Anda di halaman 1dari 7

Refarat

Pemeriksaan Genetalia Pria dan Pemasangan Kateter

Oleh:
Daffa Ausar
201910330311066

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan fisik genitalia termasuk prosedur rutin yang harus dikerjakan pada
penderita dengan indikasi kelainan genitalia dan traktus urinarius segmen distal. Sedangkan
rectal touche dilakukan pada penderita dengan kelainan dan keluhan di daerah rectum, anus
dan pemeriksaan prostate pada laki-laki.
Pemeriksaan Fisik Genitalia Pria Inspeksi dan palpasi selalu digunakan untuk menilai
kelainan genitalia pria dan traktus urinarius segmen distal. Pemeriksaan meliputi : penis
(kelainan pada meatus urethra, korpus penis, dan glans penis), skrotum (kelainan pada
skrotum, testis, epididimis, dan vas deferens).
Penis dibentuk oleh dua jaringan erektil di bagian dorsal, corpus cavernosa penis dan satu
jaringan erektil yang lebih kecil di bagian ventral, corpus spongiosum penis dimana
didalamnya dilewati oleh urethra. Jaringan ikat yang tebal membungkus ketiga jaringan
erektil tadi sehingga membentuk sebuah silinder.
Pada bagian distal korpus penis membentuk glans penis yang dilalui oleh meatus urethra.
Perbatasan antara glans dan korpus, terdapat retroglandular sulcus atau yang biasa disebut
corona glandis. Lapisan kulit, preputium/foreskin menutupi glans penis.
Di bagian ventral terdapat frenulum, lipatan preputium yang membentang dari meatus
uretrhra menuju corona.
Skrotum merupakan kantung yang dibentuk oleh lapisan yang tipis, kulit yang berkerut-
kerut (rugous skin) yang menutupi lapisan tebal, tunica dartos yang terdiri dari serat-serat otot
polos dan fascia. Skrotum menggantung pada pangkal penis, dimana bagian kiri lebih rendah
dibanding yang kanan karena pada skrotum yang kiri funiculus spermaticus lebih panjang.
Kulit skrotum terbagi dua oleh median raphe yang memanjang dari bagian ventral korpus
penis, melewati pertengahan skrotum sampai ke anus.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan refarat ini adalah untuk mengetahui tata cara pemeriksaan genetalia
pria dan pemasangan kateter
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan refarat ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan untuk
pemeriksaan genetalia pada pria dan pemasangan kateter
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pemeriksaan fisik genitalia termasuk prosedur rutin yang harus dikerjakan pada
penderita dengan indikasi kelainan genitalia dan traktus urinarius segmen distal. Sedangkan
rectal touche dilakukan pada penderita dengan kelainan dan keluhan di daerah rectum, anus
dan pemeriksaan prostate pada laki-laki.
Pemeriksaan Fisik Genitalia Pria Inspeksi dan palpasi selalu digunakan untuk menilai
kelainan genitalia pria dan traktus urinarius segmen distal. Pemeriksaan meliputi : penis
(kelainan pada meatus urethra, korpus penis, dan glans penis), skrotum (kelainan pada
skrotum, testis, epididimis, dan vas deferens).
2.2 Pemeriksaan
1.) Inspeksi
- Lihat adanya kelainan kulit preputium, tanda radang, perubahan warna.
- Bila belum dilakukan circumcisi pemeriksaan penis didahului dari lubang preputium,
lubang yang terlalu sempit dinamakan phymosis yang mengakibatkan preputium tidak
bisa diretraksi, penumpukan smegma, balanitis, Infeksi Saluran Kencing (ISK),
keganasan.
- Glans penis dinilai mulai dari Ostium Urethrae Eksternum(OUE), lihat produk yg
keluar dari OUE (urin, sperma, nanah, darah, batu, udara, feces), ukuran OUE yang
terlalu kecil bisa karena meatal stenosis, letak OUE di ventral (hipospadia) tidak boleh
dilakukan circumcisi, letak OUE di dorsal (epispadia).
- Balanitis, kondiloma akuminata, karsinoma.
- Batang penis diperiksa sisi dorsal (corpos cavernosus & AV dorsalis), sisi ventral
(corpus spongiosus yang berisi urethra) dilihat tanda radang, perubahan warna kulit,
fistel)
2.) Palpasi
Palpasi gland penis: palpasi dengan ibu jari dan jari telunjuk pada gland penis (area
fossa naviculare) untuk melihat ada sekret atau darah yang keluar. Palpasi bagian dorsal
dari batang penis, berisi corpus cavernosus, bila teraba bagian yang keras (plaque), dapat
disebabkan:
- “Peyronie’s disease”
- Vena dorsalis yang mengalami trombosis
- Karsinoma
Palpasi bagian ventral dari batang penis:
- Striktura
- Karsinoma uretra
- Ekstravasasi urin dengan jaringan
parut (cicatrix)

2.3 Interpretasi Hasil


. Interpretasi Hasil Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan genitalia pria adalah
kenyamanan pasien. Sebaiknya pasien didampingi oleh anggota keluarga atau perawat laki-laki
ketika pemeriksaan. Di samping itu, pemeriksaan hendaknya dilakukan secara sistematis
sehingga dapat dilakukan dengan efisien. Hal ini akan mengurangi rasa ketidaknyamanan pasien.

2.4 Pemasangan Kateter


Kateter urin adalah sebuah alat berbentuk tabung yang dipasang pada bagian tubuh
manusia untukmengalirkan, mengumpulkan dan mengeluarkan urin dari kandung kemih
(Anonim, 2005)

2.5 Tujuan
1. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung kemih,
terutama padapasien yang mengalami penyakit akut, akan operasi, sakit hebat, terbatas
pergerakannya ataupasien dengan penurunan kesadaran.
2. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong, penyembuhan luka, pengobatan beberapa
infeksi danoperasi suatu organ dari sistem urin dimana kandung kemih tidak boleh tegang
sehingga menekanunsur lain.
3. Menjaga agar pasien dengan keluhan inkontinensia urin ( urin terkumpul di kandung
kemih karenatidak dapat dikeluarkan) tetap kering bagian perineumnya , sehingga kulit tetap
utuh dan tidakterinfeksi.
4. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat.
5. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara
normal

2.6 Pemasangan
1. Persiapkan semua alat dan bahan.
2. Kenakan sarung tangan steril dan pasang doek di sekitar penis.
3. Sterilisasi gland penis dan daerah sekitarnya.
4. Pegang penis kearah dinding abdomen.
5. Ujung kateter diberikan lubrikan dan pegang dengan tangan kanan. Masukkan kateter
ke dalam meatus uretra sampai urin keluar. Masukkan lagi kateter sampai batas
percabangannya.
6. Lakukan pengisian balon kateter dengan menyuntikkan air steril 10 - 30 cc. Untuk
memastikan balon sudah terisi dan kateter sudah terkunci, tarik kateter dengan perlahan
hingga menyumbat lubang trigonum.
2.7 Kesulitan Pemasangan Kateter
Kesulitan memasukkan kateter pada pasien pria dapat disebabkan oleh karena kateter
tertahan di uretra pars bulbosa yang bentuknya seperti huruf "S", ketegangan dari sfingter uretra
eksterna karena pasien merasa kesakitan dan ketakutan, atau terdapat sumbatan organik di uretra
yang disebabkan oleh batu, uretra, striktura uretra, kontraktur teller buli-buli, atau tumor uretra.
Ketegangan sfingter uretra eksterna dapat diatasi dengan cara:
1. Menekan tempat itu selama beberapa menit dengan ujung kateter sampai
terjadi relaksasi sfingter dan diharapkan kateter dapat masuk dengan lancar ke
buli-buli.
2. Pemberian anestesi topikal berupa campuran lidokain hidroklorida 2% dengan
jelly 10 - 20 ml yang dimasukkan per-uretram sebelum dilakukan kateterisasi
(Gambar 16-5).
3. Pemberian sedativa par enteral sebelum kateterisasi.
Penyulit yang bisa terjadi pada tindakan kateterisasi di antara:
1. Kateterisasi yang kurang hati-hati (kurang kesabaran) dapat menimbulkan lesi
dan perdarahan pada uretra apalagi jika mempergunakan kateter logam. Tidak jarang pula
kerusakan uretra terjadi karena balon kateter sudah dikembangkan sebelum ujung kateter
masuk ke dalam buli-buli.
2. Tindakan kateterisasi dapat mengundang timbulnya infeksi.
3. Fiksasi kateter yang keliru akan menimbulkan nekrosis uretra di bagia
penoskrotal dan dapat menimbulkan fistula, abses, ataupun striktura uretra.
4. Kateter yang terpasang dapat bertindak sebagai inti dari timbulnya batu saluran
kernih.
5. Pemakaian kateter dalam jangka waktu lama akan menginduksi timbulnya
keganasan pada buli-buli
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeriksaan Genetalia pada Pria dapat dilakukan dengan inspeksi dan palpasi dan
pemasangan kateter, katater juga disebut seperti pipa yang terhubung pada kandung kemih untuk
menyalurkan urin, ada beberapa kesulitan dalam pemasangan kateter
DAFTAR PUSTAKA
- Emil AT, Maxwell VM. In Smith and Tanaghi’s General Urology 18ed. Lange
Publising. 2013
- Glands G, Charles B. In physical examination of the genitourinary tract in
CampbellWalsh Urology 11 th Edition. Elsevier Health Sciences. 2015
- Modul skill. 2020, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa
Timur

Anda mungkin juga menyukai