Anda di halaman 1dari 4

Konvensional Angiografi

A. Definisi
Konvensional angiografi merupakan pemeriksaan X-ray yang menggunakan kontras
dan kamera khusus untuk mengambil gambaran pembuluh darah di arteri dan vena, alat
dapat dilihat pada gambar 1.1. Konvensional angiografi atau yang dikenal juga sebagai
kateter angiografi menggunakan kateter, panduan X-ray dan kontras yang diinjeksikan
untuk mengamati pembuluh darah di daerah yang mengalami abnormalitas, contohnya
seperti aneurisma, penyakit aterosklerosis, dan malformasi pembuluh darah.

Gambar 1.1 X-ray Angiografi


(http://www.orbitimaging.in/Digital-x-ray.html ,8/4/17; 9.40)

Angiografi dapat digunakan untuk melihat pembuluh darah baik arteri maupun vena
di kepala dan leher (carotid angiografi), ekstremitas atas dan bawah (peripheral
angiografi), jantung (coronary angiografi), paru (pulmonary angiografi), otak (brain
angiografi), dan aorta (aortografi), (Pagana, 2010).
Kelemahan dari angiografi konvensional ini adalah tindakan ini lebih invasif
dibanding dengan CT-angiografi dan MR-angiografi. Pada awal sebelum adanya
pemeriksaan CTA dan MRA konvensional angiografi atau kateter angiografi merupakan
gold standar pemeriksaan pada penyempitan pembuluh darah akibat arterosklerosis. Pada
CTA pemeriksaan membutuhkan lebih banyak kontras dari pemeriksaan konvensional
angiografi dan MRA selain itu gambaran penyempitan lumen pembuluh darah akan
tampak bias pada pemeriksaan CTA akibat adanya data maniplasi gambar oleh komputer
untuk meluruskan sudut pandang pembuluh darah dari beberapa arah, sehingga
penyempitan pembuluh darah akan tampak meragukan. Sedangkan pada MRA tidak ada
kendala dalam bias penyempitan lumen namun yang tampak pada penyempitan akan
lebih terlihat lebih menyempit dari yang seharusnya sehingga apabila ada penyempitan
minimal akan tampak sebagai penyempitan lumen pembuluh darah yang sangat nyata
(Leigh, 2010)

B. Prosedur Tindakan
1. Persiapan Tindakan
Pengisian inform konsen pasien terhadap pemeriksaan yang akan dilakukan
Pemeriksaan darah untuk fungsi ginjal (BUN, kreatinin) dan fungsi pembekuan
darah (CT, BT)
Informasikan pada dokter bila pasien sedang dalam keadaan hamil, menyusui, ada
alergi terhadap kontras, pernah mengalami keadaan anaphylaxis, punya penyakit
asma, kelainan pembekuan darah, mengkonsumsi obat pengencer darah, memiliki
penyakit ginjal.
Pasien dipuasakan selama 4-8jam sebelum pemeriksaan, tidak mengkonsumsi
obat pengencer darah 1 hari sebelum pemeriksaan
Pasien melepaskan seluruh perhiasan dan pakaian yang digunakan mengganti
dengan pakaian yang sudah disediakan di ruang pemeriksaan.
Pemasangan IV line untuk pemberian obat atau cairan bila diperlukan
Pemasangan alat monitor oksigen dan heart rate
Pasien dikondisikan dalam keadaan berbaring terlentang pada meja X-ray sesaat
sebelum pemeriksaan dilaksanakan. (Chernecky, 2008)
2. Cara Kerja
Membersihkan daerah penusukan untuk pemasangan kateter dengan kapas
alkohol
Pemberian anestesi pada daerah yang akan dilakukan penusukan kateter
Penusukan kateter pada arteri femoralis atau arteri brachialis, kemudian kateter
diarahkan menggunakan kawat yang dapat dimonitoring untuk diarahkan ke area
yang ingin diperiksa.
Setelah kateter berada di area yang ingin diperiksa kontras iodin diinjeksikan
sehingga dapat memberikan gambaran pembuluh darah sekitar area yang ingin
diamati
Setelah kontras masuk dan mewarnai seluruh pembuluh darah yang ingin
diperiksa, pasien difoto dengan sinar X-ray untuk mengamati ada tidaknya
kelainan pada pembuluh darah.
Pemeriksaan konvensional angiografi dapat berlangsung selama 1-3jam. Keadaan
selama perlakuan pemeriksaan dapat dilihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Selama prosedur pemeriksaan konvensional angiografi
(http://www.aviva.co.uk/health-insurance/home-of-health/medical-centre/medical-
encyclopedia/entry/test-femoral-angiography/ 8/4/17; 9:45)

3. Setelah Tindakan
Setelah pemeriksaan selesai maka kateter angiografi dilepaskan
Pelepasan kateter harus disertai penekanan pada area penusukan dengan tekanan
yang cukup selama 10-15menit agar dapat menghentikan perdarahan.

C. Indikasi
1. Ruptur pembuluh darah
2. Aneurysma
3. Penyempitan pembuluh darah
4. Melihat pola pembuluh darah pada tumor
5. Melihat kondisi, jumlah, lokasi arteri renalis
6. Pre-operasi tindakan transplantasi
7. Pengecekan arterosklerosis

D. Kontraindikasi
1. Alergi kontras
2. Orang dengan gangguan ginjal
3. Infeksi sekunder berat
4. Hamil
5. Kelainan pembekuan darah

Gambar 1.3 aneurisma, stenosis,


artherosclerosis
DAFTAR PUSTAKA
Chernecky CC, Berger BJ (2008). Laboratory Tests and Diagnostic Procedures, 5th ed. St. Louis:
Saunders.

http://www.orbitimaging.in/Digital-x-ray.html ,8/4/17; 9.40

http://www.aviva.co.uk/health-insurance/home-of-health/medical-centre/medical-
encyclopedia/entry/test-femoral-angiography/ 8/4/17; 9:45

Leigh Shuman (2010). The catheter and the ct scanner. The journal of Lancaster General
Hospital. Vol.5-No.1. pg16-7.

Pagana KD, Pagana TJ (2010). Mosbys Manual of Diagnostic and Laboratory Tests, 4th ed. St.
Louis: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai