Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkatlimpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah tentang “Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan Bagi
Tenaga Kesehatan" bisa selesai. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
penyelesaian tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Melalui makalah ini penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
3.Serta seluruh pihak yang telah terlibat dan membantu sehingga terselesainya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Penyusun
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan tentang keperawatan saja tidak cukup bagi tenaga kesehatan.
Sifat nasionalisme yang dimiliki rakyat Indonesia semakin hari semakin memudar,
terutama bagi mahasiswa khususnya kita calon tenaga kesehatan memiliki asumsi belajar
kewarganegaraan itu membosankan. Sangat disayangkan sekali mahasiswa sebagai calon
penerus bangsa tidak tertarik mempelajari kewarganegaraan.
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menjadikan calon tenaga kesehatan
khususnya keperawatan yang menjadi garda terdepan di rumah sakit dalam pelayanan
kesehatan memiliki karakter yang baik dan memiliki pemahaman tentang nilai nilai
kehidupan pada dunia kesehatan. Umumnya bagi mahasiswa untuk mendidik agar
memiliki rasa toleransi sesama warga negara dan menumbuhkan rasa cinta tanah air
sehingga menjadi calon penerus bangsa serta pelurus bangsa sesuai yang diharapkan
seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
D. METODE PENULISAN
Metode yang saya gunakan dalam penulisan makalah ini adalah pustaka. Metode
pustaka yaitu dengan mencari beberapa referensi dari berbagai sumber diantaranya adalah
artikel dan berbagai judul makalah yang berhubungan dengan topik yang saya tulis. Dan
dari referensi itu dirangkum dan dikumpulkan serta menambahkan pendapat juga hasil
pemikira saya kemudian diambil menjadi kesimpulan sehingga makalah ini selesai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran
wajib dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan
harus memberikan perhatiannya kepada pengembangan nilai, moral, dan sikap
perilaku siswa. Misi dari Pendidikan Kewarganegaraan sendiri adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejatinya, Pendidikan Kewarganegaraan adalah
studi tentang kehidupan kita sehari-hari, mengajarkan bagaimana menjadi warga
negara yang baik, warga negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang
merupakan dasar negara Indonesia.
Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah
kelanjutan dari study sebelumnya. Di Perguruan Tinggi diajarkan lebih mendetail
sampai ke akar-akarnya. Apalagi jika mengambiljurusan PKn. Dasar mengapa
Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan sampai tingkat Perguruan Tinggi adalah
Pasal 37 ayat (1) dan (2)UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat
dalam kurikulum pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan Pancasila dan UUD
1945.
Berdasarkan Pasal 3 Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 tentang
Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu kelompok
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang dirancang untuk
memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan
dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara serta pendidikan
pendahuluan bela negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
Dalam jurusan Pendidikan Kewarganegaran sendiri, memuat materi
mengenai hukum dan politik yang ada dan berkembang. Mahasiswa diajarkan
untuk menjadi lebih demokratis, lebih kritis terhadap masalah-masalah yang
sedang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. Tidak hanya teori saja yang
diberikan, namun juga memberikan sentuhan moral dan sikap sosial. Menyaring
budaya dari luar agar sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yaitu pancasila.
Memahami mata kuliah Pendidikan Kewarganegaaraan adalah salah satu
upaya untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda,
khususnya mahasiswa dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan mengukuhkan
semangat bela negara. Tujuannya adalah untuk memupuk kesadaran cinta tanah
air, mengetahui tentang hak dan kewajiban dalam usaha pembelaan negara, serta
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Pergeseran nilai dapat terjadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor eksternal adalah pengaruh dari adanya globalisasi yang masuk kedalam
bangsa kita. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang bersumber dari bangsa
Indonesia sendiri.
B. Tenaga Kesehatan
1. Pengertian Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatanserta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
c. Bahwa penyelenggaraan
upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan
yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan,
pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan
memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan serta sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan;
f. Bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,
dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang Tenaga Kesehatan;
1) Konektivitas
Kendala konektifitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan
digital (E-Health) di Indonesia tidak berkembang, terutama di daerah-
daerah terpencil yang seharusnya butuh akses kesehatan yang sama
dengan masyarakat kota.
"Konektifitas masih kendala. Satelit Palapa nantinya harus bisa
menjangkau pulau di Timur. Tadi saya sampaikan, di Jakarta saja masih
ada area-area blackspot di beberapa tempat," kata Founder dan Chairman
Center for Healthcare Policy and Reform Studies (Chapters) Indonesia
Luthfi Mardiansyah di Jakarta, Senin (19/8/2019).
Bila konektifitas sudah merata di seluruh Indonesia, maka bisa
dipastikan masyarakat bisa mendapat akses kesehatan yang baik karena
bisa berkonsultasi dengan dokter meski berjauhan. Pun biayanya jauh
lebih murah.
2) Kejelasan Regulasi
Menurut sebuah survei dari Deloitte Indonesia, Bahar, dan
Chapter, sebesar 15,6 persen pengguna masih merasa tidak puas dengan
adanya layanan kesehatan digital.
Ketidakpuasaan ini terjadi karena pengguna mengkhawatirkan
keamanan data yang diinput ke dalam layanan kesehatan digital tersebut.
Pun belum
adanya aturan tentang tata cara pengantaran obat agar tidak
terkontaminasi benda lain hingga sampai kepada pasien.
"15,6 persen pengguna layanan tidak puas. Ini sesuatu yang harus
kita sikapi, tidak puasnya karena apa? Pertama, data privacy-nya
bagaimana? Siapa yang simpan riwayat kesehatan kita saat berobat
melalui aplikasi, pemilik aplikasi atau rumah sakitnya?," ungkap Luthfi.
Selain keamanan data, yang masih menjadi masalah utama dalam
perkembangan layanan digital ini antara lain, terjadinya komunikasi yang
kurang baik antara dokter dengan penderita penyakit karena tidak
memeriksa penyakit secara langsung. Apalagi secara pengalaman, banyak
dokter yang tidak terbiasa memeriksa penyakit hanya melalui telepon.
"Dokter tidak bisa melihat ekspresi pasien tentang apa yang dirasakan
hanya melalui ponsel. Dokter juga tak berpengalaman memeriksa pasien
melalui aplikasi, meski saat ini pelan-pelan banyak yang sudah terbiasa.
Ditambah banyak juga dokter senior yang tidak cakap menggunakan
teknologi," ucap dia.
Kendala-kendala soal regulasi di atas, tentu menjadi kendala pada
perkembangan e-health. Pemerintah hendaknya mengatur regulasi tersebut
secara cepat mengingat pengguna layanan kesehatan digital semakin
bertumbuh.
3) Bonus Demografi
Populasi Indonesia merupakan populasi ke-4 terbesar di dunia,
yang banyak didominasi oleh usia muda dan masyarakat ekonomi kelas
menengah. Bonus demografi ini menjadi kekuatan untuk Indonesia untuk
bersaing di kancah global.
Sayangnya, bonus demografi ini tak dibarengi dengan pelayanan
kesehatan yang baik. Anak muda dan masyarakat yang dianggap mampu
memajukan Indonesia justru jadi tak terlindungi karena tidak ada
pelayanan kesehatan yang baik.
"Itu (bonus demografi) bisa menjadi pemasalahan. Kalau hanya
besar, tapi sistem kesehatan enggak mumpuni, bagaimana? Apalagi
sekarang usia muda sudah banyak yang kena penyakit berat, ini akan jadi
beban biaya kalau sistem kesehatannya enggak baik," pungkas dia.
4) Negara Kepulauan
Menjadi negara kepulauan, memang sangat berpengaruh besar
terhadap potensi ekspor Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Indonesia
terkenal dengan beragam SDA dan keindahan alam yang mampu menarik
wisatawan berkunjung.
Di sisi lain, distribusi pangan dan distribusi kesehatan banyak
terkendala karena tidak bisa ditempuh hanya dengan jalur darat.
"Apalagi secara bisnis, rumah sakit swasta tidak serta merta ingin
membangun cabangnya di tempat terpencil. Akhirnya investor maunya
investasi di daerah-daerah yang punya impact banyak sehingga ada
disparitas di sini. Ini memang susah karena luas sekali, pemerintah pun
saat ini sulit menemukan cara yang bagus bagaimana," ungkap Luthfi.
5) Pelayanan Rendah
Luthfi menilai, tingkat pelayanan rumah sakit di Indonesia relatif
rendah. Ini tercermin dari kendala masyarakat dalam mendapatkan
layanan kesehatan di beberapa rumah sakit. PasienPasien yang menderita
penyakit berat diminta menanti pelayanan hingga 1 bulan lamanya di
rumah.
"Prosesnya itu sendiri masih belum membantu. Sampai hari ini
masih kita lihat antrian panjang di beberapa rumah sakit. Mereka, pasien
yang menderita penyakit berat, harus menunggu 1 bulan di rumah, hal-hal
tersebut yang mesti kita sikapi dengan baik," ucap Luthfi.
Akibatnya, banyak masyarakat di daerah Medan yang akhirnya
memilih Penang, Malaysia, untuk berobat ketimbang di Indonesia.
"Pasien kita yang lokasinya di Medan, mereka memilih nyebrang ke
Penang. RS di Medan memberikan rekomendasinya ke Penang.
Sebetulnya bukan karena promosi mereka lebih bagus, tapi memang
pelayanan kita yang kurang," ungkap Luthfi.
6) Teknologi Tak Dimanfaatkan dengan Baik
Teknologi yang ada tak dimanfaatkan dengan baik untuk
pelayanan kesehatan. Padahal, penggima internet di Indonesia paling
tinggi ketimbang negara lain.
"Saya ambil contoh tentang iWatch. iWatch kita pasang di tangan kita, itu
bisa mendeteksi kondisi jantung dan kondisi sistem tubuh lainnya. Tapi
saat berobat, kita tidak memberitahukan kepada dokter kalau kita punya
rekam manual melalui iWatch itu. Padahal kalau diberitahu, dokter bisa
langsung merekomendasikan pengobatan yang lebih tepat," pungkas
Luthfi.
Luthfi meyakini, bila kendala di atas bisa diatasi dengan baik,
sistem pelayanan di Indonesia akan lebih merata dan terintegrasi baik
offline maupun online.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk
memdidikan para generasi muda dan mahasiswa agar mampu menjadi warga negara yang
demokratis dan partisipatif dalam pembelaan negara. Dalam hal ini pendidikan
kewarganegaraan merupakan suatu alat pasif untuk membangun dan memajukan sistem
demokrasi suatu bangsa.
Memahami mata kuliah Pendidikan Kewarganegaaraan adalah salah satu
upaya untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda, khususnya
mahasiswa dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan mengukuhkan semangat bela
negara. Tujuannya adalah untuk memupuk kesadaran cinta tanah air, mengetahui tentang
hak dan kewajiban dalam usaha pembelaan negara, serta menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatanserta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Adapun kaitan antara kewarganegaraan dan pembangunan kesehatan adalah
kesehatan merupakan sebuah bentuk daripada pelaksanaan untuk mesejahterakan seluruh
warga negara pada sebuah negara. Karena keseahatan merupakan hak dari setiap warga
negara Indonesia. Apabila negara tidak dapat memberikan kesehatan kepada warganya,
maka sebuah negara tersebut dianggap tidak layak di dalam melindungi warga negaranya
itu sendiri. Sehingga kesehatan adalah sebuah bentuk hal yang kongkrit untuk diberikan
oleh sebuah warga negara.
Pelayanan Kesehatan di Indonesia belum bisa dikatakan cukup memadai untuk
seluruh penduduk Indonesia terutama untuk penduduk yang tinggal di daerah timur
Indonesia seperti Maluku, NTT, NTB dan Papua dengan tingkat gizi buruk diatas dari
40% . Memang hal tersebut tidak bisa langsung kita buat menjadi acuan dalam penentuan
status pelayanan kesehatan di Indonesia namun hal itu dapat menjadi tamparan keras bagi
bangsa kita karena betapa tidak meratanya pelayanan kesehatan di Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap
menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu
mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan
moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuhkan
kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk
menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia. Sehingga didapatkan inti dari
semuanya bahwa Pendidikan Kewarganegaraan penting bagi tenaga kesehatan sebagai
profesi yang berpengaruh bagi kesejahteraan warga negara Indonesia dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan kesehatanasyarakat setinggi tingginya.
DAFTAR PUSTAKA
http://acakacik.blogspot.com/2012/03/pentingnya-mata-kuliah-kewarganegaraan.html
https://calatif.blogspot.com/2015/12/makalah-hubungan-kewarganegaraan-dalam.html
https://www.researchgate.net/publication/323631305_Pembinaan_civic_disposition_berb
asis_nilai-
nilai_kemanusiaan_pada_pembelajaran_pendidikan_kewarganegaraan_di_sekolah_tinggi
_ilmu_Kesehatan_kota_sukabumi
https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/rachmaehnoer/mengapa-
pendidikan-kewarganegaraan-dipelajari-sampai-di-perguruan-
tinggi_54f7ca71a333119a1d8b4a9f
https://www.zonareferensi.com/tujuan-pendidikan-kewarganegaraan/
http://nabilanaradjalazuardi.blogspot.com/2014/06/pendidikan-kewarganegaraan-
sebagai.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kesehatan
https://www.google.co.id/amp/s/www.jogloabang.com/pustaka/uu-36-2014-tenaga-
kesehatan%3famp
http://pidpidpid.blogspot.com/2012/03/makalah-pendidikan-kewarganegaraan.html?m=1
http://dinarrdsnt.blogspot.com/2017/06/strategi-pembangunan-nasional-dalam.html?m=1
https://money.kompas.com/read/2019/08/19/171503026/6-kendala-ini-membuat-
pelayanan-kesehatan-di-indonesia-tak-maksimal?page=all
https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/riskyveroza/masih-
pentingkah-pendidikan-kewarganegaraan-bagi-generasi-pelurus-
bangsa_54f843f9a33311a3738b567b