Anda di halaman 1dari 41

TEKNIK PEMERIKSAAN CT- SCAN WRIST JOINT DENGAN KLINIS

FRAKTUR DI RSUD KOJA TAHUN 2023

Karya Tulis Ilmiah

Untuk memenuhi sebagian persyaratan kelulusan diploma III

Radiodiagnostik

Disusun oleh :

IKBAL MAYSARANDI

20027

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

NUSANTARA JAKARTA

2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Karya Tulis : TEKNIK PEMERIKSAAN CT- SCAN WRIST JOINT

DENGAN KLINIS FRAKTUR DI RSUD KOJA

Nama : Ikbal Maysarandi

NIM : 20027

Dinyatakan layak untuk mengikuti ujian karya tulis ilmiah di ATRO Nusantara

Jakarta, 18 April 2023

Pembimbing,

Siti Nur Hidayati, S.Si., M.Si

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah .................................................................. 5
1.3 Tujuan penelitian.................................................................... 5
1.3.1 Tujuan umum.............................................................. 5
1.3.2 Tujuan khusus............................................................. 5
1.4 Ruang lingkup penelitian ....................................................... 5
1.4.1 Ruang lingkup waktu.................................................. 5
1.4.2 Ruang lingkup tempat ................................................ 5
1.4.3 Ruang lingkup materi ................................................ 6
1.5 Manfaat penelitian.................................................................. 6
1.5.1 Bagi peneliti ............................................................... 6
1.5.2 Bagi pelayanan Kesehatan radiologi .......................... 6
1.5.3 Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi ....................... 6
1.6 Keaslian Penelitian................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI


2.1 Tinjauan Pustaka..................................................................... 8
2.1.1 Anatomi wrist joint..................................................... 8
2.1.2 Patologi wrist joint ..................................................... 14
2.1.3 Teknik pemeriksaan ct – scan wrist joint.................. 18
2.1.4 Proteksi Radiasi ........................................................ 24
2.1.5 Definisi ct – scan ........................................................ 25
2.1.6 Parameter Ct-Wrist Joint............................................ 26

iii
2.2 Kerangka Teori ...................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Rancangan Penelitian ............................................................. 28
3.1.1 Jenis Penelitian .......................................................... 28
3.1.2 Desain Penelitian ....................................................... 28
3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian .................................... 28
3.2 Subyek Penelitian Responden ............................................... 28
3.3 Definisi Operasional............................................................... 28
3.4 Instrumen Penelitian............................................................... 29
3.5 Pertanyaan Penelitian............................................................. 29
3.6 Pengumpulan data .................................................................. 30
3.7 Pengolahan Data..................................................................... 30
3.8 Etika Penelitian (Etika Clearence) ........................................ 31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Anatomi Carpal Tunnel


Gambar 2.2 : Anatomi Tulang Carpal
Gambar 2.3 : Ligament Wrist volar
Gambar 2.4 : Anatomi Otot Carpal
Gambar 2.5 : Posisi pasien ct – scan wrist joint
Gambar 2.6 : Pasien Register
Gambar 2.7 : Proses input data pasien
Gambar 2.8 : Pilihan jenis pemeriksaan
Gambar 2.9 : Tombol start
Gambar 2.10 : Proses scanning
Gambar 2.11 : Data atau folder
Gambar 2.12 : Proses recontuksi gambar
Gambar 2.13 : Proses Identifikasi Hasil foto ax, sagital ,coronal
Gambar 2.14 : Irisan potongan sagital ct – wrist Joint
Gambar 2.15 : Potongan coronal pada wrist joint
Gambar 2.16 : Proses filming
Gambar 2.17 : Kerangka Teori

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang

bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk

menegakan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut

dengan radiografi. Pemeriksaan dengan memanfatkan sinar –X mengalami

perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan 8 November 1895

oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam

dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk

pemeriksan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai,

contohnya pemeriksaan radiografi pada ossa wrist joint. (Noerwidi S,, 2005)

1.1.1 Bagian kepala terdiri dari yaitu Tulang Kepala (Os. Cranium) Gubah

tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :

1. Os frontal (tulang dahi)

2. Os parietal (tulang ubun-ubun)

3. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)

1.1.2 Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :

1. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah

dasar tengkorak dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang

sayap.

2. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os

sfenoidal diantara lekuk mata.Selain kedua tulang tersebut diatas dasar

1
2

tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain seperti :tulang kepala

belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.

1.1.3 Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang-tulang seperti :

1. Tulang pelipis ( os Temporal )

2. Sebagian tulang dahi

3. Tulang ubun-ubun

4. Tulang baji. (SITI KHADIJAH,SST,M.KES, 2020).

1.1.4 Bagian Tulang Belakang

Yaitu Mengenal Struktur Tulang Belakang Tulang Belakang Leher. Tulang

belakang leher atau cervical berfungsi untuk menopang kepala dan leher serta

mendukung gerakan kepala, seperti memutar, mengangguk, dan memiringkan

kepala.

1. Tulang Punggung Tengah. ...

2. Tulang Punggung Bawah. ...

3. Sakrum. ...

4. Tulang Ekor. (KARTIN,MKES, 2022).

1.1.5 Bagian paru – paru

Yaitu ada jantung ,,manubrium sterni , klavikula ,skapula , tulang rusuk,

vertebra torakalis ,prosessus xipoideus , korpus sterni (SURYOWINOTO,, 2015)

1.1.6 Bagian ekrimitas atas

Yaitu ada Ekstremitas atas memiliki anatomi yang lebih spesifik, yakni

klavikula, scapula, tulang lengan atas (humerus), dua tulang lengan bawah

radius dan ulna, dan elbow joint dan delapan tulang pergelangan, lima ruas jari-

jari (metacarpal) dan empat belas ruas jari (phalanx) yang merupakan anggota
3

tubuh yang sering digunakan. (Corwin, 2001)

1.1.7 Bagian ekrimitas bawah

Tulang eksremitas bawah terdiri femur, fibula, tibia, tarsal,dan tulang

telapak kaki Tulang memiliki beberapa kategori yaitu tulang pendek dan tulang

panjang. Tulang tibia termasuk tulang panjang,yang merupakanbagian dari

ekstremitas bawah. (yunarida, 2013).

Wrist joint merupakan sendi bagian distal dari bagian extremitas

superior. ... triquetrum) dan persendian diantara tulang-tulang carpal bagian

distal. (yunarida, 2013).

Tetapi pada umumnya peneliti menggunakan pemeriksaan wrist joint

biasanya di lakukan mengunakan alat konvensional namun di rumah sakit peneliti.

wrist joint bisa juga memakai alat ct scan untuk melihat keseluruhan tulang

metacarpal atau pegelangan tangan.

Jadi Indikasi wrist jointi itu ada dua yaitu fraktur dan dislokasi berikut ini

adalah pengertian dari ke dua indikasi tersebut yaitu :

1. Dislokasi adalah suatu kondisi di mana tulang bergerak menjauh dari sendi

atau pindah dari posisinya. Misalnya, bagian atas tulang lengan yang

seharusnya melekat pada sendi bahu. Ketika tulang bergerak atau

meninggalkan sendi, terjadilah dislokasi. Dislokasi lebih sering terjadi pada

bahu dan jari. (debora, 2022).

2. Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya patah tulang yang biasanya disebabkan

oleh trauma atau tenaga fisik., ((Susanti & Surya Purnama, 2022). Fraktur

lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan umur dibawah
4

45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau luka yang

disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor. (Susanti & Surya Purnama,

2022).

Penyebab fraktur adalah trauma, yang dibagi atas trauma langsung, trauma

tidak langsung, dan trauma ringan. Trauma langsung yaitu benturan pada tulang,

biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah tangan langsung

terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak langsung yaitu titik tumpuan

benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh dari motor . Trauma ringan yaitu

keadaan yang dapat menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri sudah rapuh atau

underlying deases atau fraktur patologis. (Aditya Asrizal, 2014)

Prevalensi data menurut World Healty Of Organisation (WHO) menyebutkan

bahwa 1,24 juta korban meninggal tiap tahunnya diseluruh dunia akibat

kecelakaan lalu lintas.

Menurut Departement Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) . tahun

2013 menyebutkan bahwa kejadian kecelakaan lalu lintas di Indonesia setiap

tahunnya mengalami peningkatan yaitu 21,8% dalam waktu 5 tahun. Kecelakaan

lalu lintas dapat mengakibatkan kerusakan fisik hingga kematian. (Kesehatan

Indonesia (Depkes RI), 2013).

RISKESDAS tahun 2018 mencatat angka kejadian cedera fraktur wrist joint

di Jawa Barat 6,43%. Adapun proporsi kejadian cedera yang diakibatkan dari

kecelakaan lalu lintas di Kabupaten/Kota jawa barat 1,54% dan 1,02% dengan

kejadian cedera pada anggota ekstremitas atas 36,44% Kriteria jenis kelamin

yang sering mengalami cedera fraktur wrist joint akibat kecelakaan lalu lintas

yaitu laki-laki 7,00% dengan rentang usia tertinggi 15-24%.


5

Menurut pedoman literatur dari Merril’s menjelaskan bahwa wrist joint bisa

dilakukan dengan menggunakan ct scan non kontras berdasarkan uraian latar

belakang atas, peneliti tertarik uunuk melakukan penelitiann yag akan di jelaskann

dalam bentk karya tulis ilmiah dengan judul tektik pemeriksaan CT - Scan Wrist

Joint dengan klinis fraktur di RSUD Koja.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana teknik Radiografi dan hasil gambaran pemeriksan ct scan wrist

joint pada kasus Fraktur?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Bagaimana teknik pemeriksaan Ct scan wrist joint yang optimal

1.3.2 Tujuan khusus

1. Bagaimana hasil gambaran pemeriksaan ct scan wrist joint dengan

klinis fraktur.

2. Bagaimana potongan gambaran yang menghasilkan gambaran yang

lebih optimal dan informatif.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

1.4.1 Ruang lingkup waktu

Waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan November 2023.

1.4.2 Ruang lingkup tempat

Penelitian akan dilaksanakan di Instalasi Radilogi RSUD KOJA .


6

1.4.3 Ruang lingkup materi

Penelitian ini memfokuskan pada teknik pemeriksaan ct scan wrist joint.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi peneliti

Hasil penelitian teknik pemeriksaan ct scan wrist joint pada kasus fraktur.

dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti.

1.5.2 Bagi pelayanan Kesehatan radiologi

Hasil penelitian teknik pemeriksaan ct scan wrist joint pada kasus fraktur

dapat digunakan untuk melihat keseluruhan tulang metacarpal pada kasus

fraktur untuk Radiografer.

1.5.3 Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang

prosedur pemeriksaan dan hasil gambaran foto ct – scan menggunakan

teknik wrist joint bagi mahasiswa jurusan Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi. dengan klinis pada kasus fraktur.

1.6 Keaslian penelitian

Penelitian tentang teknik pemeriksaan ct – scan dengan klinis fraktur belum

pernah dilakukan, Namun penelitian yang sejenis pernah dilakukan peneliti lain

yaitu.
7

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitians

JUDUL, PENULIS, METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

TAHUN

Literatur Riview Analisis Penelitian sudi literatur jurnal pertama

Teknik Pemeriksaan wrist dengan menggunakan menggunakan Teknik wrist

joint dengan Modalitas X- modalitas ct – scan dan joint

ray Konvensional dan ct konvensional dengan klinis Jadi hasil penelitianya

scan pada klinis fraktur fraktur untuk pemeriksaan posisi yang digunakan

wrist joint untuk fraktur wrist joint

dengan konvensional dan ct

scan adalah minimal,

pandangan antero posterior

(AP) diperlukan dalam

pemeriksaan Radigrafi awal


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Anatomi Wrist Joint

Menurut (bontrager,s, 2018) terdapat dua bagian

tulang dari sistem pergerakan lengan tangan yang penting

dalam radiografi wrist Joint, yaitu:

1. Terowongan Carpal

Terowongan carpal terdapat dibagian distal dari

pergelangan tangan yang dibatasi dengan dinding kaku

yang dibentuk oleh tulang dan sendi carpal serta flexi

retinaculum yang tebal. Di bagian dorsal terowongan

carpal dibatasi oleh os radius, os lunatum, os capitatum.

Sedangkan disisi radial dibatasi oleh os scapoideum,

jaringan fibrosus untuk terowongan flexor carpiradialis;

os triquetrum dan ligamentum pisohamatum di sisi ulnar;

ligamentum carpal transversum yang tebal membentang

dari tulang pisiform ke scapoid-trapezoid disisi volar.

Carpal tunnel atau terowongan carpal berisi ligamen otot

flexor digitorum superfisial dan profundus, flexor policis

longus, dan nervus medianus disisi radial. (bontrager,s,

2018).

8
9

Lihat Gambar 2.1 Anatomi Carpal Tunnel (bontrager,s, 2018)

2. Tulang-Tulang di Carpal

Terdapat beberapa tulang yang mengisi pada

bagian telapak tangan seperti tulang carpal, tulang

metacarpal dan phalang. Berikut ini adalah gambar dari

tulang carpal. (bontrager,s, 2018)

Lihat Gambar 2.2 Anatomi Tulang Carpal (bontrager,s, 2018).

a. Tulang- Tulang Carpal

1) Os Scapoideum

Tulang ini berbentuk seperti perahu dimana diarah ulnar terdapat


10

os capitatum dan trapezoideum. Dan pada bagian depan terapat suatu

tonjolan yang biasa disebut tuberositas scapoideum. (bontrager,s,

2018)

2) Os Lunatum

Tulang ini berbentuk seperti bulan sabit, dimana dia memiliki

permukaan konveks yang disebelahnya berada os radius. Tulang ini

juga dikelilingi beberapa tulang lain seperti os scapoideum diarah

radial, os triquetrum diarah ulnar, dan os capitatum diarah distal.

(bontrager,s, 2018)

3) Os Triquetrum

Tulang triquetrum merupakan tulang yang bebentuk seperti

piramida. Tulang ini mempunyai hubungan dengan tulang-tulang yang

lain. Tulang radius di arah proximal. Os lunatum diarah radial, tulang

pisiform diarah ulnar dan polar, dan os hamatum diarah distal.

(bontrager,s, 2018)

4) Os Pisiform

Tulang ini merupakan tulang terkecil dicarpal, dimana tulang ini

seperti biji kacang dan menempel langsung pada os triquetrum.

5) Os Trapesium

Tulang ini salah satu tulang yang berhubungan dengan tulang lain,

dimana diarah polar bersinggungan dengan trapezoideum, os

scapoideum di arah proximal, dan tulang metacarpal diarah distal.

(bontrager,s, 2018)

6) Os Trapezoideum
11

Tulang ini berbentuk seperti sepatu yang datar. Tulang ini

bersinggungan dengan tulang lainnya, seperti os trapezium diarah

radial, tulang capitatum diarah ulnar, tulang metacarpal diarah distal,

dan tulang scapoideum di arah proximal. (bontrager,s, 2018)

7) Os Capitatum

Tulang ini berbentuk seperti bangunan bulat dan caputnya

berbentuk panjang. Tulang capitatum bersinggungan dengan beberpa

tulang. Os trapezoideum diarah radial, scapoideum dan os lunatum

diarah proximal. Os hamatum diarah ulnar, dan os metacarpal diarah

distal. (bontrager,s, 2018)

8) Os Hamatum

Tulang ini berbentuk palu. Dimana tulang ini dikelilingi beberapa

tulang lainnya, seperti os triquetrum diarah proximal, os radial diarah

radial, metacarpal diarah distal. (bontrager,s, 2018)

9) Os Radius

Tulang radius terdapat dibagian lateral pada lengan bawah.

Bagian proximal tulang ini terdapat os humerus yang menghubungkan

antara lengan bawah dan lengan atas, bagian distal terdapat tulang-

tulang carpal, dan bagian medial terdapat os ulna. (bontrager,s, 2018)

10) Os Ulna

Tulang ulna merupakan tulang bagian medial pada lengan bawah,

tulang ini bersinggungan dengan beberapa tulang, os radius dibagian

lateral, os humerus dibagian proximal, tulang carpal di bagian distal

(bontrager,s, 2018)
12

3. Ligamen

Ligamen merupakan menghubung tulang satu dengan tulang

yang lain. Pada wrist joint banyak terdapat ligamen yang tersusun,

ligamen yang paling umum ialah radial collateral ligament dimana

ligamen ini memanjang dari proccesus styloideus radius sampai

bagian radius os scapoideum. Dibagian medial terdapat ulnar

collateral ligament yang memanjang dari processus styloideus ulna

sampai os triquetrum (bontrager,s, 2018)

Berikut merupakan gambar ligamen wrist joint.

Lihat Gambar 2.3 Ligament Wrist volar (bontrager,s, 2018)


13

Pada bagian carpal terdapat banyak ligamen yang

mengikat 8 tulang carpal dimana dibagi menjadi 2

bagian, yaitu bagian volar dan bagian distal. Pada bagian

dorsal terdapat 5 ligamen yaitu (1) dorsal intercarpal

ligamen, (2) scapholunate interosseus ligamen, (3)

Triquestrohamatum ligamen, (4) scapotriquestral

ligamen, (5) dorsal radiocarpal ligamen. Sedangkan

dibagian volar terdapat beberapa ligamen diantara nya

(1) trapeziotrapezoid ligamen, (2) capitatotrapezoid

ligamen, (3) radioscapoid ligamen, (4) scapolunate

ligamen, (5) lunatotriquetral ligamen, (6) radioulnar

ligamen, (7) ulnartriquetral ligamen, (8) triquetrohamate

ligamen, (9) capitatohamate ligamen (bontrager,s, 2018).

4. Otot

Otot merupakan jaringan yang berfungsi sebagai stabilisasi

tulang dan alat penggerak untuk manusia. Di dalam wrist joint terdapat

banyak otot sebagai alat gerak pada tangan manusia. Beberapa otot

yang terdapat pada wrist joint origo insersio dan beserta

fungsinya.Berikut merupakan gambar dan tabel anatomi otot pada

wrist joint.
14

Lihat Gambar 2.4 Anatomi Otot Carpal (bontrager,s, 2018)

1. Otot Flexor Carpi Radialis

Origo : medial epicondylus humerus Insersio : metacarpal jari 2

dan 3 Fungsi : flexi dan abduksi wrist Nervus : medianus (C6-C7)

2. Otot Flexor Digitorum Profundu

Origo : dua per tiga proximal ulna, membrane interosseous

Insersio : basis phalang jari ,3,4

Fungsi : flexi finger dan wrist Nervus : ulnar nerve ( C8, T1),

median nerve ( C8, T1 )

3. Otot Pronator Teres

Origo : epycondylus mesial humeri & processus coronoideus ulna

Insersio : sepertiga bagian tengah radius

Fungsi : pronasi

Nervus : median nerve (C7-C8)

4. Otot Palmaris Longus

Origo : Medial epicondylus humerus

Insersio : Flexor retinaculum, palmar aponeurosis


15

Fungsi : flexi wrist Nervus : median (C7, C8)

5. Otot Flexor Policis brevis

Origo : flexor retinaculum, tuberculum trapezium dan trapezoid

Insersio : proximal phalanx 1

Fungsi : flexi metacarpophalangeal joint dan tumb Nerve : median

nerve (C7-C8), ulnar nerve (C8 – T1)

2.1.2 Patologi Wrist Joint

Patologi Wrist Joint Patologi yang secara umum

terjadi pada wrist joint adalah trauma, fraktur, dislokasi,

osteoarthritis, osteoporosis, osteomielitis, avascular

nekrosis dan tumor.

a. Trauma

Trauma adalah suatu keadaan dimana tulang terkena benturan

dengan suatu masa benda bergerak atau diam, atau keduanya bergerak

berakibat kerusakan bagian tubuh local atau berdampak sistemik.

Trauma dapat bersifat eksternal (tertabrak, jatuh, dsb), internal

(kontraksi otot yang kuat dan mendadak seperti pada serangan

epilepsy, sengatan listrik dan trauma ringan tetapi terkena terus

menerus.

b. Fraktur

Fraktur adalah kerusakan atau patah tulang yang

disebabkan oleh adanya trauma ataupun tenaga fisik. Pada

kondisi normal, tulang mampu menahan tekanan, namun jika


16

terjadi penekanan ataupun benturan yang lebih besar dan melebihi

kemampuan tulang untuk bertahan, maka akan terjadi fraktur.

1. Klasifikasi fraktur (Corwin, 2001).

Berdasarkan etiologi:

A. Fraktur traumatik

Jenis fraktur yang mungkin terjadi sangat bervariasi

dan bergantung pada berbagai faktor misalnya besar atau

kuatnya trauma, umur penderita dan lokasi fraktur. Bila

trauma terjadi pada atau dekat persendian, mungkin

terdapat fraktur pada tulang disertai dislokasi sendi.

B. Fraktur patologis

Fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelumnya telah

mengalami proses patologik, misalnya tumor tulang, infeksi,

osteoporosis.

C. Fraktur stress

Terjadi pada tulang normal akibat stress tingkat rendah yang

berkepanjangan atau berulang. Fraktur stress, juga disebut fraktur

kelelahan (fatigue fracture), biasanya terjadi akibat peningkatan drastis

tingkat latihan pada seorang atlet Fraktur, atau pada permulaan

aktivitas baru karena kekuatan otot meningkat secara lebih cepat

dibandingkan kekuatan tulang.

stres biasanya terjadi pada mereka yang menjalani olah raga daya

tahan misalnya lari jarak jauh.


17

Berdasarkan klinis:

a. Fraktur compound (terbuka) yaitu fraktur yang menyebabkan

robeknya kulit.

b. Fraktur sederhana (tertutup) merupakan fraktur yang tidak Efek

fraktur tulang (Corwin, 2001).

Sewaktu tulang patah, maka sel-sel tulang

akan mati. Perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat

patah dan ke dalam jaringan lunak disekitar tulang

tersebut. Jaringan lunak biasanya juga mengalami

kerusakan. Reaksi peradangan hebat timbul setelah

fraktur. Ditempat patah terbentuk bekuan fibrin

(hematom fraktur) dan berfungsi sebagai jalan untuk

melekatnya sel-sel tulang baru. Aktivitas osteoblas

segera memulai dan terbentuk tulang baru imatur yang

disebut kalus. Bekuan fibrin direabsorpsi dan sel-

sel tulang baru perlahan mengalami remodeling

untuk membentuk tulang sejati. Tulang sejati

menggantikan kalus dan secara perlahan mengalami

kalsifikasi. Penyembuhan memerlukan waktu beberapa

minggu sampai beberapa bulan. Penyembuhan

dapat terganggu atau terlambat apabila hematom fraktur

atau kalus rusak sebelum tulang sejati terbentuk atau

apabila sel-sel tulang baru rusak selama proses kalsifikasi

dan pengerasan.
18

c. Dislokasi

Dislokasi merupakan hubungan antara tulang rawan yang satu

dengan tulang rawan yang lainnya pada suatu persendian

sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya (Corwin, 2001)

d. Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah penyakit tulang degenerative yang ditandai

oleh hilangnya tulang rawan sendi (articular). Tanpa adanya tulang

rawan Efek fraktur tulang (Corwin, 2001)

Sebagai peyangga, maka tulang dibawahnya akan mengalami

iritasi yang akhirnya menyebabkan degenerasi sendi. Osteoarthritis

dapat timbul secara idiopatik (tanpa diketahui sebabnya) atau timbul

setelah trauma (Corwin, 2001).

e. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan suatu penyakit tulang metabolic yang

ditandai oleh reduksi kepadatan tulang sehingga mudah terjadi patah

tulang.

Osteoporosis terjadi sewaktu kecepatan absorpsi tulang melebihi

kecepatan pembentukan tulang. Tulang yang dibentuk normal, namun

jumlahnya terlalu sedikit sehingga tulang menjadi lemah. Semua

tulang dapat mengalami osteoporosis, walaupun osteoporosis timbul di

tulang tulang panggul, paha, pergelangan tangan, dan kolumna

vertebralis (Corwin, 2001)

f. Osteomielitis

Osteomielitis merupakan infeksi akut tulang yang dapat terjadi


19

karena penyebaran infeksi dari darah. Osteomielitis biasanya

disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau mikro-organisme lainnya.

Osteomielitis sulit diobati karena dapat terbentuk abses local. Abses

tulang biasanya memiliki pendarahan yang sangat kurang, dengan

demikian, penyampaian sel-sel imun dan antibiotik terbatas. Apabila

infeksi tulang tidak diobati secara segera dan agresif, nyeri hebat dan

ketidakmampuan permanen dapat terjadi osteomielitis. (Corwin, 2001)

g. Avascular Nekrosis

Avascular nekrosis merupakan hilangnya atau terputusnya suplai

darah pada suatu bagian tulang sehingga menyebabkan kematian

tulang tersebut.

h. Tumor

Tumor merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan

adanya pertumbuhan massa atau adanya pertumbuhan jaringan

abnormal dalam tubuh. Tumor adalah massa padat besar, meninggi

dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin, 2001).


20

2.1.3 Teknik pemeriksaan Ct - Scan wrist joint (Teknik

Pemeriksaan CT Scan wrist joint Menurut (bontrager,s, 2018).

1. Persiapan Pasien.

a) Pasien di persilahkan untuk melepaskan aksesoris seperti gelang dan jam

tangan dan cincin jika memakai aksesoris di tangan segera lepas jika tidak

memakai pasien di persilahkan tiduran.

2. Verifikasi Identitas Pasien

a) Memanggil nama pasien dengan lengkap dan disertai pengecekan

umur/tanggal lahir

b) Beri penjelasan kepada pasien mengenai teknik pemeriksaan yang akan

dilakukan.

3. Identitas Pasien

Nama Pasien : TN. R

Umur : 29 Tahun

Klinis : Fraktur

4. Posisi Pasien

Pasien terlentang atau tengkurap supine Atur tangan kanan atau tangan kiri

yang sakit lurus ke depan gantry Bagian yang masuk ke dalam gantry adalah

tangan yang sakit terlebih dahulu (hand first) Selimutkan pasien agar pasien

merasa nyaman
21

Lihat gambar 2.5 Posisi pasien ct – scan wrist joint (Merril’s, 2014).

5. Posisi Obyek

Pasien diposisikan berdiri atau tiduran telungkap di meja gantry pemeriksaan

Tangan pasien dalam posisi true supine dan letakkan wrist pada sisi kanan kaset

(bisa kanan / kiri Beri pengikat dan fiksasi agar meminimalisasi pergerakan pasien

jika dibutuhkan.

a. Nyalakan lampu indicator pada gantry dan atur centrasi pasien yaitu Arahkan

pertengahan sinar pada pertengahan carpals dan posisi digiti sedikit di

tinggikan

b. Apabila posisi sudah tepat, Matikan lampu indicator.

c. Petugas masuk keruang control dan menutup semua pintu ruang pemeriksaan

CT Scan.

6. Proses scaning

Pada sisi sebelah kiri bawah kolom tugas axamination (pemeriksaan), klik

ikon patient register (pendaftaran pasien).


22

Lihat gambar 2.6 Pasien Register (bontrager,s, 2018)

Di kotak dialog patient register, masukkan data pasien sesuai dengan

lembaran pengantar berupa nama, No. MR, tanggal lahir, jenis kelamin, umur,

jenis pemeriksaan, radiografer dan posisi pasien. Lalu klik “exam” untuk memulai

scaning.

Lihat gambar 2.7 Proses input data pasien

Setelah itu muncul protokol patient model dialog. Langsung pilih posisi

pasien lalu klik OK tidak perlu memilih pemeriksaan yang akan dilakukan karena

pada protokol patient registration sudah kita pilih jenis pemeriksaan yaitu

ekrimitas atas wrist joint untuk pasien dewasa.


23

Lihat gambar 2.8 Pilihan jenis pemeriksaan

Buat scannogram terlebih dahulu untuk menentukan FOV scanning dengan

mengklik “Start” pada kotak kontrol.

Lihat Gambar 2.9 Tombol start

Setelah gambaran sudah terdapat di monitor maka atur batas atas bawah dan

samping gambar yaitu mencangkup tangan kiri.

Lihat Gambar 2.10 Proses scaning


24

Setelah itu lakukan scan wrist joint, ketik pada comment CT Wrist Joint

setelah itu klik “load” lalu move dan tekan “start”. Setelah itu buat recon job atau

edit parameter di kolom subtugas rekon dengan mengatur slice 1.5 mm lalu klik

“RECON.

Lalu habis itu pilih local data base lalu cari data pasien lewat folder yang

mau di recon setelah tabel nama pasien muncul klik extr Combi 1.0 B40s lalu

klik dua kali .

Lihat Gambar 2.11 Data atau folder

setelah di klik folder datanya kemudian masuk ke recon proses editing

Lihat Gambar 2.12 Proses recontuksi gambar

Setelah masuk ke recon masuk ke editing dan di bikin axial.


25

Lihat Gambar 2.13 Proses Identifikasi Hasil foto ax, sagital ,coronal

Lalu dibikin irisan potongan sagital ct – wrist Joint

Lihat Gambar 2.14 Irisan potongan sagital ct – wrist Joint

Lalu setelah potongan axial dan sagital udah di buat irisan potoongan lalu kita

buat potongan coronal ct wrist joint dengan klinis fraktur.

Lihat Gambar 2.15 Potongan coronal pada wrist joint


26

Habis semuanya di potong lalu klik proses filming untuk masuk ke tahap print

atau cetak.

Lihat Gambar 2.16 Proses filming

Kriteria Radiograf

Tampak struktur midmetacarpals dan proximal metacarpals; carpals;

distal radius, ulna, dan sendi, Tampak soft tissue dan trabecular.

2.1.4 Proteksi radiasi

Definisi proteksi radiasi

Menurut Bapeten (2013) proteksi radiasi merupakan Proteksi Radiasi

adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak

akibat Paparan Radiasi.

1. Tujuan proteksi radiasi

Tujuan proteksi radiasi menurut Rasad (2005) yaitu :

a. Pada pasien : dosis radiasi diberikan harus sekecil keharusan klinis.

b. Pada personil : dosis radiasi yang diterima harus ditekan serendah

mungkin dan dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi

dosis maksimum yang diperkenankan.

2. Proteksi radiasi yang diterapkan


27

a. Proteksi radiasi pasien

Untuk pasien perlu diperhatikan :

1. Pemeriksaan sinar X hanya atas permintaan seseorang dokter.

2. Membatasi luas lapangan penyinaran seluas daerah yang di periksa .

3. Menggunakan faktor eksposi yang tepat, serta memposisikan pasien

dengan tepat sehingga tidak terjadi pengulangan foto.

4. Menggunakan apron dan gonad shield pada waktu pemeriksaan.

b. Proteksi radiasi pasien

Untuk proteksi ini diperhatikan :

1. Hindari penyinaran bagian-bagian tubuh yang tidak terlindung.

2. Pemakaian sarung tangan, apron atau gaun pelindung yang berlapis

Pb.

3. Gunakan alat-alat pengukur sinar rontogen.

4. Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor atau rusaknya

perlengkapan pelindung berlapis md.

2.1.5 Definisi ct – scan

Computed Tomography Scan atau CT - Scan adalah prosedur pemeriksaan

yang memanfaatkan teknologi komputer khusus dan sinar-X untuk melihat

jaringan dan struktur didalam tubuh melalui berbagai sudut.

Dibandingkan dengan rontgen biasa, gambar yang akan dihasilkan oleh

CT Scan akan lebih detail. Melalui hasil prosedur ini, dokter dapat melakukan

analisis secara mendalam mengenai kondisi jaringan lunak, pembuluh darah, dan

tulang. Beberapa tipe pasien yang membutuhkan prosedur pemeriksaan.


28

2.1.6 Parameter ct wrist joint

Parameter Scanning topogram

kV : 130

mAs : 629

GT : 0.0

Slice : 4.0 mm

Scan Time : 1084 S

Delay :3S

Direction : Craniocaudal

Parameter Scanning

kV : 130

eff. mAs : 32

ref. mAs : 629

GT : 0.0

Slice : 4.0 mm

Scan Time : 1084 S

Delay :3S

CTDvol : 4.54 mGy( 32 cm )

DLP : 123.02 mgy cm

Rotation Time : 0.3 S

Pitch : 0.3 S

Kernel : B40s medium

Recon Increment : 0,7 mm


29

Window : Extremity

Direction : Craniocauda

2.2 Kerangka Teori

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka kerangka konsep karya tulis

ilmiah kali ini dapat dijabarkan sekema sebagai berikut:

Lihat Gambar 2.17 Kerangka Teori

Teknik Radiografi pemeriksaan Ct – Scan wrist


joint dengan klinis fraktur di RSUD KOJA

Persiapan Pasien

Persiapan Alat

Teknik Radiografi pemeriksaan


Ct – Scan wrist joint dengan klinis
fraktur

Hasil dan Gambaran

Radiologist Wawancara Radiografer

Hasil dan Kesimpulan


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian karya tulis ilmiah ini jenis penelitian yang digunakan ialah

deskriptif di lapangan.

3.1.2 Desain Penelitian.

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan design metode penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif, yaitu berupa penelitian dengan pendekatan studi kasus,

observasi serta pengamatan di lapangan secara langsung.

3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian karya tulis ini mulai bulan April 2023 DI RSUD KOJA

3.2. Subyek Penelitian atau Responden

Responden pada penelitian ini adalah radiografer yang berjumlah 3 orang

dan dokter radiolog sebanyak 2 orang dan 3 orang pasien .

3.3. Definisi Operasional

1. Input yaitu pasien pemeriksaan CT Scan wrist joint pada kasus fraktur

2. Proses adalah penatalaksanaan pemeriksaan CT Scan wrist joint pada kasus

fraktur

3. Output adalah yang di hasilkan gambaran radiografi pemeriksaan CT Scan

wrist joint yang telah di olah pada tampilan komputer di instalasi RSUD

KOJA dan hasil responden diolah untuk memperoleh kesimpulan.


31

3.4. Pertanyaan Penelitian

Untuk Radiografer

- Apakah ada persiapan pasien untuk pemeriksaan ct scan wrist joint?

- Apakah ada persiapan alat untuk meriksa ct – scan wrist joint ?

- Berapa pitch yang di gunakan untuk meriksa ct scan wrist joint ?

- Mengapa hanya di lakukan 1 proyeksi saja yaitu ap ?

- Bagaimana persiapa alat dan bahan pemeriksaan ct wrist joint ?

Untuk Dokter Radiolog

- Bagimana apakah ada riwayat fraktur di area wrist joint nya?

- Indikasi apa saja yang memerlukan pemeriksaan ct scan wrist joint ?

- Apa saja yang dapat di evaluasi pada pemeriksaan ct – wrist joint?

- Apa tujuan nya di lakukan pemeriksaan ct – scan wrist joint ?

3.5. Instrumen Penelitian

a. Lembar Kerja

Pada penelitian ini peneliti menggunakan lembar kerja untuk mencatat

informasi serta data penatalaksanaan CT Scan Wrist Joint dengan klinis fraktur

yang didapat dari hasil observasi.

b. Lembar Wawancara

Pada penelitian ini peneliti menggunakan lembar wawancara untuk

mendapatkan data mengenai penatalaksanaan CT Scan Wrist Joint dengan kasus

fraktur secara lisan dan pihak-pihak yang berkompeten di bidang CT Scan.


32

3.6. Metode Pengumpulan data

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa

macam metode yaitu:

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung di Instalasi Radiologi RSUD

Koja untuk mengetahui teknik pemeriksaan radiografi CT -scan wrist joint

dengan klinis fraktur.

b. Wawancara

Penulis mengumpulkan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan melalui

wawancara dengan Dokter Radiologi, Radiografer.

c. Dokumentasi

Penulis memperoleh data dari dokumen yang berhubungan dengan teknik

pemeriksaan CT scan wrist joint dengan diagnosa fraktur di Instalasi

Radiologi RSUD Koja dalam bentuk hasil radiografer, form permintaan foto

dan hasil bacaan dokter spesialis radiologi.

3.7. Pengolahan Data

Pengolahan dan Analisis Data Data akan diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara mendalam dengan radiolog, dan radiografer tentang pemeriksaan CT

scan wrist joint di Instalasi Radiologi RSUD Koja. Kemudian data penelitian yang

telah terkumpul dari hasil observasi dan wawancara disusun dalam bentuk

transkip observasi dan transkip wawancara. Berdasarkan hasil transkip tersebut

kemudian dilakukan reduksi data. Adapun reduksi data ini dilakukan untuk

menyaring data yang lebih informatif dan mengurangi data yang sekiranya kurang
33

bermanfaat. Kemudian setelah data direduksi selanjutnya dibuat koding terbuka

yang bertujuan untuk menentukan kategori data berdasarkan tujuan penelitian

sehingga mudah untuk dianalisa dan memudahkan validitas dari data yang telah

terkumpul. Setelah dilakukan koding terbuka data dianalisis yang disajikan dalam

bentuk kuotasi yang bertujuan untuk mendiskripsikan hasil penelitian sehingga

dapat ditarik suatu kesimpulan.

3.8. Etika Penelitian (Etika Clearence)

Etika dalam suatu penelitian harus ada etika clearance karena penelitian di

bidang radiologi akan berhadapan langsung dengan pasien. Dalam penelitian ini

sebelum peneliti mengajukan permohonan ijin pengambilan data kepada Kepala

radiologi tempat penelitian, Setelah mendapatkan persetujuan barulah dilakukan

penelitian dengan memperhatikan etika-etika sebagai berikut:

a. Informed Consent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dan sukarelawan, tujuan informed

consent adalah untuk menjelaskan prosedur penelitian agar sukarelawan mengerti

dan memahami maksud dan tujuan penelitian, mengetahui keuntungan dan

kerugian dari penelitian ini. Jika sukarelawan setuju maka harus menandatangani

informed consent sebagai tanda bukti bahwa sukarelawan memang mau menjadi

objek penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun.

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Merupakan etika dalam penelitian di bidang radiologi dengan cara tidak

mencantumkan nama sukarelawan pada lembar ukur dan hanya menuliskan kode

pada hasil penelitian.


34

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Merupakan etika penelitian dengan menjamin kerahasiaan sukarelawan

tentang informasi apapun dan kepada siapapun, hasil data yang akan diperoleh

dari masing-masing sukarelawan akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

d. Nonmaleficience (terhindar dari cedera dan tidak membahayakan)

Sebelum penelitian atau pengambilan data dilakukan, terlebih dahulu

diberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian serta diberikan

penjelasan kepada responden bahwasanya penelitian ini tidak membahayakan atau

tidak menimbulkan dampak yang merugikan. Selama penelitian berlangsung, jika

responden atau keluarga merasa tidak nyaman maka dapat mengundurkan diri

kapan saja.

e. Beneficience (Bermanfaat atau Melakukan yang Baik untuk Kemanusiaan)

Prinsip ini adalah memaksimalkan manfaat dan meminimalkan kerugian.

Peneliti menjelaskan tentang keuntungan apabila responden berpartisipasi

dalam penelitian ini, yaitu dapat memperjelas hasil citra yang dihasilkan dan

membantu radiolog secara visual menegakkan diagnosa kelainan yang terjadi.

f. Autonomy (Kebebasan untuk Diri Sendiri)

Penelitian ini memberikan kebebasan atas hak sampel atau keluarga membuat

keputusan sendiri. Dalam hal ini sebelum melakukan penelitian, peneliti harus

meminta persetujuan kepada calon sampel atau keluarga apakah bersedia menjadi

sampel penelitian dengan diberikannya informed consent yang mencakup judul

penelitian, apa yang akan dilakukan dalam penelitian, dan output yang diinginkan

peneliti dalam penelitian ini.

g. Justice (Adil dan Tidak Membeda-Bedakan)


35

Penelitian ini tidak membeda-bedakan sampel. Semua sampel mendapatkan

perlakuan yang sama sebelum, selama, dan sesudah penelitian. Semua sampel

mendapatkan intervensi sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti juga tidak

membeda-bedakan sampel berdasarkan agama, suku dan budaya, serta status

sosial ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Noerwidi, S., & Arkeologi, B. (n.d.). Perkiraan Tinggi Badan.

Kustoyo, B., & Harahap, V. (2019). Radiografi Os Wrist joint Di Instalasi


Radiologi Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi Kabupaten Karo. 7(1),
35–40.

Ihza, M. A. B., Tekwan, G., & Mu’ti, A. (2022). Gambaran Karekteristik Fraktur
Radius Distal di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017-
2019. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 4(2), 161–167.
https://doi.org/10.25026/jsk.v4i2.929

Suhail Ahmad, N. S. B., Rahmadian, R., & Yulia, D. (2021). Gambaran Kejadian
Fraktur Wrist Joint di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016- 2018.
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 1(3).
https://doi.org/10.25077/jikesi.v1i3.82

Kustoyo, B., & Harahap, V. (2019). Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Efarina
Etaham Berastagi Kabupaten Karo. 7(1), 35–40.

Susanti, Y., & Surya Purnama, A. (2021). Asuhan Keperawatan Tn. D dengan
Post Operasi Orif Fraktur wrist joint Dextra di RS Kardinah Tegal.

Jurnal Sosial Sains, 1(9), 1129–1141. https://doi.org/10.36418/sosains.v1i9.208

Wicaksana, A. (2016). 済 無 No Title No Title No Title.


Https://Medium.Com/,1–6.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf

Souisa, F., Sudarsana, B., Fisika, J., & Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
F. (2014). Pengaruh Perubahan Jarak Obyek Ke Film Terhadap
Pembesaran Obyek Pada Pemanfaatan Pesawat Sinar-X, Typpe Cgr.
Agustus, 15(2), 15–21.

Alihar, F. (2018). No Title 39–37 ,66 ,‫הקיווי ענף‬: ‫מצב תמונת‬. ‫הנוטע עלון‬.
https://www.fairportlibrary.org/images/files/RenovationProject/Concepst_
cost_estimate_accepted_031914.pdf

Anda mungkin juga menyukai