Gen/ ion SCN4A: Nav1.4 (sodium channel subunit CACNA1S: Cav1.1 (calcium channel subunit)
channel KCNJ2: Kir2.1 (pottasium channel subunit) SCN4A: Nav1.4 (sodium channel subunit)
KCNJ2: Kir2.1 (pottasium channel subunit)
KLASIFIKASI
PRIMER SEKUNDER
PP Hipokalemi PP Hiperkalemi PP Normokalemi PP Hipokalemi PP Hiperkalemi
– Tirotoksikosis
– Thiazide atau loop-diuretic induced
– Nefropati yang menyebabkan kehilangan kalium
– Drug-induced : gentamicin, carbenicillin, amphotericin-B, turunan
tetrasiklin, vitamin B12 , alkohol, carbenoxolone
– Hiperaldosteron primer atau sekunder
– Keracunan akut akibat menelan barium karbonat sebagai rodentisida
– Gastro-intestinal potassium loss
KLASIFIKASI
PRIMER SEKUNDER
PP Hipokalemi PP Hiperkalemi PP Normokalemi PP Hipokalemi PP Hiperkalemi
Dursi bervariasi dari beberapa jam Biasanya kurang dari 1 jam kelemahan pada anggota gerak dalam 1
sampai hampir 8 hari tetapi jarang
sampai 2 minggu atau bisa lebih lama.
lebih dari 72 jam.
kadar kalium darah rendah [kurang kadar kalium darah tinggi /normal meningkatnya jumlah protein (100-1000
dari 3,5 mmol/L (0,9–3,0 mmol/L) ]
mg/dL) dalam CSS
pada waktu serangan
PENATALAKSANAAN
Pemberian rutin kalium chlorida (KCL) 5
hingga 10 g per hari secara oral
Kejadian akut atau berat, KCL dapat
diberikan melalui intravena dengan dosis
inisial 0,05 hingga 0,1 mEq/KgBB dalam
bolus pelan, diikuti dengan pemberian KCL
dalam 5% manitol dengan dosis 20 hingga 40
mEq
Laporan Kasus
ANAMNESIS
• Seorang pasien berusia 26 tahun dirawat di
Bangsal Saraf RSUD Ahmad Mochtar
Bukittinggi dengan
Keluhan Utama:
• Lemah pada kedua tungkai
Identitas
Nama : Tn. NSR
Umur : 26 tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja
No RM : 385418
Alamat : Padang
Riwayat Penyakit Sekarang
• Lemah kedua tungkai sejak 2 hari sebelum masuk RS,
lemah dirasakan pasien setelah beraktivitas dan
mulai terasa berat saat malam hari. Pasien
merasakan lemah pada kedua tungkai secara
bersamaan. Lemah dirasakan lebih berat pada
tungkai kiri. Akibat kelemahan ini pasien hanya bisa
berbaring selama 2 hari.Untuk makan dan minum
dibantu oleh orang lain. Kelemahan tidak membaik
sekalipun pasien beristirahat.
• Pasien menyangkal melakukan aktivitas berat sebelumnya
• Mual ada, muntah ada frekuensi 7 kali perhari sebanyak ¼
gelas, berisi apa yang dimakan. Muntah tidak menyemprot.
• BAB dan BAK tidak ada keluhan
• Demam tidak ada
• Riwayat makan tinggi karbohidrat sebelumnya tidak ada
• Lemah pada tangan tidak ada
• Pasien sebelumnya pernah dirawat dengan keluhan yang
sama 6 bulan yang lalu dengan niali kalium 1,5 mEq/dl.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak pernah menderita penyakit hipertiroid
• Pasien tidak memiliki riwayat DM
• Riwayat menggunakan obat asma tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Tidak ada anggota keluarga yang lain yang
menderita penyakit seperti ini.
Nafas : 22 x/menit
Suhu : 36,7 C
• Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
• Kelenjar getah bening : Tidak teraba
• Kepala : Tidak ada kelainan
• Mata : Sklera tidak ikterik, Konjungtiva tidak anemis
Pupil isokor, d : 2mm/2mm, refleks cahaya +/+, reflek kornea +/+
• Telinga dan hidung : Tidak ada kelainan
• Tenggorokan : Uvula terletak di tengah, refleks muntah (+)
• Leher : JVP 5-2 cmH2O, bruit (-)
– Paru :
• Inspeksi : simetris kiri dan kanan
• Palpasi : fremitus kiri sama dengan kanan
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : vesikuler normal, ronki tidak ada, wheezing
tidak ada
– Jantung:
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS
RIC V
• Perkusi : kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
• kanan : linea sternalis dextra
atas : RIC II
• Auskultasi : BJ murni, teratur, HR = 90 kali/menit
-Abdomen
• Inspeksi : tidak tampak membuncit
• Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
• Perkusi : tympani
• Auskultasi : bising usus (+) normal
N I : Penciuman baik
N VII :
Kanan Kiri
Raut wajah Normal Normal
Sekresi air mata Dalam batas normal
Fisura palpebra Normal Normal
Menggerakkan dahi + +
Menutup mata + +
Mencibir / bersiul + +
Memperlihatkan gigi + +
Sensasi lidah 2/3 depan + +
Hiperakusis − −
Plika nasolabialis simetris kiri dan kanan
N VIII : Pendengaran dalam batas
normal
Refleks.
Refleks fisiologis:
Bisep : +/+
Trisep : +/+
KPR : +/+
APR : +/+
Refleks Patologis:
Hoffman – Tromner : −/−
Babinski : −/−
Chaddoks : −/−
Oppenheim : −/−
Gordon : −/−
Schaffer : −/−
Fungsi Luhur
Kesadaran : Baik
Tanda demensia : tidak ada
Refleks glabella : (−)
Refleks snout : (−)
Refleks menghisap : (−)
Refleks memegang : (−)
Refleks palmomental : (−)
Sensorik
Respon (+) terhadap rangsangan nyeri, taktil,termis,
kortikal,pengenalan 2 titik dan rabaan.
Pemeriksaan penunjang
• Hb : 14,7 gr/dl
• Ht : 37,8 %
• Leukosit : 9620/mm3
• Trombosit : 355.000/mm3
• Gula darah sewaktu : 104 mg/dl
• Na/K/Cl : 134,5/2,56/106 mmol/L
Diagnosa klinis : Diagnosa topik :
Periodik Paralisis Otot Rangka
Diagnosa etiologi :
Diagnosa sekunder: -
Hipokalemia
Terapi
UMUM :
• O2 3L/menit
• IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
• MB rendah karbohidrat