PENYEBAB DAN
PENATALAKSANAAN
PENDAHULUAN
Dalam IKM, mata dalam keadaan darurat
bila terdapat keadaan mata terancam akan
kehilangan fungsi penglihatan atau akan
terjadi kebutaan bila tidak dilakukan
tindakan ataupun pengobatan secepatnya.
Salah satu penyakit mata gawat adalah
endoftalmitis.
Endophthalmitis is inflammatory process
involves one or more coats of the eye and
adjacent cavity.
Endoftalmitis adalah proses inflamasi yang
terjadi pada rongga intraokuler (seperti
akueus atau vitreus humor) , biasanya
disebabkan oleh infeksi.
Endoftalmitis non-infektif (steril) dapat
dikarenakan oleh berbagai sebab seperti
tindakan pembedahan atau agen-agen
toksik.
KLASIFIKASI
Endoftalmitis endogen :
akibat penyebaran bakteri, jamur, ataupun
parasit yang berasal dari fokus infeksi di
dalam tubuh
Endoftalmitis eksogen
akibat trauma tembus, benda asing, tindakan
pembedahan yang membuka bola mata atau
melalui darah pada keadaan septikemia.
PENYEBAB
Gram positif penyebab tersering (56-
98%) kasus Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus aureus, dan Streptococcus
species
Gram negatif : Pseudomonas, Escherichia
coli, and Enterococcus kasus-kasus
pascatrauma tembus.
ENDOFTALMITIS ENDOGEN
Mempunyai komorbiditas : Diabetes
Mellitus, gagal ginjal kronik, keganasan
saluran pencernaan, neutropenia,
lymphoma, alkoholik hepatitis, dan
transplantasi sumsum tulang
Hemodialisis, kateterisasi, endoskopi
saluran pencernaan, nutrisis parenteral total,
kemoterapi, dan prosedur dental
Sumber umum : meningitis, endokarditis,
infeksi saluran kemih, dan infeksi luka
50% kasus disebabkan oleh jamur
Candida albicans penyebab tersering
(75-80% kasus jamur)
Aspergillosis pada pecandu obat-obatan
intravena
Spesies candidal, Torulopsis, Sporotrichum,
Cryptococcus, Coccidioides, dan Mucor
spesies.
Gram-positif penyebab terbanyak
bakterial endoftalmitis endogen
S.aureus infeksi kulit atau diabetes
mellitus atau gagal ginjal
Streptococcus pneumoniae, Streptococcus
viridans, dan grup A streptokokus
Bacillus cereus pecandu obat-obatan
intravena
Gram-negatif : E.coli.
Haemophilus influenzae, Neisseria
meningitidis, Klebsiella pneumoniae,
Serratia spesies, dan Pseudomonas
aeruginosa.
Bakteri tahan asam : Nocardia asteroides,
Actinomyces spesies, dan Mycobacterium
tuberculosis
ENDOFTALMITIS EKSOGEN
Sebagian besar kasus endoftalmitis eksogen
berkembang dari postoperatif atau setelah
trauma mata.
Staphylococcus koagulase-negatif (Gram
positif) 56-90%
(flora alami konjungtiva)
Organisme Gram negatif 7-29%
Organisme jamur 3-13%
Patofisiologi
Pada kondisi normal, barier darah okuler
menyediakan pertahanan alami melawan
organisme yang akan masuk.
Endoftalmitis endogen:organisme blood
borne menembus barier ini, melalui invasi
langsung (direct invasion) atau melalui
perubahan pada endotelium pembuluh darah
yang disebabkan substrat yang dilepaskan
saat infeksi.
Endoftalmitis eksogen: prosedur yang
merusak intregitas bola mata.
Gambaran klinik
Endoftalmitis bakterial:muncul akut disertai rasa
nyeri, kemerahan, pembengkanan kelopak mata,
dan penurunan visus. Beberapa bakteri (mis.
Propionibacterium acnes) dapat menyebabkan
inflamasi kronis dengan gejala-gejala yang ringan.
Endoftalmitis fungal timbul perlahan beberapa
hari atau minggu. Gejala-gejalanya berupa
penglihatan kabur, nyeri, dan penurunan visus.
Terdapat riwayat trauma penetrasi dengan bagian
tanaman atau benda asing yang terkontaminasi
tanah.
Gejala-gejala yang dapat terjadi pada
endoftalmitis
Gejala visual pada pasien rawat inap atau
pasien yang dalam terapi imunosupresif
Hilangnya penglihatan
Nyeri dan iritasi pada mata
Sakit kepala
Fotofobia
Sekret
Radang pada okuler dan periokuler yang hebat
Injeksi
Pemeriksaan fisik
Pembengkakan kelopak mata dan erythema
Injeksi konjungtiva dan sclera
Hipopion (lapisan sel radang dan eksudat [pus]
dalam bilik mata anterior)
Vitreitis
Kemosis
Refleks merah yang menurun atau hilang
Proptosis (ditemukan pada panoftalmitis
stadium akhir)
Papilitis
Cotton wool spots
Edema dan infeksi kornea
Lesi putih pada koroid dan retina
Uveitis kronik
Massa dan debris vitreal
Sekret purulen
Demam
Sel dan flare pada bilik mata anterior pada
pemeriksaan slit lamp
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium:
Pewarnaan Gram dan kultur dari aqueous dan vitreus.
Hitung jenis darah lengkap.
Kreatinin.
Tujuan terapi :
- mengeradikasi infeksi
- menurunkan morbiditas
- mencegah komplikasi
Dosis anak :
Belum ditetapkan
False-positive pada tes Benedict atau Fehling
solution
False-negative pada Coombs test
+ aminoglikosid/furosemid/probenecid
nefrotoksik
+ probenecid level ceftazidime
Amikacin
Dosis anak :
Belum ditetapkan
Ciprofloxacin
Atropine
DOC
Beraksi parasimpatik pada otot polos untuk
memblokade respon m.sphincter iris dan
m.korpus siliaris terhadap asetilkolin
menyebabkan midriasis dan sikloplegia.
Dosis : 1 gtt 2 jam sekali (topikal)
Terapi bedah
Indikasi terapi bedah :
Acute pseudophakic postoperative Ketika
visus 1/~ or nol
Delayed onset or chronic postoperative
Ketika terdapat inflamasi atau plak subkapsuler,
tindakan bedah diperlukan untuk
mengangkatnya.
Pascatrauma
Operasi
Antibiotika :
gram-positif : Vancomycin
gram-negatif : ceftazidim
Vancomycin hydrochloride
Diindikasikan untuk pengobatan terhadap
infeksi berat organisme gram-positif
Dosis :
Intravitreus: 1 mg in 0.1 mL
Injeksi subkonjungtiva: 25 mg
Topikal: 50 mg/mL gtt
Ceftazidime
Dexamethasone
Cara kerja : mensupresi migrasi leukosit PMN
dan memperbaiki permeabilitas kapiler yang
meningkat
Dosis :Intravitreus: 0.4 mg in 0.1 mL
Injeksi subkonjungtiva: 12 mg
Prednisolone acetate 1% -- Analog sintetik
yang mensupresi respon inflamasi
Dosis : 1 or 2 gtt per 2-4 jam
Terapi bedah
EVS immediate pars plana vitrectomy
(VIT)? intraocular antibiotic injection
(TAP)? antibiotik sistemik?
Tergantung pada :
Durasi endophthalmitis
Cepatnya diagnosis ditegakkan dan terapi
diberikan
Virulensi bakteri
Penyakit okuler lainnya
Berdasarkan penelitian (EVS), persentase dari pasien
yang mencapai visus akhir 20/100 atau lebih:
Gram-positive, coagulase-negative micrococci - 84%
S. aureus - 50%
Streptokokkus 30%
Enterokokkus 14%
Organisme gram-negatif 56%
Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan
(P<.001) antara buruknya visus akhir (<20/100)
dengan organisme penyebab (organisme gram-positif
or kokkus koagulase-negatif).