Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAGI TENAGA KESEHATAN


Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan

Dosen: Dr. Ida Sugiarti, S.Kep.,Ners.,H.Kes


Disusun oleh:
Nama :Aliska Dwi Wahyuni
NIM : P2.06.20.1.19.002
Tingkat : 1A
Prodi : D-III Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA


Jl. Cilolohan no.35 Kel.Kahuripan, Kec.Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat 46115
Tlp. 0265 – 340186 – 7035678 Fax. 0265 – 338939
Email : direktorat@poltekkestasikmalaya
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur  kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkatlimpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah tentang “Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan Bagi
Tenaga Kesehatan" bisa selesai. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
penyelesaian tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Melalui makalah ini penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :

1.Dosen mata kuliah Kewarganegaraan.

2. Orangtua tercinta yang telah memberikan doa dan motivasinya.

3.Serta seluruh pihak yang telah terlibat dan membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, ada banyak kendala yang dihadapi. Namun dengan


kerja keras, ketekunan penuh, serta ridha Allah SWT, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenaitu,
penyusun memohon maaf sebesar-besarnya atas kekurangan dan menerima kritik serta saran dari
pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan sesuai dengan apa yang
diharapkan.

Tasikmalaya, Maret 2020

Penyusun

Aliska Dwi Wahyuni


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan tentang keperawatan saja tidak cukup bagi tenaga kesehatan.
Sifat nasionalisme yang dimiliki rakyat Indonesia semakin hari semakin memudar,
terutama bagi mahasiswa khususnya kita calon tenaga kesehatan memiliki asumsi belajar
kewarganegaraan itu membosankan. Sangat disayangkan sekali mahasiswa sebagai calon
penerus bangsa tidak tertarik mempelajari kewarganegaraan.

Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga memiliki tujuan untuk melindungi


hak pasien di rumah sakit. Sekarang ini banyak dijumpai keperawatan yang kurang
beretika. Diharapkan calon perawat bisa memahami nilai nilai kemanusiaan pada dunia
medis dan membentuk karakter yang berakhlak mulia.

 Dengan adanya mata kuliah Kewarganegaraan bagi mahasiswa, diharapkan juga


supaya menjadi putra atau putri bangsa yang memiliki kewarganegaraan yang tinggi.
Tidak hanya bangga menjadi seorang warga dari sebuah negara, akan tetapi juga
mengetahui hak dan kewajiban warga negara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pendidikan kewarganegaraan?
2. Apa tenaga kesehatan?
3. Apa hubungan kewarganegaraan dan tenaga kesehatan?
4. Bagaimana hubungan kewarganegaraan dan pembangunan kesehatan?
5. Bagaimana pelayanan kesehatan di Indonesia?
6. Bagaimana solusi menciptakan mahasiswa calon tenaga kesehatan yang berkualitas
melalui pendidikan kewarganegaraan?

C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menjadikan calon tenaga kesehatan
khususnya keperawatan yang menjadi garda terdepan di rumah sakit dalam pelayanan
kesehatan memiliki karakter yang baik dan memiliki pemahaman tentang nilai nilai
kehidupan pada dunia kesehatan. Umumnya bagi mahasiswa untuk mendidik agar
memiliki rasa toleransi sesama warga negara dan menumbuhkan rasa cinta tanah air
sehingga menjadi calon penerus bangsa serta pelurus bangsa sesuai yang diharapkan
seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

D. METODE PENULISAN
Metode yang saya gunakan dalam penulisan makalah ini adalah pustaka. Metode
pustaka yaitu dengan mencari beberapa referensi dari berbagai sumber diantaranya adalah
artikel dan berbagai judul makalah yang berhubungan dengan topik yang saya tulis. Dan
dari referensi itu dirangkum dan dikumpulkan serta menambahkan pendapat juga hasil
pemikira saya kemudian diambil menjadi kesimpulan sehingga makalah ini selesai.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran
wajib dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan
harus memberikan perhatiannya kepada pengembangan nilai, moral, dan sikap
perilaku siswa. Misi dari Pendidikan Kewarganegaraan sendiri adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejatinya, Pendidikan Kewarganegaraan adalah
studi tentang kehidupan kita sehari-hari, mengajarkan bagaimana menjadi warga
negara yang baik, warga negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang
merupakan dasar negara Indonesia.
Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah
kelanjutan dari study sebelumnya. Di Perguruan Tinggi diajarkan lebih mendetail
sampai ke akar-akarnya. Apalagi jika mengambiljurusan PKn. Dasar mengapa
Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan sampai tingkat Perguruan Tinggi adalah
Pasal 37 ayat (1) dan (2)UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat
dalam kurikulum pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan Pancasila dan UUD
1945.
Berdasarkan Pasal 3 Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 tentang
Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu kelompok
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang dirancang untuk
memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan
dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara serta pendidikan
pendahuluan bela negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
Dalam jurusan Pendidikan Kewarganegaran sendiri, memuat materi
mengenai hukum dan politik yang ada dan berkembang. Mahasiswa diajarkan
untuk menjadi lebih demokratis, lebih kritis terhadap masalah-masalah yang
sedang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. Tidak hanya teori saja yang
diberikan, namun juga memberikan sentuhan moral dan sikap sosial. Menyaring
budaya dari luar agar sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yaitu pancasila.
Memahami mata kuliah Pendidikan Kewarganegaaraan adalah salah satu
upaya untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda,
khususnya mahasiswa dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan mengukuhkan
semangat bela negara. Tujuannya adalah untuk memupuk kesadaran cinta tanah
air, mengetahui tentang hak dan kewajiban dalam usaha pembelaan negara, serta
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Pengertian kewarganegaraan adalah sebuah ilmu atau studi mengenai


tugas
dan kewajiban pemerintahan serta hak dan kewajiban seorang warga negara.
Definisi kewarganegaraan pun bisa diartikan lebih luas yaitu mencakup
sesuatu yang memiliki keterkaitan atau hubungan antara manusia sebagai individu
di dalam suatu perkumpulan yang tertata dan terorganisir dalam hubungannya
dengan negara yang bersangkutan.
Sementara pengertian pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu
pendidikan yang bertujuan untuk memdidikan para generasi muda dan mahasiswa
agar mampu menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif dalam
pembelaan negara. Dalam hal ini pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu
alat pasif untuk membangun dan memajukan sistem demokrasi suatu bangsa.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan tentu memiliki fungsi, peranan dan tujuan
yang dihasilkan. Terdapat tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum yaitu
fungsi dan tujuan dengan hasil dan output yang umum dirasakan. Selain itu juga
ada tujuan pendidikan kewarganegaraan secara khusus dengan mengkhususkan
tujuan pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi atau sekolah.

a. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Secara Umum


Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan di Indonesia adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta
tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta
ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan
mengkaji dan akan menguasai imu pengetahuaan dan teknologi serta seni.
Selain itu tujuan mempelajari pendidikan kewarganegaraan lainnya yaitu
untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang berbudi luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung  jawab dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani. Peran kewarganegaraan pun cukup
penting untuk keberlangsungan bangsa dengan menambah wawasan dan
pengetahuan kewarganegaraan.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Secara Khusus


Secara khusus, terdapat beberapa tujuan kewarganegaraan yang
diperuntukkan untuk membentuk moral dan perilaku siswa. Pentingnya
mempelajari kewarganegaraan memang juga berperan pada moral dan perilaku
para siswa. Inilah beberapa tujuan pendidikan kewarganegaraan di sekolah secara
rinci.
 Mendorong siswa supaya mempunyai kemampuan serta kecakapan dalam
mengenali berbagai macam permasalahan hidup dan kesejahteraan maupun
cara-cara penyelesaiannya.
 Mendorong siswa agar mendapatkan kemampuan dalam memutuskan sikap
yang penuh tanggung jawab sesuai moral yang telah tertanam didalam diri.
 Mendorong siswa agar dapat mengenali serta memahami segala bentuk
perubahan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.
 Mendorong siswa agar mempunyai kemampuan dalam memaknai segala
peristiwa sejarah juga nilai-nilai budaya dalam upaya menggalang semangat
Bhinneka Tunggal Ika sebagai pedoman ersatuan Indonesia.

c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Mahasiswa


Berikut merupakan tujuan pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa
menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Landasan
pendidikan kewarganegaraan ini diambil dari Keputusan Dirjen Dikti No.
267/Dikti/2000 yang mencakup tiga poin tujuan utama sebagai berikut.
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
secara  santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagawai WNI terdidik dan
bertanggung jawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya
dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila,
Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.

3. Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pengembangan Kepribadian

Universitas memberikan Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (MPK)


sebagai pengembangan kepribadian karena pendidikan kewarganegaraan dapat
membantu mahasiswa-mahasiswi menjadi warga negara yang baik sekaligus paham
antara hak dan kewajiban, dapat hidup berdemokrasi, nasionalis, dengan dibekali nilai-
nilai moral, norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pelajaran yang


menyelenggarakan pendidikan kebangsaan, demokrasi, hukum, multikultural, dan
kewarganegaraan bagi mahasiswa guna mendukung terwujudnya warga Negara yang
sadar akan hak dan kewajiban, serta cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat
diandalkan untuk membangun bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
sesuai bidang keilmuan dan profesinya.

            Menurut Iriyanto, Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (MPK) adalah suatu


program pendidikan nilai yang dilaksanakan melalui proses pembelajaran di Perguruan
Tinggi dan berfungsi sebagai model pengembangan jati diri dan kepribadian para
mahasiswa, bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan
mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain maka


Pendidikan Nasional Indonesia perlu dikembangkan searah dengan perubahan pendidikan
ke masa depan. Pendidikan nasional memiliki fungsi sangat strategis yaitu
“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) di perguruan tinggi sebagai


kelompok MPK diharapkan dapat mengemban misi fungsi dan tujuan pendidikan
nasional tersebut. Melalui pengasuhan Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi
yang substansi kajian dan materi instruksionalnya menunjang dan relevan dengan
pembangunan masyarakat demokratik berkeadaban, diharapkan mahasiswa akan tumbuh
menjadi ilmuwan atau profesional, berdaya saing secara internasionasional, warganegara
Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Pergeseran nilai dapat terjadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor eksternal adalah pengaruh dari adanya globalisasi yang masuk kedalam
bangsa kita. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang bersumber dari bangsa
Indonesia sendiri.

Contoh dari faktor eksternal adalah globalisasi yang di semangati liberalisme


mendorong lahirnya sistem kapitalisme di bidang ekonomi dan demokrasi liberal di
bidang politik. Munculnya sistem baru seperti ini mampu menggeser tatanan dunia lama
yang lokal regional menjadi tatanan dunia baru yang bersifat global. Masuknya nilai dan
sistem – sistem baru dari luar seperti ini menyebabkan terjadinya loncatan atau
pergeseran dalam sistem tata nilai kita. Muncul suatu keraguan untuk menerima nilai –
nilai baru tersebut atau mempertahankan nilai – nilai dasar yang dipegang oleh negara
kita.
Sedangkan contoh dari faktor internal adalah faktor yang bersumber dari bangsa
Indonesia sendiri. Hal seperti ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman seorang
warga negara dalam memahami Pancasila. Pancasila dianggap sebagai sebuah alat
legitimasi kekuasaan Orde Baru yang tidak dapat menyelesaikan krisis yang sedang
dihadapi oleh negara. Pemikiran seperti ini membuat semakin banyak orang yang
menganggap remeh Pancasila, bahkan menjadi anti Pancasila. Kesalahpahaman seperti
ini menjadikan masyarakat telah kehilangan sumber dan sarana orientasi terhadap nilai
sikap anti Pancasila seperti ini dapat menimbulkan masalah baru dalam masyarakat, yaitu
berkurangnya sikap nasionalisme.

Kita semua tahu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bagaimana


warga negara itu tidak hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan
bagaimana sesungguhnya warga negara itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan ini
membuat setiap generasi baru memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan
juga pengembangan karakter publik. Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang
lebih luas juga tecakup dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun pengembangan
tersebut bisa dipelajari tanpa menempuh Pendidikan Kewarganegaran, akan lebih baik
lagi jika Pendidikan ini di manfaatkan untuk pengembangan diri seluas-luasnya. Rasa
kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak akan mudah goyah dengan iming-
iming kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu kita tidak akan mudah
terpengaruh secara langsung budaya yang bukan berasal dari Indonesia dan juga
menghargai segala budaya serta nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Memiliki sikap
tersebut tentu tidak bisa kita peroleh begitu saja tanpa belajar. Oleh karena itu Pendidikan
Kewarganegaraan sangat penting manfaatnya, maka di masa depan harus segera
dilakukan perubahan secara mendasar konsep, orientasi, materi, metode dan evaluasi
pembelajarannya. Tujuannya adalah agar membangun kesadaran para pelajar akan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara dan mampu menggunakan sebaik-baiknya
dengan cara demokratis dan juga terdidik.

B. Tenaga Kesehatan
1. Pengertian Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatanserta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

2. Pengelompokan Tenaga Kesehatan


Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2014, pengelompokan tenaga kesehatan adalah
sebagai berikut:

 tenaga medis meliputi dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi


spesialis
 tenaga psikologi klinis ialah psikolog klinis
 tenaga keperawatan terdiri atas perawatprofesional (Ners), perawat spesialis
(Ners spesialis), perawat gigi, perawat vokasional
 tenaga kebidanan ialah bidan
 tenaga kefarmasian meliputi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
 tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga
promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga
administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan,
serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.
 tenaga kesehatan lingkungan terdiri atas tenaga sanitasi lingkungan,
entomolog kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan.
 tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien.
 tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara,
dan akupunktur.
 tenaga keteknisian medis terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan,
teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien /
optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut,
dan audiologis.
 tenaga teknik biomedika terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik
prostetik.
 tenaga kesehatan tradisional terdiri atas tenaga kesehatan tradisional ramuan
dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan.
 tenaga kesehatan lain terdiri atas tenaga kesehatan yang ditetapkan oleh
Menteri yang membindangi urusan kesehatan.

3. Latar Belakang Undang Undang Tenaga Kesehatan

Pertimbangan pengesahan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang


Tenaga Kesehatan adalah:

a. Bahwa tenaga kesehatan


memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga
akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

b. Bahwa kesehatan sebagai hak


asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang menyeluruh oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat secara terarah, terpadu dan berkesinambungan, adil dan merata,
serta aman, berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat;

c. Bahwa penyelenggaraan
upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan
yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan,
pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan
memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan serta sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan;

d. Bahwa untuk memenuhi hak


dan kebutuhan kesehatan setiap individu dan masyarakat, untuk memeratakan
pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, dan untuk memberikan
pelindungan serta kepastian hukum kepada tenaga kesehatan dan masyarakat
penerima upaya pelayanan kesehatan, perlu pengaturan mengenai tenaga
kesehatan terkait dengan perencanaan kebutuhan, pengadaan, pendayagunaan,
pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan;

e. Bahwa ketentuan mengenai


tenaga kesehatan masih tersebar dalam berbagai peraturan perundang-
undangan dan belum menampung kebutuhan hukum masyarakat sehingga
perlu dibentuk undang-undang tersendiri yang mengatur tenaga kesehatan
secara komprehensif;

f. Bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,
dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang Tenaga Kesehatan;

4. Penjelasan Umum Undang Undang Tenaga Kesehatan


Undang Undang tentang Tenaga Kesehatan ini didasarkan pada pemikiran
bahwa Pembukaan UUD 1945 mencantumkan cita-cita bangsa Indonesia yang
sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu wujud
memajukan kesejahteraan umum adalah Pembangunan Kesehatan yang ditujukan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai
hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau juga merupakan hak seluruh
masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
dalam rangka melakukan upaya kesehatan tersebut perlu didukung dengan sumber
daya kesehatan, khususnya Tenaga Kesehatan yang memadai, baik dari segi
kualitas, kuantitas, maupun penyebarannya.

5. Dasar Hukum Undang Undang Tenaga Kesehatan


Dasar hukum Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
adalah:
1) Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

C. Hubungan Kewarganegaraan dan Tenaga Kesehatan


1. Hak Warga Negara
Warga negara diartikan sebagai seseorang yang bertempat tinggal disuatu
tempat yang menjadi bagian dari suatu penduduk berdasarkan kedudukannya
sebagai seseorang yang berada pada wilayah atau tempat itu sendiri yang menjadi
bagian dari unsur negara.
Dimana unsur negara tersebut harus meliputi beberapa faktor, bila
terpenuhi suatu faktor-faktor tersebut barulah suatu tempat atau wilayah itu bisa
dikatakan sebagai suatu negara.
Faktor tersebut diantaranya adanya wilayah, adanya warga negara, adanya
seorang pemimpin yang memimpin dalam pelaksanaan penyelenggara dan
manajemen suatu negara, dan tentunya negara tersebut  harus mendapat
pengakuan dari negara yang lain.
Dalam UUD 1945 BAB X tentang Warga Negara pasal 26 ayat 1 yang
berbunyi “yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”. Dan pasal 26 ayat 2
“Penduduk adalah warga negara Indonesia atau orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia”.
Adapun hak-hak sebagai warga negara diantaranya:
a.  Hak mendapat perlindungan
Hak ini adalah hak yang paling mutlak, dimana setiap warga negara wajib
mendapat perlindungan apapun dalam bentuk apapun dari pemerintah agar
seseorang tersebut merasa nyaman, aman bertempat tinggal dan menjadi suatu
warga negara yang berada pada suatu wilayah atau negara yang dilindungi oleh
hukum dan pemerintah.
Tidak mengenal status atau kedudukan sesorang tersebut untuk mendapat
perlindungan dari pemerintah, yang pasti setiap warga negara harus dan wajib
hukumnya berada pada lindungan pemerintah dalam bentuk apapun perlindungan
itu.
b. Hak mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak
Hak ini yang semakin lama semakin jauh dan semakin pula dilupakan oleh
pemerintah, padahal terdapat dalam UUD 1945 BAB X Tentang Warga Negara
pasal 27 ayat 2 “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”. Artinya sudah jelas bahwa hak ini memang ada
dan diatur oleh undang-undang, tapi kenyataan, Bebas dari penjajahan tapi tetap
saja dijajah.
c.            Hak ikut serta dalam upaya pembelaan negara
Setiap warga negara berhak ikut serta dan berperan aktif dalam upaya membela
negaranya, bahkan kata perang sekalipun wajib hukumnya bahwa setiap warga
negara harus ikut berperan aktif disana guna mencapai suatu kekuatan negara
yang kuat dan kokoh bahkan tidak kehilangan jati diri bangsa dan harga diri
negara.
Pasal 27 ayat 3 Bab X UUD 1945 “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam pembelaan negara”.
d.           Hak beragama, memilih pendidikan dan kewarganegaraan
Sudah jelas tercantum pada bab XA tentang Hak Asasi Manusia pasal 28E ayat
1“Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,  memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal
diwilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembal”.

2. Pengertian Sistem Kesehatan


Menurut WHO(1996) sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia
pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan
tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang
melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk
material. Dalam definisi yang lebih  luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-
sektor lain seperti pertanian dan lainnya.
3. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo(2001) pelayanan kesehatan
adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat.
Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat. 
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan. Yang
dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan yaitu
input , proses, output, dampak, umpan balik.

4.   Teori Sistem Pelayanan Kesehatan


Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus memahami teori
tentang sistem akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada dalam
sistem. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem
yang antara yang satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Dalam teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk dari subsistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari
input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
1.      Input
Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya
sebuah sistem, seperti sistem pelayanan kesehatan, maka masukan dapat berupa
potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain-lain.
2.      Proses
Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk
menjadikan sebuah hasil yang diharapkan  dari sistem tersebut, sebagaimana
contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka yang dimaksud proses adalah
berbagai kegiatan dalam pelayanan kasehatan.
3.      Output
Hasil yang diperoleh dari sebuah proses , dalam sistem pelayanan kesehatan
hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan berkualitas, efektif, dan efisien serta
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien cepat sembuh
dan sehat optimal.
4.      Dampak
Merupakan akibat yang dihasilkan sebuah hasil baru sistem, yang terjadi relative
lama waktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan
kesehatan , maka dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi
angka kesakitan dan kematian karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
5.      Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari
sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik
dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang
juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat.
6.      Lingkungan
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat
mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan
kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan strategis, atau
situasi kondisi social yang ada di masyarakat seperti institusi di luar pelayanan
masyarakat.
a.       Pengertian Sistem Kesehatan di Indonesia
Sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply
side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di
setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut,
dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Sistem kesehatan tidak
terbatas pada seperangkat institusi yang mengatur, membiayai, atau memberikan
pelayanan, namun juga termasuk kelompok aneka organisasi yang memberikan
input pada pelayanan kesehatan, utamanya sumber daya manusia, sumber daya
fisik (fasilitas dan alat), serta pengetahuan/teknologi (WHO SEARO, 2000).
Organisasi ini termasuk universitas dan lembaga pendidikan lain, pusat penelitian,
perusahaan kontruksi, serta serangkaian organisasi yang memproduksi teknologi
spesifik seperti produk farmasi, alat dan suku cadang.
WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan yang mana
mempunyai maksud utama untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan.
Mengingat maksud tersebut di atas, maka termasuk dalam hal ini tidak saja
pelayanan kesehatan formal, tapi juga non formal, seperti halnya pengobatan
tradisional. Selain aktivitas kesehatan masyarakat tradisional seperti promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit, peningkatan keamanan lingkungan dan jalan
raya , pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan merupakan bagian dari
sistem.
Sistem kesehatan paling tidak mempunyai 4 fungsi pokok yaitu: Pelayanan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, penyediaan sumberdaya dan stewardship/
regulator. Fungsi-fungsi tersebut akan direpresentasikan dalam bentuk sub-
subsistem dalam sistem kesehatan, dikembangkan sesuai kebutuhan. Masing-
masing fungsi/subsistem akan dibahas tersendiri. Di bawah ini digambarkan
bagaimana keterkaitan antara fungsi-fungsi tersebut dan juga keterkaitannya
dengan tujuan utama Sistem Kesehatan.

b.      Pelayanan Kesehatan di Indonesia


Pelayanan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit,
dokter praktek swasta dan lain-lain. Masyarakat dewasa ini sudah makin kritis
menyoroti pelayanan kesehatan dan profesional tenaga kesehatan. Masyarakat
menuntut pelayanan kesehatan yang baik dari pihak rumah sakit, disisi lain
pemerintah belum dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan
karena adanya keterbatasan-keterbatasan, kecuali rumah sakit swasta yang
berorientasi bisnis, dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga kesehatan yang trampil dan
fasilitas rumah sakit yang baik, tetapi tidak semua rumah sakit dapat memenuhi
kriteria tersebut sehingga meningkatnya kerumitan system pelayanan kesehatan
dewasa ini. Salah satu penilaian dari pelayanan kesehatan dapat kita lihat dari
pencatatan rekam medis atau rekam kesehatan. Dari pencatatan rekam medis
dapat mengambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien,
juga meyumbangkan hal penting dibidang hukum kesehatan, pendidikan,
penelitian dan akriditasi rumah sakit. Yang harus dicatat dalam rekam medis
mencakup hal-hal seperti di bawah ini;
1. Identitas Penderita dan formulir persetujuan atau perizinan.
2. Riwayat Penyakit.
3. Laporan pemeriksaan Fisik.
4. Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan dokter yang
berwenang.
5. Catatan Pengamatan atau observasi.
6. Laporan tindakan dan penemuan.
7. Ringkasan riwayat waktu pulang.
8. Kejadian-kejadian yang menyimpang.

c.       Sistem pelayanan kesehatan


Rekam medis mengandung dua macam informasi yaitu;
1.      Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan, yaitu merupakan catatan
mengenai hasil pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, pengamatan mengenai
penderita, mengenai hal tersebut ada kewajiban simpan rahasia kedokteran.
2.      Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan suatu hal yang harus
diingat bahwa berkas catatan medik asli tetap harus disimpan di rumah sakit dan
tidak boleh diserahkan pada pasien, pengacara atau siapapun. Berkas catatan
medik tersebut merupakan bukti penting bagi rumah sakit apabila kelak timbul
suatu perkara, karena memuat catatan penting tentang apa yang telah dikerjakan
dirumah sakit. Catatan medik harus disimpan selama jangka waktu tertentu untuk
dokumentasi pasien. Untuk suatu rumah sakit rekam medis adalah penting dalam
mengadakan evaluasi pelayanan kesehatan, peningkatan efisiensi kerja melalui
penurunan mortalitas, morbiditas dan perawatan penderita yang lebih sempurna.
Pengisian rekam medis serta penyelesaiannya adalah tanggung jawab penuh
dokter yang merawat pasien tersebut, catatan itu harus ditulis dengan cermat,
singkat dan jelas. Dalam menciptakan rekam medis yang baik diperlukan adanya
kerja sama dan usaha-usaha yang bersifat koordinatif antara berbagai pihak yang
samasama melayani perawatan dan pengobatan terhadap penderita.

5.   Tingkat  Pelayanan Kesehatan


 Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan kesehatan
akan dapat diketahui kebutuhan dasar manusia tentang kesehatan. Diantara
pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
1.    Health  promotion
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam memberikan
pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau sasarannya tidak terjadi
gangguan kesehatan.
2.    Specific protection (Perlindungan khusus)
Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya
yang akan menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk perlindungan
terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang termasuk dalam
tingkat pelayanan kesehatan ini adalah pemberian imunisasi yang digunakan
untuk perlindungan pada penyakit tertentu seperti imunisasi BCG, DPT,
Hepatirtis, campak, dan lain-lain.
3.  Early diagnosis and promt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat dimulainya atau
ditimbulnya gejala dari suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini dilaksanakan dalam
mencegah meluasnya penyakit yang lebih lanjut serta dampak dari timbulnya
penyakit shingga tidak terjadi penyebaran. Bentuk tingkat pelayanan kesehatan ini
dapat berupa kegiatan dalam rangka survey pencarian kasus baik secara individu
maupun masyarakat, survey penyaringan kasus serta pencegahan terhadap
meluasnya kasus.
4.  Disability limitation (pembatasan cacat)
Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat
tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini
dilaksanakan pada kasus atau penyakit yang memiliki potensi kecacatan. Bentuk
kegiatan yang dapat di lakukan dapat berupa perawatam untuk menghentikan 
penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk
mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.
5.   Rehabilitation (rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini di laksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh. Sering
pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana
program latihan-latihan yang diberikan pada pasien., kemudian memberikan
fasilitas agar pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup kembali ke
masyarakat dan masyarakat mau menerima dengan senang hati karena kesadaran
yang dimilikinya.

6.   Lembaga Pelayanan Kesehatan


Lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian pelayanan
kesehatan pada masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan. Tempat
pelayanan kesehatan ini sangat bervariasi berdasarkan tujuan pemberian
pelayanan kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan dapat berupa rawat jalan,
institusi kesehatan, community based agency, dan hospice.
1.        Rawat Jalan
Lembaga pelayanan kesehatan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan
pada tingkat pelaksanaan diagnosis dan pengobatan pada penyakit yang akut atau
mendadak dan kronis yang dimungkinkan tidak terjadi rawat inap. Lembaga ini
dapat dilaksanakan pada klinik-klinik kesehatan, seperti klinik dokter spesialis,
klinik petawatan spesialis dan lain-lain.
2.      Institusi
Institusi merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup dalam
memberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan, pusat rehabilitasi, dan lain-
lain.
3.      Hospice
Lembaga ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang difokuskan kepada
klien yang sakit terminal agar lebih tenang dan dapat melewati masa-masa
terminalnya dengan tenang. Lembaga ini biasanya digunakan dalam home care.
4.      Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien
pada keluarganya sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek
perawat keluarga dan lain-lain.

D. Hubungan Kewarganegaraan dan Pembangunan Kesehatan


Adapun kaitan antara kewarganegaraan dan pembangunan kesehatan adalah
kesehatan merupakan sebuah bentuk daripada pelaksanaan untuk mesejahterakan seluruh
warga negara pada sebuah negara. Karena keseahatan merupakan hak dari setiap warga
negara Indonesia. Apabila negara tidak dapat memberikan kesehatan kepada warganya,
maka sebuah negara tersebut dianggap tidak layak di dalam melindungi warga negaranya
itu sendiri. Sehingga kesehatan adalah sebuah bentuk hal yang kongkrit untuk diberikan
oleh sebuah warga negara.
1. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan nasional,
dalam pembangunan kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.  Kenyataan yang terjadi sampai saat ini derajat
kesehatan masyarakat masih rendah khususnya masyarakat miskin, hal ini dapat
digambarkan bahwa angka kematian ibu dan angka kematian bayi bagi masyarakat
miskin tiga kali lebih tinggi dari masyarakat tidak miskin. Salah satu penyebabnya adalah
karena mahalnya biaya kesehatan sehingga akses ke pelayanan kesehatan pada umumnya
masih rendah.  Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi.
Banyak faktor yang menyebabkan ketimpangan di dalam pelayanan kesehatan
terutama yang terkait dengan biaya pelayanan kesehatan, ketimpangan tersebut
diantaranya diakibatkan perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan
kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran swadana (out of pocket).
Biaya kesehatan yang mahal dengan pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out
of pocket semakin mempersulit masyarakat untuk melakukan akses ke pelayanan
kesehatan.
Untuk memenuhi dan mewujudkan hak bagi setiap warga negara dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan kewajiban pemerintah penyediaan
fasilitas kesehatan sebagai amanat UUD 1945 serta  kesehatan adalah merupakan
kesehatan merupakan Public Good maka dibutuhkan intervensi dari Pemerintah.

Dalam mewujudkan suatu kondisi lingkungan yang sehat diperlukan beberapa


faktor. Faktor ini sangat sangat mempengaruhi proses dari pembangunan kesehatan itu.
Dalam buku Indonesia Sehat 2010, ada 5 faktor yang mewujudkan lingkungan sehat:
1.      Lingkungan yang bebas dari polusi.
2.      Tersedianya air bersih
3.      Sanitasi lingkungan yang memadai
4.      Pemukiman yang sehat
5.      Perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan
masyarakat yang saling tolong menolong.
2. Misi Pembangunan Kesehatan
      Misi pembangunan dibuat untuk mewujudkan suatu pembangunan yang merata. Misi
pembangunan kesehatan telah ditetapkan dalam buku Indonesia Sehat 2010. Dalam buku
ini telah ditetapkan misi pembangunan kesehatan (DepKes RI, 1999):
1.      Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat 2010, para penanggung jawab program
pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua
kebijakan pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan
Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan
kesehatan.
2.      Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Perilaku sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan
3.      Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tidak hanya berada ditangan pemerintah, melainkan
mengikutsertakan masyarakat dan potensi swasta
4.      Memlihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan
adalah bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif.

3. Strategi Pembangunan Nasional dan Pembangunan Kesehatan


      Strategi pembangunan nasional harus berdasarkan pada kebijakan nasional,
mencakup garis besar kegiatan dimana semua sektor yang terlibat untuk mewujudkan
kebijaksanaan tersebut. Beberapa hal penting yang harus diterapkan adalah (DepKes RS,
1999):
1.      Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan
Setiap program pembangunan nasional yang diselenggarakan di Indonesia harus
memberikan konstribusi positif terhadap kesehatan, yaitu terbentuknya lingkungan sehat
dan pembentukan perilaku sehat.
2.      Profesionalisme
Untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dilaksanakan melalui
penerapan kemajuan ilmu dan teknologi, serta didukung oleh penerapan nilai-nilai moral
dan etika.
3.      Desentralisasi
Penyelenggaraan pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi
spesifik masing-masing daerah. Disamping itu masalah kesehatan banyak yang bersifat
spesifik daerah. Desentralisasi yang pada inti pokoknya adalah pendelegasian wewenang
yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur sistem pemerintah dan rumah
tangga sendiri dipandang lebih sesuai untuk pengolahan pembangunan.

4. Tujuan Pembangunan Kesehatan


            Tujuan dengan adanya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia
yang ditandai penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik
Indonesia. Adapun tujuan utama dari pembangunan kesehatan yaitu :
1.      Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
2.      Peningkatan status gizi masyarakat.
3.      Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
4.      Pengembangan keluarga sehat sejahtera

5.  Sasaran Pembangunan Kesehatan


Sasaran Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan melandaskan pada memperhatikan
kebijakan umum dikelompokan sebagai sasaran kebijakan pembangunan antara lain:
1.      Peningkatan kerjasama lintas sektor
2.      Peningkatan perilaku, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan swasta
3.      Peningkatan kesehatan lingkungan
4.      Peningkatan upaya kesehatan
5.      Peningkatan sumber daya kesehatan
6.      Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
7.      Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
8.      Peningkatan lingkungan sosial budaya

E. Pelayanan Kesehatan di Indonesia


1. Rendahnya Mutu Pelayanan Kesehatan Penduduk di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia


setelah Cina , India , dan Amerika Serikat dengan jumlah penduduk sebanyak
255.461.686 jiwa yang terdiri atas 128.366.718 jiwa penduduk laki-laki dan
127.094.968 jiwa penduduk perempuan. Angka tersebut merupakan hasil
perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik. Jumlah penduduk yang
banyak ini tidak dipungkiri akan menimbulkan masalah-masalah yang kompleks ,
salah satunya adalah masalah mengenai pelayanan kesehatan terhadap penduduk
yang sedemikian banyaknya. Pemerintah dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang baik untuk penduduknya sendiri karena hal itu nantinya
akan menjadi “bonus” tersendiri untuk suatu negara jika pelayanan kesehatannya
sudah  baik dan hal tersebut nantinya menaikkan status negara menjadi negara
dengan penduduk yang sehat.
Kesehatan merupakan investasi penting untuk mendukung pembangunan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kependudukan lainnya seperti kemiskinan karena suatu negara tanpa penduduk
yang sehat tidak akan mungkin dapat membangun negaranya sendiri. Pelayanan
kesehatan merupakan faktor penting untuk meningkatkan “taraf sehat” dari
penduduk itu sendiri. Namun nyatanya hingga saat ini Pelayanan Kesehatan di
Indonesia belum bisa dikatakan cukup memadai untuk seluruh penduduk
Indonesia terutama untuk penduduk yang tinggal di daerah timur Indonesia seperti
Maluku, NTT, NTB dan Papua dengan tingkat gizi buruk diatas dari 40% .
Memang hal tersebut tidak bisa langsung kita buat menjadi acuan dalam
penentuan status pelayanan kesehatan di Indonesia namun hal itu dapat menjadi
tamparan keras bagi bangsa kita karena betapa tidak meratanya pelayanan
kesehatan di Indonesia.
Terdapat beberapa faktor yang membuat pelayanan kesehatan di Indonesia
kurang terlaksana dengan baik. Faktor pertama adalah faktor tenaga kesehatan di
Indonesia. Faktor tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor besar yang
mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan di Indonesia karena tenaga kesehatan
itu sendirilah yang turun kedalam masyarakat untuk melakukan pelayanan
kesehatan. Menurut data dari Kementrian Kesehatan RI , tenaga kesehatan yang
dimiliki Indonesia saat ini berjumlah sebanyak 876.984 orang  yang terdiri atas
dokter , perawat , bidan , dan tenaga kesehatan lainnya. Dari data didapat bahwa
rasio dokter dengan penduduk Indonesia berbanding 1:2500 penduduk , hal ini
menunjukkan bahwa pelayanan di Indonesia khususnya bidang pelayanan dokter
dalam kondisi memprihatinkan karena perbandingan ideal antara dokter dan
penduduk yang baik harusnya 1 berbanding 1000 penduduk kebawah. Ditambah
lagi dengan masalah tidak tersebarnya tenaga kesehatan di Indonesia yang hanya
terkonsentrasi di wilayah yang padat penduduknya saja dan kurang menjangkau
daerah-daerah lainnya khusunya wilayah Indonesia bagian timur yang jumlah
tenaga kesehatannya terpaut sangat jauh dari daerah lainnya di Indonesia .Hal ini
tentu harus mendapat perhatian yang serius dari pemerintah Indonesia khususnya
yang mempunyai tugas di bidang kesehatan untuk menyamaratakan tenaga
kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
Faktor kedua adalah minimnya sarana kesehatan yang tersedia. Sarana
kesehatan seperti Rumah Sakit , Rumah Sakit Bersalin , Posyandu , dan sarana
kesehatan lainnya sangat berperan penting dalam peningkatan pelayanan
kesehatan karena disanalah pusat dari pelayanan kesehatan itu sendiri. Menurut
data dari Badan Pusat Statistik , Indonesia memilih total sarana kesehatan
sebanyak 55.543 yang terdiri atas Rumah Sakit , Puskesmas , Posyandu , dan
sarana kesehatan lainnya. Penyebaran sarana kesehatan yang ada di Indonesia
sangat tidak merata dimana sebagian besar sarana kesehatan di Indonesia hanya
terpusat pada beberapa wilayah tertentu saja seperti pulau Jawa dan Sumatera
sementara wilayah Indonesia bagian timur hanya mendapat sedikit sarana
kesehatan , contohnya Provinsi Maluku yang hanya punya rumah sakit sebanyak
43 unit dibanding dengan Provinsi lainnya yang memiliki Rumah Sakit diatas 100
unit. Hal ini tentunya harus mendapat perhatian serius dari kita terutama dari
pemerintah untuk menanggulangi kesenjangan ini.
Faktor terakhir adalah faktor birokrasi yang cukup buruk dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan di Indonesia. Bidang kesehatan sendiri
mengalami kerugian hingga mencapai ratusan milyar rupiah dengan kasus seperti
korupsi pengadaan alat bantu belajar pada dokter dan korupsi dalam pemenangan
tender untuk pembuatan atau penelitian jenis obat tertentu. Sangat disayangkan ,
bidang yang seharusnya bersih dari korupsi karena menyangkut kesehatan banyak
jiwa menjadi lumbung bagi para pencuri uang negara untuk menambah hartanya.
Hal ini sangat jelas menambah makin buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia
dan sekali lagi kita keteteran dalam hal ini.
Sebenarnya masih banyak faktor faktor yang membuat pelayanan
kesehatan di Indonesia semakin memburuk , namun tiga faktor diatas adalah
faktor utama penyebab masalah buruknya pelayanan tersebut. Masalah ini harus
diselesaikan dengan serius karena jika terus dibiarkan akan menimbulkan dampak
yang sangat negatif terhadap perkembangan bangsa seperti terhambatnya
pembangunan , memperlebar ketimpangan dalam penerimaan pelayanan
kesehatan bagi penduduk Indonesia , meningkatkan jumlah kematian
(mortalitas) ,dan pasti akan meningkatkan jumlah kemiskinan di Indonesia dengan
status kemiskinan yang lebih parah lagi dari sekarang.

Tentu pemerintah harus bekerja lebih keras lagi dalam menanggapi


masalah ini , terutama terhadap tingkat pemerataan pelayanan kesehatan yang
diterima oleh penduduk harus dipastikan benar-benar memenuhi standar yang
baik. Penambahan tenaga kesehatan disertai peningkatan kemampuan  dari tenaga
kesehatan yang ada harus benar-benar dijalankan dengan serius karena kita tidak
mau dokter yang hanya pintar teori saja tetapi juga harus mampu dalam
mempraktikkan teori-teori yang dia punya tersebut untuk pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dan pemerintah juga harus mampu menyebarkan dokter-
dokter yang tersedia di Indonesia agar bekerja di wilayah Indonesia yang terpencil
khususnya di wilayah Indonesia timur yang sangat minim akan adanya dokter dan
tenaga kesehatan lainnya . Pembangunan dari sarana kesehatan yang layak harus
terus digalakkan merata di seluruh wilayah Indonesia terutama di daerah-daerah
yang terpencil agar pelayanan kesehatan yang baik dapat diterima oleh seluruh
rakyat Indonesia dan yang terakhir adalah perbaikan sistem dalam bidang
kesehatan itu sendiri supaya sistem tersebut berjalan dengan baik tanpa adanya
gangguan seperti korupsi dan tindakan-tindakan yang akan merusak sistem
pelayanan kesehatan kita nantinya. Masyarakat juga diharapkan berperan dalam
mengawasi pelayanan kesehatan di Indonesia dan melaporkan kepada pihak
pemerintah jika menemukan tindakan-tindakan yang dianggap sudah melanggar
hukum. Pada akhirnya , kita berharap dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
agar sitem pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan akan
semakin bertambah baik untuk masa-masa kedepannya dalam perjalanan bangsa
ini.

2. Kendala yang Membuat Pelayanan Kesehatan di Indonesia Tak Maksimal


Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia masih menjadi PR yang perlu
dibenahi pemerintah. Baik dari segi pemerataan, regulasi, maupun integrasi antara
sistem offline dengan online.
Founder dan Chairman Center for Healthcare Policy and Reform Studies
(Chapters) Indonesia Luthfi Mardiansyah menuturkan, setidaknya terdapat 6
kendala yang perlu dibenahi dan disikapi secepatnya. Adapun kendala tersebut
antara lain:

1) Konektivitas
Kendala konektifitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan
digital (E-Health) di Indonesia tidak berkembang, terutama di daerah-
daerah terpencil yang seharusnya butuh akses kesehatan yang sama
dengan masyarakat kota.
"Konektifitas masih kendala. Satelit Palapa nantinya harus bisa
menjangkau pulau di Timur. Tadi saya sampaikan, di Jakarta saja masih
ada area-area blackspot di beberapa tempat," kata Founder dan Chairman
Center for Healthcare Policy and Reform Studies (Chapters) Indonesia
Luthfi Mardiansyah di Jakarta, Senin (19/8/2019).
Bila konektifitas sudah merata di seluruh Indonesia, maka bisa
dipastikan masyarakat bisa mendapat akses kesehatan yang baik karena
bisa berkonsultasi dengan dokter meski berjauhan. Pun biayanya jauh
lebih murah.
2) Kejelasan Regulasi
Menurut sebuah survei dari Deloitte Indonesia, Bahar, dan
Chapter, sebesar 15,6 persen pengguna masih merasa tidak puas dengan
adanya layanan kesehatan digital.
Ketidakpuasaan ini terjadi karena pengguna mengkhawatirkan
keamanan data yang diinput ke dalam layanan kesehatan digital tersebut.
Pun belum
adanya aturan tentang tata cara pengantaran obat agar tidak
terkontaminasi benda lain hingga sampai kepada pasien.
"15,6 persen pengguna layanan tidak puas. Ini sesuatu yang harus
kita sikapi, tidak puasnya karena apa? Pertama, data privacy-nya
bagaimana? Siapa yang simpan riwayat kesehatan kita saat berobat
melalui aplikasi, pemilik aplikasi atau rumah sakitnya?," ungkap Luthfi.
Selain keamanan data, yang masih menjadi masalah utama dalam
perkembangan layanan digital ini antara lain, terjadinya komunikasi yang
kurang baik antara dokter dengan penderita penyakit karena tidak
memeriksa penyakit secara langsung. Apalagi secara pengalaman, banyak
dokter yang tidak terbiasa memeriksa penyakit hanya melalui telepon.
"Dokter tidak bisa melihat ekspresi pasien tentang apa yang dirasakan
hanya melalui ponsel. Dokter juga tak berpengalaman memeriksa pasien
melalui aplikasi, meski saat ini pelan-pelan banyak yang sudah terbiasa.
Ditambah banyak juga dokter senior yang tidak cakap menggunakan
teknologi," ucap dia.
Kendala-kendala soal regulasi di atas, tentu menjadi kendala pada
perkembangan e-health. Pemerintah hendaknya mengatur regulasi tersebut
secara cepat mengingat pengguna layanan kesehatan digital semakin
bertumbuh.

3) Bonus Demografi
Populasi Indonesia merupakan populasi ke-4 terbesar di dunia,
yang banyak didominasi oleh usia muda dan masyarakat ekonomi kelas
menengah. Bonus demografi ini menjadi kekuatan untuk Indonesia untuk
bersaing di kancah global.
Sayangnya, bonus demografi ini tak dibarengi dengan pelayanan
kesehatan yang baik. Anak muda dan masyarakat yang dianggap mampu
memajukan Indonesia justru jadi tak terlindungi karena tidak ada
pelayanan kesehatan yang baik.
"Itu (bonus demografi) bisa menjadi pemasalahan. Kalau hanya
besar, tapi sistem kesehatan enggak mumpuni, bagaimana? Apalagi
sekarang usia muda sudah banyak yang kena penyakit berat, ini akan jadi
beban biaya kalau sistem kesehatannya enggak baik," pungkas dia.
4) Negara Kepulauan
Menjadi negara kepulauan, memang sangat berpengaruh besar
terhadap potensi ekspor Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Indonesia
terkenal dengan beragam SDA dan keindahan alam yang mampu menarik
wisatawan berkunjung.
Di sisi lain, distribusi pangan dan distribusi kesehatan banyak
terkendala karena tidak bisa ditempuh hanya dengan jalur darat.
"Apalagi secara bisnis, rumah sakit swasta tidak serta merta ingin
membangun cabangnya di tempat terpencil. Akhirnya investor maunya
investasi di daerah-daerah yang punya impact banyak sehingga ada
disparitas di sini. Ini memang susah karena luas sekali, pemerintah pun
saat ini sulit menemukan cara yang bagus bagaimana," ungkap Luthfi.
5) Pelayanan Rendah
Luthfi menilai, tingkat pelayanan rumah sakit di Indonesia relatif
rendah. Ini tercermin dari kendala masyarakat dalam mendapatkan
layanan kesehatan di beberapa rumah sakit. PasienPasien yang menderita
penyakit berat diminta menanti pelayanan hingga 1 bulan lamanya di
rumah.
"Prosesnya itu sendiri masih belum membantu. Sampai hari ini
masih kita lihat antrian panjang di beberapa rumah sakit. Mereka, pasien
yang menderita penyakit berat, harus menunggu 1 bulan di rumah, hal-hal
tersebut yang mesti kita sikapi dengan baik," ucap Luthfi.
Akibatnya, banyak masyarakat di daerah Medan yang akhirnya
memilih Penang, Malaysia, untuk berobat ketimbang di Indonesia.
"Pasien kita yang lokasinya di Medan, mereka memilih nyebrang ke
Penang. RS di Medan memberikan rekomendasinya ke Penang.
Sebetulnya bukan karena promosi mereka lebih bagus, tapi memang
pelayanan kita yang kurang," ungkap Luthfi.
6) Teknologi Tak Dimanfaatkan dengan Baik
Teknologi yang ada tak dimanfaatkan dengan baik untuk
pelayanan kesehatan. Padahal, penggima internet di Indonesia paling
tinggi ketimbang negara lain.
"Saya ambil contoh tentang iWatch. iWatch kita pasang di tangan kita, itu
bisa mendeteksi kondisi jantung dan kondisi sistem tubuh lainnya. Tapi
saat berobat, kita tidak memberitahukan kepada dokter kalau kita punya
rekam manual melalui iWatch itu. Padahal kalau diberitahu, dokter bisa
langsung merekomendasikan pengobatan yang lebih tepat," pungkas
Luthfi.
Luthfi meyakini, bila kendala di atas bisa diatasi dengan baik,
sistem pelayanan di Indonesia akan lebih merata dan terintegrasi baik
offline maupun online.

F. Solusi Menciptakan Mahasiswa Calon Tenaga Kesehatan yang Berkualitas melalui


Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata pelajaran setelah terpecah dari PPKn


ataupun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pada awalnya di gabung menjadi
satu, karena isi dari Pendidikan Kewarganegaraan sendiri besumber dari Pancasila itu
sendiri. Selanjutnya di pecah menjadi mata pelajaran sendiri karena Pendidikan
Kewarganegaraan dianggap penting untuk di ajarkan kepada siswa dan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan diajarkan materi kewarganegaraan yang lebih luas dan tidak hanya
bersumber langsung dari Pancasila. Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan bagi
sebagian mahasiswa tidak ubahnya mempelajari Pancasila tahap dua, atau bahkan tidak
jauh berbeda dengan Pendidikan Moral Pancasila dan Sejarah Bangsa. Beberapa
materinya memang berkaitan ataupun sama. Itulah mengapa Pendidikan
kewarganegaraan selalu “dianak tirikan” dalam percaturan dunia pendidikan. Menurut
orang kebanyakan, lebih penting belajar matematika daripada PKn.
Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang di mana pada masanya nanti bibit ini
akan melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan pendidikan moral dan
akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan
tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan,
penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Negara, masyarakat masa datang,
diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu Negara.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar
bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa. Negara yang
akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan
tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara
didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan
serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya
pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya,
kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat
agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan Negara
kita. Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan
gambaran secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan
pada mahasiswa.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap
menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu
mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.
Seperti yang pernah diungkapkan salah satu rektor sebuah universitas, “tanpa
pendidikan kewarganegaraan yang tepat akan lahir masyarakat egois. Tanpa penanaman
nilai-nilai kewarganegaraan, keragaman yang ada akan menjadi penjara dan neraka dalam
artian menjadi sumber konflik. Pendidikan, lewat kurikulumnya, berperan penting dan itu
terkait dengan strategi kebudayaan.”
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan
moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuhkan
kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk
menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia.

Kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


antara lain agar mahasiswa mampu menjadi warga negara yang memiliki pandangan dan
komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM, agar mahasiswa mampu
berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan
dengan cara cerdas dan damai, agar mahasiswa memilik kepedulian dan mampu
berpartisipasi dalam upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-
nilai moral, agama, dan nilai-nilai universal, agar mahasiwa mampu berpikir kritis dan
objektif terhadap persoalan kenegaraan, HAM, dan demokrasi, agar mahasiswa mampu
memberikan kontribusi dan solusi terhadap berbagai persoalan kebijakan  publik, agar
mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak (berkeadaban).
Pendidikan Kewarganegaraan lah yang mengajarkan bagaimana seseorang
menjadi warga negara yang lebih bertanggung jawab. Karena kewarganegaraan itu tidak
dapat diwariskan begitu saja melainkan harus dipelajari dan di alami oleh masing-masing
orang. Apalagi negara kita sedang menuju menjadi negara yang demokratis, maka secara
tidak langsung warga negaranya harus lebih aktif dan partisipatif. Oleh karena itu kita
sebagai mahasiswa harus memepelajarinya, agar kita bisa menjadi garda terdepan dalam
melindungi negara. Garda kokoh yang akan terus dan terus melindungi Negara walaupun
akan banyak aral merintang di depan.
Kita semua tahu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan bagaimana
warga negara itu tidak hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan
bagaimana sesungguhnya warga negara itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan ini
membuat setiap generasi baru memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan
juga pengembangan karakter publik. Pengembangan komunikasi dengan lingkungan yang
lebih luas juga tecakup dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Meskipun pengembangan
tersebut bisa dipelajari tanpa menempuh Pendidikan Kewarganegaran, akan lebih baik
lagi jika Pendidikan ini di manfaatkan untuk pengambangan diri seluas-luasnya.
Rasa kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak akan mudah goyah
dengan iming-iming kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu kita tidak akan
mudah terpengaruh secara langsung budaya yang bukan berasal dari Indonesia dan juga
menghargai segala budaya serta nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Memiliki sikap
tersebut tentu tidak bisa kita peroleh begitu saja tanpa belajar. Oleh karena itu mengapa
Pendidikan Kewarganegaraan masih sangat penting untuk kita pelajari.
Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting manfaatnya, maka
di masa depan harus segera dilakukan perubahan secara mendasar konsep, orientasi,
materi, metode dan evaluasi pembelajarannya. Tujuannya adalah agar membangun
kesadaran para pelajar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan mampu
menggunakan sebaik-baiknya dengan cara demokratis dan juga terdidik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk
memdidikan para generasi muda dan mahasiswa agar mampu menjadi warga negara yang
demokratis dan partisipatif dalam pembelaan negara. Dalam hal ini pendidikan
kewarganegaraan merupakan suatu alat pasif untuk membangun dan memajukan sistem
demokrasi suatu bangsa.
Memahami mata kuliah Pendidikan Kewarganegaaraan adalah salah satu
upaya untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda, khususnya
mahasiswa dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan mengukuhkan semangat bela
negara. Tujuannya adalah untuk memupuk kesadaran cinta tanah air, mengetahui tentang
hak dan kewajiban dalam usaha pembelaan negara, serta menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatanserta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Adapun kaitan antara kewarganegaraan dan pembangunan kesehatan adalah
kesehatan merupakan sebuah bentuk daripada pelaksanaan untuk mesejahterakan seluruh
warga negara pada sebuah negara. Karena keseahatan merupakan hak dari setiap warga
negara Indonesia. Apabila negara tidak dapat memberikan kesehatan kepada warganya,
maka sebuah negara tersebut dianggap tidak layak di dalam melindungi warga negaranya
itu sendiri. Sehingga kesehatan adalah sebuah bentuk hal yang kongkrit untuk diberikan
oleh sebuah warga negara.
Pelayanan Kesehatan di Indonesia belum bisa dikatakan cukup memadai untuk
seluruh penduduk Indonesia terutama untuk penduduk yang tinggal di daerah timur
Indonesia seperti Maluku, NTT, NTB dan Papua dengan tingkat gizi buruk diatas dari
40% . Memang hal tersebut tidak bisa langsung kita buat menjadi acuan dalam penentuan
status pelayanan kesehatan di Indonesia namun hal itu dapat menjadi tamparan keras bagi
bangsa kita karena betapa tidak meratanya pelayanan kesehatan di Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap
menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu
mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan
moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuhkan
kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk
menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia. Sehingga didapatkan inti dari
semuanya bahwa Pendidikan Kewarganegaraan penting bagi tenaga kesehatan sebagai
profesi yang berpengaruh bagi kesejahteraan warga negara Indonesia dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan kesehatanasyarakat setinggi tingginya.
DAFTAR PUSTAKA

http://acakacik.blogspot.com/2012/03/pentingnya-mata-kuliah-kewarganegaraan.html
https://calatif.blogspot.com/2015/12/makalah-hubungan-kewarganegaraan-dalam.html
https://www.researchgate.net/publication/323631305_Pembinaan_civic_disposition_berb
asis_nilai-
nilai_kemanusiaan_pada_pembelajaran_pendidikan_kewarganegaraan_di_sekolah_tinggi
_ilmu_Kesehatan_kota_sukabumi
https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/rachmaehnoer/mengapa-
pendidikan-kewarganegaraan-dipelajari-sampai-di-perguruan-
tinggi_54f7ca71a333119a1d8b4a9f
https://www.zonareferensi.com/tujuan-pendidikan-kewarganegaraan/
http://nabilanaradjalazuardi.blogspot.com/2014/06/pendidikan-kewarganegaraan-
sebagai.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kesehatan
https://www.google.co.id/amp/s/www.jogloabang.com/pustaka/uu-36-2014-tenaga-
kesehatan%3famp
http://pidpidpid.blogspot.com/2012/03/makalah-pendidikan-kewarganegaraan.html?m=1
http://dinarrdsnt.blogspot.com/2017/06/strategi-pembangunan-nasional-dalam.html?m=1
https://money.kompas.com/read/2019/08/19/171503026/6-kendala-ini-membuat-
pelayanan-kesehatan-di-indonesia-tak-maksimal?page=all
https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/riskyveroza/masih-
pentingkah-pendidikan-kewarganegaraan-bagi-generasi-pelurus-
bangsa_54f843f9a33311a3738b567b

Anda mungkin juga menyukai