ACEH
Refarat
Oleh : Rizky Fajri
Sub Bagian : Neuropediatri
Pembimbing : Anidar, Dr, dr., SpA(K), M.Kes
Jufitriani Ismy, dr. SpA, M.Kes
Tanggal : Desember 2020
Pendahuluan
dikenal sebagai salah satu kelompok kelainan penyakit chanellopathies pada otot
kelemahan tiba-tiba yang disertai gangguan pada kadar kalium serum. Paralisis
periodik adalah suatu sindrom klinis dengan kelemahan / paralisis otot akut.
Penyakit yang berat dapat dimulai pada masa anak-anak, sedangkan kasus yang
ringan seringkali mulai pada dekade ketiga. Penyakit ini sebagian besar bersifat
populasi. Mekanisme yang mendasari penyakit ini adalah malfungsi pada ion
Mutasi dari gen dari kanal ion tersebut akan menyebabkan kelainan yang
dari otot-otot skeletal. Defek pada kanal ion tersebut dapat meningkatkan eksitasi
kehilangan kemampuan eksitasi. Dan kehilangan dari eksitasi listrik pada otot
1
skeletal merupakan kelainan dasar dari periodik paralisis. Paralisis hipokalemia
adalah kelainan yang ditandai dengan kadar kalium yang rendah (K< 3,5 mmol/L)
dan lain-lain. Kadar insulin juga dapat mempengaruhi kelainan ini pada banyak
penderita, karena insulin akan meningkatkan aliran kalium ke dalam sel. Pada saat
serangan akan terjadi pergerakan kalium dari cairan ekstra selular masuk ke dalam
sel, sehingga pada pemeriksaan kalium darah terjadi hipokalemia. Kadar kalium
Pencetus untuk setiap individu berbeda, juga tidak ada korelasi antara
besarnya penurunan kadar kadar kalium serum dengan beratnya paralisis atau
kelemahan otot skeletal. Serangan dapat berlangsung dari beberapa menit sampai
beberapa hari. Kelemahan dalam serangan dapat general atau fokal. Penderita
dapat mengalami serangan hanya sekali, tetapi dapat juga serangan berulang
menyebabkan kelemahan pada otot proksimal dan otot distal, namun otot
proksimal biasa lebih parah terkena dibandingkan otot distal, Otot yang sering
terkena otot bahu dan pinggul, dapat juga mengenai otot lengan, kaki, dan mata.
Otot diafragma dan otot jantung jarang terkena, pernah juga dilaporkan kasus
2
Berdasarkan etiologinya paralisis hipokalemi dibagi menjadi 2 yaitu
hipokalemi.6
Definisi
otot akut.Penyakit yang berat dapat dimulai pada masa anak-anak, sedangkan
kasus yang ringan seringkali mulai pada dekade ketiga. Penyakit ini sebagian
cirinya adalah episode kelemahan flaksid otot yang terjadi pada interval yang
tidak teratur. Umumnya diturunkan dan lebih episode daripada periode. Penyakit
ini dapat dibagi dengan baik dalamkelainan primer dan sekunder. Karakteristik
dengan perubahan kadar kalium serum; (3) kadang disertai myotonia; dan
3
(4) myotonia dan PP primer keduanya akibat defek ion channel.1Paralisis
kelemahan otot yang ringan sampai berat hingga mengancam jiwa seperti cardiac
aritmia dan kelumpuhan otot pernapasan. Beberapa hal yang mendasari terjadinya
Syndrome, keracunan barium, pemakaian obat golongan diuretik dan diare, namun
dari beberapa kasus sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, salah diagnosa akan
autosomal yang ditandai dengan kelemahan kekuatan otot berulang, yang dapat
terjadi karena mutasi pada saluran natrium (Na) dan kalium (K). Hal ini
dengan kadar kalium serum selama serangan. Keadaan tersering dari periodik
prevalensi 1 dalam 100.000 kelahiran, tapi bisa berakibat fatal jika tidak dilakukan
wajah biasanya tidak terpengaruh, tapi kematian akibat kegagalan pernapasan juga
telah dilaporkan. tinggi diet karbohidrat, stres dan latihan fisik berat adalah salah
satu penyebab yang menjadi memicu serangan. Rata-rata 2-36 jam serangan dapat
4
Pada populasi umum, data mengenai hipokalemia sukar diperkirakan,
namun kemungkinan besar kurang dari 1% subyek sehat mempunyai kadar kalium
lebih rendah dari 3,5 mEq/L. Asupan kalium berbeda-beda tergantung usia, jenis
kelamin, latar belakang etnis dan status sosioekonomik. Apakah perbedaan asupan
rawat inap memiliki kadar kalium lebih rendah dari 3,5 mEq/L, dengan 5% pasien
memiliki kadar kalium lebih rendah dari 3 mEq/L. Pada pasien yang
50% pasien. Pasien keturunan Afrika dan wanita lebih rentan, risiko juga
dengan gangguan pola makan, insidens berkisar antara 4,6% sampai 19,7%;
pasien dengan AIDS di mana sampai 23,1% pasien rawat inap menderita
hipokalemia dan juga pasien alkoholik yang berkisar sampai 12,6% dan diduga
hipomagnesemia.10
banyak terjadi pada pria daripada wanita dengan rasio 3-4 : 1. Usia terjadinya
serangan pertama bervariasi dari 1-20 tahun, frekuensi serangan terbanyak di usia
5
Bila gejala-gejala dari sindroma tersebut dapat dikenali dan diterapi secara
Etiologi
hari pada keadaan kekurangan kalium. Oleh karena itu, penurunan asupan
penggunaan terapi protein cair untuk penurunan berat badan secara cepat. 10
dipertahankan oleh pompa Na-K- ATPase yang terdapat pada membran sel.
Pada keadaan tertentu dapat terjadi peningkatan laju kalium masuk ke dalam
Efek ini paling nyata pada pemberian insulin untuk pasien dengan
6
ketoasidosis diabetikum atau hiperglikemia nonketotik berat. Konsentrasi
kalium plasma juga dapat menurun oleh karena pemberian karbohidrat. Oleh
pada terapi hipokalemia dapat menurunkan kadar kalium plasma lebih lanjut
Kelainan ini jarang ditemui dan disebabkan oleh etiologi yang belum
pada keadaan di mana terjadi aliran kalium masuk ke dalam sel secara tiba-
tiba dapat menurunkan kadar kalium plasma sampai serendah 1,5 - 2,5 mEq/L,
seringkali dicetuskan oleh istirahat sehabis olah raga, stres, atau makanan
7
plasma normal diantara serangan membedakan antara paralisis periodik
beberapa hipokalemia berat oleh karena asidosis tubular ginjal (renal tubular
Hipotermia
kalium saluran cerna bawah cukup tinggi (20-50 mEq/L) pada sebagian besar
5-10 mEq/L; sehingga deplesi kalium pada keadaan ini utamanya disebabkan
oleh karena kehilangan urin. Keadaan berikut ini yang menyebabkan kehilangan
bikarbonat pada filtrasi ginjal berada di atas ambang batas reabsorptif. Sebagai
akibatnya, lebih banyak natrium bikarbonat dan air yang dihantarkan kepada
8
hipovolemia. Efek nettonya adalah peningkatan sekresi kalium dan kehilangan
kalium urin secara besar-besaran. Pada keadaan ini juga terjadi pengeluaran
natrium secara tidak wajar, sehingga hanya rendahnya kadar klorida urin yang
biasanya paling jelas pada beberapa hari pertama, setelah itu, kemampuan
natrium, bikarbonat dan kalium urin secara signifikan. Pada saat ini, pH urin
metabolik alkalosis. 10
sering terjadi pada saat kehilangan timbul dalam jangka waktu lama, seperti
faeses tidak dapat menjelaskan semua defisit kalium. Subyek normal biasanya
mendapatkan asupan kalium sekitar 80 mEq per hari. Ekskresi kalium normal
harus turun di bawah 15-25 mEq/hari pada keadaan defisit kalium. oleh
9
karenanya, kehilangan faeses (biasanya sekitar 10 mEq/hari) harus melewati
Proses ini dipengaruhi oleh dua faktor: aldosteron dan hantaran air serta
elektronegatif relatif, sehingga mendorong sekresi kalium pasif dari sel tubular
stimulasi aldosteron. 10
Diuretik
10
Jenis apapun yang beraksi pada daerah proksimal lokasi sekresi kalium,
asetazolamid, diuretik ansa henle dan tiazid, akan meningkatkan hantaran
distal dan juga, lewat induksi penurunan volume, mengaktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron. Sebagai akibatnya, ekskresi kalium urin akan
meningkat, menyebabkan hipokalemia apabila kehilangan ini lebih besar dari
asupan (gambar 2). 10
Patofisiologi
praktek klinis yang didefinisikan dengan kadar kalium serum kurang dari 3,5
mEq/L, pada hipokalemia sedang kadar kalium serum 2,5-3 mEq/L, dan
hipokalemia berat kadar kalium serumnya kurang dari 2,5 mEq/L. Keadaan ini
11
Gejala hipokalemi ini terutama terjadi kelainan di otot. Konsentrasi kalium serum
pada 3,0-3,5 mEq/L berhubungan dengan suatu keadaan klinis seperti kelemahan
otot ringan, fatigue, dan mialgia. Pada konsentrasi serum kalium 2,5-3,0 mEq/L
kelemahan otot menjadi lebih berat terutama pada bagian proximal dari tungkai.
Ketika serum kalium turun hingga dibawah dari 2,5 mEq/L maka dapat terjadi
dari organ lain, terutama sekali jantung yang banyak sekali mengandung otot dan
berpengaruh terhadap perubahan kadar kalium serum. Perubahan kerja jantung ini
EKG ini dapat mulai terjadi pada kadar kalium serum dibawah 3,5 dan 3,0 mEq/L.
kejadian periodik paralisis yang diturunkan, dimana kelainan ini diturunkan secara
terjadi karena mutasi dari gen reseptor dihidropiridin pada kromosom 1q.
Reseptor ini merupakan calcium channel yang bersama dengan reseptor ryanodin
berperan dalam proses coupling pada eksitasi-kontraksi otot. Fontaine et.al telah
berhasil memetakan mengenai lokus gen dari kelainan HypoPP ini terletak
tepatnya di kromosom 1q2131. Dimana gen ini mengkode subunit alfa dari L-type
12
calcium channel dari otot skeletal secara singkat di kode sebagai CACNL1A3.
Mutasi dari CACNL1A3 ini dapat disubsitusi oleh 3 jenis protein arginin (Arg)
dan kelainan ini kejadiannya lebih rendah pada wanita dibanding pria. Pada
Sebagai gejala klinis dari periodik paralisis hipokalemi ini ditandai dengan
kelemahan dari otot-otot skeletal episodik tanpa gangguan dari sensoris ataupun
kognitif yang berhubungan dengan kadar kalium yang rendah di dalam darah dan
tidak ditemukan tanda-tanda miotonia dan tidak ada penyebab sekunder lain yang
menyebabkan hipokalemi. Gejala pada penyakit ini biasanya timbul pada usia
pubertas atau lebih, dengan serangan kelemahan yang episodik dari derajat ringan
vital dan hipoventilasi, gejala lain seperti fatigue dapat menjadi gejala awal yang
timbul sebelum serangan, namun hal ini tidak selalu diikuti dengan terjadinya
serangan kelemahan. Serangan sering terjadi saat malam hari atau saat bangun
dari tidur dan dicetuskan dengan asupan karbohidrat yang banyak serta riwayat
melakukan aktivitas berat sebelumnya yang tidak seperti biasanya. Serangan ini
dapat terjadi hingga beberapa jam sampai yang paling berat dapat terjadi beberapa
13
Distribusi kelemahan otot dapat bervariasi. Kelemahan pada tungkai
biasanya terjadi lebih dulu daripada lengan dan sering lebih berat kelemahannya
dibanding lengan, dan bagian proksimal dari ekstremitas lebih jelas terlihat
terjadi sebaliknya dimana kelemahan lebih dulu terjadi pada lengan yang
kemudian diikuti kelemahan pada kedua tungkai dimana terjadi pada pasien ini.
Otot-otot lain yang jarang sekali lumpuh diantaranya otot-otot dari mata, wajah,
lidah, pharing, laring, diafragma, dan spingter, namun pada kasus tertentu
kelemahan ini dapat saja terjadi. Saat puncak dari serangan kelemahan otot,
refleks tendon menjadi menurun dan terus berkurang menjadi hilang sama sekali
dan reflek kutaneus masih tetap ada. Rasa sensoris masih baik, Setelah serangan
berakhir, kekuatan otot secara umum pulih biasanya dimulai dari otot yang
terakhir kali menjadi lemah. Miotonia tidak terjadi pada keadaan ini, dan bila
terjadi dan terlihat pada klinis atau pemeriksaan EMG menunjukkan terjadinya
darah dalam hal ini fungsi ginjal, elektrolit darah dan urin, urinalisa urin 24
jam, kadar hormonal seperti T4 dan TSH sangat membantu kita untuk
14
asidosis, dan hyperaldosteronism. 11
bawah 3,0 mEq/L, kecuali kadar kalium turun secara cepat atau pasien
hipokalemia. 10
dekade pertama atau kedua, serangan berat biasa pada pagi hari dan diperberat
kelelahan, kadang sesak nafas, pasien biasa ketika bangun pagi merasakan
kelemahan ekstremitas yang simetris, durasi terjadinya mulai dari beberapa jam
sampai 8 hari paling sering, jarang lebih dari 72 jam, serangan terjadi secara
intermiten, dan frekuensi nya dapat meningkat sampai setiap hari, frekuensi
terjadi pada umur < 30 tahun dan jarang terjadi pada umur > 50 tahun. Durasi dan
frekuensi serangan paralisis pada sangat bervariasi, mulai dari beberapa kali
15
setahun sampai dengan hampir setiap hari, sedangkan durasi serangan mulai dari
Lower Motor Neuron (LMN) yang tandai dengan seluruh gerakan, baik voluntary
maupun yang reflektori tidak dapat dibangkitkan (hilangnya refleks tendon dan
tidak adanya refleks patologi), tonus otot menghilang, dan adanya atrofi otot.13
Kelemahan atau paralisis otot biasanya timbul pada kadar kalium plasma
<2,5 mEq/L. Kadar CPK (Creatinin Protein Kinase ) meningkat pada saat terjadi
serangan. Pada pemeriksaan kadar kalium di urin, jika rasio kreainin dan kalium
kalium ke dalam sel) atau sekunder (kekurangan intake kalium atau kehilangan
kadar kalium darah rendah [kurang dari 3,5 mmol/L (0,9–3,0 mmol/L) ] pada
lain dalam batas normal. Paralisis yang terjadi pada penyakit ini umumnya
berlokasi di bahu dan panggul meliputi juga tangan dan kaki, bersifat intermiten,
serangan biasanya berakhir sebelum 24 jam. Terdapat 2 bentuk kelainan otot yang
diobservasi yaitu episode paralitik dan bentuk miopati, kedua keadaan ini dapat
jarang terjadi, demikian pula bentuk miopatik murni jarang terjadi. Episode
16
paralitik ditandai terutama adanya flaccid paralysis dengan hipokalemia sehingga
Gejala
potensial membran istirahat dan juga keadaan aktivasi kanal membran natrium;
ini. Menurut rumus Nernst, potensial membran istirahat terkait dengan rasio
17
intraselular oleh karena keluarnya kalium dari sel diikuti dengan masuknya H+
episode otot lemah ekstrim biasanya dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja.
berat atau kelumpuhan yang biasanya berlangsung dari jam ke hari. Beberapa
orang mungkin memiliki episode hampir setiap hari, sementara yang lain
Serangan dapat terjadi tanpa peringatan atau bisa dipicu oleh faktor-faktor
Seringkali, besar, makan kaya karbohidrat atau olahraga berat di malam hari dapat
memicu serangan setelah bangun pagi hari berikutnya. Meskipun individu yang
18
episode berulang dapat menyebabkan kelemahan otot yang terus-menerus di
kadar kalium dalam darah mereka (hipokalemia) selama episode kelemahan otot.
kalium dalam darah mereka (hipokalemia) selama episode kelemahan otot. Para
membuat protein yang memainkan peran penting dalam otot digunakan untuk
gerakan (otot rangka). Bagi tubuh untuk bergerak normal, otot-otot ini harus
tegang (kontrak) dan bersantai dalam cara yang terkoordinasi. kontraksi otot yang
dipicu oleh aliran atom bermuatan positif tertentu (ion) ke dalam sel otot. Protein
CACNA1S dan SCN4A membentuk saluran yang mengontrol aliran ion ini.
Saluran dibentuk oleh protein CACNA1S mengangkut ion kalsium ke dalam sel,
sedangkan saluran yang dibentuk oleh protein SCN4A mengangkut ion natrium.
Mutasi pada CACNA1S atau gen SCN4A mengubah struktur biasa dan
fungsi kalsium atau natrium saluran. saluran yang diubah tidak dapat benar
mengatur aliran ion ke dalam sel otot, yang mengurangi kemampuan otot rangka
19
berkontraksi. Karena kontraksi otot yang dibutuhkan untuk gerakan, gangguan
dalam transportasi ion yang normal mengarah ke episode kelemahan otot yang
episode otot lemah ekstrim atau kelumpuhan, biasanya dimulai pada masa bayi
atau anak usia dini. Paling sering, episode ini melibatkan ketidakmampuan
meningkatkan frekuensi sampai pertengahan usia dewasa, setelah itu mereka lebih
setelah latihan, makanan kaya kalium seperti pisang dan kentang, stres, kelelahan,
alkohol, kehamilan, paparan suhu dingin, obat-obatan tertentu, dan periode tanpa
meskipun banyak orang yang terkena dampak terus mengalami kekakuan ringan
weakor lumpuh melepaskan ion kalium ke dalam aliran darah. Dalam kasus lain,
memainkan peran penting dalam otot digunakan untuk gerakan (otot rangka).
Bagi tubuh untuk bergerak normal, otot-otot ini harus tegang (kontrak) dan
bersantai dalam cara yang terkoordinasi. Salah satu perubahan yang membantu
kontraksi otot strigger adalah aliran atom bermuatan positif (ion), termasuk
natrium, ke dalam sel otot. Saluran bentuk protein SCN4A yang mengontrol aliran
Mutasi pada gen SCN4A mengubah struktur biasa dan fungsi natrium
channel. saluran diubah tetap terbuka terlalu lama atau tidak tetap tertutup cukup
lama, memungkinkan ion natrium lebih mengalir ke sel-sel otot. Peningkatan ion
natrium ini memicu kalium dari sel-sel otot, yang menyebabkan lebih banyak
saluran natrium untuk membuka dan merangsang aliran ion natrium lebih ke sel-
Penatalaksanaan
21
Penatalaksanaan paralisis periodik hipokalemi bertujuan untuk
yang lambat diserap dalam tubuh seperti roti, cereal, buah, susu, yogurt), makanan
tinggi kalium seperti pisang, alvokat, almond, tomat dll serta ,mengindari
minuman alcohol.14
secara oral atau intravena. Disarankan untuk memberikan secara oral, kecuali bila
Sediaan KCl tidak boleh diberikan langsung, harus dilarutkan dalam cairan infus,
yang dipakai adalah normal saline, karena larutan dektrose dapat menyebabkan
kenaikan 1-1,5 mmol/l dalam K+ serum, tetapi ini sifatnya sementara karena K+
22
Sedang (2,5-2,9) à koreksi kalium 96mmol/day-100mmol/day)
Berat (<2,5 mmol/l) à koreksi kalium 40mmol KCl in 1L* 0.9% NaCl.14
awalnya obat ini diberikan untuk periodik paralisis tipe hiperkalemi, kemudian
sampai saat ini masih belum jelas, tetapi penelitian terakhir mengungkap bahwa
Komplikasi
juga mempunyai banyak peranan di dalam sistem organ yang beragam, yang
aterosklerosis.
target.
DAFTAR PUSTAKA
24
review of the literature. Cases J. 2008; 1:256.
3. Feldman EL, Rusel WGJW, Zifko UA. Atlas of Neuromuscular Disease a
Pratical Guideline. Springer-Verlag. New York. 2004
4. Pertiwi S Amanda. Penatalaksanaan Paralisis Hipokalemia P. 2015
Available on : URL : http://ukeunila.com/wp
content/uploads/2015/12/AMANDA-SAMURTI-PERTIWI.pdf.
5. Wi JK, Lee HJ, Kim EY, Cho JH, Chin SO, Rhee SY, Moon JY, Lee
SH, Jeong KH, Gyoo C, Lee TW. 2012. Etiology of hypokalemic
paralysis. Korea Journal of Medicine. 10(1):18-25
6. Robinson JE, Morin VI, Douglas MJ, Wilson RD. 2010. Familial
hypokalemic periodic paralysis and Wolff parkinson-white syndrome
in pregnancy. Canada Journal Anaesth. 47:160–164.
7. Browmn RH, Mendell JR., Braundwald E, Fauci AS, Kasper DL,
Hauser SL, Longob DL, Jameson JR. 2011. Muscular dystrophies and
other muscle diseases. Harrison’s 9.-Principles of internal medicine.
15 th Eds. USA: McGraw-Hill. pp.2538.
8. Kalita J, Nair PP, Kumar G. 2010. Renal tubular acidosis presenting as
respiratory paralysis: Report of a case and review of literature. Neurol
India. 58:106–108.
9. Nesrin C, Ummu A, Zeynep Selen K, Birce Dilge T and Cahide Y. 2016.
Hypokalemic Periodic Paralysis Case: Report of a case and review of
literature. Vol.1 No.3:14.
10. Sumantri Stevent. Pendekatan Diagnostik Hipokalemia. 2009 Available on
:
URL:http://internist.weebly.com/uploads/1/6/7/2/16728952/2009_sumantr
i_kasus_pendekatan_diagnostik_hipokalemia.pdf
11. Lin SH, Lin YF, Halperin ML.2004. Hypokalemia and paralysis. Q J Med.
94:133–139.
12. Singh MB. Bhatia R. Emegencies in Neurology. Kundi. India. 2011
25
13. Mardjono M, Sidharta P.. Neurologi Klinik Dasar. Dian Rakyat. Jakarta.
2010
14. Dietary Guidelines for Hypokalemic Period Paralysis. Maret 2012.
http://www.qld.au/masters/coyright.asp
15. Guideline for the Management of Hypokalaemia in Adults. Medicines
Information, CGH: August 2010
16. Levitt J. Practical Aspect in The Management of Hypokalemic Periodic
Paralysis. Journal of Translation Medicine. 2008
17. Lister Hill National Center for Biomedical Communications U.S. National
Library of Medicine National Institutes of Health Department of Health &
Human Services. 2017 Available on :
https://ghr.nlm.nih.gov/condition/hypokalemic-periodic-paralysis
18. Lister Hill National Center for Biomedical Communications U.S. National
Library of Medicine National Institutes of Health Department of Health &
Human Services. 2017 Available on :
https://ghr.nlm.nih.gov/condition/hyperkalemic-periodic-paralysis
26