Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Jiwa RSJ Soeharto Heerdjan
FK UPN “Veteran” Jakarta
Periode 5 April – 1 Mei 2021
PPDGJ – III: Gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif
a. Narkotika Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau utk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan.
c. Narkotika golongan III
Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang susuan syaraf
pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan
yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Psikotropika Golongan 1 → potensi yang tinggi menyebabkan kecanduan. Jenis obat ini tidak untuk pengobatan, melainkan
hanya sebagai pengetahuan saja. Contoh dari psikotropika golongan 1 diantaranya adalah LSD, DOM, Ekstasi, dan lain-lain
yang secara keseluruhan jumlahnya ada 14. Efek : halusinasi serta merubah perasaan secara drastis. Efek buruk dari
penyalahgunaannya bisa menimbulkan kecanduan yang mengarah pada kematian jika sudah mencapai level parah.
Psikotropika Golongan 2 → risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak separah golongan 1. Pemakaian obat-obatan
ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Contoh → Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin, Fenetilin, dan
zat lainnya yang total jumlahnya ada 14.
Psikotropika Golongan 3 → efek kecanduan sedang. Jika dipakai dengan dosis berlebih → kerja sistem juga akan menurun
secara drastis. Contoh → Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain yang jumlah totalnya ada 9 jenis
Psikotropika Golongan 4 → risiko kecanduan kecil. Penyalahgunaan cukup tinggi. Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan
mudah ditemukan dan sering dikonsumsi sembarangan. Adapun contoh dari golongan 4 diantaranya adalah Lexotan, Pil Koplo,
Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat tidur, Diazepam, Nitrazepam, dan zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.
Adiksi / Ketergantungan
Adiksi berasal dari Bahasa Inggris addiction yang berarti ketagihan atau kecanduan.
Adiksi membuat seseorang baik secara fisik maupun psikologis mengurangi kapasitasnya
sebagai manusia untuk berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga membuatnya mengalami
perubahan perilaku, menjadi obsesif kompulsif (dalam penggunaan zat), dengan demikian
mengganggu hubungannya dengan orang lain.
Penggunaan kompulsif
• Faktor
lingkunga
n
Ketergantungan • Genetik
• Stres
Putus Zat
Pemulihan
Kriteria Adiksi Menurut PPDGJ-III
F1x.2 Sindrom Ketergantungan
Diagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika ditemukan 3 atau lebih gejala dibawah ini
yang dialami dalam masa 1 tahun sebelumnya:
a. Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi) untuk menggunakan zat
psikoaktif;
b. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, termasuk sejak mulainya, usaha
penghentian, atau pada tingkat sedang menggunakan;
c. Keadaan putus zat secara fisiologis (lihat F1x.3 atau F1x.4) ketika penghentian penggunaan zat
atau pengurangan, terbukti dengan adanya gejala putus zat yang khas, atau orang tersebut
menggunakann zat atau golongan zat yg sejenis dgn tujuan untuk menghilangkan atau menghindari
terjadinya gejala putus zat.
Kriteria Adiksi Menurut PPDGJ-III
F1x.2 Sindrom Ketergantungan
Diagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika ditemukan 3 atau lebih gejala dibawah ini
yang dialami dalam masa 1 tahun sebelumnya:
d. Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan guna
memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis yang lebih rendah (contoh
yang jelas dapat ditemukan pada individu dengan ketergantungan alkohol & opiat yangg dosis
hariannya dapat mencapai taraf yangg dapat membuat tak berdaya/mematikan bagi pemula)
e. Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan/minat lain disebabkan penggunaan zat
lain disebabkan penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya jumlah waktu yg diperlukan utk
mendapatkan atau menggunakan zat atau untuk pulih dari akibatnya
f. Tetap menggunakan zat meskipun ia sadar adanya akibat yg merugikan kesehatannya.
F1x.3 Keadaan Putus Zat F1x.4 Keadaan Putus Zat dengan Delirium
• NAPZA adalah bahan/zat/obat yang PPDGJ III → Terdiri atas 2 bentuk yaitu :
apabila masuk ke dalam tubuh manusia • Penyalahgunaan → harmful effects
dapat mempengaruhi SSP → gangguan • Adiksi → Mengalami toleransi, putus zat, tidak
kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosial mampu menghentikan kebiasaan menggunakan
lainnya karena mengalami adiksi. zat, dosis NAPZA lebih dari yg diinginkan
Penggolongan NAPZA
Depresan Stimulan Halusinogen
Alkohol Amfetamin LSD, DMT
Benzodiazepin Metamfetamin Meskalin
Opioid Kokain PCP
Solven Nikotin Ketamin
Barbiturat Khat Kanabis (dosis tinggi)
Kanabis (dosis rendah) Kafein Magic mushroom
MDMA MDMA
ALKOHOL
1. Umumnya digunakan dalam minuman beralkohol yang 1. Otak → mengganggu jalur komunikasi otak →
bervariasi. perubahan suasana hati dan perilaku, sulit berpikir
jernih dan bergerak dengan koordinasi.
2. Contoh: Green Sands Sandy, Beer, Brandy, Vodka, Mansion
2. Jantung → Kardiomiopati, Aritmia, hipertensi, stroke
House, Kontru, Jack Daniels, Napoleon, Drum, Whisky,
Martini, Mac D, Tomi’, dll. 3. Hepar → Steatosis, Hepatitis alkoholik, Fibros,
Sirosis
Gambaran Klinis (Buku UI) : 4. Pankreas → pankreatitis
1. Intoksikasi: euforia, cadel, nistagmus, ataksia, bradikardi, 5. Cancer → kepala, leher, hati, payudara, kolorektal,
hipotensi, kejang, koma. dll
2. Keadaan putus alkohol: halusinasi, ilusi, kejang, delirium, 6. Imun → imunitas → >> infeksi pneumonia, tb
gemetar, keluhan GIT, muka merah, mata merah, hipertensi.
3. Gangguan fisik: radang sampai kanker hati, gastritis, ulkus
peptikum, pneumonia, gangguan vascular dan jantung.
4. Gangguan mental: depresi hingga skizofrenia.
5. Gangguan lain: kecelakaan lalu lintas, perkelahian, tindak
kekerasan.
OPIOID
Sangat kuat potensi ketergantungannya. Yg termasuk gol opioid adalah: morfin, petidin,
heroin, metadon, kodein, fentanil, oxycodone (OxyContin®), hydrocodone (Vicodin®).
Sering disalahgunakan: Heroin (putauw, pete, hero, petewe).
• Sebagian napza
1. Bersifat menekan fungsi otak (depresan) sesuai cara
Beberapa jenis napza
akan masuk ke dalam penggunaannya,
2. Merangsang fungsi otak (stimulansia) langsung masuk ke
otak karena memiliki
ukuran & bentuk yg pembuluh darah
3. Mendatangkan halusinasi (halusinogensia) dan sebagian lagi
sama dengan natural
neurotransmitter yg dicerna melalui
“Reward pathway” : traktus gastro-
1. Nukleus Accumbens intestinal diserap di
2. Ventral Tegmental Area pembuluh darah
3. Frontal Cortex Cerebri sekitar usus.
• Karena sifat
khususnya, napza
Membanjiri pesan kimiawi dopamin
akan menuju
reseptor masing-
Lonjakan dopamin masing dalam otak
1. Toleransi 2. Addiksi
THANKS
Does anyone have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com
More icons