KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT TARAKAN JAKARTA
Periode 18 April-21 Mei 2022
NAPZA (Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain)
NAPZA adalah setiap bahan kimia/zat yang bila masuk ke tubuh akan mempengaruhi fungsi
tubuh (fisik dan psikologis)
TINGKAT
PEMAKAIAN
NAPZA Bersenang-senang Kebiasaan
Tidak pernah pakai
Gangguan Penggunaan NAPZA Menurut PPDGJ
III
Adiksi (addiction) : ketagihan atau kecanduan
Gangguan adiksi merupakan gangguan yang bersifat kronis dan kemungkinan
kekambuhan sangat tinggi yang ditandai dengan :
1. Perilaku kompulsif dalam mencari NAPZA
2. Kehilangan kontrol dalam menggunakan NAPZA
3. Timbulnya keadaan emosi yang negatif ketika tidak mendapatkan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA
Penggunaan salah satu/beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar
indikasi medis
Sindrom Ketergantungan F1x.2
Dosis ketergantungan obat pasti ditegakan jika ditemukan 3 atau lebih gejala
berikut;
1. Dorongan yang kuat untuk menggunakan Zat
2. Kesulitan dalam mengendalikan prilaku ( termasuk sejak mulai ; Sulit
untuk berhenti)
3. Keadaan Putus Zat
4. Terbukti adanya tolenrasi zat yang tinggi
5. Secara progresif mengabaikan aktivitas lain hanya untuk kesenangan akibat
zat dan juga akibatnya.
6. Tetap menggunakan zat walau menyadari akibat penggunaan zat
Cara pakai :
● Dragon → dengan cara dihisap dengan
bibir melalui gulungan kertas atau plastik
di atas aluminium foil yang dipanaskan
● Sniffing → dengan cara dihirup melalui
lubang hidung AKIBAT PENYALAHGUNAAN OPIOID
● Puff → dengan cara dimasukkan ke dalam
rokok tembakau
● Injection IV/IM (pilihan utama adiksi).
GANJA Masalah Sosial :
Kesulitan belajar – dikeluarkan dari sekolah
Kenakalan remaja
Hancurnya akademik & performa bekerja – kehilangan pekerjaan
Gg. Dalam mengendarai kendaraan
Sedative; Menenangkan
DEFINI Sebab kematian :
1. Suicide
SI 2. Infeksi berat
3. Tindak kekerasan (termasuk kecelakaan lalu lintas)
• Daun ganja : berasal dari tanaman
perdu Cannabis sativa
• Delta-9- Tetrahidrokanabinol
( THC) AKIBAT PENYALAHGUNAAN
• Intoksikasi : 2 jam pemakaian Masalah Fisik : GANJA
mata merah, peningkatan • Gg. Sistem reproduksi (infertilitas, mengganggu menstruasi,
nafsumakan, mulut kering dan maturasi organ seksual, kehilangan libido, impotensi)
takikardi. • Fetal damage selama kehamilan
• Infeksi sistem pernafasan (sinusitis, bronchitis menahun)
• Gg. Kardiovaskuler
• Gg. Saraf : sakit kepala, gg. fungsi koordinasi motoric
Masalah Psikiatri :
Presecutory Delusion
Anxiety
Emotional Labiliy
Depersonalisasi
KOKAIN
Sedative; menenangkan AKIBAT PENYALAHGUNAAN
KOKAIN
Masalah Fisik :
DEFINISI • Snorting : pilek terus-menerus, sinusitis, epistaksis, luka-luka pada rongga hidung
• Dihasilkan dari daun tumbuhan : • Dengan suntikan : infeksi lokal pada kulit – sistemik, abses daerah kulit, hepatitis (B
& C), HIV/AIDS
Erythroxylon coca
• Inhalasi melalui merokok : radang tenggorokan, melanoptysis/sputum berbercak
• Bentuk kokain yg diperjual belikan darah, bronchitis kronis
di Indonesia : bubuk putih • Cocaine baby (retardasi pertumbuhan,premature yg diikuti kelainan mental : irritable,
• 3 cara penggunaan kokain : gg. tidur)
1). Bubuk kokain (snorting)
2). Free-base cocaine - garam kokain Masalah Psikiatri :
yg dikonversikan dgn larutan mudah Toleransi & ketergantungan
menguap. Gejala fisik putus zat : agitasi, depresi , nyeri semua badan, high craving, cemas,
3). Disuntikan melalui IV marah, meledak-ledak, gg. tidur, mudah tersinggung (Presecutory Delusion)
SEDATIVA
(Nitrazepam, flunitrazepam,
bromazepam, diazepam, Efek samping :
lorazepam) ●dapat menyebabkan abses, infeksi sistemik,
Cara pakai : injeksi IM/IV hepatitis, HIV/AIDS
(Diazepam), oral ●anxietas, panik
●mengganggu interaksi dalam rumah tangga dan
lingkungan masyarakat
●infeksi sistemik membawa kematian
AKIBAT PENYALAHGUNAAN AMFETAMIN
STIMULAN Gejala Withdrawal Amfetamin
• Fase awal: Depresi, agitasi, anxietas, , Drug Craving
DEFINISI • Fase menengah; menurunnya energi, mental,
• Senyawa kimia bersifat stimulansia Keletihan, Berkurangnya minat terhadap lingkungan,
• Amfetamin di Indonesia dipasarkan dalam
bentuk : ecstasy & shabu
anhedonia, drug craving memberat
• Cara penggunaan : • Fase akhir; Menurunnya drug craving dan Relaps
Amfetamin : tablet/suntikan
Ecstasy : digigit dengan gigi sedikit Masalah Psikiatri :
demi sedikit kemudian ditelan oPerilaku agresif
Shabu : uap yg dipanaskan melalui
tabung air kemudian dihisap melalui bibir.
oConfusional state (psikosis paranoid – skizofrenia)
oKondisi putus zat : letargi, fatigue, kelelahan, serangan
panik, gg. Tidur
oDepresi berat – suicide
oHalusinasi
total)
Terapi ■Mengurangi frekuensi dan keparahan
relaps.
■Perbaikan dalam fungsi psikologis dan
penyesuaian fungsi sosial dalam diri dan
lingkungan masyarakat
1). Fase Penilaian (assesment phase)
a n
ode
a p
Tah pi
Tera
2). Fase terapi detoksifikasi, fase ini memiliki beberapa variasi :
• Rawat Inap dan Rawat Jalan
• Cold Turkey, artinya seorang pecandu langsung menghentikan
penggunaan narkoba/zat adiktif, dengan mengurung pecandu dalam
masa putus obat tanpa memberikan obat-obatan
• Terapi simptomatis ( anti mual, anti analgetik,)
• Rapid Detoxification, Ultra Rapid Detoxification
• Detoxifikasi dengan menggunakan : Kodein dan ibuprofen,
Klontrex (klonidin dan naltrexon), Bufrenorfin, Metadon.
Tujuan :
Pemulihan
rehabilitasi, klien tidak dibekali
• Fase pemulihan akhir
cara untuk mencegah
• Fase maintenance
penggunaan zat kembali
• Klien membiarkan masalahnya
RELAPS DAN PENCEGAHANberlarut-larut dan berpikir jalan
keluarnya adalah menggunakan
Warning sign : napza kembali
Berbohong • Kondisi emosi pasien yg negatif
Mempersalahkan orang lain • Tekanan social
Perasaan malu • Konflik hubungan dengan
Euforia sekitar
Beberapa program rehabilitasi yang dapat dijalankan
pecantu NAPZA yaitu:
ode • Terapi detoksifikasi
Proses • Terapi substitusi opioid,
• Therapeutic community
Rehabilitasi • Program terapi 12 langkah narcotic anonimus.