Anda di halaman 1dari 26

MENEJEMEN KASUS

ISPA
OLIVIA CHANDRA DEVI
1 5 7 11 2 0 1
IDENTITAS PASIEN
Nama :A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur :4 tahun.
Alamat : Wukirsari, Baleharjo, Wonosari.
ANAMNESIS

KU : Nyeri tenggorokan

RPS: : Demam tinggi naik turun 3 hr, nyeri tenggorokan (+), tidak
batuk, sakit kepala (+), mual (+) muntah 2x tidak profuse, kadang2
sakit perut. BAB normal, BAK 5x sehari terakhir 3 jam yll, kejang (-)
Pertanyaan jawaban
Nyeri tenggorokan sejak kapan? Tidak tedapat data

Nyeri tenggorokan terjadi secara tiba-tiba atau Tidak terdapat data


tidak?

Bagaimana karakteristik nyerinya? Apakah nyeri Tidak ada data


untuk menelan?
Apakah terdapat suara serak? Tidak ada data

Apakah terdapat demam ? Ya demam tinggi sudah 3 hari, dan naik turun

Apakah terdapat kejang ? Tidak


Apakah terdapat batuk, pilek, nyeri kepala seperti Tidak terdapat batuk , terdapat nyeri kepala
gejala flu?
Apakah terdapat mual, muntah, nyeri perut? Ya. mual (+) muntah 2x tidak profuse, kadang2
sakit perut
Apakah terdapat gangguan BAK dan BAB? BAB normal dan BAK 5x sehari, terakhir 3 jam
Apakah BAK dengan warna merah? yang lalu
Tidak ada data
Pertanyaan Jawaban

Apakah anak pernah mengalami sakit serupa Tidak terdapat data


sebelumnya?
Apakah riwayat sakit anak sebelumnya? Kejang demam tinggi saat umur 1 tahun dan 2,5
tahun
Apakah anggota keluarga ada yang sakit serupa? Tidak ada sakit serupa dalam keluarga

Bagaimana riwayat kehamilan, perslinan, pasca Tidak terdapat data


lahir?
Bagaimana riwayat tumbuh kembang anak? Tidak terdapat data

Bagaimana riwayat imunisasi pasien? Tidak ada data

Apakah sudah memperhatikan kebersihan dalam Tidak ada data


makanan maupun minuman anak?
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tidak terdapat data
Tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg (normal)
Nadi : 104x/mt isi dan teganggan cukup (normal)
Respirasi : 30x/menit (normal)
Suhu : 38.2 (meningkat)

Antopometri:
BB 15 kg
Intepretasi : normal

PALS (Pediatric Advanced Life Support) algorythm 2020

Growth Chart WHO 2005


Kepala Leher Hasil

• Mata Dbn
Edema periorbita
Injeksi konjungtiva
Mata cowong

• Hidung Dbn
Nasal discharge

• Telinga Dbn
Tanda inflamasi atau sekret yang
keluar dari telinga

• Mulut tonsil faring hiperemis, tampak


Faring dan tonsil ptekie pd palatum, patchy exudate
(detritus)

• Kelenjar limfe Teraba KGB leher anterior dan


nyeri.
Thoraks
Inspeksi : Dbn
tarikan dinding dada
Pengembangan dinding dada
Palpasi : fremitus Normal
Perkusi Sonor
Auskultasi S1 S2 reguler, murmur (-) galop (-)
Jantung
Paru-paru SDV +/+ wheezing (-) ronki (-)
FARINGITIS
• Istilah faringitis akut menunjukan semua infeksi akut pada faring, termasuk tonsil (tonsilofaringitis)
• Faringitis adalah peradangan akut membran mukosa faring dan struktur lain di sekitarnya yang
ditandai dengan keluhan “nyeri tenggorok”
• Karena letaknya yang sangat berdektan jadi jarang terjadi infeksi lokal faring atau tonsil saja.

Sumber: buku ajar respirologi anak


EPIDEMIOLOGI
• Anak-anak mengalami lebih dari 5x infeksi saluran pernapasan atas per tahun dan rata-rata 1x
infeksi streptokokus setiap 4 tahun. Kejadian pada orang dewasa sekitar setengah dari kejadian
tersebut.
• Sekitar 15-30% sakit tenggorokan pada anak-anak disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-
hemolitik (GABHS) kelompok A, sedangkan pada dewasa sebesar 5-15%.
• Insidensi puncak faringitis bakteri dan virus terjadi pada anak usia sekolah 4-7 tahun, dengan
GABHS terjadi terutama pada pasien berusia 5-15 tahun. Dan jarang pada usia dibawah 3
tahun
• Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan

Sumber: buku ajar respirologi anak dan https://emedicine.medscape.com/article/764304-overview#a8


ETIOLOGI

Sumber: Clinical Practice Guideline for the Diagnosis and Management of Group A Streptococcal
Pharyngitis: 2012 Update by the InfectiousDiseases Society of America
MANIFESTASI KLINIS

Sumber: IDSA Updates Guideline for Managing Group A Streptococcal Pharyngitis


PEMERIKSAAN FISIK
1. Faringitis viral : tampak faring dan tonsil hiperemis dan edema
2. Faringitis bakterial : tonsil membesar , faring tonsil hiperemis dan terdapat eksudat
detritus . Kadang beberapa hari kemudian timbul bercak ptechiae pada palatum dan faring .
Kadang ditemukan kelenjar limfe anteriror membesar kenyal dan nyeri tekan
Gejala pada pasien Score

Tidak ada batuk 1

Teraba KGB leher anterior 1


dan nyeri.

Suhu 38,2 1

Tonsil exudate 1

Umur 4 tahun 1

Jumlah 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium darah

- Pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang rutin

- kecurigaan ke arah bakterial : leukositosis dengan dominasi PMN pada darah perifer

• GABHS rapid antigen detection test


- antigen spesifik, tetapi sensitivitasnya bervariasi antara 70-90%, dan spesifisitasnya 90-100%, tergantung pada pabriknya.
- Penggunaan tes deteksi antigen dapat mengurangi penggunaan antibiotik yang tidak perlu pada pasien anak

• Swab Tenggorokan
- Pemeriksaan standar untuk diagnosis infeksi Grup A Streptococcus (90-99% sensitif).
- apusan kultur yang adekuat pada area tonsil, untuk memaksimalkan akurasi dapat diambil pada dinding faring
posterior,dan regio tonsil

Sumber: https://emedicine.medscape.com/article/764304-workup#c7 dan Buku ajar respilogi anak


TERAPI
• Non medikamentosa => bila penyebabnya virus
- Istirahat cukup
- Minum air putih cukup
- Berkumur dengan air hangat / obat antiseptik
- Pemberian lozenges (obat hisap)pada anak yang cukup besar dapat meringankan keluhan nyeri
tenggorok
- Apabila terdapat nyeri yang berlebih atau demam dapat digunakan paracetamol atau ibuprofen
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Apabila hasil kultur kembali positif, menggunakan terapi kedua.
Akan tetapi, jika setelah terapi kedua kultur tetap positf, kemungkinan pasien merupakan pasien karier, yang memiliki resiko ringan terkena demam reumatik, golongan tersebut tidak memerluka terapi tambahan
Terapi simptomatik :
• analgesik / antipiretik seperti acetaminophen atau NSAID untuk gejala sedang sampai berat
atau mengontrol demam tinggi.
• Aspirin harus dihindari pada anak-anak.
• kortikosteroid

Menekan reaksi inflamasi  mempercepat perbaikan klinis


- Deksametason 0,01 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3x/hari selama 3 hari
TONSILEKTOMI

 Keputusan untuk tonsilektomi harus didasarkan pada gejala dan tanda yang terkait secara langsung terhadap hipertrofi,
obstruksi, dan infeksi kronis pada tonsil dan struktur terkait.

 kriteria Children’s Hospital of Pittsburgh Study : Tujuh atau lebih episode infeksi tenggorokan yang diterapi dengan
antibiotik pada tahun sebelumnya, lima atau lebih episode infeksi tenggorokan yang diterapi dengan antibiotik setiap
tahun selama 2 tahun sebelumnya, dan tiga atau lebih episode infeksi tenggorokan yang diterapi dengan antibiotik setiap
tahun selama 3 tahun sebelumnya.

 Tonsilofaringitis berulang atau kronis, terjadi obstructive sleep apnea

 Tonsilektomi sedapat mungkin dihindari pada anak berusia di bawah 3 tahun. Bila ada infeksi aktif, tonsilektomi harus
ditunda hingga 2−3 minggu.
KOMPLIKASI
• Komplikasi akibat perluasan langsung termasuk sinusitis, otitis media, epiglottitis, mastoiditis,
abses peritonsiler, abses retrofaringeal, atau limfadenitis servikal supuratif. Meningitis,
pneumonia

• Komplikasi hematogen (kejadian 3%) khusus untuk infeksi GAS termasuk demam rematik
akut ,glomerulonefritis poststreptococcal, dan toxic shock syndrome.

https://emedicine.medscape.com/article/764304-followup#e5
PROGNOSIS

• Sebagian besar kasus faringitis sembuh secara spontan dalam 10 hari, tetapi penting bagi
dokter untuk mengetahui kemungkinan komplikasi.
• Kegagalan pengobatan sering terjadi dan terutama disebabkan oleh kepatuhan yang rendah,
resistensi antibiotik, dan kontak dekat dengan orang yang tidak diobati
EDUKASI
• Istirahat yang cukup
• harus diinstruksikan untuk minum obat antibiotik secara rutin dan harus habis
• pasien dapat melakukan oral hygiene seperti berkumur dengan air hangat atau antiseptik oral
• Menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan, menggunakan alat makan sendiri dan
tidak sharing makanan atau minuman
• Menggunakan etika batuk dan bersin

Anda mungkin juga menyukai