SKIZOFRENIA PARANOID
Dokter Penguji
dr. Salikur Kartono, Sp. KJ, M. Biomed
dr. Agung Frijanto, Sp.KJ, MH
Disusun Oleh :
Gabriel
Puji dan syukur penulis hanturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
nikmat, serta hidayah-Nya dalam penulisan Laporan Kasus Ujian ini yang berjudul
“Skizofrenia Paranoid” dapat terselesaikan dengan baik.
Terimakasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada dr. Salikur Kartono, Sp.
KJ, M.Biomed dan dr.Agung Frijanto, Sp.KJ, MH selaku penguji kepaniteraan klinik RSJ
dr.Soeharto Heerdjan yang telah memberikan kesempatan dan waktunya serta para konsulen
dan staf yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu saya untuk memperoleh
banyak pengalaman dan ilmu selama mengikuti stase jiwa di tempat ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan kasus ujian ini,, oleh
karena itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya dan kritik yang bersifat membangun sangat saya
nantikan dengan hati yang lapang. Semoga laporan kasus ujian yang disusun penulis ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Gabriel
2
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Gabriel H
NIM :
Laporan kasus ini telah dikoreksi dan direvisi oleh penguji sebagai syarat yang
diperlukan untuk kelulusan kepaniteraan klinik Psikiatri Program Studi Profesi Dokter
Umum Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana.
Penguji,
dr. Salikur Kartono, Sp. KJ, M. Biomed dr. Agung Frijanto, Sp.KJ, MH
Ditetapkan di : Jakarta
Status Psikiatri
3
Nama : Gabriel NIM :
Dokter Penguji : Tanda Tangan:
dr. Salikur Kartono, Sp. KJ, M. Biomed
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Tempat/Tgl. lahir : Jakarta, 19 Juni 1981 (39 Tahun)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status perkawinan : Menikah
Bangsa/Suku : Jawa
Alamat : Cibodas, Kota Tangerang, Banten
Masuk RS tanggal : 27 Mei 2021
Ruang perawatan : Bangsal Merak
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar ibu kandung
II.RIWAYAT PSIKIARTIK
Autoanamnesis :
Tanggal 4 Juni 2021, pukul 17.00 WIB, di bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan
Tanggal 5 Juni 2021 pukul 10.40 WIB, di bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan
Tanggal 7 Juni 2021 pukul. 14.45 WIB, di bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan
Tanggal 8 Juni 2021 pukul 14.45 WIB, di bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan
4
Alloanamnesis :
Tanggal 5 Juni 2021, pukul 19.15 WIB melalui sambungan telepon dilakukan
alloanamnesis dengan ibu pasien (tinggal bersama pasien).
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar oleh ibunya karena mengamuk dengan orang sekitarnya sebelum
masuk rumah sakit.
5
kondisi pasien yang semakin memberat, sehingga ibu pasien membawa pasien untuk
melakukan pengobatan dan perawatan di RSJSH saat ini.
Pasien merasa
bisikan bertambah
Pasien semakin
intens, mulai
mencurigai orang
terdengar suara
lain.
wanita dan anak-
anak yang
Pasien mulai
membicarakan
mendengar suara
dirinya.
bisikan di
Gejala
telinganya
Keterangan :
6
2018 : Pasien mulai mendegar suara bisikan ditelinga pasien memanggil
namanya.
2019 : Pasien merasa bisikan bertambah intens, mulai terdengar suara wanita
dan anak-anak yang membicarakan hal-hal yang tidak baik tentang dirinya.
2021 : Pasien semakin mencurigai orang lain dan berpikir bahwa ada orang
yang ingin membuat hidupnya tidak tenang dan celaka. Sehingga pasien
terkadang mengamuk tanpa sebab yang jelas.
4. Riwayat Pendidikan
7
Menurut pasien dan keluarganya, nilai pasien saat masih dibangku sekolah cukup
baik walaupun sempat tidak naik kelas yang menyebabkan dirinya lulus terlambat 1
tahun.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja ditoko salah satu adik ibunya, namun sudah 3 tahun tidak
bekerja karena toko sepi. Pasien sudah berusaha mencari pekerjaan namun tidak
pernah mendapatkan panggilan. Pasien merasa bersalah kepada keluarganya karena
tidak memiliki penghasilan yang tetap.
7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien sudah menikah namun belum memiliki anak.
Pasien merupakan anak kedua dari 2 saudara. Saat ini pasien tinggal dengan istri, ibu pasien,
kakak pasien, beserta adik paling kecil dari ibu pasien yang sudah menikah dan memiliki 2 anak
laki-laki. Dikeluarga tidak ada yang memiliki gejala yang serupa ataupun riwayat gangguan jiwa.
8
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Pasien
Meninggal
Tinggal Bersama
9
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : kompos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tidak Terganggu
3. Perilaku dan psikomotor :
a. Sebelum wawancara : pasien sedang dalam posisi duduk
b. Selama wawancara : pasien duduk dengan tenang didepan pemeriksa,
dan sesekali melihat keatas saat diajak bicara. Tidak ada perlambatan
gerakan, kejang. Semua pertanyaan dijawab dengan cukup baik oleh
pasien.
c. Sesudah wawancara : pasien mengucapkan terima kasih dan mengakhiri
percakapan.
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
5. Pembicaraan :
Cara berbicara : Spontan, volume cukup keras, artikulasi jelas, intonasi cukup.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : Eutimia
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
d. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Cukup Ide
b. Kontinuitas : Koheren
10
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Waham : (+) Rujukan (delusion of reference)
b. Preokupasi : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. FUNGSI INTELEKTUAL
Daya Ingat
Jangka Pendek Baik (Pasien mengingat sudah makan pagi & siang, dan
mengingat menu apa saja yang dimakan)
11
dokter muda)
f. PENGENDALIAN IMPULS
Baik karena selama wawancara pasien tampak tenang dan kooperatif
g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Terganggu (pasien tidak mau bersosialisasi)
2. Uji daya nilai : Baik (pasien mengembalikan dompet yang ia temui dijalan)
3. Daya nilai realitas : Terganggu
h. TILIKAN
Derajat 1 pasien menyangkal akan penyakitnya.
i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya Pasien dapat menceritakan apa yang ia rasakan dan terbuka seakan–
akan memang hal itu yang ia rasakan.
A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum: Baik
12
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital:
o Tekanan darah : 130/90
o Nadi : 88 x/menit
o Suhu : 360C
o Pernapasan : 18 x/menit
Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal
Kepala : normosefal, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah rontok
Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga: normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
13
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+2)
Ekstremitas: akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik, vulnus laseratum di lengan
atas dextra.
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting tremor (-),
distonia (-), tardive diskinesia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Serologi SARS–CoV–2 : Negatif (—)
Rencana pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan : foto thorax, pemeriksaan darah rutin,
gula darah sewaktu, fungsi elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi hati.
Pasien laki-laki berusia 39 tahun datang ke IGD RSJSH diantar oleh ibunya
dikarenakan pasien mengamuk dengan orang sekitar SMRS. Perilaku mengamuk dengan
orang sekitar tanpa sebab muncul sejak beberapa bulan sebelum masuk rumah sakit. Sejak 3
tahun lalu sering mendengar bisikan-bisikan seperti memanggil namanya, bisikan mulai
bertambah banyak dan intens sejak ± 2 tahun yang lalu, seperti mulai mendengar suara
wanita dan anak-anak yang sedang membicarakan hal-hal yang tidak baik tentang dirinya,
semenjak itu pasien mulai mengurung diri dan tidak mau bersosialisasi dengan sekitarnya.
Sekitar 1 tahun terakhir, keluarga mulai merasa kecurigan pasien sangat berlebihan, karena
pasien berpikir bahwa ada orang yang ingin membuat hidupnya tidak tenang dan celaka,
14
sehingga pasien mudah mengamuk tanpa sebab. Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
Melihat kondisi pasien yang semakin memberat, sehingga ibu pasien membawa pasien untuk
melakukan pengobatan dan perawatan di RSJSH saat ini.
GAF HLPY : 60 – 51
15
4. Diagnosis kerja adalah F 20.0 Skizofrenia Paranoid karena :
a. Adanya kriteria umum diagnosis skizofrenia.
b. Sebagai tambahan:
-Halusinasi dan waham harus menonjol;
1. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentul verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
2. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual, atau lain-
lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
3. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity
(delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas.
- Gangguan afektif, dorongan kehendakan, dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relative tidak nyata/tidak menonjol.
16
IX. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ada
2. Psikiatrik : Mengurung diri, curiga terhadap orang lain, mudah mengamuk
3. Sosial/keluarga : Masalah pekerjaan pasien sudah 3 tahun tidak bekerja.
X. TERAPI
- Rawat Inap
Indikasi: Untuk melatih mengontrol emosi pasien dan mengatasi gejala
skizofrenia.
- Medikamentosa:
Oral:
Risperidone 2 x 2 mg PO
Alasan pemberian Risperidon merupakan salah satu first-line treatment pada
pasien dengan gejala psikosis. Risperidon merupakan obat antipsikotik
generasi II atau antipsikotik atipikal yang bekerja sebagai antagonis reseptor
serotonin (terutama 5HT2A) dan reseptor dopamine D2. Risperidon dapat
digunakan untuk mengobati gejala positif dan negatif karena risperidon
mempunyai aktivitas yang tinggi pada reseptor serotonin 5HT2 yang dapat
digunakan untuk mengobati gejala negatif. Aktivitas risperidon sebagai
antagonis reseptor D2 tidak terlalu kuat sehingga efek samping pada
ekstrapiramidal rendah.
Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien,
rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai aturan
dan datang kontrol ke poli.
Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu
keadaan pasien.
17
Psikoterapi
XI. PROGNOSIS
- Quo vitam : Dubia ad bonam (tidak ada tanda gangguan mental organik).
- Quo functionam : Dubia ad bonam (selama pasien meminum obat dengan dosis
yang tepat, pasien dapat kembali seperti semula)
- Quo sanationam : Dubia ad bonam (pasien dapat terkontrol, jika meminum obat
teratur dan adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar)
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
18
Pasien dapat tenang,
tidur dengan pembicaraan
nyenyak dan volume jelas, mood
nafsu makan eutimia, afek luas,
baik karena produktivitas cukup
dapat ide, koheren, isi
menghabiskan pikiran waham (+),
makan tanpa persepsi halusinasi
sisa (-)
19
8 Juni Pasien merasa Pasien menggunakan Aksis 1: Risperidone
2021 lebih tenang seragam ruangan F.20.0 Skizofrenia 2x2 mg PO
dan sudah dari RSJSH Paranoid
dapat Tanda-tanda vital Aksis II:
mengontrol Tekanan Darah : Tidak ada
emosinya. 128/82 Aksis III:
Pasien Frekuensi nadi : Tidak ada
mengatakan 88x/menit Aksis IV:
dia masih Frekuensi nafas : Masalah Pekerjaan
curiga terhadap 20x/menit Aksis V:
keluarganya Suhu: 36,6C GAF Current 50-41
dirumah Pasien tampak
Pasien dapat tidur tenang,
dengan pembicaraan
nyenyak dan volume jelas, mood
nafsu makan eutimia, afek luas,
baik karena produktivitas cukup
dapat ide, koheren, isi
menghabiskan pikiran waham (+),
makan tanpa persepsi halusinasi
sisa (-)
20