Hala
man
Sampul Dalam ................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Abstrak ............................................................................................................. v
Abstract ............................................................................................................ iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
Daftar Tabel ..................................................................................................... vi
Daftar Gambar ................................................................................................. v
Daftar Singkatan .............................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.3.1 Tujuan umum ......................................................................... 4
1.3.2 Tujuan khusus ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Akademis ................................................................. 4
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................... 4
1
2.3.1 Defenisi Joint Mobilisation.................................................... 8
2.3.2 Manfaat Joint Mobilisation..................................................... 8
2.3.3 Jenis Joint Mobilisation.......................................................... 8
2.3.4 Mekanisme Joint Mobilisation............................................... 9
2.5 Tinjauan Tentang Nyeri dan Skala nyeri............................................ 9
2.5.1 Defenisi Nyeri........................................................................ 8
2.5.2 Proses Nyeri............................................................................ 8
2.5.3 Visual Analog Scale (VAS).................................................... 8
2.6 Timjauan Alat Ukur Aktivitas Fungsional ........................................ 9
2.6.1 Pengertian .............................................................................. 9
2.6.2 WOMAC ................................................................................ 9
2.6.3 Penggunaan WOMAC ........................................................... 9
2.6.4 Indeks Pengukuran Fungsional Genu .................................... 9
2.6.5 Penilaian dan Interpretasi WOMAC ...................................... 9
LAMPIRAN .................................................................................................... 34
2
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perubahan pada membran sinovial yang disertai nyeri dan kekakuan yang
adalah bentuk arthritis yang paling umum terjadi yang mengenai mereka
di usia lanjut atau usia dewasa dan salah satu penyebab terbanyak
4
tubuh ketika berdiri, berjalan dan merupakan unit fungsional primer dalam
melompat, dan lain-lain. Sendi lutut terbentuk oleh tibiofemoral joint dan
pattelofemoral joint. Kemudian dilapisi oleh kapsul sendi yang lentur, dan
Pada sendi tibiofemoral dibentuk oleh tulang tibia dan femur dan
femur dilapisi oleh kartilago hyaline, dan pada ujung permukaan tulang
5
untuk mengurangi gaya friksi antar kedua permukaan tulang selama
(Hall, 2020).
Sendi lutut diperkuat oleh grup otot besar yang berfungsi sebagai
penggerak utama dan juga berfungsi untuk stabilitas aktif sendi lutut.
Beberapa grup otot tersebut adalah otot quadriceps femoris dan otot
dengan arah tarikan yang berbeda-beda setiap bagian otot, sedangkan otot
2.1.3 Etiologi
lutut, yaitu:
2.1.3.1 Usia
mencapai 5%, pada usia 40-60 tahun 30%, dan pada usia > 61
6
menunjukkan pada kelompok usia terbanyak yang mengalami OA
adanya tekanan dan gesekan secara terus menerus pada sendi lutut.
7
sama pada pria dan wanita, tetapi di atas 50 tahun prevalensi OA
lutut lebih banyak pada wanita, terutama pada sendi lutut. Wanita
gejala klinis seperti kekakuan di pagi hari, bengkak pada sendi, dan
2020).
8
sendi lutut saat menopang badan. Peningkatan berat badan akan
melipat gandakan beban pada sendi lutut saat berjalan, tiga hingga
empat kali berat badan dibebankan pada sendi lutut pada saat tubuh
2.1.3.4 Deformitas
2019)
9
pertumbuhan dan beberapa faktor pertumbuhan protein matriks
secara berbeda pada pria dan wanita dan di berbagai situs tubuh
(Hackinger, 2017).
2019)..
lutut, maka akan semakin tingi juga terjadinya resiko trauma pada
sendi lutut. Selain itu, adanya riwayat cedera atau kecelakaan dan
10
OA lutut. Kelemahan otot quadrisep juga berhubungan dengan
lutut, seperti berdiri terlalu lama yaitu lebih dari dua jam perhari,
tangga. Pada atlit sepak bola, marathon dan kung fu juga berisko
11
Penyakit tulang dan sendi yang meningkatkan risiko
12
menjadi peripheral dan spina. OA primer sering dihubungkan dengan
proses degeneratif (Lespasio et al, 2017). Pada orang yang sudah lanjut
usia volume air pada tulang muda mengalami penurunan, begitu pula
inflamasi, mobilisasi terlalu lama dan faktir resiko lain seperti obesitas
2.1.5 Patogenesis
13
kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas diketahui.
kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi. Pada proses
memberikan tekanan yang berlebihan pada serabut saraf dan tentu saja
dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks
14
penyempitan rongga sendi. Pada tepi sendi akan timbul respons
15
angina lewat subkondral yang diketahui mengandung ujung saraf
2018).
Penyebab rasa sakit itu dapat juga berupa akibat dari dilepasnya
otot ekstraartikuler akibat kerja yang berlebihan. Sakit pada sendi juga
saraf yang berasal dari medulla spinalis serta kenaikan tekanan vena
rawan sendi akan retak dan terjadi fibrilasi serta fisura yang lama-
2018)
16
Gambar 2.2 Osteoartritis Genu/ lutut
Sumber : Radilustyasari, T., & Leonas, R. (2019)
17
Gambar 2.3. Foto Rontgen Osteoarthitis Genu
Sumber: Radilustyasari, T., & Leonas, R. (2019)
1. Nyeri
18
Nyeri yang dirasakan pada pasien OA lebih diakibatkan oleh karena
dapat juga dirasakan 18 selama istirahat ataupun saat malam hari dan hal
2. Joint Stiffness
menit) dapat terjadi setelah tidak melakukan aktivitas atau diam selama
Stiffness dikatakan juga sebagai gel phenomenon atau joint gelling yang
3. Krepitasi
Krepitasi terjadi pada saat terjadi pergerakan pada lutut, ini diakibatkan
oleh gesekan yang dihasilkan oleh kedua permukaan katrilago yang telah
kasar akibat erosi selama gerakan sendi. (Dziedzic & Hammond, 2010).
tungkai bawah atau meminta pasien untuk bangun dari tempat duduk dan
19
4. Kelemahan Otot
nyeri pada batas akhir gerakan merupakan gejala klinis utama dari OA
gerakan sehingga terjadi deviasi dan memberikan stress kontak yang besar
pada salah satu sisi, serta hilangnya proses artrokinematika slide selama
6. Gangguan Keseimbangan
keseimbangan normal seperti berdiri atau berdiri dengan satu kaki dalam
20
tersebut adalah karena adanya kelemahan otot yang memberikan stabilisasi
aktif pada lutut selama aktivitas berdiri (Chen et al, 2020). Suatu
insiden jatuh pada lansia (β= -34,4, p ≤ 0,0001) (Vennu & Bindwas,
memiliki OA lutut memilki status keshatan yang rendah dan buruk, serta
lebih dari 50% melaporkan mengalami jatuh pada tahun. Nyeri kronis
2.1.8 Diagnosis
Nyeri sendi merupakan keluhan utama yang dirasakan setelah aktivitas dan
21
menghilang setelah istirahat. Bila progresifitas OA terus berlangsung
terutama setelah terjadi reaksi radang (sinoritis) maka nyeri akan terasa
gerakan aktif dan pasif yang disertai nyeri, tidak jarang juga saat dilakukan
dengan makin beratnya penyakit, hal ini terjadi akibat adanya gesekan
penderita OA mengalami nyeri dan kaku sendi pada saat udara dingin, ini
ini antara lain adalah masalah instabilitas pada penderita saat naik turun
tangga, nyeri pada lipatan paha yang menjalar sampai paha depan. Pada
adanya osteofit pada tepi sendi, dan perubahan struktur anatomi sendi
22
2.1.9 Penatalaksanaan Terapi
23
2.1.9.2 Terapi farmakologis
(Rodriguez, 2018).
tindakan local
24
4) Ditujukan untuk mengoreksi beban pada sendi agar distribusi
2018).
25
2.2.3 Jenis Theraputic Exercise
a. Hold Relax
Hold Relax adalah teknik yang menggunakan kontraksi optimal
secara isometrik (tanpa terjadi gerakan) kelompok otot
antagonis yang dilanjutkan dengan rileksasi kelompok otot
tersebut (prinsip reciprocal inhibition dengan mengulur dan
menambah LGS lutut pada arah berlawanan dengan otot
tersebut). Tujuan dari hold relax adalah (1) memperbaiki
rileksasi pola antagonis (2) memperbaiki mobilisasi, (3)
menurunkan nyeri, (4) menguatkan pola gerak agonis sehingga
dapat menambah LGS (Kisner, 2017).
b. Free active exercise
Free active exercise merupakan terapi latihan yang dalam
penyelenggaraan gerakan dikerjakan oleh kekuatan otot yang
bersangkutan, dengan tidak menggunakan suatu tahanan dari
luar, kecuali grafitasi (Priatna, 1985). Dimana gerakan yang
berasal dari otot itu sendiri yang bertujuan untuk
meningkatkan fleksibilitas jaringan (Kisner, 2017).
c. Ressisted active movement
Ressisted active movement pada prinsipnya adalah latihan aktif
dengan memberikan tahanan (resistance) dari luar terhadap
otot-otot yang sedang berkontraksi dalam membentuk suatu
gerakan. Bermacam-macam bentuk tahanan dapat diberikan
pada otot yang berkontraksi, antara lain : (1) manual, (2)
weight (pemberat), (3) spring/per (Priatna, 1985). Efek yang di
dapat dari latihan ini juga ditujukan pada jaringan non
kontrakti seperti tulang, tendon, dan ligamen dimana latihan
ini memberikan efek berupa pemeliharaan kekuatan tendon
dan ligamen (Kisner, 2017).
2.2.4 Mekanisme Theraputik Exercise menurunkan nyeri dan
meningkatkan fungsional
26
Pemberian Hold Relax agonist contraction akan
mengakibatkan penurunan spasme akibat aktivasi golgi tendon
organ, dimana terjadi pelepasan perlengketan fasia intermiofibril
dan pumping action pada sisa cairan limfe dan venosus,
sehingga (venous return dan limph drainage meningkat yang
kemudian akan meningkatkan vaskularisasi jaringan sehingga
elastisitas jaringan meningkat berpengaruh terhadap penurunan
nyeri (Kisner, 2017)
Selain Itu penguluran secara pasif dapat memperpanjang
komponen kontraktil atau nonkontraktil dari unit
musculotendinoeus dimana gaya yang diberikan dari luar dan
diberikan secara manual (Kisner, 2017). Penguluran unit
musculotendinoeus tersebut berakibat membangkitkan refleks
regang atau refleks myotatik, sehingga menyebabkan
peningkatan ketegangan (spasme) otot. Itulah sebabnya
mengapa penguluran secara pasif biasanya didapatkan hasil
penambahan LGS yang kurang maksimal
strengthening exercise secara terus menerus memberikan
efek adaptasi pada kontraksi otot yang terjadi semakin besar
rangsangannya. Latihan penguatan yang teratur menyebabkan
hipertrofi otot dengan peningkatan jumlah dan ukuran miofibril,
kepadatan pembuluh darah kapiler, saraf tendon dan ligament
dan total kontraktil pada protein miosin yang meningkat secara
proporsional. peningkatan serat muscle fibers (fast twitch)
mengakibatkan peningkatan kecepatan kontraksi otot. Kekuatan
otot juga disebabkan oleh perubahan dalam biokimia otot seperti
peningkatan konsentrasi kreatin fosfat dan adanya adaptasi
sistem saraf untuk mendukung pasien dalam melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan fungsi sendi seperti berdiri,
jongkok atau berjalan. Kegiatan sehari-hari ini membutuhkan
27
muscle strength, muscle endurance, muscle flexibility and joint
motion. (Syamsia & Aras .2020)
Disamping itu stretching exercise juga meningkatkan
aktivitas fungsional karena peregangan menstimulasi autogenic
inhibitions, sesuai dengan hukum Sherrington jika otot mendapat
stimulasi untuk kontraksi. Reseptor penting dalam refleks
regangan terbalik adalah organ tendon Golgi. Dengan demikian,
kontraksi otot yang kuat dari fleksi lutut akan merangsang otot
agonis sehingga terjadi impuls ke medula spinalis tepatnya di
inhibitor interneuron yang menghasilkan inhibitory response
terhadap otot melalui serabut saraf motorik sehingga terjadi
rileks otot. Sementara itu, stretching menyebabkan
meningkatkan aliran darah dan membawa nutrisi ke otot dan
membuang limbah metabolisme dari otot dan mempercepat
pemulihan cedera otot dengan meningkatnya fleksibilitas otot
membantu pasien genu OA dapat melakukan aktivitas sehari-
hari tanpa ada batasan gerak. (Syamsia & Aras .2020)
Mobilisasi sendi adalah teknik manual terapi yang terdiri dari rangkaian
kemampuan gerak pasif dari suatu sendi atau jaringan lunak (atau
28
menghentikan gerakannya karena didasari oleh gerak arthrokinematika
berupa traksi dan slide memiliki efek pada struktur sendi dan
mekanisme joint play movement yaitu roll gliding dan traksi serta kompresi.
a) Roll gliding adalah kombinasi antara gerakan rolling dan gliding yang hanya
bisa terjadi pada permukaan sendi lengkung yang tidak kongruen. Rolling
adalah gerakan permukaan sendi bilamana perubahan jarak titik kontak pada
satu permukaan sendi sama besarnya dengan perubahan jarak titik kontak
permukaan sendi dimana hanya ada satu titik kontak pada satu permukaan
sendi yang selalu kontak dengan titik-titik kontak yang baru (selalu berubah).
29
b) Traksi adalah gerakan translasi tulang yang arahnya tegak lurus dan
terhadap arah bidang terapi, dan kedua permukaan sendi saling mendekat
sehingga kadar air dan matrik di jaringan dapat meningkat dan jaringan
semakin elastis. Selain itu unsur gerak traksi hampir sama dengan gerak
fisiologis dari sendi lutut pada gerakan fleksi sehingga dapat menambah
(Negara, 2013).
30
2.4 Tinjauan Nyeri dan Skala Nyeri
2.4.1 Pengertian Nyeri
Nyeri adalah suatu sensasi yang disebabkan karena rusaknya
jaringan, bisa dikulit sampai jaringan yang paling dalam. International
Association for the Study of Pain, mendefinisikan nyeri sebagai suatu
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan
dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. Pada umumnya orang
mempersepsikan bahwa nyeri adalah fenomena yang murni tanpa
mempertimbangkan bahwa nyeri juga mempengaruhi homeostatis tubuh
yang akan menimbulkan stres untuk memulihkan homeostasis tersebut
(Melzack, 2009).
2.4.2 Proses terjadinya nyeri
(Ganong, 2019).
1. Proses Transduksi
31
trauma baik trauma pembedahan atau trauma lainnya
2019).
2. Proses Transmisi
3. Proses Modulasi
32
Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf
4. Persepsi
bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam
hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
2017).
33
Adapun alat instrument yang dapat digunakan untuk mengukur
intensitas atau derajat nyeri dapat diukur melalui 4 metode yang umum
(VAS), Numerical Rating Scale (NRS) dan Faces Rating Scale (Andrew
S.C, 2008). Yang digunakan dalam penelitian ini adalah Visual Analogue
Scale.
sejak abad ke-20. Sekitar tahun 70an Huskisson mempopulerkan alat ukur
pada VAS. Pengukuran dengan VAS ini bisa dilakukan untuk menilai
nyeri diam, tekan, dan gerak. Nilai VAS 0 tidak nyeri, nilai 1 sampai 3
nyeri ringan, nilai 4 sampai 6 nyeri sedang, nilai 7 sampai 9 nyeri sedang
sampai nyeri berat terkontrol, dan nilai 10 adalah nyeri berat tidak
34
Gambar 2.4 Visual Analogue Scale (Pengukuran Nyeri)
2.5.1 Pengertian
adalah terdiri dari tiga permasalan yang diukur yaitu nyeri, kekakuan dan
2.5.2 WOMAC
35
Alat ukur ini mulai dikenalkan pada tahun 1982 dan telah
36
digunakan untuk memantau perkembangan penyakit atau untuk
Pain 1. Walking 0 1 2 3 4
2. Stair climbing 0 1 2 3 4
3. Noctunal 0 1 2 3 4
4. Rest 0 1 2 3 4
5. Wight bearing 0 1 2 3 4
Stiffness 1. Morning Stiffness 0 1 2 3 4
2. Ascending stairs 0 1 2 3 4
3. Rising for sitting 0 1 2 3 4
4. Standing 0 1 2 3 4
5. Bending to floor 0 1 2 3 4
6. Walking on flat surfance 0 1 2 3 4
7. Getting in/ out of car 0 1 2 3 4
8. Going Shopping 0 1 2 3 4
9. Putting on socks 0 1 2 3 4
10. Lying in bed 0 1 2 3 4
11. Taking off socks 0 1 2 3 4
12. Rising from bed 0 1 2 3 4
13. Getting in / out of bath 0 1 2 3 4
14. Sitting 0 1 2 3 4
15. Getting on/ off toilet 0 1 2 3 4
16. Heavy domestic duties 0 1 2 3 4
17. Light domestic duties 0 1 2 3 4
2.5.5.1 . Penilaian
37
Skor Keterangan
0 Tidak
1 Ringan
2 Sedang
3 Parah
4 Sangat parah
2.5.5.2 Interpretasi
BAB III
3.1 KerangkaTeori
Metode Therapeutic
Exercise dan Joint
Mobilisation
38
Skala nyeri dan Skala nyeri dan
fungsional sebelum fungsional Setelah
ntervensi intervensi
3.3 Hipotesis
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
pasien.
39
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Populasi Penelitian
berlangsung.
2. Sampel Penelitian
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria Eksklusi
40
Variabel yang diselidiki dalam penelitian ini ada dua, yaitu
3. Alat tulis-menulis
5. Informed consent
menggunakan latihan-latihan gerak tubuh, baik secara aktif maupun pasif yang
terdiri dari berbagaimacam tipe latihan. Therapeutic Exercise dalam hal ini
pada regio Genu adalah Hold Relax Free active exercise dan Ressisted active
movement.
41
Traksi-mobilisasi di pertahankan selama 7 detik atau lebih dengan
3. Visual Analog Scale dalah Alat ukur nyeri berupa penggaris yang
4.7Prosedur Penelitian
42
Tahap Persiapan : Menentukan sampel Pengukuran VAS
persuratan dan penelitian danWOMACsebelum
perizinan intervensi
therapy.
1. Informed Consent
43
yang menolak tidak akan dipaksakan dan tetap menghormati
haknya.
2. Anonimity
3. Confidentiality.
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-aziem, A. A., Soliman, E. S., Mosaad, D. M., & Draz, A. H. (2018). Effect of a
physiotherapy rehabilitation program on knee osteoarthritis in patients with different pain
intensities. Journal of physical therapy science, 30(2), 307-312.
Ahmad, I. W., Rahmawati, L. D., & Wardhana, T. H. (2018). Demographic profile, clinical
and analysis of osteoarthritis patients in Surabaya. Biomolecular and Health Science Journal, 1(1),
34-39.
Bailey, D. L., Holden, M. A., Foster, N. E., Quicke, J. G., Haywood, K. L., & Bishop, A.
(2020). Defining adherence to therapeutic exercise for musculoskeletal pain: a systematic
review. British journal of sports medicine, 54(6), 326-331.
Barrett, K. E., Barman, S. M., & Boitano, S. (2019). Ganong's review of medical physiology
McGraw-Hill Education.
Courtney, C. A., Steffen, A. D., Fernández-De-Las-Peñas, C., Kim, J., & Chmell, S. J. (2016).
Joint mobilization enhances mechanisms of conditioned pain modulation in individuals with
osteoarthritis of the knee. journal of orthopaedic & sports physical therapy, 46(3), 168-176.
De Oliveira Silva, D., Rathleff, M. S., Petersen, K., Azevedo, F. M. D., & Barton, C. J.
(2019). Manifestations of pain sensitization across different painful knee disorders: a systematic
review including meta-analysis and metaregression. Pain Medicine, 20(2), 335-358.
Doherty, M., Abhishek, A., & Hunter, D. (2017). Clinical manifestations and diagnosis of
osteoarthritis. UpToDate (último acceso el 19 de enero de 2016).
Flouzat-Lachaniette, C. H., Roubineau, F., Heyberger, C., & Bouthors, C. (2017).
Distraction to treat knee osteoarthritis. Joint Bone Spine, 84(2), 141-144.
44
Geyer, M., & Schönfeld, C. (2018). Novel insights into the pathogenesis of
osteoarthritis. Current rheumatology reviews, 14(2), 98-107.
Hall, J. E., & Hall, M. E. (2020). Guyton and Hall textbook of medical physiology e-Book.
Elsevier Health Sciences.
Hackinger, S., Trajanoska, K., Styrkarsdottir, U., Zengini, E., Steinberg, J., Ritchie, G. R., ...
& Zeggini, E. (2017). Evaluation of shared genetic aetiology between osteoarthritis and bone
mineral density identifies SMAD3 as a novel osteoarthritis risk locus. Human molecular
genetics, 26(19), 3850-3858.
Hardiyanti, V., Devi, M., Setiawan, I. M. B., & Wungou, H. P. (2020). Correlation of Body
Mass Index and Kellgren-Lawrence Degrees in Genu Osteoarthritis. SCRIPTA SCORE Scientific
Medical Journal, 2(1), 1-5.
Husnah, S. E. (2019). Profil Deformitas Genu Pada Pasien Osteoarthritis Genu Dengan
Obesitas Di Poli Rehabilitasi Medik Rs Universitas Airlangga Surabaya Periode Januari-Desember
2017 (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Kisner, C., Colby, L. A., & Borstad, J. (2017). Therapeutic exercise: foundations and
techniques. Fa Davis.
Kriegová, E., Manukyan, G., Mikulková, Z., Gabcova, G., Kudelka, M., Gajdos, P., & Gallo,
J. (2018). Gender-related differences observed among immune cells in synovial fluid in knee
osteoarthritis. Osteoarthritis and cartilage, 26(9), 1247-1256.
Lespasio, M. J., Piuzzi, N. S., Husni, M. E., Muschler, G. F., Guarino, A. J., & Mont, M. A.
(2017). Knee osteoarthritis: a primer. The Permanente Journal, 21.). Knee osteoarthritis: a
primer. The Permanente Journal, 21.
Lluch, E., Duenas, L., Falla, D., Baert, I., Meeus, M., Sanchez-Frutos, J., & Nijs, J. (2018).
Preoperative pain neuroscience education combined with knee joint mobilization for knee
osteoarthritis. The Clinical Journal of Pain, 34(1), 44-52.
Lo, G. H., Strayhorn, M. T., Driban, J. B., Price, L. L., Eaton, C. B., & Mcalindon, T. E.
(2018). Subjective crepitus as a risk factor for incident symptomatic knee osteoarthritis: data
from the osteoarthritis initiative. Arthritis care & research, 70(1), 53-60.
Luyten, F. P., Bierma-Zeinstra, S., Dell’Accio, F., Kraus, V. B., Nakata, K., Sekiya, I., ... &
Lohmander, L. S. (2018, February). Toward classification criteria for early osteoarthritis of the
knee. In Seminars in arthritis and rheumatism (Vol. 47, No. 4, pp. 457-463). WB Saunders.
Ma, J. D., Chen, C. T., Lin, J. Z., Li, Q. H., Chen, L. F., Xu, Y. H., ... & Dai, L. (2020). Muscle
Wasting Aggravates Rheumatoid Arthritis in Elderly Patients as a Mediator.
Munukka, M., Waller, B., Häkkinen, A., Nieminen, M. T., Lammentausta, E., Kujala, U., ...
& Heinonen, A. (2017). Physical activity is related with cartilage quality in women with knee
osteoarthritis. Medicine and Science in Sports and Exercise, 49.
Monteiro, B. P., Klinck, M. P., Moreau, M., Guillot, M., Steagall, P. V., Pelletier, J. P., ... &
Troncy, E. (2017). Analgesic efficacy of tramadol in cats with naturally occurring
osteoarthritis. PLoS One, 12(4), e0175565.
Namsawang, J., & Muanjai, P. (2020). Effect of Rice Heat Pack on Pain and Functional
Independence in the Elderly with Knee Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial. Journal of
Exercise Physiology Online, 23(3), 101-110.
Nugrahaerani, A.(2020). Pengantar Anatomi Fisiologi Manusia. Anak Hebat Indonesia.
6232443551,9786232443556
Parry, E. L., Thomas, M. J., & Peat, G. (2018). Defining acute flares in knee osteoarthritis:
a systematic review. BMJ open, 8(7), e019804.
Paerunan, C., Gessal, J., & Sengkey, L. S. (2019). HUBUNGAN ANTARA USIA DAN
DERAJAT KERUSAKAN SENDI PADA PASIEN OSTEOARTRITIS LUTUT DI INSTALASI REHABILITASI
MEDIK RSUP. PROF. DR. RD KANDOU MANADO PERIODE JANUARI–JUNI 2018. JURNAL MEDIK
DAN REHABILITASI, 1(3).
45
PADLI, G. (2017). KORELASI SKOR VAS DENGAN SKOR WOMAC PASIEN OSTEOARTHRITIS
LUTUT DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Palembang).
Park, S. J., & Kim, D. D. (2017). The impact of joint mobilization with an elastic taping on
immediate standing balance in patients with knee osteoarthritis. Journal of the Korea
Convergence Society, 8(7), 295-304.
Radilustyasari, T., & Leonas, R. (2019). Accuracy Test of Lequesne Index for Radiology
Imaging in Genu Osteoarthritis. Sriwijaya Journal of Surgery, 2(1), 41-49.
Sherwood, L. (2016). Human physiology: from cells to systems. edn. Cengage Learning.
Rodriguez-Merchan, E. C. (2018). Topical therapies for knee osteoarthritis. Postgraduate
Medicine, 130(7), 607-612.
Sharma, L. (2021). Osteoarthritis of the Knee. New England Journal of Medicine, 384(1),
51-59.
Soeryadi, A., Gesal, J., & Sengkey, L. S. (2017). Gambaran Faktor Risiko Penderita
Osteoartritis Lutut di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado Periode
Januari–Juni 2017. e-CliniC, 5(2).
Skou, S. T., Roos, E. M., Laursen, M. B., Rathleff, M. S., Arendt-Nielsen, L., Rasmussen, S.,
& Simonsen, O. (2018). Total knee replacement and non-surgical treatment of knee
osteoarthritis: 2-year outcome from two parallel randomized controlled trials. Osteoarthritis and
cartilage, 26(9), 1170-1180.
Steele, A., Gonzalez, R., Garbalosa, J. C., Steigbigel, K., Grgurich, T., Parisi, E. J., ... &
Macica, C. M. (2020). Osteoarthritis, osteophytes, and enthesophytes affect biomechanical
function in adults with X-linked hypophosphatemia. The Journal of Clinical Endocrinology &
Metabolism, 105(4), e1798-e1814
Syamsia, F. N., & Aras, D. (2020, April). Influence of stretching and strengthening
exercise on functional activity in Genu Osteoarthritis patients. In Journal of Physics: Conference
Series (Vol. 1529, No. 3, p. 032030). IOP Publishing.
Wagola, T., & Widodo, A. (2016). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Frozen
Shoulder Dekstra EC Capsulitis Adesiva Dengan Modalitas Infra Red (IR) Dan Terapi Manipulasi Di
RS. Aisyiyah Ponorogo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Whittaker, J. L., & Roos, E. M. (2019). A pragmatic approach to prevent post-traumatic
osteoarthritis after sport or exercise-related joint injury. Best Practice & Research Clinical
Rheumatology, 33(1), 158-171.
DAFTAR PUSTAKA
McFaden, ER. (2005), Osteoartritis, In: Kasper, DL. Pauci, AS. Longo, DL.
Draunwald, E. Hauser, SL. Jameson, JL. (eds), Harrison’s Principal of
Medicine, 16th ed, Vol 2, McGraw-Hill, Philladelphia, pp:1508-1515.
Anonymous, Mendels Laws Of Inheritance 2009 Volume IV Gemetocs
Ahmad H asdie Osteoartritis Unit Pelayanan Ilmu Penyakit Dalam FK Gadjah
Mada/ RSUP Sardjito , Yogjakarta Jilid XXII 1990
Negara J. 2013. Penambahan Traksi atau Translasi pada Latihan Gerak Aktif
46
Fisioterapi Pasca Sarjana UNUD.
47