Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu Eyet Hidayat, SPd, Ners, M.Kep, Sp. Kep J

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


Aditia Pradana P2.06.20.1.19.001
Aliska Dwi Wahyuni P2.06.20.1.19.002
Anysa Indah Sari P2.06.20.1.19.005
Dede Apit Fitriani P2.06.20.1.19.006
Dede Wahyudi P2.06.20.1.19.007
Lalan Hayalan P2.06.20.1.19.019
Lida Farida Pebriani P2.06.20.1.19.020
M. Devid Armeindo P2.06.20.1.19.021
Mira Komariah P2.06.20.1.19.022
Silvi Magfirotul Maula P2.06.20.1.19.033
Sinta Widyaningsih P2.06.20.1.19.034
Temi Ruswanti Utami P2.06.20.1.19.037
Wilda Kusmaida P2.06.20.1.19.038

TINGKAT IIIA
DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN TASIKMALAYA
Jl. Cilolohan No.35 (0265) 340186 Kel. Kahuripan Kec. Tawang
Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat 46115
www.poltekkestasikmalaya.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH KRONIK

I. Masalah Utama
Harga Diri Rendah Kronik

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah kronis adalah penilaian negative seseorang terhadap diri dan
kemampuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung
(Towsend, 1998 dalam Fitriah 2009). Harga diri rendah juga dapat diartikan
sebagai perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1988 dalam Fitriah 2009). Harga
diri rendah kronis menurut Nanda (2005) adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana
individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan
kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri
akibat evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa
gagal dalam mencapai keinginan.

b. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang
menunjukkan penilaian tentang dirinya dan didukung dengan data hasil
wawancara dan observasi (Kemenkes, RI):
1. Data subjektif
a) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
b) Perasaan tidak mampu
c) Pandangan hidup yang pesimis
d) Penolakan terhadap kemampuan diri
2. Data objektif
a) Penurunan produktifitas
b) Tidak berani menatap lawan bicara
c) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d) Bicara lambat dengan nada suara rendah
Manifestasi yang bisa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri
rendah menurut Fitria (2009) adalah:
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi
9. Selera makan kurang
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah

Berikut adalah tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri
rendah kronis.
• Mengkritik diri sendiri
• Perasaan tidak mampu
• Pandangan hidup yang pesimistis
• Tidak menerima pujian
• Penurunan produktifitas
• Penolakan terhadap kemampuan diri
• Kurang memperhatikan perawatan diri
• Berpakain tidak rapi
• Selera makan berkurang
• Tidak berani menatap lawan bicara
• Lebih banyak menunduk
• Bicara lambat dengan suara nada lemah

c. Penyebab masalah
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri
rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu
tidak pernah mendapat feedback dari lingkungan tentang perilaku klien
sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberi
respon negative mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu
berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak
mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu
terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah
kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan
positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan
mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis (Direja, 2011).

1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempuanyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal
diri yang tidak realistis.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep
diri : harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun
kronis.
Situasional. Gangguan konsep diri: harga dirirendah kronis yang
terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara
tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban
pemerkosaan,atau menjadi narapidana, sehingga harus masuk penjara. Selain
itu, dirawat dirumah sakit juga bisa menyebabkan rendahnya harga diri
seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat
klien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatanyang kurang menghargai klien
dan keluarga.
Kronik gangguan konsep diri : harga diri rendah biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan sebelum sakit atau sebelum dirawat.
Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum dirawat dan menjadi semakin
meningkat saat dirawat.

d. Akibat Masalah
Menurut Karika (2015) harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi
sosial: menarik diri, isolasi soasial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang
tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif mengganggu fungsi seseorang
dalam hubungan sosial.
Dan sering dirtunjukan dengan perilaku antara lain :
Data subyektif
a. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan atau pembicaraan.
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain.
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain.
Data obyektif
a. Kurang spontan ketika diajak bicara.
b. Apatis.
c. Ekspresi wajah kosong.
d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal.
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara

III. Pohon Masalah

Resiko tinggi (resti) perilaku kekerasan

Effect Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial
Case problem Harga diri rendah kronis

Causa Koping individu tidak efektif

A. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji

Harga diri rendah kronis DS :


 Mengungkapkan dirinya merasa
tidak berguna
 Mengungkapkan dirinya merasa
tidak mampu
 Mengungkapkan dirinya tidak
semangat untuk beraktivitas atau
bekerja
 Mengungkapkan dirinya malas
melakukan perawatan diri

DO :

 Mengkritik diri sendiri


 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Tidak menerima pujian
penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan
diri
 Kurang memperhatikan
perawatan diri
 Berkurang selera makan
 Tidak barani menatap lawan
bicara
 Lebih banyak menunduk
 Bicara lambat dengan nada lemah

IV. Daftar Diagnosa Keperawatan


a. Harga diri rendah kronis
b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi sosial
d. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
e. Risti perilaku kekerasan
V. Rencana Tindakan keperawatan

Tg No. Diagnosa Perencanaan


l Dx keperawatan tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional

Harga diri SP 1 : Setelah ... x interaksi klien 1. Diskusikan bahwa Aspek positif
rendah kronis Klien dapat mampu mengidentifikasi: klien masih memiliki penting untuk
mengidentifikasi  Kemampuan yang sejumlah kemampuan meningkatkan
kemampuan dan dimiliki klien dan aspek positif percaya diriserta
aspek positif  Aspek positif yang seperti kegiatan klien harga diri.
yang dimiliki klien. dirumah, adanya
dimilikinya. keluarga dan
lingkungan terdekat
klien.
2. Beri pujian yang
realistis / nyata dan
hindarkan setiap kali
bertemu dengan klien
yang memiliki
penilaian yang
negatif.
SP 1 : Setelah ... x interaksi, klien 1. Diskusikan dengan Mencari cara yang
Klien dapat mampu menilai kemampuan klien kemampuan kontruktif dan
menilai yang masih dapat dilakukan. yang masih dapat menunjukan potensi
kemampuan digunakan saat ini yang dimiliki klien
yang masih setelah mengalami untuk mengubah
dapat dilakukan masalah. dirinya untuk menjadi
2. Bantu klien lebih baik dan
menyebutkanya dan berharga.
memberi penguatan
terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan
klien.
3. Perlihatkan respon
yang kondusif dan
menjadi pendengar
yang aktif.

SP 1 : Setelah... x interaksi klien 1. Diskusikan Menghindari adanya


Klien dapat mampu menentukan kegiatan dengan klien kehilangan/perubahan
menentukan yang akan dilatih sesuai dengan beberapa aktivitas peran akibat perasaan
kegiatan yang kemampuan klien yang dapat HDR yang dialami
akan dilatih dilakukan dan klien serta mencari
sesuai dengan dipilih sebagai alternatif koping
kemampuan kegiatan yang untuk meningkatkan
klien akan klien lakukan harga diri.
sehari-hari.
2. Bantu klien Meningkatkan
menetapkan pengetahuan klien
aktivitas mana akan mekanisme
yang dapat klien koping yang
lakukan secara konstruktif dalam
mandiri, mana mengahargai diri
aktivitas yang sendiri.
memerlukan
bantuan minimal
dari keluarga, dan
aktiviatas apa saja
yang perlu
bantuan penuh
dari keluarga atau
lingkungan
terdekat klien.
3. Berikan contoh
cara pelaksanaan
aktivitas yang
dilakukan klien.
4. Susun bersama
klien dan buat
daftar aktivitas
atau kegiatan
sehari-hari klien.

SP 1: Setelah .... x interaksi klien 1. Diskusikan dengan Menghargai


Klien dapat dapat melatih diri sesuai dengan klien untuk kemampuan klien
melatih kemampuan yang dipilih. menetapkan urutan serta menunjukan
kemampuan kegiatan ( yang sudah kemampuan yang
yang dipilih . dipilih klien yang akan klien miliki.
dilatihkan).
2. Bersama klien dan
keluarga dan
memperagakan
beberapa kegiatan
yang akan dilakukan
klien
3. Berikan dukungan dan
pujian yang nyata
setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien.

SP 1 : Setelah ... x klien mendapatkan 1. Berikan pujian yang Pujian yang wajar
klien pujian yang wajar dari perawat wajar dari perawat akan meningkatkan
mendapatkan untuk kegiatan dapat untuk kegiatan dapat harga diri klien.
pujian yang dilakukannya. dilakukannya.
wajar dari
perawat untuk
kegiatan dapat
dilakukannya.

SP 1 : Setalah ..x interaksi klien dapat Masukan kegiatan yang Memasukan kegiatan
Klien memasukan kegiatan yang dilatih ke jadwal kegiatan ke dalam jadwal
memasukan dilatih kedalam jadwal kegiatan harian . harian merupakan
kegiatan yang harian proses untuk
dilatih kedalam membiasakan klien
jadwal kegiatan melakukan aktivitas
harian rutin yang dapat
meningkatkan harga
diri klien.

SP 2 : Setelah.. x interaksi klien dapat Evaluasi jadwal harian pasien Evaluasi jadwal harian
Jadwal kegiatan mengevaluasi kegiatan oleh perawat klien oleh perawat
klien terevaluasi hariannya. akan membantu
oleh perawat. perawat untuk melihat
perkembangan harga
diri klien .

SP 2: Setelah .. x interaksi Klien dapat Latihan kemampuan kedua Menghargai


Klien dapat melatih kemampuan kedua yang klien yang dapat kemampuan klien
melatih dapat dilakukan dimampukan. serta menunjukan
kemampuan kemampuan yang
kedua yang klien miliki selain
dapat dilakukan kemampuan
sebelumnnya.

SP 2: Setlah ... x interaksi klien dapat Anjurkan klien untuk Memasukan kegiatan
Menganjurkan memasukan dalam jadwal memasukan kemampuan ke dalam jadwal
klien kegiatan harian. kedua ke dalam jadwal harian merupakan
memasukan kegiatan harian. proses untuk
dalam jadwal membiasakan klien
kegiatan harian. melakukan aktivitas
ritin yang dapat
meningkatkan harga
diri klien.
VI. Daftar Pustaka

Suerni, T., Keliat, B. A., & CD, N. H. (2013). Penerapan Terapi Kognitif dan Psikoedukasi
Keluarga pada Klien Harga Diri Rendah di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan
Perawat Nasional Indonesia, 1(2).

Dwi Saptina, C. H. A. N. D. R. A. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Skizofrenia


Dengan Masalah Harga Diri Rendah Kronik (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).

Diana Putri, K. R. I. S. M. O. N. I. T. A. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah Kronis Di Rumah
Sakit Jiwa Dr. Arif Zainudin Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).

Elvidiana, H., & Fitriani, D. R. (2019). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Ibu
R dengan Harga Diri Rendah dengan Intervensi Inovasi Logoterapi Terhadap
Gangguan Harga Diri Rendah di Ruang Punai RSJD Atma Husada Mahakam
Samarinda.

RIYANTI, F. A. (2018). PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI


PERSEPSI PADA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HALUSINASI
PENDENGARAN DI RSJ GRHASIA (Doctoral dissertation, poltekkes kemenkes
yogyakarta).

Samosir, E. F. (2021). Penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada An. A Dengan Gangguan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Lingk. XVI Lorong Jaya.

Pradana, R. W. (2019). PENERAPAN TERAPI KELUARGA DALAM PENINGKATAN


HARGA DIRI PADA PASIEN ULKUS DM (Doctoral dissertation, Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Magelang).

Anda mungkin juga menyukai