Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

TRAUMA LIEN

Pembimbing:
dr. Lisa Irawati, SP. Rad

Disusun oleh:
Novia Calista

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Pendahuluan
Trauma lien merupakan kondisi rusak nya lien akibat
01 trauma misalnya trauma tumpul, trauma tajam, atau
trauma saat operasi

Ruptur lien terjadi pada 40-55% dari semua trauma


02 tumpul abdomen  cedera lien dan terbentuk
hematom
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan USG, CT
03 Scan dan angiografi

04 CT scan merupakan pemeriksaan pilihan utama


untuk diagnostik
Anatomi Lien
❏ Lien atau limpa berasal dari diferesiasi jaringan
mesenkimal mesogastrium dorsale

❏ Dengan berat berkisar 75-100 gram. Biasanya mengecil


setelah berumur 60 tahun

❏ kuadran kiri atas dorsal abdomen, menempel pada


permukaan bawah diafragma, terlindung oleh lengkungan
iga ke IX, X, dan XI

❏ Lien terdapat pada lipatan peritoneum yang diperkuat


beberapa ligamentum suspensorium
-lig. Splenoprenika posterior
-lig. Gastrosplenika berisi vasa gastrika brevis
-lig. Splenokolika terdiri dari bagian lateral omentum majus
-lig. Splenorenal
Anatomi Lien
❏Lien = organ paling vaskular dialiri sekitar 350 liter darah per hari

❏ Vaskularisasi:
-arteri lienalis (cabang terbesar trunkus celiakus yang nantinya bercabang pada hilus
sebelum memasuki lien)
-vena lienalis  bergabung dengan vena mesenterika superior membentuk vena porta.

❏Lien berhubungan dengan organ vital lain:


-diafragma kiri superior
-kaudal pankreas di medial
-lambung di anteromedial
-ginjal kiri
-kelenjar adrenal di posteromedial
-fleksura splenikus di inferior
Fisiologi Lien
• Filter sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit tua dirusak oleh sistem
retikuloendotelium)
• Produksi opsonin-tufsin dan properdin
• Produksi imunoglobulin M
• Regulasi sel limfosit T dan B

• Pada janin usia 5-8 bulan  pembentukan sel darah merah dan putih
Definisi trauma lien
- cedera langsung atau tidak langsung yang menyebabkan
laserasi kapsul linealis dan avulsi pedikel lien sebagian atau
menyeluruh.
- Dapat disebabkan oleh trauma tumpul abdomen, trauma
tajam
- Trauma lien  dapat menyebabkan ruptur lien  perdarahan
masif
Grade trauma lien (AAST )
I : laserasi non-perdarahan < 1 cm atau hematom subkapsuler < 10% dari
luas permukaan lien.
II : Laserasi 1-3 cm, hematom subkapsuler 10-50% dari luas
 permukaan lien, atau perdarahan intraparenkim dengan luas diameter < 10
cm.
III : Laserasi > 3 cm, hematom subkaspsuler > 50% dari luaspermukaan
lien, ruptur hematome subkapsuler, atau perdarahan intaparenkim > 10 cm.
IV : Laserasi yang mengenai pembuluh darah segmental atau ruptur
hematom intraparenkim
V : Lien yang remuk total atau trauma hilus dengan devaskularisasi lien.
Diagnosis
Anamnesis:

Didapatkan adanya trauma. Berupa trauma berat atau ringan.


Langsung atau tidak langsung akibat kecelakaan atau jatuh
dari ketinggian. Trauma tadi dapat menimbulkan jejas atau
tidak terdapat jejas pada dinding perut.
Diagnosis
❏. Pemeriksaan fisik

a. tensi yang menurun, nadi yang meningkat dengan ada atau tidaknya tanda-tanda syok dan
anemia akibat perdarahan yang hebat

b. Ballance sign: pekak pada sisi yang terjadi trauma dengan shifting dullness pada rongga perut
akibat adanya hematom subcapsular atau omentum yang membungkus suatu hematom
subcapsular atau omentum yang membungkus suatu hematom subcapsuler

c. Defans muskular dan nyeri: darah bebas yang memberi rangsangan pada peritoneum

d. pada pemeriksaan lokal yaitu didapatkan nyeri perut bagian atas tetapi pada sepertiga kasus
mengeluh nyeri perut kuadran kiri atas atau punggung kiri. Bila darah tertumpuk pada perut kiri
atas pada daerah lien akan memberikan rasa nyeri bahu kiri (Kehr’s sign). Dan nyeri bahu kiri
baru timbul pada posisi trendelenberg
Pemeriksaan penunjang
❏Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan darah rutin ( penurunan kadar Hb dan Ht, leukositosis)

❏ Pemeriksaan radiologi
USG, CT scan, angiografi

.
USG
❏Diagnostik USG  menilai lesi intrasplenik atau hematoma intrasplenik.

❏Dapat dilakukan pemeriksaan FAST dengan USG untuk menilai apakah adanya
cairan bebas intraperitoneal (darah intraperitoneal = gambaran anechoic)

❏Tanda trauma lien pada USG  pembesaran lien dengan gambaran sonolusen
pada hematoma subkapsular. Heterogenity od splenic echotexture pada hematom
parenkimal. Lusensi linear atau stelatte yang menandakan laserasi, dan free
peritoneal fluid yang mengindikasikan hemoperitoneum
USG

- hipoekoik pembesaran lien (172mm pole to pole)


- dengan tepi irreguler.
- Tidak ada cairan pada rongga peritoneal.
- Hepar, renal, dan pankreas normal.
USG
a. laserasi lien tanpa hemoperitoneum,
ditandai dengan gambaran hipoekoik.
b. USG dengan kontras didapatkan
gambaran hipoekoik area parenkimal.
 
USG
a. didapatkan laserasi lien dengan
hemoperitoneum ditandai dengan adanya
cairan bebas pada peritoneal sekitar lien
bagian bawah
CT scan
- CT scan dapat menentukan diagnosis pasti dari trauma
atau ruptur lien selain untuk mendiagnosis, scanning
dapat dipakai untuk mengevaluasi berat ringannya
kerusakan

- CT scan dapat menunjukan gangguan pada parenkim lien


normal, hemaotoma di sekitarnya dan darah intra
abdominal yang bebas. CT-Scan juga berguna dalam
mengindentifikasi cedera vaskular organ padat.

- Perdarahan dan hematom tampak sebagai daerah


hipodens dibanding lien. Daerah hitam melingkar atau
ireguler dalam lien = hematom atau laserasi. Area seperti
bulan sabit hipodens = subkapsular hematom.
CT scan

- Laserasi lien tampak pada CT- - Parenkimal hematoma - Tampak hematoma


scan dengan kontras ditandai tampak pada CT-scan dengan subkapsular
dengan garis linear irreguler kontras ditandai dengan area
(area hipodens). hipodens fokal
CT scan

- Laserasi lien tampak pada CT-scan dengan - Parenkimal hematoma tampak pada CT-scan
kontras ditandai dengan garis linear dengan kontras ditandai dengan area hipodens
irreguler (area hipodens). fokal
CT scan

- CT scan trauma lien grade I - CT scan trauma lien grade II


- Tampak robekan kapsulare <1cm pada lien - Gambaran subkapsular hematoma meliputi
bawah. 30%-40% area lien
CT scan

- CT scan trauma lien grade III - CT scan trauma lien grade IV


- Gambaran laserasi 6 cm dengan - Gambaran multiple laserasi dengan
hemoperitoneum devaskularisasi pada lien
CT scan

- CT scan trauma lien grade V


- Gambaran hiperdens perisplenik pada panah
pendek dengan ekstracasasi kontras. Disertai
trauma renal kiri (panah panjang).
Penatalaksanaan
Laserasi kecil dan hemodinamik stabil (grade 1-3)  NOM (non operative
management)  observasi dan transfusi

Grade 4-5  angiografi dan melihat tanda-tanda perdarahaan


Jika perdarahaan aktif  terapi angioembolisasi  jika perdarahaan tidak
berhenti dilakukan splenektomi

Tindakan operasi yang dapat dilakukan:


- splenorafi (pada trauma lien grade III dan IV)
- Splenektomi parsial (apabila keadaan dan ruptur lien tidak total sedapat
mungkin lien dipertahankan)
- Splenektomi total (apabila terdapat kerusakan parenkim luas, avulsi,
kerusakan pembuluh darah hilum, kegagalan splenorafi)

.
Penatalaksanaan
Laserasi kecil dan hemodinamik stabil (grade 1-3)  NOM (non operative
management)  observasi dan transfusi

Grade 4-5  angiografi dan melihat tanda-tanda perdarahaan


Jika perdarahaan aktif  terapi angioembolisasi  jika perdarahaan tidak
berhenti dilakukan splenektomi

Tindakan operasi yang dapat dilakukan:


- splenorafi (pada trauma lien grade III dan IV)
- Splenektomi parsial (apabila keadaan dan ruptur lien tidak total sedapat
mungkin lien dipertahankan)
- Splenektomi total (apabila terdapat kerusakan parenkim luas, avulsi,
kerusakan pembuluh darah hilum, kegagalan splenorafi)

.
TERIMA
KASIH
Angel Arlyn
dr. Lisa
Novia
Adrian

Radiologi RS HUSADA

Anda mungkin juga menyukai