Pembimbing:
Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas journal reading yang berjudul “Hipertensi
Gestasional” pada stase Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik. Terima kasih kepada dr. Marwan Indamirsah, M.Ked(OG), Sp. OG(K), selaku
pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB IPENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang ............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2
2.1. Definisi ....................................................................................... 2
2.2. Epidemiologi............................................................................... 2
2.3. Faktor Risiko .............................................................................. 2
2.4. Etiologi dan Patofisiologi ........................................................... 3
2.5. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan .................................... 7
2.6. Diagnosis dan Gejala Klinis Hipertensi Gestasional .................. 8
2.7. Pemeriksaan Penunjang .............................................................. 9
2.8. Penatalaksaan Hipertensi Dalam Kehamilan .............................. 11
2.9. Komplikasi .................................................................................. 18
iii
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum dan merupakan salah
satu dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan, selain perdarahan dan infeksi, dan juga
banyak memberikan kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Pada tahun 2001,
menurut National Center for Health Statistics, hipertensi gestasional telah diidentifikasi pada
150.000 wanita, atau 3,7% kehamilan. Selain itu, Berg dan kawan-kawan (2003) melaporkan
bahwa hampir 16% dari 3.201 kematian yang berhubungan dengan kehamilan di Amerika
Serikat dari tahun 1991 - 1997 adalah akibat dari komplikasi-komplikasi hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan.1
Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif selama beberapa dekade, hipertensi
yang dapat menyebabkan atau memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah yang belum
terpecahkan.1 Secara umum, hipertensi gestasional adalah tekanan darah sistol minimal 140
mmHg dan/atau tekanan darah diastol paling rendah 90 mmHgpaling tidak pada dua kali
pengukuran dengan rentang waktu 4-6jam seteah usia kehamilan 20 minggu pada wanita
dengan tekanan darah yang normal sebelum kehamilan dan sebelum usia kehamilan 20
minggu.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipertensi gestasional adalah tekanan darah sistol minimal 140 mmHg
dan/atau tekanan darah diastol paling rendah 90 mmHg paling tidak pada dua kali
pengukuran dengan rentang waktu 4-6jam seteah usia kehamilan 20 minggu pada
wanita dengan tekanan darah yang normal sebelum kehamilan dan sebelum usia
kehamilan 20 minggu.2
2.2 Epidemiologi
Studi epidemiogi di Amerika Serikat pada tahun 1995-2004 menunjukkan
bahwa hipertensi gestasional dan preeklamsia merupakan kondisi hipertensi yang
paling sering terdiagnosa.14
Sebuah penelitian yang dilakukan di India terhadap 1330 wanita hamil yang
mengunjungi departemen obstetri menunjukkan bahwa prevalensi gangguan
hipertensi adalah sebanyak 7.8% dengan prevalensi hipertensi gestasional adalah
sebesar 1.5% dan prevalensi preeklamsi adalah 5.6%.15
Pada tahun 2001, menurut National Center for Health Statistics, hipertensi
gestasional telah diidentifikasi pada 150.000 wanita, atau 3,7% kehamilan.1
Riset di Indonesia tahun 2007 didapati 8.341 wanita hamil dan yang hipertensi
sebanyak 1.062 orang (12,7%). Dari 1062 ditemukan sekitar 125 orang yang
hipertensi sebelum hamil (11,8%) dari hasil wawancara. Prevalensi hipertensi pada
ibu hamil tertinggi terdapat di Prov. Sumatera Selatan (18,0%) dan tidak ditemukan
ibu hamil di Provinsi Sulawesi Tengah. Diperoleh ada hubungan antara usia,
pendidikan serta wilayah tempat tinggal dengan peningkatan hipertensi pada ibu
hamil.
5
2. Hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengganggu pertukaran nutrisi pada
janin dan dapat membahayakan ginjal janin.
3. Hipertensi dapat menurunkan produksi jumlah urin janin sebelum lahir.
Padahal,urin janin merupakan cairan penting untuk pembentukan amnion,sehingga
dapat terjadi oligohydromnion.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jeals.
Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
diantaranya yang banyak dianut adalah :
Tidak terjadi invasi trofoblast pada lapisan otot a. spiralis dan jar. matriks sekitar
A. spiralis vasokontriksi
RH merusak memb. sel yang mengandung banyak as. lemak tak jenuh
Vasokontriksi PD
↑ TD
9
Wanita hamil dengan hipertensi secara luas dapat dibagi menjadi 3 kategori
yaitu hipertensi kronis, hipertensi non-proteinuri (kadang dikenal sebagai pregnancy-
induced hypertension), dan pre-eklamsi. Menurut The International Society for the
Study of Hypertension in Pregnancy (ISSHP) klasifikasi hipertensi pada wanita hamil
dibagi menjadi :
4. Eklampsia.7
1. Hipertensi gestasional
2. Preeklamsi
3. Eklamsi
4. Preeklamsisuperimposed pada hipertensi kronis
5. Hipertensi kronis.1,3,8,9,10,11
10
- Mungkin ada gejala preeklampsia lain yang timbul, contohnya nyeri epigastrium
atau trombositopenia.1
Pemeriksaan Hematologi
1. Volume plasma
Pada keadaan hipertensi dalam kehamilan terjadinya penurunan volume
plasma sesuai dengan beratnya penyakit. Terjadinya penurunan volume plasma
sebesar 30%-40% dari nilai normal, bahkan ada beberapa peneliti yang melaporkan
terjadinya penurunan volume plasma jauh sebelum munculnya manifestasi klinik
hipertensi. Volume plasma diukur dengan cara : penderita tidur posisi miring ke kiri
selama 30 menit, diambil 10 cc darah kemudian tambahkan dengan 3 ml Evans dye
blue selanjutnya dicampur dengan 10 ml NaCL. Setiap 10 menit diambil darah
untuk 3 sampel kemudian disentrifus untuk memisahkan serum. Sampel darah
kemudian dibandingkan dengan serum kontrol yang mempunyai ukuran 620 nm,
dengan mempergunakan spektofotometer Beckman Acta C III. Hasil yang didapat
dimasukkan ke dalam rumus:
Ultrasonografi
Penentuan letak plasenta ini dilakukan dengan pemeriksaan USG real time.
Dikatakan bahwa bila plasenta terletak unilateral maka arteri uterina yang terdekat
dengan plasenta mempunyai tahanan yang lebih rendah dibandingkan dengan
yang lainnya, sedang pada plasenta letak sentral tahanan kedua arteri tersebut
sama besarnya. Pada tahanan yang lebih besar tersebut dapat menurunkan aliran
darah uteroplasenter yang merupakan salah satu kelainan dasar pada
preeklampsia. Terjadinya hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu
mekanisme kompensasi untuk meningkatkan aliran darah uterus yang disebabkan
oleh iskemia.20
1. Farmakologi
Kehamilan yang disertai komplikasi hipertensi gestasional diterapi sesuai
dengan tingkat keparahan, usia gestasi, dan ada atau tidaknya proteinuria.21
Pengobatan hipertensi gestasional dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu hipertensi ringan,
hipertensi sedang, dan hipertensi berat. Tatalaksana hipertensi gestasional dimulai
saat antenatal care, intrapartum care, maupun postpartum care. Penurunan
hipertensi pada kehamilan tidak boleh lebih dari 15-25% karena akan membahayakan
perfusi dan oksigenasi pada janin. Target penurunan tekanan darah pada ibu hamil
yaitu sistolik 120-160 mmHg dan diastolik 80-105 mmHg.
14
15
16
b. Hipertensi berat
Wanita dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 110 mmHg
dikategorikan sebagai hipertensi berat. Tekanan darah sistolik > 170 mmHg dengan
atau tanpa diastolik > 110 mmHg dianggap sebagai hipertensi dengan
kegawatdaruratan. Target penurunan tekanan darah pada hipertensi berat yaitu sistolik
130-150 mmHg dan diastolik 80-90 mmHg, penurunan ini harus dilakukan secara
bertahap .22 Akibat dari kontraksi pada sirkulasi plasma, ibu hamil akan sangat sensitif
19
terhadap obat obat hipertensi maupun diuretik dengan dosis kecil. Tindakan untuk
menghentikan tekanan darah yang tinggi pada ibu hamil dan menurunkan resiko
terjadinya komplikasi perdarahan serebral pada ibu hamil hanya bisa dilakukan
dengan terminasi kehamilan. Hydralazin, labetolol atau nifedipin dapat diberikan pada
ibu hamil dengan tekanan darah tinggi untuk memanajemen tekanan darahnya.23
2.9 Komplikasi
Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab utama dari mortalitas dan
morbiditas maternal maupun fetal. Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab paling
sering terjadinya kematian di India, China, Amerika maupun Eropa.25 Peluang terjadinya
komplikasi pada hipertensi kehamilan lebih besar jika onset pada awal kehamilan (kehamilan
< 32 minggu) dibandingkan dengan onset pada akhir kehamilan. Komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu dengan hipertensi gestasional yaitu terjadinya sindrom HELLP (Haemolysisi
Elevated Liver Enzym Low Platelete Count), struk hemoragik, eklampsia, enselofati hiertensi,
perdarahan cerebrovaskular, gagal jantung kongestif, edema pulmo, disfungsi sistem saraf
pusat , hepatocellular injury, trombositopenia, dan DIC (Acute Disseminated Intravascular
Coagulation). Komplikasi yang mungkin terjadi pada fetal dengan ibu hipertensi gestasional
yaitu IUGR (Intra Uterine Growth Restriction), Small of gestasional age (SGA), berat badan
bayi lahir rendah, dan kematian perinatal.26
BABIII
KESIMPULAN
Hipertensi gestasional adalah tekanan darah sistol minimal 140 mmHg dan/atau
tekanan darah diastol paling rendah 90 mmHg paling tidak pada dua kali pengukuran dengan
rentang waktu 4-6jam seteah usia kehamilan 20 minggu pada wanita dengan tekanan darah
yang normal sebelum kehamilan dan sebelum usia kehamilan 20 minggu.2
Selain itu, meskipun merokok selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai hal
yang merugikan, ironisnya merokok telah dihubungkan secara konsisten dengan risiko
hipertensi yang menurun selama kehamilan.1 Wanita yang merokok sebelum kehamilan dan
ketiga trimester memiliki risiko GH yang berkurang dibandingkan dengan yang bukan
perokok, sementara perokok yang melaporkan berhenti sebelum kehamilan mengalami
peningkatan risiko hipertensi gestasional.16
19
Kehamilan yang disertai komplikasi hipertensi gestasional diterapi sesuai dengan
tingkat keparahan, usia gestasi, dan ada atau tidaknya proteinuria.21 Pengobatan hipertensi
gestasional dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan
hipertensi berat. Tatalaksana hipertensi gestasional dimulai saat antenatal care, intrapartum
care, maupun postpartum care. Penurunan hipertensi pada kehamilan tidak boleh lebih dari
15-25% karena akan membahayakan perfusi dan oksigenasi pada janin. Target penurunan
tekanan darah pada ibu hamil yaitu sistolik 120-160 mmHg dan diastolik 80-105 mmHg.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
13. August P, Management of Hypertension in Pregnancy, 2009, diakses tanggal 24
Oktober 2009, dari http : //www.uptodate.com/patients/content/topic
14. Kintiraki E, Papakatsika S, Kotronis G, Goulis D, Kotsis V. Pregnancy-Induced
hypertension. HORMONES. 2015;14(2):211-223.
15. Sajith M et al. Incidence of Pregnancy Induced Hypertension and Prescription Pattern
of Antihypertensive Drugs In Pregnancy. 2014: 5(4)
16. Wang X, Lee N, Burstyn I. Maternal smoking and gestational hypertension:
Heterogeneous effect by timing of the exposure. Pregnancy Hypertension.
2019;15:123-129.
17. Sultana N. Pregnancy Induced Hypertension and Associated Factors among Pregnant
Women. Journal of Gynecology and Womens Health. 2017;3(5).
18. Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam
kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua puluh minggu (Sujiyatini,
2009)
19. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta.
20. Sibai B, Diagnosis, Prevention, and Management of Eclampsia, 18 November 2004,
diakses tanggal 24 Oktober 2009, dari http : //www.greenjournal.org
21. Cunningham, F Gary. et all. 2010. Obstetri Williams 23rd ed. USA : The McGrawHill
Companies, Inc.
22. Stoelting, R.K. dan Hillier, S.C., 2006. Nonbarbiturate intravenous anesthetic drugs.
In B. Brown & F. Murphy, (eds). Pharmacology and pfysiology in anesthetic practice.
4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Ch. 1. p. 276-88.
23. Piercy, N., dan James, P. 2014. Hypertension : Management of Hypertension before,
during and after pregnancy. Heart. 90:1499-1504.
24. National Collaborating centre for Women’s and Children Health.2011.NICE Clinical
Guide : Hypertension in Pregnancy the management of hypertensive disorder during
pregnancy.
25. World Health Organization, 2011 WHO Recommendations for prevention and
treatment of pre-eclampsia and eclampsia
26. Kintiraki, E., Papakatsika, S., Kotronis, G., Goulis, D., dan Kotsis. 2015. Unit of
reproductive endocrinology and human reproduction: Pregnancy Induced
Hypertension. HORMONES 14(2) : 211-223NI
22