PENDAHULUAN
Prevalensi penyalahgunaan NAPZA di dunia pada dewasa 0-3%.
Sementara, prevalensi di Indonesia 1,77% . Gangguan Penggunaan
NAPZA terdiri dari 2 bentuk :
• Penyalahgunaan : Penggunaan yang memiliki efek berbahaya
terhadap kehidupan seorang individu, menimbulkan
permasalahan kerja, mengganggu kehidupan interpersonal,
dan memiliki aspek hukum
• Adiksi/ketergantungan : Penggunaan yang mengalami
toleransi, gejala putus zat, tidak dapat menghentikan
kebiasaan dalam menggunakan, serta menggunakan dosis
NAPZA lebih dari diinginkan
Kontinuum penggunaan NAPZA
• Ketersediaan obat
• Peer pressure
• Social Acceptability
Tidak pernah
Coba-coba Rekreasi
pakai
@kkf
Etiologi
Gangguan psikiatrik akibat zat merupakan akibat dai berbagai factor
yang mempengaruhi perilaku penggunaan zat serta hilangnya
judgement dalam membuat keputusan.
• Faktor Psikodinamik
o Teori klasik
§ Initial rush saat orgasme
§ Pertahanan impuls cemas
§ Manifestasi regresi oral
o Formulasi psikodinamik
§ Refleksi dari fungsi ego à ketidakmampuan menghadapi
kenyataan
§ Self-medication
• Alkohol à stress
• Amfetamin à depresi
§ Aleksitimia
§ Faktor Genetik : RFLP, gen terkait produksi dopamine
§ Faktor kimiawi
@kkf
o Reseptor opioid
§ Aktivitas opioid endogen terlalu sedikit (konsentrasi endorphin
rendah)
§ Aktivitas antagonis opioid endogen terlalu tinggi
o Neurotransmitter
§ Katekolamin à dopamine
o Ventral tegmental
area
§ Opioid
o Locus ceruleus
(neuron adrenergic)
§ GABA (Gamma-
aminobutyric Acid)
@kkf
MDMA MDMA
@kkf
F1x.0 Intoksikasi Akut
.00 Tanpa Komplikasi
.01 Dengan Trauma atau cedera tubuh lainnya
.02 Dengan komplikasi medis lainnya
.03 Dengan delirium
.04 Dengan distorsi persepsi
.05 Dengan Koma
.06 Dengan konvulsi
.07 Intoksikasi patologis
(hanya pada alcohol, onset tiba-tiba agresi dan violence
tidak khas pada individu tersebut, biasa timbul jika
jumlah konsumsi alcohol lebih besar dari normal orang)
@kkf
• Belum sampai ketergantungan (F1x.2) dan gejala psikotik (F1x.5),
atau bentuk lain
@kkf
Pedoman diagnosis F1x.7 :
• Onset gangguan harus langsung berkaitan dengan
penggunaan zat tersebut
• Gangguan fungsi kognitif, afek, kepribadian, atau perilaku
yang disebabkan oleh alcohol atau zat psikoaktif yang
melampaui jangka waktu khasiat psikoaktifnya
PENYALAHGUNAAN ZAT : KANABIS
Nama lain : mariyuana, hashis, cimeng, rasta, marry jane, budha sticks,
bhang). Zat aktif dari kanabis yang menyebabkan efek psikoaktif yaitu
delta-9 THC (cannabinoid). Reseptor Cb-1 terletak di basal ganglia,
cerebellum, hippocampus, hipotalamus, ACC, dan frontal (pada
brainstem tidak ada, sehingga minimal efek pada sistem pernafasan dan
kardio). Pada saat Cb-1 aktif terjadi blockade GABA, NE, asetilkolin,
peningkatan endorphin otak dan peningkatan drastis dopamine (reward
dan learning).
Farmakologi Kanabis
• Satu joint sebesar 0,5-1 g kannabis terdiri dari 50-150 mg THC.
• 5-24% asap sampai pembuluh darah
• 2-3 mg THC menyebabkan high pada pengguna okupasional
sehingga satu joint cukup untuk 2-3 orang.
• THC dan metabolitnya larut lemak à akan bertahan 28 hari dalam
pembuluh darah
Gejala Intoksikasi
• Pada dosis tinggi à ‘high’, euphoria ringan, relaksasi dan
perubahan persepsi, distorsi waktu, dan intensifikasi pengalaman
yang normal
• Peningkatan sosiabilitas
• Gangguan memori jangka pendek dan atensi
• Gangguan pada motoric, koordinasi, waktu reaksi
• Gejala berikut dalam 2 jam penggunaan :
o Injeksi konjungtiva
o Peningkatan nafsu makan
o Mulut kering
o Takikardia
@kkf
• Intoksikasi delirium
o Dosis tinggi THC à halusinasi, waham, gangguan pikir pada
individu normal. Pada yang rentan skizo à memicu skizofrenia
@kkf
• Cannabis Induced Anxiety Disorder
@kkf
Efek samping penggunaan Kanabis
• Efek psikomotor dan menyetir à risiko kecelakaan 2-3x
• Efek kardiovaskuler à memicu MCI pada dewasa usia pertengahan
dengan penyakit jantung
• Sistem respirasi à bronchitis kronik
• Efek reproduktif à LBW
Pemeriksaan Penunjang
• Dapat deteksi di rambut, urin, keringat, saliva, dan darah dan larut
lemak sehingga lama (bisa mencapai 28 hari dalam darah)
• Di Urin, terdeteksi 11 minggu.
• Blood level range 0-500 ng/mL à recent use 10-15 ng/mL
@kkf
Tatalaksana Cannabis Abuse
Dependence Cannabis Intoksikasi Cannabis
•Non-farmakologi •Symptomatic
•CBT •Reassurance & Support
•MI
•Farmakologi
•SSRI
@kkf
g. Berhenti atau mengurangi melakukan aktivitas lain yang
penting yang tidak berhubungan dengan rokok
h. Penggunaan meskipun di situasi yang berbahaya secara fisik
(seperti merokok di tempat tidur)
i. Penggunaan yang berlanjut meskipun terdapat masalah
psikologis atau fisik akibat penggunaan tersebut
j. Toleransi
k. Gejala putus zat yang mereda dengan merokok
Diagnosis DSM-V “ Tobacco Withdrawal”
A. Penggunaan harian merokok minimal beberapa minggu
B. Penghentian rokok tiba-tiba atau pengurangan jumlah rokok
yang diikuti dalam kurun waktu 24 jam (atau lebih gejala
berikut :
a. Iritabilitas, marah, frustasi
b. Cemas
c. Sulit berkonsentrasi
d. Peningkatan nafsu makan
e. Restlessness
f. Mood depresif
g. Insomnia
C. Gejala pada kriteria B menyebabkan distress bermakna
secara klinis dan disfungsi pada sosial, pekerjaan atau area
penting dalam hidup
D. Gejala dan tanda tidak dapat dikelompokan dalam kondisi
medis lainnya.
@kkf
Stimulant tolerence Stimulant withdrawal
•need for an increased •constellation of symptoms
amount of amphetamine, opposite to the effects of
cocaine, or other stimulants stimulant intoxication,
to achieve the same effect, or including dysphoric mood
a diminished response to and characteristic physiologic
continued use of a given changes
amount.
@kkf
Stimulant-induced Psychotic Disorder
Terjadi pada 30% pengguna berat metamfetamin imana terjadi periode
singkat paranoia akibat stimulant dan peningkatan risiko terjadinya
kekerasan. Faktor risiko paranoia : ADHD, Genetics (GRM2 dan 5HT1A).
@kkf
NATURAL SEMI-SINTETIK SINTETIK
AGONIST
PARTIAL AGONIST
• berikatan dengan reseptor opioid dan dapat memberikan efek tapi hanya
sebagian saja.
• Contoh : buprenorphine
ANTAGONIST
@kkf
OPIOID
USE
DISORDER
OPIOID OPIOID
WITHDRA INTOXICA-
WAL TION
OPIOID
RELATED
DISORDER
UNSPECIFI OTHER
ED OPIOID OPIOID-
RELATED INDUCED
DISORDER DISORDER
@kkf
Opiod Use Disorder
• Pemakaian kompulsif opioid dengan dosis berlebih bukan untuk
alasan medis/terapi
• DX : minimal 2 dari 11 kriteria (dalam 12 bulan)
@kkf
Opioid Withdrawal
SPONTANEOUS PRECIPITATED
•Cessation of daily use •Ingestion of partial
agonist/antagonist
•Onset : •Onset :
•6-8 jam (setelah pemakaian •Hitungan menit (setelah
terakhir SA) adm naloxone IV)
•24 jam (metadon) •2-3 jam (naltrexone oral)
•Resolusi : •Resolusi :
•5-7 hari (SA) •2-3 hari (naltrexone)
•>2 minggu (metadon) •7-10 hari (buprenorphine)
@kkf
Pemeriksaan Penunjang Opoid Abuse
• Deteksi dini à Pemeriksaan urin
• 2-6 jam setelah pemakaian
• Morfin, heroin, kodein à selama 1-3 hari
• Metadon à sampai 4 hari lebih
• Deteksi 2-3 bulan (indicator penggunaan kronis)
• Opioid 1 minggu masih bisa negatif
• Pemeriksaan saliva
• 1-2 jam setelah menelan (+)
• Tes lain :
• Injeksi à HIV, hep B
• Sharing straws à Hep C
• Blood test : LFT, intoksikasi à leukositosis
• Fisik : Needle mark, lesi infeksi kulit
@kkf
• Detoksifikasi : metadon (long acting full agonist) ,burprenorfin
(partial agonist), nalokson (short acting antagonist)
• Maintainance : buprenorfin (partial agonist), naltrexone (long
acting antagonist), metadone (long acting full agonist)
Penanganan Opioid Overdosis
• Datang dalam kondisi tak sadarkan diri, depresi nafas (+) à emergency!
@kkf
• Walaupun kebanyakan non-lethal, tapi tujuannya adalah mencegah
kerusakan ireversibel di SSP dan organ lain akibat anoksia
Penanganan opioid withdrawal
Manage
Maintain
symptomatic Detoxification
hydration
symptoms
• Strategi terapi
a) Simtomatik (dengan medikasi non opioid)
b) Agonist (langsung detoks dengan ini biasanya)
c) Antagonis + simtomatik
§ Pada kondisi akut, bila tidak tersedia metadon/buprenorfin,
dapat diberikan opioid jenis apa saja
• Morfin sulfat 10-20 mg (extra 10 mg)
A) Strategi simtomatik
§ Gejala otonom
• Agonis adrenergic : Klonidin 3-4x 0,1-0,3 mg/hari
§ Agitasi psikomotor/cemas
• Ansiolitik : Klonazepam 2-4x 0,5-2 mg/hari
§ Insomnia
• Hipnotik : Zolpidem 5-10 mg
• Neuroleptik atipikal : quetiapine 50-200 mg
@kkf
§ Nyeri otot
• NSAID : ibuprofen/ketolorac
§ Gangguan sal. Cerna
• Antiemetik : ondansentron
• Antidiare : loperamide
B) Strategi Agonist assisted Detoxification
METHADONE BUPRENORPHINE
Diberikan saat ada gejala putus obat
Bisa langsung diberikan (segera)
spontan
ADIKSI PERILAKU
• Adiksi dibagi menjadi dua yaitu adiksi zat dan adiksi perilaku.
• Pada DSM-V, adiksi perilaku sudah dikenali sebagai adiksi yang
tidak berhubungan dengan zat tertentu namun menunjukkan
gambaran yang serupa dengan adiksi zat.
@kkf
• Kecanduan terbagi menjadi tiga tahap siklus yang berulang, yaitu
binge dan intoksikasi, withdrawal dan gejala negatif, preokupasi dan
antisipasi (craving). Setiap tahapnya dihubungkan dengan sirkuit
neurobiologik yang spesifik dan karakterisktik perilaku. Binge:
melakukan sesuatu secara berlebihan
• Kecanduan mengaktifkan reward system atau "jalur kesenangan”.
Reward system yang berperan dalam kecanduan adalah sistem
dopaminergik di mesolimbik, terdiri dari neuron dopaminergik di
daerah ventral tegmental (VTA) yang diproyeksi ke nukleus
@kkf
akumbens (NA), amigdala, korteks prefrontal (PFC), dan daerah otak
depan lain
• Bukan hanya sistem dopaminegik yang berperan penting pada
kecanduan. Dikaitkan juga dengan disfungsi ekspresi dan fungsi
berbagai neurotransmiter dan neuropeptida termasuk glutamat,
gamma-aminobutyric acid (GABA), serotonin, corticotrophin-
releasing factor, norepinefrin, dan asetilkolin
PPDGJ-III
DSM-5
@kkf
• Kriteria diagnosis Gaming Disorder yang kontroversial di DSM-V
dan dikeluarkan di ICD-11 (menyebabkan overdiagnosis)
o Toleransi : Pada adiksi zat, toleransi adalah adanya peningkatan
jumlah zat yang digunakan namun pada adiksi perilaku gaming
disorder tidak ada zat yang diminum dan untuk mendapat
kepuasan yang sama tidak hanya bergantung pada jumlah
waktu tetapi juga tipe, genre dan kompleksnya game. Pada
gaming, sulit untuk mendefinisikan jumlah waktu gaming yang
bertambah
o Withdrawal : Pada adiksi perilaku, gejala fisik seperti pada
adiksi zat dapat tidak tampak, meskipun gejala psikis ada. Maka
dari itu, untuk gejala withdrawal harus ada kriteria waktu
tertentu. Jika langsung terjadi saat dihentikan, bisa jadi respons
psikologis dari terminasinya bukan withdrawal.
o Preokupasi : Pada individu yang bermain game secara
professional dapat bermain dalam jumlah waktu yang sangat
Panjang namun tidak preokupasi dengan perilakunya.
o Deception : Deception dinilai biasanya dari alloanamnesis ke
keluarga atau orang yang tinggal Bersama pasien. Namun, jika
pada individu yang tinggal sendiri (di kosan) atau jarang
bertemu keluarga maka belum tentu berbohong mengenai
gaming.
@kkf
MOTIVATIONAL ENHANCEMENT THERAPY
(MET)
• Aplikasi MET/MI :
o Merokok
o PErilaku seks beresiko
o Gangguan OCD
o Penggunaan Zat
o Non psikis : diabetes, antiretroviral, manajemen
nyeri
• MET mengadaptasi prinsip Motivational Interviewing (MI)
dengan memaksimalkan kapasitas kemampuan yang sudah
dimiliki oleh pasien untuk mencapai suatu perubahan
melalui motivasi
• MI : metode konseling yang mendorong timbulnya motivasi
melalui resolusi dari kondisi ambivalen
• MI baiknya dilakukan saat tahap ambivalensi yaitu suatu
proses normal dan dinamik yang menuju proses perubahan
• Komponen utama pencetus motivasi :
o Kemauan : seberapa penting arti perubahan pada
pasien
o Kemampuan : seberapa besar kepercayaan diri
untuk berubah
o Kesiapan : apakah perubahan adalah prioritas
segera
• The spirit of MI :
o Kolaborasi : Prinsip partnership
o Evocation : eksplorasi pemikiran, ide, alasan
berubah
o Otonomi : kekuatan terbesar untuk melakukan
perubahan ada dalam diri pasien
• Prinsip MI
@kkf
Express Empathy
• Fase MET
@kkf
Kesimpulan :
• Client centered à autonomy à personal decision making
• Hubungan pasien-terapis sebagai “partner” yang sepadan
• Tujuannya adalah menumbuhkan MOTIVASI pasien untuk
mengadakan perubahan (own motivation to change)
• “change talk”
• Motivasi dapat muncul bila tercapai suatu kondisi
“ambivalen” dan kesadaran akan “kesenjangan”
• Target terapi dibuat oleh pasien “tailored”
• Empati dan rapport dengan pasien sangat tinggi
@kkf
TAHAPAN PERUBAHAN PROCHASKA
DICLEMENTE
• Perubahan perilaku yang
bertujuan
• Menekankan pada
proses
• Proses perubahan
ditandai oleh fase-fase
perubahan
DUAL DIAGNOSIS
• Definisi dari SAMHSA : individu yang memiliki gangguan
yang berkaitan dengan zat dan gangguan psikiatrik di waktu
@kkf
bersamaan namun independent dan bukan satu kesatuan
gangguan
• Teori-teori yang berhubungan dengan dual diagnosis :
o Mental illness as primary & substance misuse as
secondary
o Primary substance misuse with psychiatric
consequences
o A dual primary diagnosis
o A common etiologi
@kkf
ADIKSI ZAT (TAMBAHAN) : THP
• Trihexypehnidyl (Tri X, Trihex,
Pil Koplo Y, Hexy)
• Antikolinergik sintetis
• Indikasi :
o Alternatif antipsikotik
pada sindrom
ekstrapirimidal
o Parkinson disease
• Efek :
o Stimulan (dosis rendah)
o Euforia
o Halusinogen
o Depresif (dosis toksik)
• Farmakologi
o Senyawa piperidin dengan efek antikolinergik dan efek sentral
mirip atropine
o Inhibisi kompetitif asetilkolin pada reseptor muskarinik di
neuron dopaminergic
o Onset kerja : 1 jam
o T ½ eliminasi : 3.3-4.1 jam
o Konsentrasi puncak : 1-1.5 jam
o Masa kerja : 1-12 jam
• Interaksi obat dengan (meningkatkan efek antikolinergik dan
hipertermi)
o TCA (tricyclic antidepressants)
o Depresan SSP (alcohol, opioid, benzo)
• Definisi
o Prescription Drug Abuse
• Tindakan menggunakan obat dalam bentuk apapun selain
dari yang diresepkan
• Ketika seseorang menggunakan obat untuk merasa
euphoria
• THP Overdosis
@kkf
o Fatal pada konsentrasi THP dalam darah 0.03 – 0.8 mg/l
o Gejala dan tanda :
• Miosis dan reflex lamban
• KUlit hangat dan kering, muka memerah
• Penurunan sekresi mulut
• Suhu tinggi, takikardia, retensi urin, aritmia
• Tanda neuropsikiatri : delirium, disorientasi, kegelisahan,
halusinasi, kejang
o Terapi :
• Bilas lambung dan karbon aktif
• Diazepam dosis kecil/ barbiturate short acting à jika
tanda rangsangan SSP
• Kontraindikasi : fenotiazin
• Support pernapasan, vasopressor (jika dibutuhkan)
• Perbaiki hiperpireksia, balans cairan, dan keseimbangan
asam-basa
• Kateter urin
@kkf