Anda di halaman 1dari 69

Presentasi Kasus

Bangsal

Paralisis Periodik
Hipokalemia

Oleh
Hening Widjayanti

Moderator : dr.Arinta Puspitawati, SpS


DEFINISI PERIODIK
PARALISIS
Suatu sindrom klinis dimana didapatkan kelemahan /
paralisis otot yang sifatnya akut.
Penyakitini sebagian besar bersifat herediter dan
diturunkan secara autosomal dominan.
Mekanisme yang mendasari penyakit ini adalah
gangguan ion channel pada membran otot skelet /
channelopathy
Didapatkan episode kelemahan otot yang bersifat
flaksid yang terjadi pada interval yang tidak teratur.
EPIDEMIOLOGI

1 diantara 100.000 orang


Pria lebih sering dari wanita

Usia terjadinya serangan pertama


bervariasi dari usia 120 tahun

Frekuensi serangan terbanyak di


usia 1535 tahun
ETIOLOGI PERIODIK
PARALISIS
Familial
Tirotoksikosis

Intoksikasi Barium

Gangguan ginjal

Gangguan endokrin

Gangguan gastrointestinal
Dipandang dari berat ringannya
Hipokalemia dibagi menjadi :

Hipokalemia ringan
Kadar serum antara 3 3,5 mEq/L
Hipokalemia moderat
kadar serum antara 2,5 3 mEq/L.
Hipokalemia berat
Kadar serum < 2,5 mEq/L. Hipokalemia yang
< 2 mEq/L biasanya sudah disertai kelainan
jantung dan mengancam jiwa
Gejala Klinis Periodik
Paralisis
Mual dan muntah
Sifatnya berulang/intermiten
Saat serangan pasien sadar, sering serangan terjadi saat pasien istirahat
atau bangun tidur, jarang terjadi pada pasien yang sedang olahraga,
namun serangan bisa datang justru saat pasien istirahat sehabis
berolahraga
Diare, poliuria, fatigue
Nyeri otot/kram dan kelemahan otot-otot skeletal, lokasi disekitar dibahu
dan pangkal paha
Gejala Klinis
Menjalar ke lengan atas dan ekstremitas bawah, atau ke otot
mata dan otot yang

membantu pernafasan dan otot menelan

Faktor pencetus lain dengan diet tinggi karbohidrat, tinggi


garam atau konsumsi alkohol, lama serangan biasanya tidak
lebih dari 24 jam.

Tidak ada gangguan dari sensoris ataupun kognitif yang


berhubungan dengan kadar kalium yang rendah di dalam
darah

Jantung berdebar-debar
Perbandingan PP Hipokalemia, Normokalemia,
Hiperkalemia
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Mutasi gen reseptor dihidropiridin pada kromosom
1q dalam proses coupling eksitasi-kontraksi otot

Perubahan aktivitas pompa Na/K adenosine-


trifosfatase atau voltage gated calcium channels

Channelopathy
Patofisiologi

Permeabilitas Ion K msk ke


membran sel Hipokalemia
dlm sel otot
terhadap Na
dan Cl
meningkat Hiperpolarisasi
membran otot

Transmisi
Neuromuskular
terhalang

Paralisis
KLASIFIKASI

Kadar kalium Etiologi Abnormal


darah PP Hipokalemia
kanal ion
PP Hiperkalemia Ggn subunit
PP Hipokalemia
Kalium diperburuk kanal ion
PP Hiperkalemia Ggn proses
PP Normokalemia dengan miotonia
patologis
Ggn canal Ca,
Na, Cl
Berdasar Kadar Kalium
Darah
Berdasar Etiologi

Periodik Paralisis Primer

Periodik Paralisis Hiperkalemik

Kalium diperburuk dengan


miotonia
Periodik Paralisis Primer
Periodik Paralisis Sekunder
Paralisis periodik hipokalemik.
Tirotoksikosis

Thiazide atau loop-diuretik induced


Kehilangan Kalium nefropati
Druginduced : gentamisin, karbenisilin, amfoterisin-B, tetrasiklin
terdegradasi, vitamin B12, alkohol, carbenoxolone
Hiperaldosteronisme primer atau sekunder
Toksisitas akut akibat konsumsi barium karbonat sebagai rodentisida
Kehilangan kalium gastro-intestinal

Kalium yang diperberat dengan myotonia


Berdasarkan Defek Kanal
Ion
ANAMN
ESA

TES PEMERIK
PROVO SAAN
KASI FISIK

DIAGN
OSTIK

EMG LABORA
TORIUM

EKG
Anamnesa
Usia saat onset
Riwayat paralisis yang berulang
Waktu

Kelemahan otot
Intensitas

Pemberian obat tertentu


Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
a. Refleks tendon menurun atau menghilang
b. Kelemahan anggota gerak
c. Kekuatan otot menurun
d. Rasa sensoris masih baik
e. Aritmia jantung
f. Reflek Babinski positif
g.Terjadinya spasme alis mata diantara
serangan
Kriteria diagnostik untuk paralisis
periodik primer hipokalemia menurut
Sansone et al 2008.
Duaatau lebih serangan dari kelemahan otot dengan serum K <3,5
mEq/L
Salahsatu serangan kelemahan otot pada probandus dan satu
serangan dari kelemahan relatif satu dengan serum K <3,5 mEq / L
Tiga dari enam gambaran klinis / laboratorium berikut:
- Onset pada dekade pertama atau kedua
- lamanya serangan (kelemahan otot yang melibatkan satu atau
lebih
anggota badan) lebih dari dua jam
- Adanya pemicu (makan kaya karbohidrat sebelumnya, onset
gejala selama
istirahat setelah latihan, stres)
- Perbaikan gejala dengan asupan kalium
- Riwayat keluarga kondisi genetik atau dikonfirmasi mutasi
Continue,
Diagnosa Banding
Pengobatan paralisis periodik
hipokalemia
Profilaksis untuk mencegah serangan
Acetazolamide (tablet 250 mg)
Diuretik hemat kalium
Pengobatan saat serangan
Pemberian klorida oral 0,2-0,4 mmol / kg setiap 30 menit
sampai dengan paralisis perbaikan (1 mmol = 75 mg Kcl)
Atau kalium 5-10 gm klorida oral diberikan dan diulang dalam
1 jam, dimana fungsi ginjal dalam batas normal.
Diet (Pengaturan Asupan Makanan)
Mengurangi intake garam dan karbohidrat. Sumber
karbohidrat yang dipilih sebaiknya berupa jenis makanan
yang dimetabolisme tubuh secara lambat seperti roti gandum,
sereal gandum, ubi manis, jagung, serta kacang-kacangan.
Pengobatan selama serangan

Serangan kelemahan akut dengan garam kalium oral 0,25


mEq/kg tiap 30 menit sampai kekuatan perbaikan.
Bila pemberian peroral tidak bisa
koreksi kalium dengan injeksi 0,05-0,1 mEq/kg
atau 20-40 mEq/L KCl diinfus dalam beberapa
jam. Larutan kalium intravena
memperpendek masa serangan.
Monitoring jantung selama pengobatan
Pengobatan PP
Hiperkalemia
Acetazolamide, thiazide, diuretik
Terapi saat serangan dapat diberikan
minuman/makanan manis
Jika tidak ada perbaikan dapat
diberikan Ca glukonas 20% atau
glukosa 10% + insulin
Pengobatan PP
Normokalemia
Diet tinggi karbohidrat
Thiazide : chlorthalidone 250-1000
mg/hari
Ca glukonas iv
Glukosa 10% + insulin iv
Manajemen Penyebab

Sekunder
PP tirotoksikosis dapat diberikan -blocker dan
carbimazole. Pada kondisi darurat penggunaan
propanolol intravena direkomendasikan.
PP akibat intoksikasi barium dapat diberikan antidotum
magnesium sulfat 2.5 gram intravena bolus dosis
tunggal. Kasus akut, dapat dilakukan bilas lambung
menggunakan magnesium sulfat 2.5%.
PP akibat paramyotonia congenital gejala muncul akibat
hiperkalemia yang diinduksi udara dingin.
Penatalaksanaan pasien ditempatkan di ruangan
bersuhu hangat dan dapat diberikan glukosa intravena
atau thiazide per oral.
PP akibat Andersens syndrome harus dirawat di ruang
ICU mengingat kondisi aritmia jantung yang dapat
berakibat fatal.
Prognosis
Prognosis pada periodik paralisis bervariasi dimana pada
pasien yang tidak mendapatkan terapi kuat maka akan
didapatkan kelemahan anggota badan bagian proksimal
yang menetap, dimana aktivitas dapat dibatasi.
Bila hipokalemia dibiarkan dalam waktu lama akan
terjadi rhabdomiolisis sampai gagal nafas
Kebanyakan kasus akan membaik dengan terapi,
sementara pada kasus yang lain mengalami kelemahan
yang progresif.
Serangan yang sering berulang akan mengakibatkan
kelemahan yang progresif dan menetap walaupun diluar
serangan.
LAPORAN KASUS BANGSAL
I. IDENTITAS PENDERITA
.Nama :Tn. S
.Umur : 66 tahun
.Jenis Kelamin : Laki-laki
.Status perkawinan : Kawin
.Pendidikan : tamat SLTA
.Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat :Desa Muktiraharjo, Semarang


.Tanggal masuk perawatan : 01 Mei 2017
.Tanggal keluar perawatan : 05Juli 2015
.No CM : C634827
DATA SUBYEKTIF

Riwayat Penyakit Sekarang

Autoanamnesis dengan pasien:

Keluhan utama : lemah keempat anggota gerak


Lokasi : Keempat angota gerak
Onset : 5 jam SMRS, berangsur-angsur
memberat
Kualitas : dapat melawan gaya gravitasi
Kuantitas : sebagian aktivitas hidup
sehari-hari
dibantu keluarga
Kronologis
+5 jam sebelum masuk rumah sakit, setelah beraktifitas penderita
merasa keempat anggota gerak terasa lemah dan berat untuk
digerakkan. Awalnya pasien mengeluh kedua lengan atas terasa
lemah dan kedua tungkai juga terasa lemas. Lama-kelamaan pasien
merasa seluruh anggota gerak terasa lemas dan sulit untuk
digerakkan. Kelemahan anggota gerak kanan dan kiri dirasakan
sama berat. Rasa baal atau kesemutan disangkal. penurunan
kesadaran (-), mulut merot (-), bicara pelo(-), mual (-), muntah (-),
nyeri kepala cekot-cekot (-).
Kronologis
Keluhan diare, maupun demam disangkal, sesak nafas
(-), nyeri dada (-), sulit menelan (-), penglihatan
buram/ dobel (-),kejang (-), sering merasa gemetar (-),
keringat berlebihan (-), BAK dan BAB biasa, tidak ada
keluhan. Penderita sebelumnya beraktifitas selama
1 jam terus menerus tanpa istirahat dan makan 2
porsi nasi yang cukup banyak dibandingkan biasanya.
Faktor yang memperberat : tidak ada
Faktor yang memperingan : tidak ada
Gejala penyerta : tidak ada
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami kelemahan seperti ini sebelumnya
Riwayat penyakit tiroid (-), DM (-)
Riwayat hipertensi tetapi tidak rutin kontrol dan minum obat sejak 10
tahun yang lalu, nama obat pasien tidak paham
Riwayat nyeri pinggang 2 tahun yang lalu hilang timbul
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat sakit seperti ini (-)
Riwayat sosial ekonomi
Pasien seorang pensiunan satpam, istri seorang ibu rumah tangga, anak
4 orang sudah mandiri. Biaya pengobatan dengan BPJS. Kesan sosial
ekonomi cukup

IV. DATA OBYEKTIF


1. Status presens
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tanda Vital : TD : 150/80 mmHg
N : 80 kali/menit
RR : 18 kali/menit
t : 36,5 C
2. Status Internus
Kepala : Simetris, mesosefal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran limfonodi (-)
Dada :
- Jantung : Konfigurasi jantung dalam batas normal,
bunyi jantung I-II normal, gallop (-),
bising sistolik (-).
- Paru : Suara dasar vesikular, ronkhi(-/-)
- Perut : Supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tak
teraba,bising usus (+)
Ekstremitas : Edema (-), turgor cukup
TB : 168 cm
BB : 60 Kg
BMI: BB = 73 Kg =21 Kg/m2(overweight)
TB2 (1.68m)2.82
3. Status Psikikus

Cara berpikir : Realistis

Perasaan hati: Euthymi

Tingkah laku: Normoaktif

Ingatan : Dalam batas normal

Kecerdasan : Dalam batas normal


4. Status Neurologis
Kesadaran :GCS : E4M6V5
Kepala :Bentuk : Mesosefal
Simetri : Simetris
Mata : Pupil bulat isokor 2,5 mm/2,5 mm,

reflex cahaya (+/+),


strabismus (-),
visus OD/OS : >2/60, >2/60
Leher : Sikap : Lurus
Pergerakan : Bebas
Kaku kuduk : (-)
Motorik Superior Inferior

Gerak : / /

Kekuatan : 333/333 333/333

Tonus : N/N N/N

Trofi : E/E E/E

Refleks fisiologis : +/+ +/+

Refleks patologis : -/- -/-

Klonus : -/-

Sensibilitas : Dalam batas normal

Vegetatif : Dalam batas normal


Koordinasi, Gait dan Keseimbangan

Cara berjalan : tidak dilakukan

Tes Romberg : tidak dilakukan

Disdiadokokinesis : tidak dilakukan

Ataksia : tidak dilakukan

Rebound phenomen : tidak dilakukan

Dismetri : tidak dilakukan


Gerakan-gerakan abnormal
Tremor : (-)
Athetose : (-)
Mioklonik : (-)
Khorea : (-)
Hasil Laboratorium
(01/05/2017)
Laboratorium Nilai Nilai normal

Hb 12.2 12-16 Osm = 2 (141+2.9) +


Ht 37.4 35-47 (92/18) + (32/6) = 287.8 +
Eritrosit 4.32 3,9-5,6 juta
5.1+ 5.3 = 298.2 mOsm
MCH 28.2 27-33
FD = 0.3 ltr
MCV 86.6 76-96

MCHC 32.6 29-36

Leukosit 6300 4000-11000

Trombosit 275 150-400ribu

GDS 92 80-160

Ureum 32 15-39

Creatinin 1.1 0,60-1,30

Natrium 141 136-145

Kalium 2.9 3,5-5,1

Chlorida 107 98-107


Ro Thorak AP 01 Mei 2017

Kesan :
Cardiomegaly ( Left ventrikel
Pulmo dalam batas normal
RESUME
Subyektif
Seorang laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan utama
tetraparesis sejak 5 jam SMRS, memberat, faktor pencetus
makan berlebihan dan aktifitas berlebihan. Penderita sebelumnya
beraktifitas selama 2 jam terus menerus tanpa istirahat dan
makan 2 porsi nasi yang cukup banyak dibandingkan biasanya.
Gangguan sensibilitas (-). BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Keluhan seperti ini sebelumnya (-) :
Obyektif
Tanda vital : TD : 150/80 mmHg, N : 80x/mnt, RR : 18x/mnt, t :
36,5oC
BMI: BB = 60 Kg = 21 Kg/m2(normoweight)
TB2 (1.68m)2
Nn craniales : Dalam batas normal

Motorik Superior Inferior

Gerak : / /

Kekuatan : 333/333 333/333

Tonus : N/N N/N

Trofi : E/E E/E

Refleks fisiologis : +/+ +/+

Refleks patologis : -/- -/-

Klonus : -/-
Sensibilitas : dalam batas normal
Vegetatif : Dalam batas normal
Hasil EKG : Normosinus rythym
Laboratorium : Hipokalemia (2.9)
VI. DIAGNOSIS
I. Diagnosis Klinik : Tetraparesis flaksid
Hipokalemia
Diagnosis Topik : Muskular (kanal ion)
Diagnosis Etiologik : Paralisis periodik
hipokalemia
II.HT grade I
IIIRiwayat LBP
VII. RENCANA AWAL
1. Paralisis periodik hipokalemia
IP Dx : Laboratorium T3, T4, TSH
EMG
Konsul Gizi
IP Tx :
O2 3 lpm nasal canul
IVFD RL 20 tpm
Inj ranitidin 50 mg/12 jam (iv)
Koreksi Kalium :(3.5 2.9) x 0.4 x 70 = 16.8 meq/L
1/2 flash Kcl (1 flash KCl = 25 meq)
dalam 50 cc aquabides, kecepatan 2 meq/jam
Vitamin B1B6B12 1 tab/8 jam
Amlodipin 5 mg/24 jam (po)
IP Mx : KU, tanda Defisit neurologis
IP Ex : Menjelaskan kepada keluarga mengenai
penyakit, komplikasi yang mungkin terjadi, rencana
tatalaksana selanjutnya, dan prognosis penyakit

II. HT grade I
IP Px :-
IP Tx : Amlodipin 5 mg/24 jam (po)
IP Mx : vital sign
IPEx : Menjelaskan kepada keluarga mengenai
penyakit, komplikasi yang mungkin terjadi, rencana
tatalaksana selanjutnya, dan prognosis penyakit
VIII. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 02/05/2017 (hari perawatan ke 1)
S : Lemah kedua lengan dan tungkai perbaikan
O : KU :tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS: E4M6V5
TD : 120/80 mmHg, N : 78x/menit,
RR : 18x/ menit, Suhu : 36.5oC
Mata :Pupil bulat isokor 2,5 mm/2,5 mm, reflex
cahaya (+/+)
Leher :Kaku kuduk (-)
Nn Cranialis : Dalam batas normal
Motorik Superior Inferior
Gerak : / /
Kekuatan : 444/444 444/444
Tonus : N/N N/N
Trofi : E/E E/E
Refleks fisiologis : +/+ +/+
Refleks patologis : -/- -/-
Klonus : -/-
Sensibilitas : Dalam batas normal
Vegetatif : Dalam batas normal
Jawaban konsul gizi klinik
o Status gizi : normoweight
o Status metabolik : meningkat
o Status gastrointestinal : fungsional
o Kebutuhan : Kalori 33 kkal/kgBBI = 1500 kkal
Protein 1.2 gr/kgBB = 65 gr (15%)
Karbohidrat 60%, lemak 23%
Diet diberikan dalam bentuk diet biasa
1500/65 gram protein, extra pisang 2x
Monitoring asupan dan daya terima
Hasil laboratorium (02/05/2017)
Imunoserologi Hasil Satuan Nilai rujukan

T3 Total 1.40 mmol/L 0.92 2.33

T4 Total 93.24 mmol/L 60 120

TSH 1.35 uIU/mL 0.25 5.00


Assesment :
1. Paralisis periodik hipokalemia (perbaikan)
2. HT grade I perbaikan
Hasil laboratorium elektrolit
Program :
ulang (02/05/2017)
3. Paralisis periodik hipokalemia (perbaikan)
IP Dx : Natriu 137 136-145
-. Laboratorium cek ulang elektrolit post koreksi m
-. Program EMG hari ini Kalium 3.2 3,5-5,1
Chlorid 100 98-107
IP Tx :
a
-. IVFD RL 20 tpm
-. KSR 600 mg 1 tab/8 jam po
-. Vitamin B1B6B12 1 tab/8 jam po
-. Diet extra pisang 2x
IP Mx : KU, tanda Defisit neurologis
IP Ex : Tetap
2. HT grade I (perbaikan)
IP Px :-
IP Tx : Amlodipin 5 mg/24 jam (po)
IP Mx : vital sign
IPEx : Menjelaskan kepada keluarga mengenai
penyakit, komplikasi yang mungkin terjadi, rencana
tatalaksana selanjutnya, dan prognosis penyakit
Tanggal 03/05/2017 (hari perawatan ke 3)
S : Lemah kedua lengan dan tungkai perbaikan
O : KU : tampak sakit sedang
Kesadaran :GCS: E4M6V5
TD : 120/70 mmHg, N : 80x/menit, RR : 18x/ menit, Suhu : 36.5 oC
Mata : Pupil bulat isokor 2,5 mm/2,5 mm, reflex cahaya (+/+)
Leher : Kaku kuduk (-)
Nn Cranialis : Dalam batas normal
Motorik Superior Inferior
Gerak : +/+ /
Kekuatan : 555/555 444/444
Tonus : N/N N/N
Trofi : E/E E/E
Refleks fisiologis : +/+ +/+
Refleks patologis: -/- -/-
Klonus : -/-
Sensibilitas dan vegetatif : Dalam batas normal
Hasil EMG KHST
(03/05/2017)

Kesan : Mendukung gambaran multipel mononeuropati sensorimotor N.


Medianus kiri lesi aksonal, sensorik N Ulnariskanan dan kiri lesi aksonal
demyelinasi. Disertai radikulopati C8-T1 bilateral, L4-L5, L5-S1 bilateral
Assesment :
1. Paralisis periodik hipokalemia (perbaikan)
2. HT grade 1 perbaikan
Program :
3. Paralisis periodik hipokalemia (perbaikan) 2. HT grade I (perbaikan)
IP Dx :-
IP Px : -
IP Tx : IVFD RL 20 tpm aff
IP Tx : Amlodipin 5 mg/24 jam
KSR 600 mg 1 tab/8 jam po
(po)
Vitamin B1B6B12 1 tab/8 jam po
Diet extra pisang 2x IP Mx: vital sign
IP Mx :KU, tanda Defisit neurologis IP Ex : Tetap
IP Ex :Tetap
Tanggal 04/5/2017 (hari perawatan ke 4)
S :-
O : KU : baik
Kesadaran : GCS: E4M6V5
TD : 120/70 mmHg, N : 80x/menit
RR : 18x/ menit, Suhu : 36.5 oC
Mata : Pupil bulat isokor 2,5 mm/2,5 mm, reflex cahaya (+/+)
Leher : Kaku kuduk (-)
Nn Cranialis : Dalam batas normal
Motorik Superior Inferior
Gerak : +/+ +/+
Kekuatan : 555/555 555/555
Tonus : N/N N/N
Trofi : E/E E/E
Refleks fisiologis : ++/++ ++/++
Refleks patologis : -/- -/-
Klonus : -/-
Sensibilitas : Dalam batas normal
Vegetatif : Dalam batas normal
HT grade I (perbaikan)
IP Px :-
IP Tx : Amlodipin 5 mg/24 jam (po)
IP Mx :vital sign
IP Ex :Tetap
Tanggal 05/5/2017 (hari perawatan ke 5)
S : Keluhan (-)
O : KU : baik
Kesadaran :GCS: E4M6V5
TD : 120/70 mmHg, N : 80x/menit, RR : 18x/ menit, Suhu :
36.5oC
Mata : Pupil bulat isokor 2,5 mm/2,5 mm, reflex cahaya (+/+)
Leher : Kaku kuduk (-)
Nn Cranialis : Dalam batas normal
Motorik Superior Inferior
Gerak : +/+ +/+
Kekuatan : 555/555 555/555
Tonus : N/N N/N
Trofi : E/E E/E
Refleks fisiologis : ++/++ ++/++
Refleks patologis : -/- -/-
Klonus : -/-
Sensibilitas : Dalam batas normal
Vegetatif : Dalam batas normal
Assesment :
Paralisis periodik hipokalemia (perbaikan)
HT grade 1
Program :
Paralisis periodik hipokalemia (perbaikan)
IP Dx :
IP Tx : KSR 600 mg 1 tab/8 jam po
Vitamin B1B6B12 1 tab/8 jam po
Diet extra pisang 2x
BLPL
IP Mx : KU, tanda Defisit neurologis
IP Ex : Kontrol ke poli neurologi
Segera minum tablet KSR dan berobat ke dokter jika
muncul keluhan
Hindari faktor pencetus seperti kelelahan fisik (olahraga
tanpa istirahat) dan makan karbohidrat berlebih
HT grade I (perbaikan)
IP Px :-
IP Tx : Amlodipin 5 mg/24 jam (po)
IP Mx : vital sign
IP Ex :Tetap
BAGAN ALUR
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai