Periodik Paralisis
Disusun oleh:
Novia Calista
406182104
Pembimbing:
dr. Hening Tri Utami, Sp. N
REFERAT :
Periodik Paralisis
Disusun oleh :
Novia Calista
406182104
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
I. DEFINISI
Paralisis periodik adalah suatu sindrom klinis dengan kelemahan atau paralisis otot
akut. Penyakit yang berat dapat dimulai pada masa anak-anak, sedangkan kasus yang ringan
sering kali mulai pada dekade ketiga.Penyakit ini sebagian besar bersifat herediter dan
diturunkan secara autosomal dominan. Prevalensi 1 per 100.000 populasi. Mekanisme yang
mendasari penyakit ini adalah malfungsi pada ion channel pada membrane otot skelet /
channelopathy.1
Pada paralisis periodik terdapat serangan kelemahan flaksid yang hilang timbul , dapat
bersifat setempat maupun menyeluruh. Penderita mengalami kelemahan bagian proksimal
ekstremitas yang cepat dan progresif tapi otot-otot kranial dan pernafasan biasanya terhindar
dari kelemahan.Serangan dapat menyebabkan kelemahan yang asimetris dengan derajat
kelemahan yang berbeda pada beberapa golongan otot saja sampai pada suatu kelumpuhan
umum. Kelemahan biasanya menghilang dalam beberapa jam, namun defisit yang
permanen bisa terjadi pada penderita yang sering mendapatkan serangan. Di luar serangan
tidak ditemukan kelainan neurologi maupun kelainan elektromiografis .Dibedakan menjadi
paralisis periodik primer dan sekunder. Paralisis periodik primer memiliki karakteristik :
bersifat herediter, sebagian besar berhubungan dengan perubahan kadar kalium dalam darah,
kadang disertai miotonia, adanya gangguan padaion channels. Paralisis periodic primer
meliputi paralisis periodik hipokalemia, hiperkalemia dan paramiotonia. Paralisis periodik
tirotoksikosis adalah paralisis periodic sekunder. Atas dasar kadar kalium darah pada saat
serangan , dibedakan 3 jenis paralisis periodik yaitu:1
1.Paralisis periodik hipokalemia
2.Paralisis periodik hiperkalemia
3.Paralisis periodik
normokalemia
Paralisis periodik adalah suatu sindrom klinis dengan kelemahan / paralisis otot akut.
Penyakit yang berat dapat dimulai pada masa anak-anak, sedangkan kasus yang
ringansering kali mulai pada dekade ketiga. Penyakit ini sebagian besar bersifat herediter dan
diturunkan secara autosomal dominan. Prevalensi 1per 100.000 populasi. Mekanisme yang
mendasari penyakit ini adalah malfungsi pada ion channel pada membran otot skelet /
hannelopathy. Kelompok
penyakit otot yang dikenal dengan periodik paralisis (PP) cirinya adalah episode kelemahan
flaksid otot yang terjadi pada interval yang tidak teratur. Umumnya diturunkan dan lebih
episode daripada periode. Penyakit ini dapat dibagi dengan baik dalam kelainan primer dan
sekunder.
Karakteristik umum PP primer sebagai berikut :1
(1) diturunkan;
(2) umumnya dihubungkan dengan perubahan kadar kalium serum;
(3) kadang disertai myotonia
(4) myotonia dan PP primer keduanya akibat defek ion channel.
II. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian adalah sekitar 1 diantara 100.000 orang, pria lebih sering dari
wanita dan biasanya lebih berat.Usia terjadinya serangan pertama bervariasi dari
1-20 tahun, frekuensi serangan terbanyak di usia 15-35 tahun dan kemudian
menurun dengan peningkatan usia.2
Bangsa
Tirotoksikosis PP paling sering pada laki ±laki (85%) dari keturunan asia
denganfrekuensi kira -kira 2 %.
Riwayat
Semua Ppdicirikan oleh Kelemahan periodik.Kekuatan noramal diantara
serangan.Kelemahan yang menetap bisa berkembang kemudian dalam
beberapa bentuk.Paling banyak pasien dengan PP primer berkembang gejala
sebelum dekade ketiga.
III. ETIOLOGI
Paralsis periodik biasanya terjadi defek pada terowong mikroskopik
(channel) dalam sel otot. Hipokalemia periodik paralisis biasanya disebabkan oleh
kelainan genetik otosomal dominan. Hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya
hipokalemia periodic paralise adalah tirotoksikosis.2
V. KLASIFIKASI
1) Paralisis periodik hipokalemia
Paling sering terjadi, pada anak sampai dewasa umur 30-an dan jarang
terjadi pada usia 40-an biasanya berhubungan dengan tirotoksikosis. Lebih
sering terjadi pada pria dengan perbandingan pria:wanita 3 : 1.Penyakit ini
diturunkan secara autosomal dominan , disebabkan disfungsi dihydropyridin-
sensitive calcium channels. Kanal ion ini dikode oleh genpada kromosom
1q31-32.2,3
Andersen- Tawil Syndrome: Terjadi pada anak dan remaja, dengan
manifestasi kelemahan episodik skeletal-muscle. Sering terjadi kelemahan
permenan antara episodik paralisis.
VI. PATOFISIOLOGI
Klasifikasi PP untuk kepentingan klinis, ditunjukkan pada tabel 1,
termasuk tipe hipokalemik, hiperkalemik dan paramyotonia.4
Potassium-aggravated myotonia
Kelainan terkait autosom dominan ini dibagi dalam 3 kategori,
myotoniaflunctuan, myotnia permanen, azetazolamide-responsive MC.
Kelemahan jarang pada kelainan ini. Tetapi nyeri otot episodik kekakuan
disebabkan myotonia muncul pada myotonia flunctuan dan acetazolamide-
responsiveMC, ketika kelainan itu berlanjut pada myotonia permanen.Serangan
dimulai pada istirahat segera setelah latihan pada myotonia tetapi lebih sering
dengan latihan pada asetazolamid-responsive MC. Kalium dan dingin
merperburuk myotonia dalam 3 kelainan4
Paramyotonia kongenital
Pada kelainan terkait autosomal dominan ini, myotonia di perburuk
dengan aktivitas (paradoxical myotonia) atau temperatur dingin.Gejala-gejala
paling diperberat pada wajah.Kelemahan episodik juga bisa berkembang setelah
latihan atau temperatur dingin dan biasanya berkangsung hanya beberapa menit,
tetapi bisa berlangsung sepanjang hari.Pemasukan kalium biasanya memperburuk
gejala, tetapi pada beberapa kasus,menurunkan kadar kalium serum mencetuskan
serangan.4
5. Elektrokardiografi
XI. PENATALAKSANAAN
Pengobatan sering dibutuhkan untuk serangan akut hipokalemik PP tetapi
jarang untuk hiperkalemik PP.Pengobatan profilaksis dibutuhkan ketika serangan
semakin sering( frequent). Pada hipokalemik periodik paralisis selama serangan,
suplemen oral kalsium lebih baik dari suplemen IV. Yang terakhir diberikan untuk
pasien yang mual atau tidak bisa menelan. K+ oral pada dosis 30-60 mEq/kg
seharusnya diberikan setiap 30 menit sebelum kelemahan berlanjut. Kalium
Klorida IV 0,5 mEq/kgBB dalam manitol 5% bolus adalah lebih baik sebagai
lanjutan infus. Monitoring ECG dan pengukuran kalium serum berturut
dianjurkan.Untuk profilaksis, asetazolamid diberikan pada dosis 125-1000 mg/hari
dalam dosis terbagi. Dichlorphenamide 50-200 mg/hari telah menunjukkan ke
efektifan yang sama. Potasium-sparing diuretik seperti
triamterene (25-100 mg/hari) dan spironolakton (25-100 mg/hari) adalah obat lini
kedua untuk digunakan pasien yang mempunyai kelemahan buruk (worsens
weakness) atau mereka yang tidak respon dengan penghambat karbonik anhidrase.
Karena diuretik ini potassium sparing suplemen kalium bisa tidak dibutuhkan.7
Tirotoksikosis PP:
pengobatan terdiri dari kontrol tirotoksikosis dan agen beta-blocking.
PROGNOSIS
5. Ranie. Hipokalemic periodic paralisys. Asia Pasific Journal od Pediatric and Child
Helath. 2019
6. Ismy J. Periodik paralisis hipokalemia pada anak usia 15. JKS. 2020
7. Jeffrey MS, Fontaine B, Hanna MG. Review of the diagnosis and treatment of
periodic paralysis. Muscle and nerve. 2018