Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK RADIOGRAFI I Hari Tgl/Bln/Thn Jam

 08.00 -
Jumat 24/8/2018
selesai

Petunjuk Kerja: WI-TRDI-00 …. Nomor Revisi 0 1 2 3 4 5

Pokok bahasan: Urethrocystografi

Nama Anggota Kelompok:

1. Hendi Prasetyo 6. Pramuwardani Nur A.

2D
2. Saras Mukti S. 7. Adil Fathun Saifudin

3. Evi Rama Dheni 8. Nurul Latifatil H.

4. Wahyu Herna K. 9. Veny Kartika Zahro

5. Andini Kartika C. 10. Naufalino Mirza Mulya

A. TUJUAN

 Untuk mengetahui pemeriksaan, anatomi, indikasi, kontra indikasi, prosedur persiapan,


langkah-langkah, kriteria, dan studi kasus pada pemeriksaan Urethrocystografi.
 Untuk mengetahui fungsi dari vesika urinaria dan uretra yang sering mengalamigangguan
berupa penyempitan atau sumbatan sehingga menimbulkan gangguan pada vesikaurinaria dan
uretra.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan untuk pemeriksaan uretrografi retrograde yang harus dipersiapkan antara
lain :
a. Pesawat sinar x,
b. Kaset dan film,
c. Grid,
d. Marker,
e. Tensi meter,

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
f. Tabung oksigen,
g. Baju pasien.
Pada pemeriksaan uretrografi retrograde perlu dipersiapkan alat untuk memasukkan media
kontras, terdiri alat bantu steril dan non steril. Alat steril yang diperlukan antara lain :
a. Peralatan Steril
 Wings Needle No. 21 G 1 buah,
 Spuit 20 cc 2 buah,
 Kapas alkohol atau wipes,
 Tourniquet
 Aquades steril
 Kateter
 Gliserin
b. Peralatan Un-Steril
 Plester dan Marker R/L
 Media Kontras (Omnipaque, Urografin, Iopamario)
 Obat-obatan emergency
 Bengkokan
 Sarung tangan

C. ANATOMI FISIOLOGI
1. Vesika Urinaria
Vesika urinaria atau yang sering disebut kandung kemih merupakan viscera pelvis
berongga yang tersusun oleh otot polos, lamina promina, submukosa dan mukosa. Kandung
kemih memiliki bentuk menyerupai buah pir (kendi) dan dilapisi oleh lapisan mukosa sel epitel
transional, muskulus yang tebal (detrusor muscle), jaringan fibrous (kecuali pada bagian superior
dibentuk oleh peritoneum parietal).
Kandung kemih terletak di dalam panggul besar, sekitar bagian posterosuperior dari
simpisis pubis. Pada laki-laki terletak dibagian anterior dari rectum sedangkan pada wanita
terletak disebelah anterior vagina dan uterus. Kandung kemih memiliki tiga bentuk membuka
pada daerah triangular yang disebut sebagai trigone. Pada saat kosong, vesika urinaria akan
terlihat kolaps dan akan tampak rugae-rugae. Apabila terisi penuh kandung kemih akan
menegang dan rugae akan menghilang. Bentuk, ukuran dan posisi vesika urinaria bervariasi

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
tergantung dari jumlah urine yang terdapat di dalamnya. Secara umum volume kandung kemih
berkisar antara 350 – 500 ml.
Fungsi dari kandung kemih ialah menampung urine yang dialirkan oleh ureter dari ginjal
dan dibantu uretra kandung kemih berfungsi mendorong kemih keluar tubuh.

2. Prostat
Ukuran prostate kecil dan letaknya agak ke posterior dan inferior dari simfisis pubis.
Selain bentuknya yang kecil, kelenjar prostat juga menyerupai kerucut dengan bagian dorsalnya
berhimpit dengan kandung kemih serta bagian apeksnya berhubungan dengan bagian bawah
pelvis. Ukuran baguian tranversalnya ialah sekitar 1,5 inchi (3,75 cm) serta bagian
anteroposterior sepanjang 1 inchi (2,5 cm). Prostate hanya ditemukan pada laki-laki dan
berfungsi untuk motalitas semen selama reproduksi.

3. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane dengan muskulus

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung kemih. Pada vesikouretra junction
terdapat penebalan dari muskulus detrusor yang disebut internal urethral sphincter (involuntary).
Sedangkan eksternal urethral sphincter (voluntary) dibentuk oleh muskulus skeletal yang
mengelilingi uretra melalui diafragma urogenital. Dindingnya terdiri dari tiga lapisan yaitu:
epitel transional, columnair pseudostratified dan squamous stratified. Letak uretra di atas dari
orivisium internal uretra pada kandung kemih dan terbentang sepanjang 1,5 inchi ( 3,75 cm)
pada wanita dan 7-8 inchi (18,75 cm) pada pria.
 Uretra pria dibagi atas :
1) Uretra Posterior, dibagi menjadi:
 Pars prostatika: dengan panjang sekitar 2,5cm, berjalan melalui kelenjar prostate.
 Pars membranacea : dengan panjang sekitar 2 cm, berjalan melalui diafragma
urogenital antara prostate dan penis
2) Uretra Anterior, dibagi menjadi:
 Pars bulbaris: terletak di proksimal,merupakan bagian uretra yang melewati
bulbus penis.
 Pars pendulum /cavernosa/spongiosa: dengan panjang sekitar 15 cm, berjalan
melalui penis (berfungsi juga sebagai transport semen).
 Pars glandis: bagian uretra di gland penis. Uretra ini sangat pendek dan epitelnya
sangat berupa squamosa ( squamous compleks noncornificatum)
Uretra berfungsi untuk transport urine dari kandungkemih ke meatus eksterna, uretra
merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih hingga lubang air. (Pearce,
1999).

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
D. INDIKASI & KONTRA INDIKASI
1) Indikasi Pemeriksaan Urethrocystografi
1. Batu kandung kemih
2. Pembesaran prostat jinak
3. Radang ginjal
4. Batu ginjal
5. Hydronephrosis
6. Curiga ada tumor pada ureter
7. Radang ureter
8. Sumbatan pada ureter karena batu
2) Kontra Indikasi
1. Alergi terhadap media kontras
2. Penyakit kencing manis
3. Tumor ganas
4. Penyakit hati / lever
5. Kegagalan jantung
6. Anemia berat
7. Kegagalan ginjal
8. Hasil ureum dan creatinin tidak normal

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
E. PROTEKSI RADIASI
 Proteksi bagi pasien
o Pemeriksaan dengan sinar-x hanya dilakukan atas permintaan dokter
o Mengatur luas lapangan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan
o Waktu penyinaran sesingkat mungkin
 Proteksi bagi petugas
o Tidak menggunakan berkas sinar-x yang mengarah ke petugas
o Berlindung dibalik tabir saat melakukan eksposi
o Menggunakan alat monitoring radiasi secara continue selama bertugas
 Proteksi bagi masyarakat umum
o Pintu pemeriksaan tertutup rapat
o Tidak mengarahkan sinar sumber sinar-x keruangan umum
o Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke ruang pemeriksaan
 Proteksi bagi masyarakat umum
o Pintu pemeriksaan tertutup rapat
o Tidak mengarahkan sinar sumber sinar-x keruangan umum
o Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke ruang pemeriksaan

F. LANGKAH-LANGKAH PRAKTEK
1. Persiapan Pasien
Pada dasarnya tidak ada persiapan khusus hanya saja pasien disuruh kencing sebelum
pemeriksaan, fungsinya agar kontras tidak bercampur dengan urine yang menyebabkan densitas
tinggi, kontras rendah menyebabkan gambaran lusent sehingga kandung kemih tidak dapat
dinilai (Bontrager, 2001).
2. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan untuk pemeriksaan uretrografi retrograde yang harus dipersiapkan antara
lain :
h. Pesawat sinar x,
i. Kaset dan film,
j. Grid,
k. Marker,
l. Tensi meter,
m. Tabung oksigen,
n. Baju pasien.

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
Pada pemeriksaan uretrografi retrograde perlu dipersiapkan alat untuk memasukkan media
kontras, terdiri alat bantu steril dan non steril. Alat steril yang diperlukan antara lain :
a. Spuit 20 cc,
b. Kassa,
c. Kapas alkohol,
d. Anti histamine,
e. Kateter,
f. Gliserin.
Sedangkan alat bantu non steril antara lain :
a. Bengkok,
b. Plester dan
c. Sarung tangan (Bontrager, 2001).
Media kontras yang digunakan adalah media kontras positif iodine water souluble. Media
kontras dicampur larutan fisiologis dengan perbandingan 1:1.
3. Teknik Pemeriksaan Urethrosystografi
Menurut Bontrager, (2001) teknik pemeriksaan uretrografi adalah sebagai berikut :
1) Foto Pendahuluan (Polos)
Dilakukan sebelum media kontras dimasukkan dengan tujuan untuk mengetahui persiapan
pasien, mengetahui struktur keseluruhan organ sebelum dimasukkan media kontras, mengetahui
ketepatan posisi dan menentukan faktor eksposi selanjutnya.

 Posisi Pasien :
a. Tidur telentang (supine) di atas meja pemeriksaan dengan MSP diatur tepat diatas
pada garis tengah meja pemeriksaan,
b. Dua kaki lurus dan kedua tangan disamping tubuh.
 Posisi Objek :
c. Batas atas kaset krista iliaka dan
d. Batas bawah kaset sympisis pubis.

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
 Pengaturan sinar dan eksposi
a. Arah sinar/central ray (CR) : vertikal tegak lurus kaset
b. Titik bidik/central pint (CP) : 5 cm diatas symphysis pubis
c. Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
d. Film dan kaset khusus fluoroscopy dengan ukuran 24 x 30 cm
e. Eksposi : ekspirasi tahan napas
f. Kriteria :
- Terlihat seluruh bagian dari kandung kemih, uretra dan gambaran dari tulang
pelvis.

Setelah dilakukan foto pendahuluan (polos) , langkah selanjutnya yang dilakukan


adalah pemasukan media kontras yaitu dengan cara :
a. Pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan
b. Daerah orificium urethra diolesi dengan gliserin
c. Masukkan media kontras melalui kateter sebanyak 12 cc untuk urethrography
d. Lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi
e. Masukkan media kontras sebanyak 150 – 500 cc melalui kateter cystotomi untuk
cystography
f. Lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi

2) Proyeksi AP
Tujuan dari proyeksi AP adalah untuk melihat kandung kemih dan seluruh bagian
uretra dari pandangan anterior.
 Posisi Pasien
a. Supine diatas meja pemeriksaan,
b. MSP diatur tetap diatas garis tengah pemeriksaan.

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
 Posisi Objek
a. MSP tubuh di tengah meja pemeriksaan
b. Kedua tangan diletakkan di samping tubuh
c. Daerah pelvis dan urethra ditempatkan persis di pertengahan meja pemeriksaan
serta kedua kaki direnggangkan
d. Batas bawah : tampak urethra

 Pengaturan sinar dan eksposi

a. Arah sinar/central ray (CR) : 10o – 15o caudad


b. Titik bidik/central pint (CP) : 5 cm diatas symphysis pubis
c. Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
d. Film dan kaset khusus fluoroscopy dengan ukuran 24 x 30 cm
e. Eksposi : ekspirasi tahan napas
f. Kriteria :
- Tampak gambaran tulang pelvis (ilium, ischium, sacrum dan symphisis pubis).
Tampak rongga pelvis, tampak kandung kemih dan urethra yang terisi media
kontras dengan kandung kemih tidak superposisi dengan symphisis pubis.

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
3) Proyeksi Oblique kanan dan kiri
Tujuan dari proyeksi oblik kanan atau kiri adalah untuk menilai bagian uretra dan
kandung kemih tidak superposisi dengan simpisis pubis.
 Posisi Pasien
a. Tidur terlentang (supine) di atas meja pemeriksaan daerah panggul diatur miring
kira-kira 35–40 derajat, kekanan/kekiri sesuai dengan posisi oblik yang dimaksud.
b. Salah satu tangan berada di samping tubuh, lengan lainnya di tempatkan menyilang
sambil berpegangan pada tepi meja pemeriksaan.

 Posisi Objek

a. Daerah panggul diatur miring kira-kira 35 – 40o ke kanan dengan kaki kiri ditekuk
sebagai tumpuan namun tidak menutupi gambaran.
b. Daerah pelvis dan urethra ditempatkan persis di pertengahan meja pemeriksaan.
 Pengaturan sinar dan eksposi (RPO)
a. Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus kaset

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
b. Titik bidik/central pint (CP) : 5 cm di atas symphysis pubis dan 5 cm ke arah
medial dari SIAS
c. Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
d. Film dan kaset khusus fluoroscopy dengan ukuran 24 x 30 cm
e. Eksposi : ekspirasi tahan napas
f. Kriteria : Tampak kontras mengisi urethra (Pars cavernosa,
Pars membranecea, pars prostatica).

F. STUDY KASUS
1. Paparan Kasus
Seorang pasien dibawa sanak keluarganya ke instalasi radiologi di rumah sakit RS
Husada Bangsa pada tanggal 27 desember 2011. Data pasien sebagai berikut:
- Nama : Tn. X
- Jenis kelamin : laki-laki
- Umur : 50 tahun
- No. foto : 24796
- Klinis : striktur uretra
- Permintaan foto : bipolar uretrosistografi
Namun, melihat keadaan pasien yang non-kooperatif ( penurunan mental ) akhirnya
pemeriksaan tidak bisa dilakukan dan permintaan dikirim kepada dokter pengirim. Pada tanggal
27 desember 2011 dokter pengirim memintapemeriksaan tetap dilakukan dengan bantuan
anastesi total.
2. Riwayat Pasien
Pasien tersebut tidak bisa kencing, kemudian berobat ke dokter. Oleh dokter pasien

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
dipasang kateter melalui uretra sebagai saluran kencingnya, namun pemasangan mengalami
kegagalan. Akhirnya pasien tersebut dilakukan sistotomi sebagai saluran kencingnya. Pasien
rencananya akan dilakukan operasi pembedahan . Sebelum operasi dilakukan, dokter urologi
meminta untuk dilakukan pemeriksaan radiologi bipolar uretrocystografi.
3. Pelaksanaan Pemeriksaan
1) Persiapan pasien
 Pasien telah dipasang kateter cystotomi oleh dokter pengirim.
 Keluarga pasien diberikan penjelasan tentang jalannya pemeriksaan
dan mengisi inform consent.
 Pasien dilakukan anastesi karena pasien non kooperatif.
2) Persiapan Alat dan Bahan
 Steril :
 Aquades
 Kateter
 Media kontras, Urografin 76%
 Lateks
 Spuit
 Kapas alkohol
 Non-steril :
 Bengkokan
 Kaset dan film ukuran 24x30 Cm
 Marker
 Baju pasien
 Plester

3) Teknik Pemeriksaan
 Plain foto AP pelvis
 Posisi pasien : tidur telentang di atas meja pemeriksaan
 Posisi obyek : daerah pelvis dan penis ditempatkan persis di atas
kaset, kedua kaki direnggangkan
 Central ray : vertikal tegak lurus meja pemeriksaan
 Central point : ditujukan ke pertengahan antara kedua SIAS dan simpisis
pubis. 5 cm di atas simpisis pubis dan 5 cm ke arah medial menuju SIAS
 LPO
 Posisi pasien : tidur telentang di atas meja pemeriksaan
 Posisi obyek : tubuh dirotasikan kekiri sebesar 350-450
 Central ray : tegak lurus
 Central point : 5 cm di atas simpisis pubis dan 5 cm ke arah medial menuju
SIAS
 Kemudian kontras urografin diencerkan dengan aquades dengan
Format Laporan Praktekum TR - 302
Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
perbandingan 1:1 sebanyak 20cc. Spuit di dorong setelah kontras yang
dimasukkan terasa berat maka, dilakukan ekspose proyeksi RPO.
 RPO
 Posisi pasien : tidur telentang di atas meja pemeriksaan
 Posisi obyek : daerah pelvis dan uretra ditempatkan persis di atas kaset,
kemudian pasien dimiringkan 350-450
 Central ray: tegak lurus terhadap kaset
 Central point : ditujukan ke simpisis pubis
4) Proteksi Radiasi
 Terhadap petugas yaitu menggunakan apron pada saat pemeriksaan dan petugas
yang melakukan ekspos berdiri di belakang tabir pelindung.
 Terhadap pasien, kolimasi dibatasi diarea obyek yang akan difoto. Dan tidak
melakukan pengulangan foto.
 Terhadap masyarakat umum pintu ditutup

G. KESIMPULAN
 Pengertian adalah pemeriksaan dari uretra secara radiologi dengan memasukkan
bahan kontras melalui spuit atau kateter kemudian difoto.
 Tujuannya : untuk mengetahui fungsi dari vesika urinaria dan uretra yang sering
mengalamigangguan berupa penyempitan atau sumbatan sehingga menimbulkan gangguan
pada vesikaurinaria dan uretra.
 Alat & Bahan:
1) Pesawat sinar
2) Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm
3) Marker
4) Media kontras
5) Gliserin
6) Kateter
7) Spuit
8) Sarung tangan
9) Kassa steril
10) Bengkok atau mangkuk steril
11) Kapas alcohol
12) Plester
13) Baju pasien.

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
 Indikasi & Kontra Indikasi:
1) Indikasi Pemeriksaan Urethrocystografi
- Batu kandung kemih
- Pembesaran prostat jinak
- Radang ginjal
- Batu ginjal
- Hydronephrosis
- Curiga ada tumor pada ureter
- Radang ureter
- Sumbatan pada ureter karena batu
2) Kontra Indikasi
- Alergi terhadap media kontras
- Penyakit kencing manis
- Tumor ganas
- Penyakit hati / lever
- Kegagalan jantung
- Anemia berat
- Kegagalan ginjal
- Hasil ureum dan creatinin tidak normal
 Proyeksi yang digunakan
1) Foto Polos
2) Proyeksi AP
3) Proyeksi Oblique kanan/kiri (RPO/LPO)

E. REFERENSI

- Bontrager, Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy, Mosby


- Vinita Merril, Atlas Rontgenographic Positioning and Standart Radiotion Procedure,

Format Laporan Praktekum TR - 302


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang

Anda mungkin juga menyukai