Anda di halaman 1dari 57

Angiografi dan USG Vascular

Doppler
ARUM-MARYAM-OLIVIA
Angiografi
 Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara menyuntikkan
radioopaque/ kontras melalui cateter yang dimasukkan
lewat arteri vemoralis atau brakhialis yang bertujuan
untuk diagnostik.
INDIKASI PEMERIKSAAN
 Diagnosis Penyakit Vascular Primer
 Diagnosis dan lokalisasi penyakit Tumor Vascular yang kecil
 Mengetahui anatomi Vascular pra operasi
 Diagnosis dan therapy dari Komplikasi Vascular dari sistem
penyakit atau akibat dari prosedur bedah
 Pemetaan Pra tehnik procedur Endovascular
 Coronary angiography, untuk memeriksa pembuluh darah
koroner di jantung.
 Cerebral angiography, untuk memeriksa pembuluh darah di
otak.
 Renal angiography, untuk memeriksa pembuluh darah di
ginjal.
 Pulmonary angiography, untuk memeriksa pembuluh darah
di paru-paru.
 Fluorescein angiography, untuk memeriksa pembuluh darah
di mata.
 Extremity angiography, untuk memeriksa pembuluh darah di
lengan dan tungkai.
 Selain menggunakaan teknik foto Rontgen, angiografi
juga menerapkan teknik pemindaian melalui computerised
tomography (CT) angiography atau magnetic
resonance (MR) angiography.
ANGIOGRAPHY CEREBRALIS
Angiography Cerebral adalah: Ilmu radiologi yang
mempelajari pembuluh darah otak. Intinya adalah untuk
mendiagnosa kelainan pada daerah otak dan leher

Indikasi Pemeriksaan:
 Vascular stenosis dan occlusion/macet
 Aneurisma
 Trauma
 AVM/Arteriovenous Malformations
 Neoplastic disease
Angiography Thoracic
Angiography Thoracic : untuk memperlihatkan Kontour dari
vascular Thoracic.

Thoracic Aortography : adalah Ilmu angiography untuk


meperlihatkan Vascular dari :
 Ascending Aorta
 Arcus Aorta
 Descending Aorta
 Cabang-cabang Utama Vascular yang melalui aorta.
Pulmonary Arteriography

Pulmonary Arteriography: adalah Ilmu Angiography untuk


memperlihatkan pembuluh darah paru-paru yang pada
umumnya untuk menginvestigasi paru dari adanya embolus.

Indikasi dari Thoracic dan Pulmonary Angiography adalah :


1. Aneurysma
2. Congenital abnormal
3. Vessel stenosis
4. Embolus
5. Trauma
Teknik Kateterisasi
 Tehnik seldinger/ puncture dilakukan melalui daerah artery
femoralis. Kateter ditempatkan daerah thoracic aorta.
 Untuk Pulmonary artery seldinger/puncture kateter dilakukan
pada pembuluh darah vena melalui Vena cava inferior
menembus artrium kanan dari jantung dan masuk ke ventrikle
kanan diteruskan sampai ke artery pulmonary.

Kontras Media
Kontras Media Non Ionic +/- 5 cc – 10 cc
Angiography Abdomen
 Angiography Abdomen secara umum untuk memperlihatkan bentuk dari
vascular abdomen.
Artinya adalah :
Apakah pembuluh darah abdomen dalam melakukan prosedur dijumpai
obstruksi atau kelainan vascular. Mis: (aneurisma)

Aortography adalah cara untuk memperlihatkan gambaran aorta dan jalan


untuk melakukan atau memperlihatkan pembuluh secara spesifik.
Venocavography Untuk memperlihatkan Vena cava superior dan inferior.
Angiography Abdomen
Indikasi kelainan untuk dilakukannya angiography
abdominal adalah :
 Aneurisma
 Kelainan bawaan (congenital abdnormal)
 Stenosis atau occlusion
 Trauma
 GI Bleed (perdarahan saluran cerna)
Angiography Abdomen
 Gambaran dilakukan pada posisi pasien supine. Kalau ada posisi oblik yang
dimanupulasi adalah c-arm. Gambaran dilakukan secara serial dalam waktu
beberapa detik. Dapat juga dilakukan secara sequensial dilihat dari
beberapa faktor. Mis. Ukuran vessel, riwayat pasien dan anjuran dokter.
 Sebelum dilakukan pemeriksaan selektif arteri, angiogram abdominal
secara keseluruhan.
 Lalu kita dapat melakukan pemilihan jika didapati kelainan-kelainan
disekitar pembuluh darah abdominal. Mis; Renal arteri, superior/inferior
mesentrica arteri.
 Sequensial selective umumnya pada pemeriksaan untuk memperlihatkan
phase vena
Peripheral Angiography
Tujuan Prosedur Peripheral angiography adalah:
Pemeriksaan Radiology dari Vascularirasi Peripheral setelah diberi suntikan
Zat contrast media.

Peripheral Angiography Bisa saja untuk pemeriksaan arteriogram yang contrast


diinjeksi melalui kateter ke pembulu arteri, Venogram yang contrast diinjeksi
ke pembulu vena dari alat gerak /extremity.

Indikasi penyakit untuk pemeriksaan ini adalah :


 Atherosclerotic disease
 Vessel Occlusion Disease
 Trauma
 Neoplasma
 Embolus dan thrombus
Peripheral Angiography
 Kontras Media
Kontras Media yang diberi sebaiknya non ionic. Dan
pemakaiannya lebih banyak lower Limb dibanding Upper limb
extremity.

 Imaging/Radiograf
Untuk Upper limb dilakukan single tehnik. Berbeda dengan
lower Limb Bisa dilakukan bilateral.
Keuntungan pemeriksaan CT
Angiopraphy

 Meningkatkan akurasi tindakan operasi


 Mendeteksi penyempitan maupun obstruksi pembuluh darah
maupun abnormalitas lainnya sebelum dan sesudah terjadinya
gejala klinis.
 Menghasilkan gambaran anatomi yang lebih detail
dibandingkan MRI, terutama pada pembuluh darah kecil.
 Menggambaran detail pembuluh darah sebelum dilakukan
kateterisasi.
 Dibandingkan kateterisasi , CT angiography lebih cepat, non
invasive dan lebih sedikit kemungkinan terjadinya komplikasi
serta biaya lebih murah.
Kerugian pemeriksaam CT Angiography
 Riwayat allergy terhadap media kontras iodium
 Tidak dapat dilakukan pada pasien dengan gagal ginjal maupun penurunan
fungsi ginjal (borderline) karena akan memperburuk fungsi ginjal.
 Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil, karena adanya bahaya radiasi dan
pengaruh kontras.
 Pada wanita menyusui , dilarang menyusui bayinya hingga 24-48 jam pasca
pemeriksaan dengan kontras.
Keuntungan pemeriksaan MR
Angiography
 Pemeriksaan Noninvasive yang tidak menggunakan radiasi sinar
X
 Non Invasive dimana Gambaran pembuluh darah dan aliran
pembuluh darah dapat terdeteksi tampak harus menggunakan
kateterisasi
 Waktu yang digunakan untuk pemeriksaan lebih singkat
dibandingkan dengan catheter angiography
 Biaya lebih murah dibandingkan catheter angiography
 Pada pemeriksaan MRA tanpa kontras, pembuluh darah sudah
dapat terdeteksi dengan jelas.
 Kontras yang digunakan pada MRA lebih sedikit menyebabkan
allergi dibandingkan kontras iodine pada pemeriksaan CT Scan.
Kerugian pemeriksaan MR Angiography :
 Tidak dapat dilakukan pada pasien dengan riwayat
pemasangan implan metal dalam tubuh.
 Tidak dapat dilakukan pada pasien dengan gejala
klaustrophobia, namun dapat dilakukan dengan batuan
obat penenang (sedasi)
 Komplikasi nefrogenic systemic akibat penggunaan
kontras, namun sangat jarang, karena komplikasi terjadi
bila kontras diberikan pada pasien dengan penurunan
fungsi ginjal yang berat.
 Pada pasien menyusui, maka di anjurkan untuk tidak
menyusui dalam waktu 24-48 jam post pemberian kontras.
USG Doppler
Definisi dan Dasar Ultrasound
❖ Ultrasound doppler adalah suatu metode pemeriksaan yang digunakan untuk
mendeteksi arah dan kecepatan pergerakan suatu darah di dalam
pembuluh darah, serta digunakan untuk mendeteksi aliran abnormal.
❖ Prinsip doppler menyatakan bahwa frekuensi bunyi (atau gelombang lain)
akan berubah (lebih tinggi maupun lebih rendah), ketika dipancarkan dan
dipantulkan dari objek yang bergerak.
Vascular
ultrasound
❖ Ultrasound untuk diagnostic memancarkan gelombang dengan frekuensi 2-
15Mhz

❖ Beberapa mode yang bisa digunakan dalam penggunaan ultrasound :


1. A mode : Amplitude
2. B mode : Brightness
3. M mode : Motion
4. Doppler : Color/ Spectral/ Power doppler
Echogenicity

• Hyperechoic

• Isoechoic

• Hypoechoic

• Anechoic
❖ Ganti gambar2 probe di lt 4
RED COLOR = Menuju T R A N S D
BART = Blue Away, Red Towards
T or em ove th is noti

U C ER
ce, vis it

BLUE COLOR = Menjauhi TRANDUCER


Macam Aliran pada
Ultrasound
❖ Aliran laminar terjadi jika darah mengalir pada
mukosa yang halus dan paralel di pembuluh darah,
sehingga darah mengalir dalam kecepatan yang
sama.
Maximun velocity up to 1,5 m/s

❖ Bila aliran Laminar terganggu oleh obstruksi, hal


tersebut akan menyebabkan kecepatan aliran yang
berbeda. Hal inilah yang disebut dengan aliran
turbulen.
Maximun velocity up to 7 m/s
Indikasi Ultrasound
Tungkai
❖ Pemeriksaan Arteri
❖ PAD, vasculitis, trombus
❖ Pemeriksaan vena
❖ DVT, CVI, tromboflebilitis
❖ Temuan lain
❖ Edema sistemik (albumin, CHF)
❖ Lymphedema
❖ Selulitis
Pemeriksaan Ultrasound Tungkai
ARTERI
❖ Arteri diidentifikasi sebagai objek bundar dengan pulsasi yang reguler
❖ Mengevaluasi apakah ada suatu oklusi dan stenosis pada pembuluh
darah
❖ Doppler dapat menunjukan ukuran kecepatan atau velocity dari suatu
segmen arteri dan menilai derjat suatu stenosis
❖ Karakteristik Arteri Pada Ultrasound
1. Arteri memiliki tampilan bundar pada tampilan transversal
2. Memiliki ukuran lebih kecil dari vena
3. Tampak dinding muskular dengan gambaran bilayer yang
menandakan adanya tunika intima media
Terkompres secara parsial jika mengalami penekanan.
Potongan Longitudina l Edi ted with

Potongan Transversal th

Femoral Artery Femoral Artery

Tranduser linear dengan frekuensi ultrasound 9-15Mhz biasa digunakan untuk


meniilai pembuluh darah ekstermitas bawah. Tetapi, transducer konveks dengan
frekuensi yang lebih rendah dapat dipilih untuk evaluasi dari arteri pada kavitas pelvis.
Transducer diletakan diatas arteri untuk scanning tranversal dan diputar 90o untuk
scanning longitudinal.
Femoral Artery Popliteal Artery
Longitudinal Longitudinal
Transversal Transversal
Femoral Artery Popliteal Artery
Anterior Tibialis Artery Dorsalis Pedis Artery
Artery
Peroneal Artery Distal Tibialis
Posterior
Imaging for Anatomic
Assessment
Anatomic assessment with doppler vascular ultrasound

Stenosis grade based on vascular ultrasound


1. Normal ( No stenosis)
2. 1-49% stenosis
3. 50 – 99% stenosis
4. Total occluded (100% stenosis)
Functional assessment with doppler vascular ultrasound
Noninvasive Physiologic Vascular Studies
Lower Extremity Vascular
Ultrasound
Pemeriksaan Ultrasound Tungkai
VENA
❖ Karakteristik Vena pada Doppler sonography :
1. Dinding tipis dan halus,
2. Kompersibilitas komplit,
3. Consistent color fill: Tidak ditemukan filling
defect.
dapat gangguan
4. Kontur flow yang halus: tidak ter aliran.
5. Phasicity.
6. Katup vena
Vein Doppler
Waveform
❖ Respiratory phasicity (yang ditandai dengan menurunnya velocity saat inspirasi
dan meningkat saat ekspirasi), menilai patensi vena dapat dilakukan hal sebagai
berikut :
1. Valsava manuevere
2. Simulated valsava (holding deep breath)
3. Manual distal augmentation (meremas gastrocnemous) atau
denngan menggunakan manset sphygmonamometer
4. Plantar fleksi  aktivasi calf muscle pump.
❖ Patensi sistem vena dinilai dalam bentuk ada tidaknya refluks
retrograde. Refluks retrograde positif  500 ms
Respiratory Phasicity Waveform Refluks Retrograde Venou
Refluks retrograde with manouvere
valsaca
Vein Doppler
Waveform
❖ Cardiac Pulsatility merupakan gelombang yang umunya ditemukan pada vena
ekstrimitas atas, semakin jauh dari jantung pulsatilitas akan berubah menjadi
phasicity.
❖ Ditemukannya pulsatility pada doppler vena ekstermitas bawah dapat
menunjukan adanya disfungsi kerja cardial.
DEEP VEIN
Posisi diawali dalam posisi
supine atau semi fowler.
Jika memungkinkan dapat
dilakukan reverse tredelenburg
postition, bertujuan agar terjadi
venous filling pada ekstermitas
bawah, sehingga vena mengalami
dilatasi.
Rotasi eksternal pada pinggul
dan fleksi pada lutut membantu
mengurangi kontraksi otot dan
memberikan tampilan yang
bagus pada deep vein pada
medial thigh, calf atau dengan
manuver kompresi.
Posisikan transducer dari arah proksimal
menuju distal (vena proksimal memiliki
diameter yang besar dan mudah dideteksi).
Femoral vein.
Artery Compress
Artery
Artery
Femoral vein.

Artery
Deep femoral
Deep femoral
Compress
Popliteal Vein Popliteal Vein Comp

Tibialis Posterior Vein


Tibialis Posterior Vein
Compress

Peroneal Vein Peroneal Vein


Compress
VENA SUPERFISIAL

FASCIA
Great
MUSCL Saphenous Vein
Saphenous Vein
E

“Egyptian eye” appearance Kompartemen


Saphena
VENA PERFORATA
Small
Saphenous Vein
Gastrocnemious
THROMBUS
Karakteristik thrombus pada doppler:
1) Segmen vena yang non-compresible
2) Diameter vena melebar (thrombus akut)
3) Diameter vena mengecil (chronic thrombus)
4) Hilangnya phasicity pada manuver valsava
5) Absent color flow
6) Aliran vena superficial meningkat

7) Hilangnya flow augmentasi pada peremasan betis


8) Gambaran anechoic dan echoic pada sonography.
9) Gambar endotelisasi vena (tampak dinding bilayer
pada vena)
THROMBUS
Inkompeten Katup Vena
❖ Fungsi dinding vena atau katup vena yang tidak adekuat dalam
menampung akumulasi darah
❖ Karakteristik Inkompeten katup vena pada Doppler :
1) Terdapat reflux (waktu reflux : > 0,5 detik atau > 1 detik)
2) Ditemukannya reverse flow pada aliran vena
3) Terbentuknya suatu hubungan (perforator) pada great
saphenous vein dengan deep vein (diameter perforator > 4mm)
4) Tampak struktur anatomis katup dan dinding vena yang tidak
adekuat
5) Dapat ditemukannya obstruksi (thrombus)
Reverse flow
Perforator 11 mm

Anda mungkin juga menyukai