Anda di halaman 1dari 24

PERIODIK PARALISIS

Disusun oleh:
Riska Lidiastuti 2310070200012
Cici Indrayani 2310070200022
Yeny Elfiyanti 2310070200035

Preseptor:
dr. Edinirwan, Sp. S, M. Biomed
01 02
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

03
KESIMPULAN
01
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Periodik Paralisis
• Kelemahan akut anggota gerak
• Mengenai anak dan dewasa muda, sering
serangan pertama pada usia menjelang 16
tahun
• Serangan berulang-ulang
• Tidak mengenai otot-otot kranial dan
pernafasan
• Gangguan pada ion kalium (hipokalemia
tersering)
02
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Periodik parálisis adalah gangguan otot
rangka di mana pasien mengalami
serangan kelemahan otot dengan durasi
dan derajat yang bervariasi.
• Serangan dapat berlangsung dari beberapa
menit sampai beberapa hari.
• Kelemahan otot skletal dengan hiporeflek
tidak disertai déficit sensoris dan
penurunan kesadaran.
• Umumnya dihubungkan dengan perubahan
kadar kalium sérum.

Fialho D, Michael GH. Periodic Paralysis. 2007. p. 77-105.


Epidemiologi

Kejadian periodik
paralisis Hipokalemi
1:100.000

3/4 1
Pria
: Wanita
Etiologi

 Periodik paralisis hipokalemia


biasanya disebabkan oleh
kelainan genetic autosomal
dominan, ditandai dengan
serangan episodik berupa
kelemahan otot atau paralisis
flaksid akibat proses
perpindahan kalium ke ruang
intraselular.
Klasifikasi

● Secara konvensional dapat dibagi 2:

○ Paralisis Periodik perimer atau familial --> disebabkan oleh mutasi gen autosomal
dominan

■ Paralisis periodik hipokalemi

■ Paralisis periodik hiperkalemi

○ Paralisis Periodik Sekunder --> penyakit seperti gagal ginjal kronis, tirotoksikosis,
paramyotonia kongenital, atau sindrom Andersen dapat ditemukan kelumpuhan periodik
sekunder
HIPOKALEMIA PERIODIK PARALISIS
● Paralisis periodik hipokalemia (PPH) adalah kelainan yang ditandai
kelemahan otot akut karena hipokalemia yang terjadi secara episodik.
Paralisis Periodik Hipokalemi sekunder bersifat sporadik dan biasanya
berhubungan dengan penyakit tertentu atau keracunan
● Hipokalemia dapat terjadi karena adanya faktor pencetus tertentu, misalnya
makanan dengan kadar karbohidrat tinggi, istirahat sesudah latihan fisik,
perjalanan jauh, pemberian obat.
● Kadar insulin juga dapat mempengaruhi kelainan ini karena insulin akan
meningkatkan aliran kalium ke dalam sel.
● Pada saat serangan akan terjadi pergerakan kalium dari cairan ekstra selular
masuk ke dalam sel, sehingga pada pemeriksaan kalium darah terjadi
hipokalemia. Pencetus untuk setiap individu berbeda, juga tidak ada korelasi
antara besarnya penurunan kadar kalium serum dengan beratnya paralisis
(kelemahan) otot skeletal

Widjajanti A, Agustini SM. Hipokalemik Periodik Paralisis. 2005. p. 19-22


HIPERKALEMIA PARALISIS PERIODIK
■ Biasanya terdapat pada usia dibawah umur 10 tahun.

■ Pasien biasanya menjelaskan adanya rasa berat atau kaku pada otot.

■ Kelemahan dimulai dari paha dan betis, yang kemudian menyebar ke leher dan lengan. Kelemahan
pada otot proksimal mendominasi, sementara kelemahan otot distal timbul setelah aktivitas berat.

■ Frekuensi dan berat serangan berkurang pada masa remaja dan hilang pada saat dewasa. Frekuensi
laki-laki dan wanita sama.
Karakteristik klinis paralisis periodik hiperkalemia dan paralisis hipokalemia

Paralisis periodik Paralisis peiodik hipokalemik


hiperkalemik

usia Dibawah 10 tahun 15–35 tahun


Pemicu Istirahat sehabis latihan, Istirahat sehabis latihan,
dingin, puasa, makanan kelebihan karbohidrat
kaya kalium

Waktu serangan Kapan pun Pada saat bangun tidur pagi


hari
Durasi serangan Beberapa menit sampai Beberapa jam sampai
beberapa jam beberapa hari

Keparahan Ringan sampai sedang, Sedang sampai berat


serangan fokal

Gejala tambahan Miotonia atau paramiotonia -


Kalium serum Biasanya tinggi, bisa Rendah
normal
Pengobatan Acetazolamide, Acetazolamide,
dichlorphenamide, dichlorphenamide, suplemen
thiazide, beta-agonist kalium, diuretik hemat kalium
Patofisiologi
Mutasi genetik
yang mengatur
kanal ion

Ion channelopaties

Ketidakmampuan
membran otot polos
untuk tereksitasi

PERIODIC PARALYSIS
 Dasar fisiologis kelemahan otot flaksid adalah tidak adanya
eksitabilitas membrane otot yakni, sarkolema
 Ion channel yang sensitif tegangan secara tertutup meregulasi
pergantian potensial aksi (perubahan singkat dan refersibel
tegangan membrane sel.
Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium
Kadar kalium serum, Fungsi ginjal, Kadar glukosa darah, pH darah, Hormon tiroid
2. EKG
Terdapat kadar kalium serum dibawah 3,5 dan 3,0 mEq/L.
3. Biopsi otot
Pada paralisis periodik hipokalemia primer terdapat vakuola sentral yang tunggal
atau mutipel. Sedangkan paralisis periodik hiperkalemia sekunder terdapat
vakuola dan agregat tubular.
Tatalaksana

1. Paralisis periodik hipokalemia


• Acetazolamide dosis 125 mg/hari dan secara bertahap ditingkatkan hingga
dosis yang dibutuhkan maksimum 1500 mg/hari.
• Dichlorphenamide 50-150 mg/hari.
2. Paralisis periodik hiperkalemia
Jika kadar kalium darah sangat tinggi dapat diberikan secara intravena 20 ml
kalsium glukonas 20% atau drip normal saline atau secara intravena glukosa
10% ditambah insulin.
3. Pengobatan paralisis periodik normokalemik
a. Diet tinggi karbohidrat, seperti permen gula
b. Thiazide, seperti chlorthalidone 250-1000 mg/hari
c. Pemberian secara intravena normal saline dan kalsium glukonat
d. Pemberian secara intravena insulin dan glukosa
Prognosis

o Pada periodik paralisis pada pasien yang tidak mendapatkan terapi kuat
maka akan didapatkannya kelemahan anggota badan bagian proksimal
yang menetap.
o Bila periodik paralisis dibiarkan dalam waktu lama akan terjadi
rhabdomiolisis sampai gagal nafas.
03
KESIMPULAN
Periodik paralisis merupakan sindroma klinis yang dapat
menyebabkan kelemahan yang akut pada anak-anak maupun dewasa
muda. Pasien akan mengalami kelemahan progresif dari anggota gerak
baik tungkai maupun lengan tanpa adanya gangguan sensoris yang
diikuti oleh suatu keadaan hipokalemia.

Gangguan ini secara konvensional dibagi menjadi paralisis periodik


primer atau diturunkan dan paralisis periodik sekunder. Keadaan
hipokalemia yang berat dapat mengganggu fungsi jantung hingga
terjadi gangguan irama jantung yang bila tidak ditangani akan
memperburuk keadaan pasien hingga mengancam nyawa.
DAFTAR PUSTAKA
• Fialho D, Michael GH. Periodic Paralysis. 2007. p. 77-105.
• Arya, SN. Lecture Notes: Periodic Paralysis. Journal Indian Academy of
Clinical Medicine. 2002; 3(4): 374-82.
• Souvriyanti E, Sudung OP. Paralisis Periodik Hipokalemik pada Anak
dengan Asidosis Tubulus Renalis Distal. 2008. p. 53-59.
• Widjajanti A, Agustini SM. Hipokalemik Periodik Paralisis. 2005. p. 19-22
• Graber M. Terapi Cairan, Elektrolit dan Metabolik, Ed. 1. Jakarta:
Farmedia; 2002.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai