Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 1 No 2 April 2022

DETERMINAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA


MASYARAKAT KELUARAHAN KAPUAS KANAN HULU WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABBUPATEN SINTANG TAHUN 2022
Widya Utami1, Ria Damayanti2, Sunarti3
123
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya Sintang

Info Artikel Abstarak


Sejarah Artikel : Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
Diterima : dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan
6 September 2022 demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan manifestasi
Disetujui : pendarahan seperti uji tourniquet (rumple lead) positif, bintik-bintik merah di kulit
19 September 2022 (petekie) mimisan, gusi berdarah. Menurut WHO 2019 diperkirakan lebih dari 3,9
Dipublikasi :
10 Oktober 2022
milyar penduduk (lebih dari 40% populasi dunia) beresiko terinfeksi DBD. Tujuan
Penelitian : Untuk mengetahui determinan perilaku pencegahan DBD pada
Kata Kunci : : Perilaku masyarakat Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sungai
Pencegahan DBD, Durian. Metode : Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif menggunakan
pendidikan, metode pendekatan cross sectional, populasi penelitian ini seluruh KK di Keluarahan
pengetahuan, sikap, Kapuas Kanan Hulu sebanayak 3675 dan sampel sebanyak 96 responden. Hasil : ada
dukungan tenaga hubungan antara pendidikan dengan perilaku pencegahan DBD (p value = <0,001),
kesehatan, sanitasi dasar pengetahuan (p value = 0,001), sikap (p value = 0,015), dukungan tenaga kesehatan
(p value = 0,626), sanitasi lingkungan (p value = <0,001). Kesimpulan : terdapat
hubungan antara pendidikan, pengetahuan, sikap, duungan nakes, dan sanitasi
lingkungan terhadap perilaku pencegahan DBD pada masyarakat di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Sintang

DETERMINANTS OF BEHAVIOR FOR PREVENTION OF DENGUE HEART FEVER (DDB) IN


COMMUNITY OF KAPUAS RIGHT UPTD OUTSIDE THE WORKING AREA OF UPTD
DURIAN RIVER HEALTH CENTER, SINTANG REGENCY, 2022

Abstract

Kata Kunci : : DBD, Dengue Hemorrhagic Fever (DBD) is a disease caused by dengue virus infection which
Education, Knowledge, is transmitted through the bite of the Aedes mosquito. egypti which is characterized by
Attitude, Support of sudden fever, headache, back pain nata, nausea and bleeding manifestations such as a
Health Workers, positive tourniquet test (rumple lead), red spots on the skin (petechiae) nosebleeds,
Environmental bleeding gums. According to WHO 2019, estimates that more than 3.9 billion people
Sanitation (more than 40% of the world's population) are at risk DBD. Objectives: To determine
the determinants of dengue prevention behavior in the people of Kapuas Kanan Hulu
Village, the Working Area of UPTD Sungai Durian Health Center. Methods : This
research uses quantitative research using a cross sectional approach, the population of
this study were all households in Kapuas Kanan Hulu Village as many as 3675 and a
sample of 96 respondents. Result : There is a relationship between education and
behavior . DBD prevention (p value = <0.001), knowledge (p value = 0.001), attitude (p
value = 0.015), support for health workers (p value = 0.626), environmental sanitation
(p value = <0.001). Conclusion : There is a relationship between education, knowledge,

43
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 1 No 2 April 2022

attitudes, support from health workers, and environmental sanitation on the behavior of
preventing dengue fever in children community in the UPTD Working Area of Sungai
Durian Health Center, Sintang Regency.
Alamat Korespondensi :
Widya Utami
STIKes Kapuas Raya sintang tamiwidi025@gmail.com

Pendahuluan Setiap tahunnya seluruh kabupaten/kota


Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ada di provinsi ini selalu ada kasus
adalah penyakit yang disebabkan oleh DBD. Salah satu kabupaten yang endemis
infeksi virus dengue yang ditularkan melalui DBD di Kalimantan Barat adalah Kabupaten
gigitan nyamuk Aedes aegypti yang ditandai Sintang. Jumlah kasus DBD di Kabupaten
dengan demam mendadak, sakit kepala, Sintang pada tahun 2019 sebesar 231 kasus.
nyeri belakang bola mata, mual dan Puskesmas Sungai Durian merupakan
manifestasi pendarahan seperti uji tourniquet salah satu puskesmas di Kabupaten Sintang
(rumple lead) positif, bintik-bintik merah di yang selalu terjadi kasus DBD setiap
kulit (petekie) mimisan, gusi berdarah dan tahunnya. Bahkan dalam tiga tahun terakhir
lain sebagainya. Sampai saat ini, penyakit jumlah kasus DBD di wilayah kerja
Arbovirus khususnya DBD ini masih Puskesmas Sungai Durian selalu masuk
menjadi masalah kesehatan masyarakat dan dalam tiga besar kasus DBD tertinggi di
menimbulkan dampak sosial maupun Kabupaten Sintang. Jumlah kasus DBD di
ekonomi. Kerugian yang terjadi antara lain Puskesmas Sungai Durian tahun 2019
menimbulkan kepanikan dalam keluarga, sebanyak 26 kasus. Jumlah kasus ini
kematian anggota keluarga dan meningkat dari tahun sebelumnya yang
berkurangnya usia harapan hidup berjumlah 18 kasus. Kemudian pada tahun
masyarakat. 2021 kasus DBD mengalami penurunan
Menurut World Health Organization menjadi 18 kasus dari tahun 2019 yang
(2019), kasus DBD telah meningkat secara berjumlah 26 kasus. Selanjutnya pada tahun
drastis di seluruh dunia dalam beberapa 2022 kasus DBD juga mengalami
dekade terakhir. Diperkirakan lebih dari 3,9 peningkatan menjadi 22 kasus.
milyar penduduk (lebih dari 40% populasi Beberapa penelitian sebelumnya
dunia) beresiko terinfeksi DBD. Saat ini menyatakan bahwa faktor yang berhubungan
DBD menjadi penyakit endemik lebih dari dengan perilaku pencegahan DBD adalah
100 negara (WHO, 2019). faktor pengetahuan, sikap, dan pendidikan
Berdasarkan data kementerian responden. Hasil penelitian lainnya
kesehatan pada tahun 2018, diketahui menyatakan bahwa faktor dukungan petugas
jumlah kasus DBD sebanyak 65.602 terjadi kesehatan dengan perilaku pencegahan
di Indonesia. Kasus DBD di Indonesia DBD.
meningkat sebesar 110,55% pada tahun Berdasarkan latar belakang tersebut
2019 dengan jumlah kasus sebanyak diatas peniliti merasa perlu mengangkat
138.127 kasus. Kematian karena DBD pada masalah penelitian yang berjudul
tahun 2019 juga mengalami peningkatan “Determinan Perilaku Pencegahan Demam
dibandingkan tahun 2018 yaitu dari 467 Berdarah Dengue (DBD) Pada Masyarakat
menjadi 919 kematian. Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Wilayah
Kalimantan Barat merupakan salah satu Kerja UPTD Puskesmas Sungai Durian
provinsi di Indonesia yang endemis DBD. Tahun 2022”

44
Metode hasil penelitian yang bertujuan untuk
Jenis penelitian ini adalah penelitian menjelaskan atau mendeskripsikan variabel
dengan pendekatan kuantitatif. Desain yang telah diteliti.
penelitian yang akan digunakan adalah Analisis bivariat digunakan untuk
observasional analitik dengan rancangan melihat hubungan antara variabel dependent
studi Cross-Sectional yaitu suatu desain (perilaku pencegahan DBD) dan variabel
penelitian untuk mempelajari dinamika independent (pendidikan, pengetahuan,
korelasi antara faktor-faktor resiko dnegan sikap, dukungan tenaga kesehatan, sanitasi
efek, melalui cara pendekatan, obserasi atau lingkungan) apakah variabel tersebut
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat mempunyai hubungan yang signifikan atau
(point time approach). hubungan secara kebetulan. Dalam analisis
Populasi pada penelitian ini adalah ini digunakan uji chi square, uji signifikan
seluruh kepala keluarga (KK) di Kelurahan menggunakan batas kemaknaan α = 0,05
Kapuas Kanan Hulu, yaitu sebanyak 3675 dengan taraf signifikan 95%.
KK. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dari jumlah KK di Kelurahan Hasil Penelitian
Kapuas Kanan Hulu. Besar sampel dalam Berdasarkan pengumpulan data
penelitian ini dihitung dengan menggunakan primer yang dilakukan oleh peneliti dapat
rumus estimasi proporsi lemeshow (1997) disajikan data univariat perilaku pencegahan
dan diperoleh sebanyak 96 responden. DBD di Kelurahan Kapuas Kanan Hulu
Teknik yang digunakan dalam penentuan Wilayah Kerja UPTD Puskesemas Sungai
sampel/responden adalah proportional Durian Kabupaten Sintang Tahun 2022 yang
random sampling. Cara pengambilan sampel dapat di tabulasikan sebagai berikut :
dari anggota populasi secara acak. Tabel 1 Ditribusi Frekuensi Pencegahan
Dalam penelitian ini penulis DBD
menggunakan dua sumber data yaitu sumber Tindakan
data primer dan sumber data skunder. Data Pencegahan Frequency Percent
primer di peroleh dari hasil wawancara DBD
kuesioner kepada kepala keluraga. Tidak
60 62,5
Sedangkan data skunder di peroleh melalui Melakukan
berbagai sumber, mulai dari buku, jurnal Melakukan 36 37,5
online, artikel, berita dan penelitian terlebih 100
Total 96
dahulu sebagai penunjang data maupun
pelengkap data. Sumber : Data Primer 2022
Teknik analisi data yang digunakan Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa
dalam penelitian ini adalah analisis univariat dari 96 responden yang diteliti 62,5%
dan analisis bivariat. Analisis univariat yaitu diantaranya melakukan tindakan pencegahan
analisis dimana data yang telah terkumpul DBD, sedangkan yang tidak melakukan
disajikan dalam bentuk tabel frekuensi untuk tindakan pencegahan DBD presentasenya
masing-masing variabel yang diteliti. lebih rendah yaitu 37,5%.
Analisi univariat dilakukan pada variabel

45
Tabel 2. Hubungan umur, jenis kelamin, pengethauan, sikap dan kepatuhan menerapkan protokol
kesehatan dengan kejadian covid-19 pada lansia
Kejadian Covid-19 Total
Variabel Ya Tidak f % OR 95% CI P Value
f % f %
Pendidikan Rendah 38 80,85 9 19,15 47 100,0 3,6 0,000
(SD-SMP) (1,2 – 10,6)
Tinggi 22 40,9 27 55,1 49 100,0
(SMA-PT)
Pengetahuan Kurang Baik 51 71,83 20 28,17 71 100,0 4,5 0,001
Baik 9 36,0 16 64,0 25 100,0 (1,7 – 11,9)
Sikap Negatif 46 70,77 19 29,23 65 100,0 2,9 0,015
Positif 14 45,16 17 54,84 31 100,0 (1,2 – 7,1)
Dukungan Tidak 22 81,48 5 18,52 27 100,0 3,6 0,16
Tenaga Mendukung (1,2 – 10,58)
Kesehatan Mendukung 38 55,07 36 44,93 69 100,0
Sanitasi Dasar Kurang Baik 43 84,31 8 15,69 51 100,0 8,9 0,000
Baik 17 37,78 28 62,22 45 100,0 (3,4 – 23,3)
Sumber : Data Promer 2022
Tabel 2 Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Pencegahan DBD
P CI (Confidence
Pencegahan DBD Total OR
Pengetahuan Value Interval) 95%
Tidak Ya
n % n % n %
Kurang Baik 51 71,83 20 28,17 71 100 0,001 4,5 1,7 - 11,9
Baik 9 36,00 16 64,00 25 100
Total 60 62,50 36 37,50 96 100
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan pencegahan DBD dan pengetahuan kurang
bahwa responden yang tidak melakukan baik sebanyak 51 (71,83%), sedangkan yang
pencegahan DBD dan memiliki pendidikan berpengetahuan baik sebanyak 9(36,00%).
rendah (SD-SMP) sebanyak 44 (81,48%), Hasil uji statistik diperoleh p value =0,001
sedangkan yang memiliki pendidikan tinggi nilai p < 0,05 (α = 95%), berarti ada
(SMA-PT) sebanyak 16 (38,10%). Hasil uji hubungan signifikan antara pengetahuan
statistik diperoleh p value 0,00 nilai p < 0,05 dengan tindakan pencegahan DBD. Dari
(α = 95%), artinya ada hubungan signifikan hasil analisis diperoleh OR = 4,5 artinya
antara pendidikan dengan tindakan pengetahuan responden yang pengetahuan
pencegahan DBD. Dari hasil analisis kurang baik berisiko untuk tidak melakukan
diperoleh OR = 3,6 artinya responden yang sebesar 4,5 kali cendrung lebih banyak
pendidikan rendah (SD-SMP) berisiko untuk dibanding dengan responden yang memiliki
tidak melakukan tindakan pencegahan DBD pengetahuan baik dalam tindakan
sebesar 3,6 kali dibanding dengan pencegahan DBD.
pendidikan tinggi (SMA-PT) yang Berdasarkan tabel 1, menunjukkan
melakukan tindakan pencegahan DBD. bahwa responden yang tidak melakukan
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan pencegahan DBD dan memiliki sikap
bahwa responden yang tidak melakukan negatif sebanyak 46 (70,77%), sedangkan

46
yang memiliki sikap positif sebanyak 14 Pembahasan
(45,16%), Hasil uji statistik diperoleh p Hubungan Pendidikan dengan
value =0,015 nilai p < 0,05 (α = 95%), pencegahan DBD di Kelurahan Kapuas
berarti ada hubungan signifikan antara sikap Kanan Hulu Kabupaten Sintang Tahun
dengan tindakan pencegahan DBD. Dari 2022
hasil analisis diperoleh OR = 2,9 artinya Hasil penelitian ini menunjukkan
responden yang sikapnya negatif, berisiko bahwa responden yang tidak melakukan
untuk tidak melakukan tindakan pencegahan pencegahan DBD dan memiliki pendidikan
DBD sebesar 2,9 kali cendrung lebih banyak rendah (SD-SMP) sebanyak 44 (81,48%),
dibanding dengan responden yang memiliki sedangkan yang memiliki pendidikan tinggi
sifat positif dalam tindakan pencegahan (SMA-PT) sebanyak 16 (38,10%). Hasil uji
DBD. statistik diperoleh p value 0,000 nilai p <
Berdasarkan table 1, menunjukkan 0,05 (α = 95%), artinya ada hubungan
bahwa responden yang tidak melakukan signifikan antara pendidikan dengan
pencegahan DBD berpendapat tidak tindakan pencegahan DBD. Dari hasil
didukung dari tenaga kesehatan sebanyak 22 analisis diperoleh OR = 3,6 artinya
(81,48%), sedangkan yang mendapatkan responden yang pendidikan rendah (SD-
dukungan dari tenaga kesehatan sebanyak SMP) berisiko untuk tidak melakukan
38 (55,07%). Hasil uji statistik diperoleh p tindakan pencegahan DBD sebesar 3,6 kali
value =0,16, nilai p value > 0,05 (α = 95%), dibanding dengan pendidikan tinggi (SMA-
berarti ada tidak ada hubungan signifikan PT) yang melakukan tindakan pencegahan
antara dukungan tenaga kesehatan dengan DBD.
tindakan pencegahan DBD. Dari hasil Tingkat pendidikan dapat
analisis diperoleh OR = 3,6 artinya memberikan kemampuan seseorang untuk
responden yang mendapatkan dukungan memahami dan menyerap pengetahuan yang
tenaga Kesehatan berisiko tidak melakukan telah diberikan. Pada umumnya, pendidikan
tindakan pencegahan DBD sebesar 3,6 kali dapat memepengaruhi suatu proses
dengan mendapatkan dukungan tenaga pembelajaran, semakin tinggi tingkat
kesehatan dalam tindakan pencegahan DBD. pendidikan seseorang maka akan semakin
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan baik tingkat pengetahuan yang dimiliki.
bahwa responden yang tidak melakukan Pendidikan ibu rumah tangga sebagai subjek
pencegahan DBD dan melakukan sanitasi yang merawat rumah berkaitan dengan
dasar kurang baik sebanyak 43 (84,31%), pengetahuan vektor DBD (Danis-Lozano, et
sedangkan yang melakukan sanitasi dasar al., 2002). Pengetahuan tentang keberadaan
baik sebanyak 17 (37,78%). Hasil uji nyamuk di rumah tidak disertai dengan
statistik diperoleh p value 0,000 nilai p < pengetahuan dan pemahaman potensi
0,05 (α = 95%), berarti ada hubungan nyamuk sebagai vektor DBD. Hal itu
signifikan antara melakukan sanitasi dasar disebabkan oleh pendidikan yang rendah
dengan tindakan pencegahan DBD. Dari (Danis-Lozano, et al., 2002). Masyarakat
hasil analisis diperoleh OR = 8,9 artinya dengan pendidikan rendah cenderung
responden yang melakukan sanitasi dasar bersikap konservatif dalam berbagai bidang
kurang baik berisiko untuk tidak melakukan termasuk cara perawatan kesehatan.
tindakan pencegahan DBD sebesar 8,9 kali
dibanding dengan responden yang
melakukan sanitasi dasar baik dalam
tindakan pencegahan DBD.

47
Hubungan Pengetahuan dengan tindakan Menurut (Komariah & Nugroho,
pencegahan DBD di Wilayah Kerja 2019) pengetahuan seseorang biasanya
UPTD Puskesmas Sungai Durian diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
Kabupaten Sintang Tahun 2022 berbagai sumber misalnya media masa,
Hasil penelitian ini menunjukan media elektronik, buku petunjuk kesehatan,
bahwa yang tidak melakukan pencegahan media poster, kerabat dekat dan sebagainya.
DBD dengan pengetahuan kurang baik Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
sebanyak 51 (71,83%), sedangkan yang terjadi setelah penginderaan individu
berpengetahuan baik sebanyak 9(36,00%), terhadap suatu objek tertentu. Sebagian
sementara itu yang melakukan pencegahan besar pengetahuan manusia diperoleh
DBD dengan pengetahuan kurang baik melalui penglihatan dan pendengaran.
sebanyak 20 (28,17%), sedangkan yang Pengetahuan merupakan ranah kognitif
berpengetahuan baik sebanyak 16 (64,00%). dominan yang sangat penting dalam
Hasil uji statistik diperoleh p value =0,001 membentuk tindakan individu.
nilai p < 0,05 (α = 95%), berarti ada
hubungan signifikan antara pengetahuan Hubungan Sikap dengan tindakan
dengan tindakan pencegahan DBD. Dari pencegahan DBD di Kelurahan Kapuas
hasil analisis diperoleh OR = 4,5 artinya Kanan Hulu Wilayah Kerja UPTD
pengetahuan responden yang kurang baik Puskesmas Sungai Durian Kabupaten
yang tidak melakukan tindakan pencegahan Sintang Tahun 2022
DBD sebesar 4,5 kali banyak dibanding Hasil penelitian ini menunjukan
dengan pengetahuan baik yang melakukan bahwa yang tidak melakukan pencegahan
tindakan pencegahan DBD. DBD dengan memiliki sikap negatif
Hasil diatas sejalan dengan sebanyak 46 (70,77%), sedangkan yang
penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan memiliki sikap positif sebanyak 14
(2012), yang menyatakan bahwa ada (45,16%), sementara itu yang melakukan
hubungan antara tingkat pengetahuan pencegahan DBD dengan memiliki sikap
dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. negatif sebanyak 19 (29,23%), sedangkan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Nisya yang memiliki sikap positif sebanyak 17
Eka Puspitasari (2015) menyatakan bahwa 54,84%), Hasil uji statistik diperoleh p
ada hubungan antara pengetahuan dengan value =0,015 nilai p < 0,05 (α = 95%),
keberadaan jentik Aedes aegypti. Menurut berarti ada hubungan signifikan antara sikap
peneliti pengetahuan yang baik biasanya dengan tindakan pencegahan DBD. Dari
diperoleh dari pengalaman yang berasal dari hasil analisis diperoleh OR = 2,94 artinya
berbagai sumber salah satunya adalah media responden yang sikapnya negatif, tidak
sosial, ada juga dari lingkungan sekitar. Hal melakukan tindakan pencegahan DBD
ini sejalan dengan penelitian yang sebesar 2,94 kali cendrung lebih banyak
ditemukan oleh peneliti yang menunjukkan dibanding dengan responden yang memiliki
bahwa semakin baik pengetahuan sifat positif saat melakukan tindakan
masyarakat, maka semakin baik pula pencegahan DBD.
tindakan masyarakat dalam pencegahan Hasil ini sejalan dengan penelitian
DBD (Badrah Hidayah, 2011). Ada pula sebelumnya yang dilakukan oleh Nuryanti
pendapat dari peneliti lain (Herminingrum (2013) yang menyatakan bahwa ada
2011) menyampaikan bahwa faktor ekonomi hubungan antara sikap dengan keberadaan
dan faktor budaya juga dapat mempengaruhi jentik Aedes aegypti dimana p-value< 0,005
tindakan pencegahan DBD. (p = 0,0001). Hal ini juga sejalan dengan

48
penelitian Nisya Eka Puspitasari (2015) Menurut peneliti peran tenaga
menyatakan bahwa ada hubungan antara kesehatan terhadap perilaku responden
pengetahuan dengan keberadaan jentik dalam pencegahan DBD itu sangat penting.
Aedes aegypti. Dalam penelitian ini Salah satu peran tenaga kesehatan adalah
sebagian besar sikap responden negatif memotivasi perubahan masyarakat,
disebabkan karena kurangnya pengetahuan termasuk di dalamnya memilih beberapa
masyarakat mengenai pemberantasan sarang perubahan perilaku yang diharapkan untuk
nyamuk. Untuk itu masyarakat perlu diterapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat
meningkatkan pengetahuan mengenai dari peneliti lainnya, yaitu peran petugas
pentingnya mencegah Demam Berdarah kesehatan merupakan penguat atau
dengan melakukan PSN DBD. pendorong bagi masyarakat untuk
melakukan tindakan pencegahan DBD
Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
dengan pencegahan DBD di Kelurahan Adanya rangsangan dari luar
Kapuas Kanan Hulu Kabupaten Sintang (dukungan petugas kesehatan)
Tahun 2022 mempengaruhi perubahan perilaku
Berdasarkan hasil penelitian, seseorang. Kegiatan ataupun program yang
menunjukkan bahwa responden yang tidak rutin seperti fogging, pemeriksaan jentik
melakukan pencegahan DBD berpendapat secara berkala maupun pemberian abate
tidak didukung dari tenaga kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan
sebanyak 22 (81,48%), sedangkan yang dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD
mendapatkan dukungan dari tenaga dibantu oleh kader kesehatan dan tokoh
kesehatan sebanyak 38 (55,07%). Hasil uji masyarakat yang akan mempengaruhi
statistik diperoleh p value =0,16, nilai p terjadinya perubahan perilaku masyarakat
value > 0,05 (α = 95%), berarti ada tidak ada dalam melaksanakan PSN DBD.
hubungan signifikan antara dukungan tenaga Menurut (Harisnal, 2019) adanya
kesehatan dengan tindakan pencegahan sebagian responden yang menganggap
DBD. Dari hasil analisis diperoleh OR = 3,6 dukungan kader kurang aktif disebabkan
artinya responden yang mendapatkan karena kurang aktifnya kader dalam
dukungan tenaga Kesehatan berisiko tidak mengunjungi rumah-rumah masyarakat
melakukan tindakan pencegahan DBD untuk memberikan sosialisasi atau
sebesar 3,6 kali dengan mendapatkan penyuluhan, Pemeriksaan Jentik Berkala
dukungan tenaga kesehatan dalam tindakan (PJB), dan pemberian bubuk abate. Tetapi
pencegahan DBD. dukungan kader yang kurang aktif tersebut
Penelitian ini juga didukung oleh sangat berisiko terhadap kejadian DBD
penelitan Nuryanti dkk (2013) menyatakan dikarenakan masyarakat kurang
bahwa ada hubungan antara peran petugas mendapatkan pengalaman penyuluhan
kesehatan dalam pencegahan DBD yaitu tentang penyakit DBD dan pendampingan
memberikan edukasi untuk menerapkan 3 M kader dalam melaksanakan upaya
plus. Kemudian hasil penelitian ini juga pencegahan DBD.
sesuai dengan teori Lawrence Green bahwa
pencegahan DBD yang baik selain di Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan
pengaruhi oleh pengetahuan (Faktor pencegahan DBD di Kelurahan Kapuas
Predisposis) juga di pengaruhi oleh peran Kanan Hulu Kabupaten Sintang Tahun
petugas kesehatan sebagai faktor pendorong 2022
(Reinforsing Factor).

49
Berdasarkan hasil penelitian, Kabupaten Sintang Tahun 2022, dapat
menunjukkan bahwa responden yang tidak disimpulkan bahwa :
melakukan pencegahan DBD dan Ada hubungan antara pengetahuan
melakukan sanitasi dasar kurang baik dengan pencegahan DBD di Kelurahan
sebanyak 43 (84,31%), sedangkan yang Kapuas Kanan Hulu Wilayah Kerja UPTD
melakukan sanitasi dasar baik sebanyak 17 Puskesmas Sungai Durian Kabupaten
(37,78%). Hasil uji statistik diperoleh p Sintang tahun 2022 dengan p value = 0,001
value 0,000 nilai p < 0,05 (α = 95%), berarti nilai p < 0,05 (α = 95%). Dari hasil analisis
ada hubungan signifikan antara melakukan diperoleh OR = 4,533 artinya pengetahuan
sanitasi dasar dengan tindakan pencegahan responden yang kurang baik yang tidak
DBD. Dari hasil analisis diperoleh OR = 8,9 melakukan pencegahan DBD 4,533 kali
artinya responden yang melakukan sanitasi cenderung lebih banyak dari pengetahuan
dasar kurang baik berisiko untuk tidak baik yang melakukan pencegahan DBD.
melakukan tindakan pencegahan DBD Ada hubungan antara sikap dengan
sebesar 8,9 kali dibanding dengan responden pencegahan DBD di Kelurahan Kapuas
yang melakukan sanitasi dasar baik dalam Kanan Hulu Wilayah Kerja UPTD
tindakan pencegahan DBD. Puskesmas Sungai Durian Kabupaten
Ini sejalan dengan hasil penelitian Sintang tahun 2022 dengan p value = 0,015
Sugiarto (2015), bahwa ada hubungan antara nilai p < 0,05 (α = 95%), berarti ada
sarana sanitasi dasar rumah dan kebiasaan hubungan sikap dengan pencegahan DBD.
cuci tangan pakai sabun dengan kejadian Dari hasil analisis diperoleh OR = 2,94
diare di wilayah kerja Puskesmas Miri artinya sikap responden yang kurang baik
Kabupaten Sragen. Walaupun dalam yang tidak melakukan pencegahan DBD
penelitian Sugiarto tidak menyinggung 2,94 kali cenderung lebih banyak dari
tentang DBD, tetapi ia berpendapat pengetahuan baik yang melakukan
pentingnya masyarakat untuk menjaga pencegahan DBD
kebersihan rumah, seperti meyediakan Ada hubungan antara pendidikan
sarana air bersih, sarana pembuangan dengan pencegahan DBD di Kelurahan
kotoran, sarana pembuangan air limbah, dan Kapuas Kanan Hulu Wilayah Kerja UPTD
sarana pembuangan sampah. Puskesmas Sungai Durian Kabupaten
Menurut peneliti sanitasi lingkungan Sintang tahun 2022 dengan p value 0,000
adalah segala upaya untuk menjaga nilai p < 0,05 (α = 95%), berarti ada
lingkungan sekitar rumah kita agar tetap hubungan dukungan tenaga kesehatan
bersih, sehat, dan terjaga dari penyakit, salah dengan pencegahan DBD. Dari hasil analisis
satunya ialah penyakit DBD. Hal ini sejalan diperoleh OR = 3,6 artinya masyarakat yang
dengan penelitian dari (Echols, 2003) bahwa pendidikan tamatan SD-SMP yang tidak
sanitasi segala usaha yang dilakukan melakukan pencegahan DBD 3,6 kali
terhadap lingkungan yang dapat menjadi cenderung lebih banyak dari masyarakat
mata rantai suatu penyakit. pendidikan tamatan SMA-PT yang
melakukan pencegahan DBD.
Kesimpulan Ada hubungan antara dukungan
tenaga kesehatan dengan pencegahan DBD
Berdasarkan dari hasil penelitian di Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Wilayah
yang dilakukan terhadap Pencegahan DBD Kerja UPTD Puskesmas Sungai Durian
di Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Wilayah Kabupaten Sintang tahun 2022 dengan p
Kerja UPTD Puskesmas Sungai Durian value =0,16, nilai p value > 0,05 (α = 95%),

50
berarti ada tidak ada hubungan dukungan diakses pada 11 September 2022,
tenaga kesehatan dengan pencegahan DBD. (http://www.scielo.org.mx/).
Dari hasil analisis diperoleh OR = 3,6 3. Harisnal. (2019). Faktor-Faktor yang
artinya dukungan tenaga kesehatan terhadap Berhubungan dengan Kejadian Demam
pencegahan DBD 3,6 kali cenderung tidak Berdarah Dengue (DBD) DI Kelurahan
mendukung pencegahan DBD. Campago Ipuh Kota Bukit Tinggi Tahun
Ada hubungan antara sanitasi 2018. Menara Ilmu, XIII(6), 80–88.
lingkungan dengan pencegahan DBD di 4. Herminingrum, I.Y., Maliya, A. (2011).
Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Wilayah Hubungan Antara Tingkat Pencegahan
Kerja UPTD puskesmas Sungai Durian Masyarakat Tentang Penyakit DBD
Kabupaten Sintang Tahun 2022 dengan p Dengan Upaya Pencegahan DBD Di
value 0,000 nilai p < 0,05 (α = 95%), berarti Desa Sukorejo Musuk Boyolali. Artikel
ada hubungan sanitasi lingkungan dengan Penelitian Fakultas Ilmu Kesehatan
pencegahan DBD. Dari hasil analisis Universitas Muhammadiyah Surakarta,
diperoleh OR = 8,9 artinya sanitasi 10-17.
lingkungan yang kurang baik yang dimiliki 5. Kurniawan, A. W. (2012). Aplikasi
oleh responden terhadap pencegahan DBD Sistem Pendukung Keputusan
8,9 kali cenderung lebih banyak Penentuan Harga Pokok Penjualan
dibandingkan responden yang memillki HPP Dengan Metode Average.
sanitasi lingkungan yang baik terhadap Techno.com, 11, pp. 12–17
pencegahan DBD. 6. Komariah, Siti dan Hary Nugroho.
(2019). Hubungan Pengetahuan, Usia
Ucapan Terima Kasih Dan Paritas Dengan Kejadian
Ucapan terima kasih kami sampaikan Komplikasi Kehamilan Pada Ibu Hamil
kepada pihak UPTD Puskesmasi Sungai Trimester III di Rumah Sakit Ibu dan
Durian, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu dan Anak Aisyiyah Samarinda. Jurnal
Lansia yang sudah bersedia berkerjasma Keseharan Masyarakat. Vol 5 No 2.
dalam kegiatan penelitian serta pihak lain 7. Nasya, E. P. (2015). Hubungan Antara
baik secara langsung maupun tidak langsung Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi
yang telah memeberikan dukungan untuk Dengan Pemberantasan Sarang
penelitian ini. Nyamuk Di Desa Kudu Baki Sukoharjo.
(Skripsi) Universitas Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA Surakarta.
1. Badrah dan Hidayah. (2011). Hubungan 8. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
Antara Tempat Perindukan Nyamuk Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
Aedes aehypti dengan Kasus Demam Jakarta: Rineka Cipta.
Berdarah Dengue di Kelurahan 9. Nurhayati dkk.(2013).Konsep
Penajam Kecamatan Penajam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Kabupaten Penajam Pasar Utara. Trop 10. Sugiarto, K.T. (2015). Hubungan
Pharm, Vol 1. No 2. Antara Sarana Sanitasi Dasar Rumah
2. Danis-Lozano, R., Mario H. Rodríguez, Dan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai
Mauricio Hernández-Avila, (2002), Sabun Dengan Kejadian Diare Di
Gender-related Family Head Schooling Wilayah Kerja Puskesmas Miri
and Aedes aegypti Larval Breeding Risk Kabupaten Sragen. (Skripsi).
in Southern Mexico, (Online), Salud Universitas Negeri Semarang
Pública de México, Vol. 44, No. 3,

51

Anda mungkin juga menyukai