 27.1 22.0-30.0 Detik
Kimia Darah
Glukosa
GDS 167 140 mg/dl
Fungsi Ginjal
Ureum 30 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.60 L (< 1.3); P (<1.1) mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 55 < 38 U/L
SGPT 68 < 41 U/L
Elektrolit
140 136-145 mmol/l
Natrium
3.7 3.5-5.1 mmol/l
Kalium
109 97-111 mmol/l
Klorida
Analisa Gas Darah
PH 7.331 7.35-7.45
PO2 77.1 80.0-100.0 mmHg
PCO2 55.2 35.0-45.0 mmHg
HCO3 29.4 22-26 mmol/l
BE 3.3 -2 s/d +2 mmol/l
Fraksi Lipid
Kolesterol Total 261 200 mg/dl
HDL 62 L (>55) ; P (>65) mg/dl
LDL 178 < 130 mg/dl
Trigliserida 98 200 mg/dl
b. X-ray
Foto Toraks (AP) (26-07-2022) :
- Kardiomegali dengan tanda-tanda bendungan paru
c. Lainnya
Echocardiography Bedside (26-07-2022) :
- Mildly abnormal LV Systolik function, EF 43,8% (Biplane)
- Normal RV Systolik Function, TAPSE 2.0 cm, SLateral 15 m/s
- TR Mild
- Akinetic dan Hipokinetik segmental
- Concentric LVH
- Normal Cardiac Chambers
Terapi :
- Nitroglyserin 6 cc/jam/syringe pump
- Furosemide 40 mg/bolus/intravena → maintenance Furosemide 10 mg/jam/syringe pump
- Aspilet
- Clopidogrel 2 mg/oral
- Atorvastatin 40 mg/24 jam/oral
- Candesartan 6 mg/24 jam/oral
- Amlodipine 10 mg/24 jam/oral
11. Kritisi Jurnal & Evidence Based Practice
“Manajemen dan Stabilisasi Pasien dengan Edema Paru Akut” (Yun Jufan, Adiyanto, & Reza Arifin, 2020)
Edema paru akut merupakan suatu kondisi ketika terjadi akumulasi cairan di paru paru (ruang insterstitial dan
alveoli). Cairan ini memenuhi alveolus di dalam paru-paru yang menyebabkan seseorang sulit untuk bernafas.
Penyebab tersering edema paru disebabkan oleh permasalahan jantung. Namun, akumulasi cairan di dalam paru
dapat disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya adalah pneumonia, beberapa racun, maupun obat-obatan.
Jumlah angka kematian selama satu tahun untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dengan edema paru akut
mencapai 40%. Penyebab paling umum dari edema paru akut diantaranya iskemia miokard, aritmia jantung
(misalnya Fibrilasi atrium), disfungsi katup jantung dan kelebihan volume cairan. Dapat pula disebabkan oleh
penyebab lain diantaranya emboli paru, stenosis arteri renal, ketidakpatuhan terhadap pengobatan penyakit
sebelumnya serta efek samping dari obat juga dapat memicu edema paru. Strategi manajemen terapi dalam rangka
menghadapi kasus edema paru bisa dengan strategi PALM (Peep, Albumin, Lasix dan Mechanical/HD). Manajemen
utama pada pasien dengan edema paru kardiogenik termasuk didalamnya adalah resusitasi ABC (airway, breathing,
dan circulation), manajemen terapi dalam rangka menghadapi kasus edema paru bisa dengan strategi PALM (Peep,
Albumin, Lasix dan Mechanical/HD). Oksigen seharusnya diberikan pada semua pasien untuk menjaga saturasi
oksigen lebih dari 90%. Penyakit yang mendasari seperti aritmia atau infark miokard seharusnya diterapi dengan
sesuai. Oksigen diberikan melalui face mask¸ CPAP, intubasi, dan ventilasi mekanis dapat dipilih tergantung dari
keadaan hipoksemia dan asidosis, sertia kesadaran pasien. Terapi lain dengan pemberian Venodilator dengan
golongan Gliceryl, diuretik golongan furosemid untuk mengurangi kelebihan cairan dan analgesik opioid Morfin
untuk menurunkan aktivitas simpatik dan venodilator.
Sumber : Yun Jufan, A., Adiyanto, B., & Reza Arifin, A. (2020). Manajemen dan Stabilisasi Pasien dengan Edema Paru
Akut. Jurnal Komplikasi Anestesi, 7, 61–73.
HASIL EKG
Nama Pasien/No. RM : Tn. S / 979110
Ruang Rawat : IGD PJT
Tanggal : 26-07-2022
Interpretasi :
1. Irama : Sinus Ritme
2. Heart Rate : 1500/22 = 68 kali / menit, reguler
3. Gel. P : Lebar 1 kk = 0.04 detik, tinggi 1 kk = 0.1 mv
4. P-R Interval : 3 kk = 0.12 detik
5. QRS Kompleks : Lebar = 2 kk = 0.08 detik
Axis = Lead I = +4, aVF = +1 (NormoAxis)
6. ST Segmen : Isoelektrik
7. Gel. T : T Inverted pada lead I, II,III, aVF, V3-V6
8. Kesimpulan : Sinus Ritme, Reguler, HR 68 x/menit, T Inverted pada lead anterior, lateral dan inferior
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
Diagnosa
Jam Implementasi Jam Evaluasi
keperawatan
Ketidakefektifan 07.30 - Memberikan posisi nyaman 13.30 S:
bersihan jalan napas fowler - Pasien mengatakan sesak napas
Hasil : pasien mengatakan berkurang
merasa nyaman dengan posisi O:
fowler dan merasa sesak - Frekuensi napas 26 kali/menit
berkurang - Bunyi napas ronchi bilateral
- Melakukan auskultasi paru berkurang
secara periodic - Saturasi oksigen 99% dengan Non
Hasil : suara napas ronchi Rebreathing Mask (NRM) 12
bilateral LPM
- Kolaborasi pemberian diuretic A:
Hasil : telah diberikan Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Furosemid 10 mg/jam/syringe belum teratasi
pump
P : Lanjutkan intervensi
- Pertahankan posisi fowler
- Lakukan auskultasi paru secara
periodic
- Lanjutkan kolaborasi pemberian
diuretic Furosemid 10
mg/jam/syringe pump
Gangguan 07.35 - Mengobservasi frekuensi, irama 13.35 S:
Pertukaran Gas dan kedalaman suara nafas - Pasien mengatakan sesak napas
Hasil : Frekuensi pernapasan 38 O:
kali/menit, irama teratur, suara - Frekuensi napas 26 kali/menit
napas ronchi bilateral - Saturasi oksigen 99% dengan Non
- Mengobservasi penggunaan Rebreathing Mask (NRM) 12
otot bantu pernafasan LPM
Hasil : tampak pasien A:
menggunakan otot diafragma Gangguan pertukaran gas belum
saat bernapas teratasi
- Memberikan posisi fowler
Hasil : pasien mengatakan P : Lanjutkan intervensi
merasa nyaman dengan posisi - Observasi frekuensi, irama dan
fowler dan merasa sesak
kedalaman suara nafas
berkurang
- Observasi penggunaan otot bantu
- Memperhatikan pengembangan
pernafasan
dinding dada
Hasil : pengembangan dinding - Pertahankan posisi fowler
dada simetris antara kiri dan - Observasi pengembangan dinding
kanan dada
- Kolaborasi pemberian O2 dan - Lanjutkan kolaborasi pemberian
pemeriksaan AGD O2 dan pemeriksaan AGD
Hasil : Pemberian oksigen via
NRM 12 liter/menit dan telah
dilakukan pengambilan darah
arteri untuk pemeriksaan AGD
Penurunan Curah 07.40 - Mengawasi adanya perubahan 12.45 S:
Jantung warna kulit -
Hasil : tidak terjadi perubahan O:
warna kulit menjadi pucat - Tekanan darah : 134/76 mmHg
- Mengawasi adanya perubahan
- Nadi : 72 kali/menit
kesadaran
Hasil : Kesadaran compos - Akral hangat
mentis dengan GCS 15 A:
- Mengukur tanda-tanda vital Penurunan curah jantung belum
Hasil : teratasi
Tekanan darah : 251/130
mmHg P : Lanjutkan intervensi
Nadi : 112 kali/menit - Awasi adanya perubahan warna
Frekuensi napas : 38 kulit
kali/menit - Awasi adanya perubahan
Suhu : 36OC kesadaran
Saturasi oksigen : 90% - Ukur tanda-tanda vital
- Memonitor perubahan turgor,
- Monitor perubahan turgor,
membran mukosa dan capillary
refill time membran mukosa dan capillary
Hasil : Turgor kulit baik, refill time
membrane mukosa lembab, - Observasi adanya tanda- tanda
CRT < 3 detik edema paru: dispnea & ronkhi.
- Mengobservasi adanya tanda- - Kaji kekuatan nadi perifer
tanda edema paru: dispnea & - Awasi adanya edema perifer
ronkhi. - Lakukan perekaman EKG 12
Hasil : tampak pasien dyspnea lead
dengan frekuensi pernapasan 38
kali/menit, terdengar ronchi
- Lanjutkan kolaborasi untuk
bilateral pemberian terapi Nitroglycerine
- Mengkaji kekuatan nadi perifer via syringe pump
Hasil : Kekuatan nadi perifer
kuat
- Mengawasi adanya edema perifer
Hasil : tidak tampak adanya
edema perifer
- Melakukan perekaman EKG 12
lead
Hasil : tampak terdapat T
inverted pada bagian inferior,
septal dan anterior
- Kolaborasi untuk pemberian
terapi Nitroglycerine
Hasil : diberikan obat
nitroglysercine via syringe
pump 10 mcg/syringe pump (up
titrasi)
Risiko Jatuh 07.50 - Mengidentifikasi faktor risiko 14.00 S:
jatuh -
Hasil : faktor risiko jatuh O:
meliputi, memiliki diagnose - Morse Fall Scale = 45 (Risiko
sekunder, memperoleh obat- jatuh tinggi)
obatan, gaya berjalan lemah. A:
- Menghitung risiko jatuh dengan Risiko jatuh belum teratasi
menggunakan skala Fall Morse
Scale P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : Morse Fall Scale = 45
(risiko jatuh tinggi)
- Identifikasi faktor risiko jatuh
- Memastikan roda tempat tidur - Hitung risiko jatuh dengan
selalu dalam keadaan terkunci menggunakan skala Fall Morse
Hasil : roda tempat tidur dalam Scale
posisi terkunci - Pastikan roda tempat tidur
- Memasang handrail tempat selalu dalam keadaan terkunci
tidur - Pasang handrail tempat tidur
Hasil : Handrail terpasang - Anjurkan untuk memanggil
dengan baik
perawat bila membutuhkan
- Menganjurkan untuk
bantuan untuk berpindah
memanggil perawat bila
membutuhkan bantuan untuk
berpindah
Hasil : Keluarga mengatakan
akan memanggil perawat bila
membutuhkan bantuan