Klasifikasi hemoroid
1.1.1 Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan
dan ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani.
Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajat :
a. Derajat 1
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri
sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan
terlihat menonjol dalam
b. Derajat II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan
tetapi dapat masuk kembali secara spontan.
c. Derajat III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali
sesudah defekasi.
d. Derajat IV
Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong
masuk kembali.
1.1.2 Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat
didorong masuk. Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori
yaitu :
a. Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada
pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut
sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat
nyeri dan gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor nyeri.
b. Kronik
Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus
yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
1.2 Etiologi
I.2.1 Faktor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan, psikis dan
sanitasi, sedangkan sebagai faktor presipitasi adalah faktor mekanis
(kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intra abdominal),
fisiologis dan radang umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri
sendiri tetapi saling berkaitan. Menurut Tambayong (2000) faktor
predisposisi dapat diakibatkan dari kondisi hemoroid. Hemoroid berdarah
mungkin akibat dari hipertensi portal kantong-kantong vena yang melebar
menonjol ke dalam saluran anus dan rectum terjadi trombosis, ulserasi,
dan perdarahan, sehingga nyeri mengganggu. Darah segar sering tampak
sewaktu defekasi atau mengejan. Menurut Smeltzer dan Bare (2002)
hemoroid sangat umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami
berbagai tipe hemoroid berdasarkan vena yang melebar, mengawali atau
memperberat adanya hemoroid.
I.2.2 Faktor penyebab terjadinya hemoroid adalah sebagai berikut:
a. Mengejan pada waktu defekasi.
b. Konstipasi yang menahun yang tanpa pengobatan.
c. Pembesaran prostat.
d. Keturunan atau hereditas.
e. Kelemahan dinding structural dari dinding pembuluh darah.
f. Peningkatan tekanan intra abdomen (seperti: Kehamilan, berdiri dan
duduk terlalu lama dan konstipasi).
1.4 Patofisiologi
Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena hemoroidalis
mengalir dengan lancar sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan
aliran darah balik yang melalui vena hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini
antara lain dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intra abdominal. Vena
porta dan vena sistematik, bila aliran darah vena balik terus terganggu maka
dapat menimbulkan pembesaran vena (varices) yang dimulai pada bagian
struktur normal di regio anal, dengan pembesaran yang melebihi katup vena
dimana sfingter anal membantu pembatasan pembesaran tersebut. Hal ini yang
menyebabkan pasien merasa nyeri dan feces berdarah pada hemoroid interna
karena varices terjepit oleh sfingter anal. Peningkatan tekanan intra abdominal
menyebabkan peningkatan vena portal dan vena sistemik dimana tekanan ini
disalurkan ke vena anorektal. Arteriola regio anorektal menyalurkan darah dan
peningkatan tekanan langsung ke pembesaran (varices) vena anorektal. Dengan
berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan tekanan intra abdominal dan
aliran darah dari arteriola, pembesaran vena (varices) akhirnya terpisah dari otot
halus yang mengelilinginya ini menghasilkan prolap pembuluh darah
hemoroidalis. Hemoroid interna terjadi pada bagian dalam sfingter anal, dapat
berupa terjepitnya pembuluh darah dan nyeri, ini biasanya sering menyebabkan
pendarahan dalam feces, jumlah darah yang hilang sedikit tetapi bila dalam
waktu yang lama bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Hemoroid eksterna
terjadi di bagian luar sfingter anal tampak merah kebiruan, jarang menyebabkan
perdarahan dan nyeri kecuali bila vena ruptur. Jika ada darah beku (trombus)
dalam hemoroid eksternal bisa menimbulkan adanya peradangan dan nyeri
yang hebat.
1.7 Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan disesuaikan dengan klasifikasi hemoroid yaitu:
Pada derajat I :
Dapat dicoba dengan menghilangkan faktor-faktor penyebab, misalnya saat
konstipasi dengan menghindari mengejan berlebihan saat BAB. Memberi
nasehat untuk diit tinggi serat, banyak makan sayur, buah dan minum air putih
paling sedikit 2.000 cc/hari dan olahraga ringan secara teratur, serta kurangi
makan makanan yang merangsang dan daging, menjaga hygiene daerah
anorektal dengan baik, jika ada infeksi beri antibiotika peroral. Bila terdapat
nyeri yang terus-menerus dapat diberikan suppositoria, untuk melancarkan
defekasi, dapat diberikan cairan parafin atau larutan magnesium sulfat 10%.
Bila dengan pengobatan di atas tidak ada perbaikan, diberikan terapi skleroting
(sodium moruat) 5% atau fenol. Penyuntikan dilakukan antara mukosa dan
varices, dengan harapan timbul fibrosis dan hemoroid mengecil. Kontraindikasi
pengobatan ini adalah hemoroid eksterna, radang dan adanya fibrosis hebat di
sekitar hemoroid interna.
Faktor resiko
hemoroid
Hemoroid
Mengabaikan
Luka post operasi dorongan defekasi
ansietas akibat nyeri
Hygiene kurang
konstipasi
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Nyeri b.d agen cedera biologis
2.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
e. Tanda vital dalam rentang normal