Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL: PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA

PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETALING


KECAMATAN MENDO BARAT

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metedologi Penelitian

Disusun Oleh : Kelompok 5

Anggota:

Aliska Dwi Wahyuni

Anysa Indah Sari

Gina Cahyani Rusman

Mira Komariah

Tingkat III A

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN TASIKMALAYA

2021
REVIEW JURNAL

1. Judul: Penerapan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Penderita Hipertensi Di


Wilayah Kerja Puskesmas Petaling Kecamatan Mendo Barat

2. Penilaian Sistematika abstrak pada jurnal:

N ABSTRAK PADA JURNAL YANG TEORI KAIDAH PENULISAN


O DIREVIEW ABSTRAK
1. Teks abtrak diketik dengan spasi Teks di dalam abstrak diketik dengan spasi
tunggal dengan jumlah kata 145 kata tunggal (1 spasi) dengan jumlah kata
sekitar 250-300 kata

2. Ditulis dalam satu paragraph yang Terdiri dari 3 paragraf:


memuat: pengertian dan tujuan, - Paragraph 1: judul penelitian
metode penelitian, instrument rumusan masalah, latar belakang,
penelitian, dan kesimpulan dan tujuan penelitian
- Paragraph 2: metode penelitian,
teknik analisa data, dan landasan
teori
- Paragraph 3: hasil atau kesimpulan
Ada juga yang menggunakan aturan satu
paragraph berupa gabungan dari ketiganya

3. Kata “ABSTRAK” pada jurnal Kata “ABSTRAK’ ditulis di tengah


tersebut ditulis di tengah halaman halaman dengan huruf capital. Judul
dengan menggunakan hurup capital, dicetak menggunakan huruf kecil (kecuali
judul pada jurnal yang di review setiap awal kata0. Nama penulis,
menggunakan hurup capital. Hanya pembimbing I & pembimbing II diberi
dicantumkan nama penulis saja tanpa tanda angka kecil pangkat di akhir nama
diberi tanda angka kecil pangkat
diakhir nama yang ditulis pada bagian
bawah judul sebelum abstrak
4. Instansi penulis dan email penulis di Di bagian paling bawah diberi keterangan
tulis pada bagian bawah judul utama tempat instansi penulis, pembimbing I &
sebelum abstrak pembimbing II

5. Abstrak pada jurnal yang direview Dalam penulisannya, abstrak


menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa induk dan bahasa
bahasa Inggris. global yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris

3. Ringkasan latar belakang


Penyakit darah tinggi atau hipertensi telah menjadi penyakit umum diderita oleh
banyak orang masyarakat Indonesia. World Health Organization (WHO) memaparkan
bahwa peningkatan tekanan darah merupakan salah satu faktor risiko utama untuk
kematian global dan diperkirakan telah menyebabkan 9,4 juta kematian dan 7% dari
beban penyakit yang di ukur dalam Disability Adjusted Life Year (DARL). Prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi yang terdiagnosis oleh
tenaga kesehatan dan riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan
bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau
pelayanan kesehatan.
keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan menyeluruh, diberikan
secara terus menerus melalui kerja sama.
Dari data kasus Hipertensi yang didapatkan di Puskesmas Petaling, penerapan
asuhan keperawatan komunitas yang di lakukan pada penderita Hipertensi pada tahun
2016 yaitu sebanyak 25 Pasien, sedangkan di tahun 2017 dari 2.700 Penderita kasus
Hipertensi yang di lakukan asuhan keperawatan komunitas itu hanya sebesar 31 Pasien
atau sebesar 1,1%.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari segi dokumentasi penerapan
asuhan keperawatan komunitas dengan pengelola program pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat (PERKESMAS) pada tanggal 27 Juli 2018, didapatkan bahwa
dalam penerapan proses asuhan keperawatan komunitas pada penderita hipertensi
terutama dari segi pengkajian, masih ada beberapa kaidah-kaidah yang tidak terisi
lengkap di format pengkajian asuhan keperawatan komunitas terutama mengenai data
penunjang keluarga, rumah dan sanitasi lingkungan, kemampuan keluarga melakukan
tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga, kebersihan diri dan lain sebagainya. Dari
segi diagnosa keperawatan, hanya ditetapkan satu diagnosa keperawatan saja. Itu pun
diagnosa potensial (resiko) bukan aktual (utama). Di tinjau dari segi perencanaan,
rencana tindakan yang akan di implementasikan hanya sedikit, tidak menggunakan
analisa SMART (Specific: Sasaran harus jelas, Measurable: dapat di ukur, Attainable:
tahu cara mencapainya, Realistic: masuk akal, Timely: ada waktu yang ditetapkan). Dan
untuk segi implementasi, waktu pelaksanaannya seperti hari, tanggal dan jam tidak di
cantumkan serta dari segi evaluasi, perawat sudah melakukan kunjungan kerumah 2-4
kali terhadap 1 keluarga tersebut.
Didapatkan masih rendahnya penerapan asuhan keperawatan komunitas pada
penderita hipertensi terutama dalam hal segi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan dan implementasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan asuhan keperawatan komunitas pada penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petaling Kecamatan Mendo Barat Tahun 2018”.

4. Desain Penelitian
Penelitian yang digunakan pada jurnal merupakan penelitian kulitatif dengan
pendekatan fenomenologi untuk mendapatkan informasi mendalam tentang penerapan
asuhan keperawatan komunitas pada penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Petaling Kecamatan Mendo Barat Tahun 2018.
Desain studi dari penelitian ini adalah dengan pendekatan fenomenologis.
Pendekatan fenomenologi menurut Creswell (dalam Rahmat, 2009) adalah menunda
semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan
ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan
atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari atau
kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Tujuan utama dari studi fenomenologi
adalah mereduksi pengalaman individual untuk mendapatkan hal yang esensial
(mendasar) terkait fenomena (Giorgi & Giorgi, 2003).
Berdasarkan permasalahan yang ingin diselesaikan dan tujuan yang hendak
dicapai serta berdasarkan permasalahan yang akan diangkat, yakni tentang gambaran
penerapan asuhan keperawatan komunitas pada penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Petaling Kecamatan Mendo Barat sebagai upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada
upaya pelaksanaan kesehatan utama untuk memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan sehat dan produktif, maka metode yang dipilih adalah metode pendekatan
fenomenologi. Cara untuk menemukan penerapan asuhan keperawatan pada penderita
hipertensi maka peneliti harus mempelajari dari individu yang mengalaminya.

5. Populasi dan Sampel


Dalam jurnal tersebut, berdasarkan data kasus Hipertensi dari Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode 3 tahun terakhir yaitu pada tahun
2015 terdapat sebanyak 34.734, tahun 2016 sebanyak 38.245 dan tahun 2017 sebanyak
61892. Di Wilayah Kabupaten Bangka, data kasus hipertensi 20165 sebanyak 2.670
orang, tahun 2016 sebanyak 2.675 orang dan tahun 2017 sebanyak 5.696 orang. Dari
jumlah kasus Hipertensi di Kabupaten Bangka sebesar 5.696, hampir 47,4% penderitanya
berada di Wilayah Kerja Puskesmas Petaling Kecamatan Mendo Barat tahun 2017 yaitu
sebanyak 2.700 orang. Dari data kasus Hipertensi yang didapatkan di Puskesmas
Petaling, penerapan asuhan keperawatan komunitas yang di lakukan pada penderita
Hipertensi pada tahun 2016 yaitu sebanyak 25 Pasien, sedangkan di tahun 2017 dari
2.700 Penderita kasus Hipertensi yang dilakukan asuhan keperawatan komunitas itu
hanya sebesar 31 Pasien atau sebesar 1,1%. Berdasarkan pernyataan tersebut, populasi
jurnal penelitian yang digunakan yaitu penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Petaling Kecamatan Mendo Barat.
Dalam jurnal tersebut teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling, yaitu wawancara secara mendalam dengan menggunakan alat bantu
pedoman wawancara dan alat perekam. Teknik sampling purposif merupakan teknik
pengambilan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Biasanya teknik ini
digunakan untuk studi kasus yang dimana aspek dari kasus tunggal yang representatif
diamati dan dianalisis. Untuk menentukan siapa yang menjadi anggota sample, maka
peneliti harus benar-benar mengetahui dan beranggapan bahwa orang yang dipilihnya
dapat memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian.
Pada jurnal tersebut, sumber informan yang dipilih oleh peneliti sudah sesuai, yaitu
dengan menggunakan 2 perawat pelaksana, 2 orang penderita hipertensi dan 1 orang
pengelola PERKESMAS dan Kepala Puskesmas Petaling.

6. Instrumen dan pengukurannya


a. Instrument
Jenis instrument yang digunakan pada jurnal tersebut yaitu jenis
instrument wawancara dimana teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling yaitu wawancara secara mendalam dengan menggunakan alat
bantu pedoman wawancara dan alat perekam. Jumlah informan ada 6, yaitu 2
perawat pelaksana 2 orang penderita hipertensi, 1 orang pengelola PERKESMAS
dan kepala Puskesmas Petaling.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan P2, P3 dan Tn
BR mengenai penerapan asuhan keperawatan komunitas bahwa informan
mengatakan memang benar adanya penerapan asuhan keperawatan komunitas ini
yang mana penerapannya dengan melakukan kunjungan kerumah serta didukung
oleh dana dan ketersediaan alat yang cukup memadai.
Dari hasil wawancara dengan informan kunci dan informan pendukung
mengenai penerapan asuhan keperawatan komunitas dari segi pengkajian
didapatkan bahwa sebagian besar mengatakan yang mereka lakukan pada saat
pengkajian yaitu pengkajian di lakukan melalui wawancara, pengamatan
langsung, mengkaji data demografi, mengkaji hal-hal yang mempengaruhi status
kesehatan penderita, melakukan pemeriksaan fisik berupa memeriksa tekanan
darah, mengkaji keluhan.
Dari hasil wawancara mendalam dengan informan kunci dan pendukung
didapatkan bahwa penerapan asuhan keperawatan komunitas dari segi diagnosa
keperawatan pada penderita hipertensi yaitu dengan melakukan penetapan
diagnosa keperawatan yaitu berdasarkan permasalahan yang di temukan saat itu,
ataupun berdasarkan keluhan, status kesehatan pasien, diagnosa keperawatan yang
sering muncul yaitu nyeri akut.
Dari hasil wawancara mendalam yang didapatkan bahwa penerapan
asuhan keperawatan komunitas dari segi penerapan keperawatan pada penderita
hipertensi yaitu sebagian besar mengatakan bahwa cara yang dilakukan pada
perencanaan kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai
diagnosis keperawatan yaitu dengan menetapkan tujuan dari perencanaan yang di
buat, menetapkan upaya dari perencanaan / rencana yang akan di
implementasikan itu sendiri seperti apa.
Dari hasil wawancara mendalam dengan 2 Informan kunci dan pendukung
mengenai bagaimana cara yang digunakan pada saat melakukan implementasi
keperawatan pada penderita hipertensi yaitu bekerjasama dalam tim, melakukan
implementasi sesuai dengan perencanaan yang sudah Berdasarkan hasil
wawancara mendalam diatas dengan informan kunci dan informan pendukung
didapatkan hasil bahwa sebagian besar mengatakan fokus evaluasi dapat dilihat
dengan membandingkan antara proses dan keberhasilan tindakan ditetapkan.
b. Pengukuran
Hasil review pada jurnal ini tidak ditemukan penjelasan mengenai
pengukuran terkait dengan instrument diatas.

Anda mungkin juga menyukai