PAIN MANAGEMENT
PEMBIMBING:
dr. David Idrial, Sp.OT
PENULIS:
Nadia Fernanda
030.13.133
Uni-dimensional Multi-dimensional
• Hanya mengukur intensitas nyeri • Mengukur intensitas dan afektif
• Cocok (appropriate) untuk nyeri akut (unpleasantness) nyeri
• Skala yang biasa digunakan untuk • Diaplikasikan untuk nyeri kronis
evaluasi outcome pemberian • Dapat dipakai untuk outcome
analgetik assessment klinis
Uni-dimensional
Multi-dimensional
COX-2
Diinduksi (up-regulated) oleh adanya
asam arakidonat dan beberapa sitokin.
Dihambat oleh keberadaan
glukokortikoid. COX-2 menghasilkan
prostaglandin yang bertanggung jawab
pada peristiwa inflamasi
OPIOID
Opioid adalah semua zat baik sintetik atau natural yang dapat berikatan dengan
reseptor morfin
Mekanisme Kerja
Reseptor opioid tersebar luas diseluruh jaringan sistem saraf pusat. Terikatnya
opioid pada reseptor menghasilkan pengurangan masuknya ion Ca2+ ke dalam
sel, selain itu mengakibatkan hiperpolarisasi dengan meningkatkan masuknya ion
K+ ke dalam sel. Hasil dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel adalah
terjadinya pengurangan terlepasnya dopamin, serotonin dan peptida penghantar
nyeri dan mengakibatkan transmisi rangsang nyeri terhambat
Reseptor Opioid
• Agonis
Mengaktifkan reseptor.
Contoh: morfin, papaveretum, petidin, ventanil, alventanil,
sulventanil, remiventanil, kodein, alfaprodim
• Antagonis
Tidak mengaktifkan reseptor dan pada saat bersamaan mencegah
agonis merangsang reseptor.
Contoh: nalokson, naltrekson
• Agonis-antagonis
Pentasosin, nalbuvin, butarfanol, buprenorfin
MORFIN
• Digunakan sebagai standar analgesik opiat lain
• Umumnya diberikan secara s.c., i.m, iv. Dosis oral 2 x dosis
injeksi.
• Efek samping: depresi respirasi, mual-muntah, konstipas
• Metabolisme di hepar
PETIDIN
• Waktu paruh 5 jam, efektivitas > kodein, tapi < morfin
• durasi analgesianya 3-5 jam, efek puncak tercapai dalam 1
jam (injeksi) atau 2 jam (oral)
• Diberikan secara oral atau intramuskular
• Efek sampingnya setara dengan morfin
• Dosis 75-100 mg petidin setara dg 10 mg morfin
FENTANIL
• Waktu paruh 3 jam, digunakan pasca operasi, tapi biasanya
untuk anestesi
• Efikasinya 80x morfin, efeknya berakhir dalam 30-60 menit
(dosis tunggal)
• Bisa diberikan dalam bentuk plester yang akan melepaskan
obatnya 25 mg/jam untuk 72 jam → untuk pasien kanker
kronis
KODEIN
• Waktu paruh 3 jam, efikasi 1/10 morfin, ketergantungan lebih
rendah
• Digunakan untuk nyeri ringan dan sedang
• Dosis oral 30 mg setara dg aspirin 325-600 mg
TRAMADOL
• Waktu paruh 6 jam, efikasi 10-20% morfin, sebanding dg
petidin
• Sifat adiktif minimal, efek samping lebih ringan drpd morfin
ADJUVANT
• Corticosteroids : Dexametason,
prednisone
• Anticonvulsant : Carbamazepine,
Gabapentin, etc
• Antidepresan : Amytriptiline, Doxepine
• Neuroleptic : Methotrimeprazine
• Antihistamin : Hydroxyzine
• Local anesthetic : Lidocaine
• Psyco-stimulants : Dextroamphetamine
• Laxatives : Bisacodyl, Lactulose, etc
• Antiemetics : Droperidol,
Metoclopramide, etc
Intensitas nyeri yang ringan Intensitas nyeri sedang Intensitas nyeri yang berat
Contoh: Contoh: Contoh:
Hernia inguinal Varises Hip replacement Torakotomy
Laparoskopy Histeroktomy Operasi abdominal bagian atas
Operasi rahang Operai aorta
Knee replacement
i. Paracetamol dan
infiltrasi luka dengan
anestesi lokal
ii. NSAID (kecuali kalau
kontraindikasi) dan
iii. Anestesi local epidural
atau saraf perifer
utama atau blok
plexus atau injeksi
opioid
i. Paracetamol dan infiltrasi luka dengan anestesi lokal
ii. NSAID (kecuali kalau kontraindikasi) dan
iii. Blok saraf perifer (pemberian langsung atau melalui
infuse)
i. Paracetamol dan infiltrasi luka dengan anestesi local
ii. NSAID (kecuali kalau kontraindikasi) dan
iii. Anestesi blok regional Ditambahkan opioid lemah atau analgesia penyelamatan
dengan pemberian bertahap opioid kuat melalui intravena jika diperlukan
TATALAKSANA: NON FARMAKOLOGI
Distraksi
Relaksasi
Akupuntur
Hypnosis
TERIMAKASIH