08.00 -
Jumat 24/8/2018
selesai
2D
2. Saras Mukti S. 7. Adil Fathun Saifudin
A. TUJUAN
C. ANATOMI FISIOLOGI
1. Vesika Urinaria
Vesika urinaria atau yang sering disebut kandung kemih merupakan viscera pelvis
berongga yang tersusun oleh otot polos, lamina promina, submukosa dan mukosa. Kandung
kemih memiliki bentuk menyerupai buah pir (kendi) dan dilapisi oleh lapisan mukosa sel epitel
transional, muskulus yang tebal (detrusor muscle), jaringan fibrous (kecuali pada bagian superior
dibentuk oleh peritoneum parietal).
Kandung kemih terletak di dalam panggul besar, sekitar bagian posterosuperior dari
simpisis pubis. Pada laki-laki terletak dibagian anterior dari rectum sedangkan pada wanita
terletak disebelah anterior vagina dan uterus. Kandung kemih memiliki tiga bentuk membuka
pada daerah triangular yang disebut sebagai trigone. Pada saat kosong, vesika urinaria akan
terlihat kolaps dan akan tampak rugae-rugae. Apabila terisi penuh kandung kemih akan
menegang dan rugae akan menghilang. Bentuk, ukuran dan posisi vesika urinaria bervariasi
2. Prostat
Ukuran prostate kecil dan letaknya agak ke posterior dan inferior dari simfisis pubis.
Selain bentuknya yang kecil, kelenjar prostat juga menyerupai kerucut dengan bagian dorsalnya
berhimpit dengan kandung kemih serta bagian apeksnya berhubungan dengan bagian bawah
pelvis. Ukuran baguian tranversalnya ialah sekitar 1,5 inchi (3,75 cm) serta bagian
anteroposterior sepanjang 1 inchi (2,5 cm). Prostate hanya ditemukan pada laki-laki dan
berfungsi untuk motalitas semen selama reproduksi.
3. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane dengan muskulus
F. LANGKAH-LANGKAH PRAKTEK
1. Persiapan Pasien
Pada dasarnya tidak ada persiapan khusus hanya saja pasien disuruh kencing sebelum
pemeriksaan, fungsinya agar kontras tidak bercampur dengan urine yang menyebabkan densitas
tinggi, kontras rendah menyebabkan gambaran lusent sehingga kandung kemih tidak dapat
dinilai (Bontrager, 2001).
2. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan untuk pemeriksaan uretrografi retrograde yang harus dipersiapkan antara
lain :
h. Pesawat sinar x,
i. Kaset dan film,
j. Grid,
k. Marker,
l. Tensi meter,
m. Tabung oksigen,
n. Baju pasien.
Posisi Pasien :
a. Tidur telentang (supine) di atas meja pemeriksaan dengan MSP diatur tepat diatas
pada garis tengah meja pemeriksaan,
b. Dua kaki lurus dan kedua tangan disamping tubuh.
Posisi Objek :
c. Batas atas kaset krista iliaka dan
d. Batas bawah kaset sympisis pubis.
2) Proyeksi AP
Tujuan dari proyeksi AP adalah untuk melihat kandung kemih dan seluruh bagian
uretra dari pandangan anterior.
Posisi Pasien
a. Supine diatas meja pemeriksaan,
b. MSP diatur tetap diatas garis tengah pemeriksaan.
Posisi Objek
a. Daerah panggul diatur miring kira-kira 35 – 40o ke kanan dengan kaki kiri ditekuk
sebagai tumpuan namun tidak menutupi gambaran.
b. Daerah pelvis dan urethra ditempatkan persis di pertengahan meja pemeriksaan.
Pengaturan sinar dan eksposi (RPO)
a. Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus kaset
F. STUDY KASUS
1. Paparan Kasus
Seorang pasien dibawa sanak keluarganya ke instalasi radiologi di rumah sakit RS
Husada Bangsa pada tanggal 27 desember 2011. Data pasien sebagai berikut:
- Nama : Tn. X
- Jenis kelamin : laki-laki
- Umur : 50 tahun
- No. foto : 24796
- Klinis : striktur uretra
- Permintaan foto : bipolar uretrosistografi
Namun, melihat keadaan pasien yang non-kooperatif ( penurunan mental ) akhirnya
pemeriksaan tidak bisa dilakukan dan permintaan dikirim kepada dokter pengirim. Pada tanggal
27 desember 2011 dokter pengirim memintapemeriksaan tetap dilakukan dengan bantuan
anastesi total.
2. Riwayat Pasien
Pasien tersebut tidak bisa kencing, kemudian berobat ke dokter. Oleh dokter pasien
3) Teknik Pemeriksaan
Plain foto AP pelvis
Posisi pasien : tidur telentang di atas meja pemeriksaan
Posisi obyek : daerah pelvis dan penis ditempatkan persis di atas
kaset, kedua kaki direnggangkan
Central ray : vertikal tegak lurus meja pemeriksaan
Central point : ditujukan ke pertengahan antara kedua SIAS dan simpisis
pubis. 5 cm di atas simpisis pubis dan 5 cm ke arah medial menuju SIAS
LPO
Posisi pasien : tidur telentang di atas meja pemeriksaan
Posisi obyek : tubuh dirotasikan kekiri sebesar 350-450
Central ray : tegak lurus
Central point : 5 cm di atas simpisis pubis dan 5 cm ke arah medial menuju
SIAS
Kemudian kontras urografin diencerkan dengan aquades dengan
Format Laporan Praktekum TR - 302
Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
perbandingan 1:1 sebanyak 20cc. Spuit di dorong setelah kontras yang
dimasukkan terasa berat maka, dilakukan ekspose proyeksi RPO.
RPO
Posisi pasien : tidur telentang di atas meja pemeriksaan
Posisi obyek : daerah pelvis dan uretra ditempatkan persis di atas kaset,
kemudian pasien dimiringkan 350-450
Central ray: tegak lurus terhadap kaset
Central point : ditujukan ke simpisis pubis
4) Proteksi Radiasi
Terhadap petugas yaitu menggunakan apron pada saat pemeriksaan dan petugas
yang melakukan ekspos berdiri di belakang tabir pelindung.
Terhadap pasien, kolimasi dibatasi diarea obyek yang akan difoto. Dan tidak
melakukan pengulangan foto.
Terhadap masyarakat umum pintu ditutup
G. KESIMPULAN
Pengertian adalah pemeriksaan dari uretra secara radiologi dengan memasukkan
bahan kontras melalui spuit atau kateter kemudian difoto.
Tujuannya : untuk mengetahui fungsi dari vesika urinaria dan uretra yang sering
mengalamigangguan berupa penyempitan atau sumbatan sehingga menimbulkan gangguan
pada vesikaurinaria dan uretra.
Alat & Bahan:
1) Pesawat sinar
2) Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm
3) Marker
4) Media kontras
5) Gliserin
6) Kateter
7) Spuit
8) Sarung tangan
9) Kassa steril
10) Bengkok atau mangkuk steril
11) Kapas alcohol
12) Plester
13) Baju pasien.
E. REFERENSI